Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik

keperawatan

profesional,

merupakan

praktik

yang

didasarkan pada pengetahuan teoretis yang mantap dan kokoh dari


berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu keperawatan. Berbagai disiplin ilmu
tersebut adalah ilmu biomedik, ilmu perilaku, dan ilmu sosial.
Kesemuanya adalah satu kesatuan yang digunakan sebagai landasan untuk
melakukan pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil tindakan keperawatan serta
penyesuaian atau revisi rencana asuhan keperawatan.
Praktik keperawatan sebagai praktik profesional merupakan praktik
dengan orientasi melayani. Artinya perawat harus mempunyai komitmen
untuk memberikan asuhan keperawatan berdasarkan keahlian yang tinggi
yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan menempatkan pelayanan di
atas kepentingan pribadi. Sebagai suatu praktik yang profesional,
keperawatan mempunyai kode etik dan mempunyai otonomi dalam dalam
menetapkan tindakan yang dilakukan ( Shortrigde dalam Chasca, 1990 ).
Menurut styler dalam Kozier ( 1997 ), otonomi profesi merupakan
karakteristik utama suatu profesi. Perawat mempunyai otonomi mengatur
praktik keperawatan agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
profesional. Selanjutnya Fagin dalam Kozier ( 1988) menyebutkan bahwa
perawat mempunyai tujuh hak untuk menetapkan standard of excellence in
nursing. Standard of excellence in nursing diawali dengan pengembangan
MPKP karena pada MPKP terdapat stuktur dan proses yang mendukung
peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Sistem pemberian asuhan keperawatan dengan model keperawatan
profesional memungkinkan perawat melakasanakan asuhan keperawatan
D III KEPERAWATAN UBT

Page 1

dengan memenuhi aspek aspek/ nilai-nilai profesional; (1) otonomi yaitu


mempunyai kewenangan/otoritas untuk melaksanakan proses keperawatan
secara mandiri dan bukan didasarkan pada instruksi dokter, dan perawat
adalah seseorang yang mempunyai hubungan langsung dan pertama
dengan klien, (2) melakukan asuhan secara berkesinambungan berdasarkan
pada ilmu keperawatan, (3) melakukan kolaborasi dengan pihak lain demi
keuntungan/kepentingan klien, (4) memiliki kekuatan kelompok/profesi
dalam melakukan asuhan keperawatan dan (5) melakukan asuhan
kepreawatan memenuhi kode etik keperawatan. Salah satu MPKP adalah
Model Keperawatan Tim atau yang biasa disebut NURSING TEAM.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian MPKP metode tim?
2. Apa kelebihan dan kelemahan,tujuan serta Konsep MPKP metode
tim?
3. Apa prinsip MPKP metode tim?
4. Bagaimana sistematika MPKP metode tim dan tugas serta tanggung
jawab anggota dari tim?
5. Bagaimana mekanisme dan elemen mendasar dari MPKP metode tim?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian,kelebihan,kelemahan,tujuan serta konsep
MPKP metode tim.
2. Mengetahui prinsip dari MPKP metode tim.

D III KEPERAWATAN UBT

Page 2

3. Mengetahui sistematika,mekanisme dan elemen serta tanggung jawab


dari MPKP metode tim.

BAB II
PEMBAHASAN

Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Tim


Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an yang
digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul
karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat.
Di Indonesia suatu tim keperawatan dapat disusun dan terdiri dari perawat
sarjana atau perawat diploma sebagai ketua tim, perawat lulusan SPK sebagai
anggota dan dibantu pekerja kesehatan atau pembantu perawat.
Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sejumlah pasien selama 8 atau 12 jam. Metode ini lebih menekankan segi
manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok
yang harus ada pada metode tim keperawatan adalah konferensi tim yang
dipimpin ketua tim, rencana keperawatan dan ketrampilan kepemimpinan
1. Pengertian
Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan
profesional dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).

D III KEPERAWATAN UBT

Page 3

Metode

tim

keperawatan

/keperawatan

kelompok

Yaitu

pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan


sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya
(registered nurse).
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua grup
yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.

2. Tujuan Metode Tim, yaitu:


1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
3. Konsep Model Keperawatan Tim
A. Model

keperawatan

tim

sebaiknya

memperhatikan konsep-konsep berikut :

D III KEPERAWATAN UBT

Page 4

dilakukan

sesuai

dengan

a. Ketua Tim sebaiknya perawat yang berpindidikan/berpengalaman,


terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Jika hanya
seorang registered nurse yang bertugas dia harus menjadi ketua
tim. Ketua Tim juga harus mampu menentukan prioritas kebutuhan
asuhan keperawatan klien, merencanakan, melakukan supervisi dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Selain itu harus mampu
memberikan

asuhan

keperawatan

sesuai

dengan

filosofi

keperawatan. Uraian tugas untuk ketua tim dan anggota tim harus
jelas dan spesifik.
b. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan
keperawatan.Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan
untuk tiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan
selalu dinilai kembali untuk validitasnya.
c. Ketua tim harus menggunakan semua teknik manajemen dan
kepemimpinan
d. Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.
Metode tim dapat dilakukan pada shift pagi, sore atau malam di
unit manapun. Sejumlah tenaga dapat terlibat dalam tim, minimal
dua sampai tiga tim. Jumlah atau besarnya tim bergantung dari
banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan tim, terutama
untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga terbatas
B. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua

tim

sebagai

perawat

profesional

harus

mampu

menggunakan tehnik kepemimpinan.


b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.

