Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bagus Wijaya Kusuma

Kelas : PBSI/6B
NIM : 130621100091
Tugas Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Sematik
Lirik Lagu Asam di Gunung Garam di Laut Ciptaan Ona Sutra
Setyawati (2010: 103) mengatakan bahwa kesalahan berbahasa dalam tataran
semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa
dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan
dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata,
ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya maka tergolong
ke dalam kesalahan berbahasa semantik. Banyak penyimpangan terjadi dalam penggunaan
bahasa sehari-hari yang berkaitan dengan makna yang tidak tepat. Makna yang tidak tepat
tersebut dapat berupa: (a) kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip, (b) kesalahan pilihan
kata atau diksi.
Dalam analisis ini, penulis akan menganalisis lirik lagu dangdut yang berjudul Asam
di Gunung Garam di Laut ciptaan Ona Sutra. Adapun lirik lagu Asam di Gunung Garam di
Laut sebagai beriku:
Tanam pinang rapat-rapat
Agar puyu tak dapat lari
Ku pinang-pinang tak dapat-dapat
Ku rayu-rayu ku bawa bernyanyi
Sejak kau singgah dihatiku
Pucuk dicinta ulam pun tiba
Ingin rasanya ku bawa lari
Namun naluri tak sampai hati
Asam digunung garam dilaut
Dalam tempurung bertemu jua..haaahaaaa

Kalau jodoh takkan kemana


Sejak kau singgah dihatiku
Pucuk dicinta ulam pun tiba
Oooh. Nurhalimah aaaaaaaa
Aku suka kamu aku cinta kamu
Dari rambut sampai ujung kaki ku
Ooooh Nurhalimah
Kau satu-satunya didalam hatiku
Aku tak rela orang lain menyentuhmu
Sumpah dan janjiku demi kau sayangku
Cinta ku ini cuma untuk dirimu
Bukalah dadaku dengarlah jantungku
Seratus persen cintaku padamu
Cinta ini kan jadi saksi bukti cinta kita berdua
1. Kesalahan karena pilihan kata yang tidak tepat
1) Pilihan kata dihatiku
Bentuk tidak baku :
Sejak kau singgah dihatiku.
Kesalahan pilihan pada kalimat di atas terletak pada kata dihatiku, seharusnya
menggunakan kata di hatiku saja, penggunaan kata dihatiku membuat kalimat tersebut
menjadi rancu
Bentuk baku :
Sejak kau singgah di hatiku.
Kata di hatiku seharusnya dipisah antara kata di dan hatiku karena hatiku merupakan
keterangang tempat yang tidak bisa digabung dengan awalan.

2) Penggunaan kata takkan


Bentuk tidak baku :
Kalau jodoh takkan kemana.
Kesalahan pada kalimat diatas terletak pada takkan. Penggunaan kata takkan pada
kalimat diatas terlalu singkat untuk digunakan, alangkah baiknya jika kata takkan pada
kalimat itu dilengkapi sehingga menjadi :
Bentuk baku :
Kalau jodoh tidak akan kemana.
2. Analisis Kajian Semantik Lirik Lagu Asam di Gunung Garam di Laut
Menggunakan Makna Asosiastif, Stilistik, dan Afektif
1) Makna Asosiatif lagu Asam di Gunung Garam di Laut
Makna asosiatif yang biasa disebut dengan makna kiasan atau pemakaian kata yang
tidak sebenarnya. Merupakan makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar
bahasa (Chaer, 2007:293). Dalam lagu tersebut, terdapat makna asosiatif yaitu pada
lirik lagu yang berbunyi :
Asam digunung garam dilaut, Dalam tempurung bertemu jua..haaahaaaa, Kalau
jodoh takkan kemana
Dalam lirik tersebut dapat bermakna meskipun berjauhan tempatnya tetap akan
bertemu jika sudah jodohnya.
2) Makna Stilistik lagu Asam di Gunung Garam di Laut
Makna stilistik berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan social dan
bidang kegiatan di dalam masyarakat (chaer, 2009:73). Jadi makna stilistik
berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada
pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya
sastra akan mendapat tempat tersendiri karena kata yang digunakan mengandung
makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa atau
lebih menekankan pada simbol.
Dalam lagu ini, terdapat makna stilistik yaitu pada lirik lagu yang berbunyi:
Asam digunung garam dilaut, Dalam tempurung bertemu jua..haaahaaaa.
Pada lirik lagu di atas terdapa makna stilistik yaitu kata Asam di Gunung Garam di
Laut yang mempunyai simbol meskipun berada dalam tempat yang berbeda.

3) Makna Afektif lagu Asam di Gunung Garam di Laut


Makna afektif makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap
penggunaan bahasa. Chaer (2009:73) mengungkapkan bahwa makna afektif
berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap
lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan.
Dalam lagu tersebut, terdapat makna Afektif yaitu pada lirik lagu yang berbunyi :
Sumpah dan janjiku demi kau sayangku, Cinta ku ini cuma untuk dirimu, Bukalah
dadaku dengarlah jantungku, Seratus persen cintaku padamu, Cinta ini kan jadi saksi
bukti cinta kita berdua
Dari kutipan lirik lagu di atas terdapat ajakan atau bujukan untuk mencintai, hal
tersebut membuktikan bahwa makna afektif merupakan hasil dari reaksi pendengar
atau pembaca.

Anda mungkin juga menyukai