Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TEORI DASAR

2.1

Motor Induksi
Motor Induksi adalah salah satu jenis mesin listrik yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk industri (paling banyak
motor induksi 3 phasa) ataupun rumah tangga (paling banyak motor induksi 1
phasa). Faktor yang menyebabkan hal tersebut karena motor induksi memiliki
beberapa kelebihan antara lain: harga lebih murah, mudah dalam perawatan,
konstruksi sederhana, tetapi motor induksi juga memiliki kekurangan antara
lain: motor induksi memiliki nilai slip (perbedaan kecepatan putar medan
stator terhadap kecepatan medan rotor) yang sangat besar, motor induksi sulit
dalam pengen-dalian kecepatan putarnya. Beberapa metode yang digunakan
dalam pengen-dalian kecepatan putar motor induksi adalah metode
pengendalian motor induksi dengan pengaturan frekuensi input, metode
pengendalian motor induksi dengan mengatur nilai tegangan input. Dalam
penelitian ini menggunakan metode pengaturan nilai tegangan input karena
dinilai lebih murah dibanding dengan metode pengaturan frekuensi input, alat
pengendali yang digunakan mengatur nilai tegangan menggunakan komponen
jenis Triac dan Diac, dalam pengujian tegangan input mulai 10 Volt - 170 Volt,
pada saat 10 40 Volt motor induksi tetap berhenti, pada saat tegangan input
50 Volt motor induksi mulai berputar dengan kecepatan 401.1 Rpm, pada saat
tegangan input 60 150 Volt ke-naikan kecepatan putar motor induksi sangat
signifikan, kecepatan putar motor induksi pada saat 160 keatas mulai
menunjukkan kecilnya perubahan kecepatan putar.

2.2

Bagian Utama Motor Induksi


Dalam motor induksi tiga fasa ada dua jenis rotor, yaitu : motor
induksi tiga fasa jenis rotor belitan (wound rotor motor) dan motor induksi
tiga fasa jenis rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor motor). Kedua jenis
motor tersebut bekerja pada prinsip dasar dan mempunyai konstruksi stator
yang sama, tetapi berbeda dalam konstruksi rotornya.

2.2.1

Stator
Merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian
stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari
tiga kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing
kumparan mendapatkan suplai arus tiga fasa, maka pada kumparan tersebut
segera timbul medan putar. Dengan adanya medan magnet putar pada
kumparan stator akan mengakibatkan rotor berputar, hal ini terjadi karena
adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor sinkron dan kecepatan
putar stator. Stator motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar tupai pada
prinsipnya tersusun atas lempengan inti besi teratur yang disatukan dalam
rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau plat-plat baja yang
dipabrikasikan untuk memberikan lintasan magnetik dengan rugi pusar yang
rendah. Stator berfungsi untuk menghasilkan medan magnet putar. Bila
diberikan sumber tegangan pada belitannya, maka medan magnet putar
tersebut akan menginduksikan tegangan pada rotor. Stator terdiri dari inti
stator yang kemudian dilindungi dengan rangka stator secara tertutup.
Konstruksi stator terdiri dari :

Rumah stator yang terbuat dari besi tuang.

Inti stator yang terbuat dari besi lunak atau baja silicon.

Alur dan gigi yang materialnya sama dengan inti stator (alur tempat
menempatkan belitan), dan

Belitan

stator

yang

terbuat

dari

tembaga

Balitan stator dirangkai untuk motor induksi tiga fasa dan juga dapat
dirangkai untuk motor induksi satu fasa, disamping juga dapat dirangkai
untuk jumlah kutub tertentu.

Gambar 2.1 Konstruksi Stator

2.2.2

Rotor

Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan


adalah magnet listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik
yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga
hasil pada stator coilpun

akan terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat

dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke rotor coil.

Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas
penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga
fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron (ns = 120f/p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong
konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan
Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya
akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan
putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi , bila beban
motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor
induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan rotor sangkar.

Rotor Sangkar
Bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya di bagian dalam.
Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang
alumunium / tembaga.

Gambar 2.2 Konstruksi Rotor Sangkar

Rotor Kumparan
Kumparan dihubungkan bintang di bagian dalam dan ujung yang lain
dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar. Kumparan dapat
dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja
normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja
seperti rotor sangkar.

Gambar 2.3 Konstruksi Rotor Kumparan

2.3

Prinsip Kerja Motor Induksi


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari
kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya
sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir
arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini
berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga
kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi
stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada
slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini

menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang


diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan
sinkron ini adalah sebagai berikut.
wsink = 2pf (listrik, rad/dt)

(3.1)

= 2pf / P (mekanik, rad/dt)


atau:
Ns = 60. f / P (putaran/menit, rpm)

(3.2)

yang mana :
f = frekuensi sumber AC (Hz)
P = jumlah pasang kutup
Ns dan wsink = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator

Anda mungkin juga menyukai