D III KEPERAWATAN UBT

Page 5

c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim


d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
4. Prinsip Metode Tim
1) Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team
terhadap satu atau sekelompok klien/pasien
2) Team

dipimpin

oleh

seorang

perawat

yang

secara

kliniskompeten, mempunyai kemampuan yang baik dalam


komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin komunikasi,
mengorganisasi, dan memimpin
3) Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan
dengan level kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas
team harus terkoordinasi secara baik
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga profesional,
tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
1. Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim.
2. Kelemahan :

D III KEPERAWATAN UBT

Page 6

a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi


tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada
waktu-waktu sibuk.
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim

c. Akuntabilitas pada tim

d. Pasien mungkin masih menerima fragmentasi pemberian asuhan


keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang
baik dengan pasien.
e. Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan
pasien tidak terpenuhi. Bila di unit tidak cukup dan tidak ada
perawat profesional, maka perawat teknisi yang secara pendidikan
tidak dipersiapkan untuk berperan sebagai pemimpin, sering diberi
tugas untuk memegang peran, sebagai ketua tim

5. Sistematika Metode Tim

Kepala Ruang

Tim
D III
KEPERAWATAN UBT
Perawat

Tim
Page 7
Perawat

Tim
Perawat

Beberapa
Pasien

Beberapa
Pasien

Beberapa
Pasien

Tugas dan Tanggung jawab Kepala Ruang,Ketua Tim,dan Anggota Tim


1. Tanggungjawab Kepala ruang :
a. Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b. Supervisi dan evaluasi tugas staf
c. Memberi pengarahan ketua tim
2. Uraian tugas Kepala Ruang :
a. Perencanaan
1) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
4)

Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan


aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.

D III KEPERAWATAN UBT

Page 8

5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan


6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan .
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat
kepada ketua tim

D III KEPERAWATAN UBT

Page 9

9) Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus


administrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Identifikasi masalah dan cara penanganan
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan
baik
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
4) Menginformasikan

hal-hal

yang

dianggap

penting

dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien


5) Melibatkan

bawahan

yang

mengalami

kesulitan

dalam

melaksanakan tugasnya.
6) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikas : Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksanan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
2) Melalui superfisi : Pengawasan langsung dan tidak langsung.

D III KEPERAWATAN UBT

Page 10

3) Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan


dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua
tim serta melakukan Audit keperawatan.
3. Tanggungjawab ketua Tim :
1) Membuat perencanaan.
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.
3) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien.
4) Mengembangkan kemampuan anggota.
5) Menyelenggarakan konferensi.
6) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
7) Mengkaji setiap klien, mengana lisa, menetapkan rencana
keperawatan (renpra), menerapkan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi renpra
8) Mengkoordinasikan renpra dengan

tindakan medis melalui

komunikasi yang konsisten


9) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas
asuhan keperawatan melalui konfrens
10) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan
oleh anggota tim
11) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan
4. Tanggungjawab anggota tim :

D III KEPERAWATAN UBT

Page 11

1) Memberikan

asuhan

keperawatan

pada

pasien

dibawah

tanggungjawabnya.
2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim
4) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
5) Bertanggung jawab atas

keputusan keperawatan selama

katim tidak ada di tempat


6) Berkontribusi terhadap perawatan
observasi terus menerus
ikut ronde keperawatan
berinterkasi dgn pasien & keluarga
berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah Memberi
laporan.

6. Untuk berfungsinya team, dibutuhkan mekanisme dan


elemen mendasar sbb:

D III KEPERAWATAN UBT

Page 12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an
yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada
tugas dan memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional
yang muncul karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat.
Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan
profesional dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok

D III KEPERAWATAN UBT

Page 13

tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok


klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
Metode

tim

keperawatan

/keperawatan

kelompok

Yaitu

pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan


sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya
(registered nurse).
B. Saran
Apabila kita memilih ketua dalam metode ini sebaiknya berjiwa
kepemimpinan dan bisa bertanggung jawab

DAFTAR PUSTAKA

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th.
Ed,. Mosby - year book, Inc.
Gillies , DA., (1994),. Nursing Management a System Approach, 2nd.ed.,
W. B. Saunders.
Jurnal keperawatan Volume 1 tahun 2000 . , FIK UI.

D III KEPERAWATAN UBT

Page 14

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making


Nurses (3rd ed) Philadelphia: Lippincot Raven Publisher

D III KEPERAWATAN UBT

Page 15

for

Anda mungkin juga menyukai