Anda di halaman 1dari 5

USULAN PENELITIAN

KONSUMSI SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DAN KEJADIAN


STATUS GIZI LEBIH PADA ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI
PEDESAAN DAN PERKOTAAN BOGOR

DIAN ANNISA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang yang masih memiliki ketertinggalan
dibandingkan dengan negara maju terutama di bidang gizi dan kesehatan (Hadi
2004). Masalah gizi di Indonesia berupa kekurangan gizi esensial dan juga
masalah gizi lebih yaitu kelebihan berat badan atau obesitas (Wirakusumah 2000).
Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan
terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener 2006). Kelebihan berat
badan berdampak pada kejadian penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus
tipe-2, penyakit jantung, penyakit kandung kemih, kanker gastrointestinal, dan
kanker yang sensitif terhadap perubahan hormon (Hadi 2004).
Meningkatnya prevalensi obesitas terjadi baik di negara maju maupun
negara berkembang (Weisell 2002). Obesitas ditemukan tidak hanya pada
penduduk dewasa tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Obesitas pada usia
anak-anak dan remaja kemungkinan meningkatkan risiko obesitas pada usia
dewasa. Prevalensi obesitas pada usia remaja telah mencapai 12% (WHO 2008).
Menurut Riset kesehatan Dasar [Riskesdas] (2013), masalah kelebihan berat
badan pada anak umur 5-12 tahun di Indonesia masih tinggi yaitu 18.8%, terdiri
dari overweight 10.8 % dan obesitas 8,8 persen. Prevalensi overweight terendah di
Nusa Tenggara Timur (8.7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30.1%). Sebanyak 15
provinsi dengan prevalensi obesitas diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah,
Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI
Jakarta
Obesitas disebabkan oleh faktor-faktor antara lain pola makan berlebih,
kurang olahraga, faktor genetik dan faktor lingkungan (Broker 2005). Minuman
manis (sugar-sweetened beverages) merupakan minuman yang sangat digemari
oleh anak-anak. Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa asupan
kalori dari sugar-sweetened beverages pada setiap kelompok umur meningkat
sebesar 13.5% antara tahun 1997-2004. Hasil penelitian Murray (2004)
menunjukkan bahwa minuman berkalori tinggi tersebut telah menggantikan
konsumsi susu dari asupan makanan harian anak sehingga asupan sumber protein,
fosfor, kalsium, magnesium dan vitamin A menjadi rendah. Data dari Departemen
Pertanian Amerika serikat menunjukkan bahwa dalam 50 tahun terakhir konsumsi
soft drink meningkat sangat tajam. Peningkatan konsumsi soft drink sebanyak 275
mL perhari dari 195 mL perhari pada total populasi, dan 265 mL atau lebih
perhari pada anak usia sekolah (Ludwig et al. 2001).
Minuman ringan manis (sugar-sweetened beverages) menjadi sumber
asupan gula terbesar terutama dikalangan umur 6-19 tahun pada diet orang
Amerika. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa pola konsumsi minuman
manis pada anak-anak dan remaja di berbagai negara sangat meningkat. Konsumsi
minuman ringan manis ini dikaitkan dengan masalah gizi dan kesehatan seperti
obesitas, karies gigi, dan penurunan kepadatan tulang (Bone mineral density)
(Jeong Ha-Eun et al. 2009). Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis konsumsi
sugar-sweetened beverages dan hubungannya dengan kejadian status gizi lebih
pada anak-anak sekolah dasar di daerah perkotaan dan pedesaan Bogor.

Rumusan Masalah
1.

Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:


Bagaimana konsumsi sugar-sweetened beverages ?
2. Bagaimana prevalensi kejadian status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar
di pedesaan dan perkotaan Bogor?
3. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi sugar-sweetened beverages dengan
kejadian status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar di daerah pedesaan
Bogor?
4. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi sugar-sweetened beverages dengan
kejadian status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar di daerah perkotaan
Bogor?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara
konsumsi sugar-sweetened beverages dengan kejadian status gizi lebih pada anakanak sekolah dasar di daerah pedesaan dan perkotaan Bogor?
Tujuan Khusus

2.
3.
4.

Tujuan khusus penelitian ini antara lain:


1. Mengidentifikasi karakteristik subjek, sosial ekonomi keluarga subjek, dan
akses memperoleh sugar-sweetened beverages
Mengidentifikasikan jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi sugar-sweetened
beverages pada anak-anak sekolah dasar di desa dan kota Bogor?
Mengidentifikasikan kejadian status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar di
desa dan kota Bogor?
Menganalisis hubungan antara konsumsi sugar-sweetened beverages dengan
kejadian status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar di daerah pedesaan dan
perkotaan Bogor?

Hipotesis Penelitian
1. Adanya hubungan antara konsumsi sugar-sweetened beverages dengan kejadian
status gizi lebih pada anak-anak sekolah dasar di daerah pedesaan dan
perkotaan Bogor.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk
masyarakat dan memberikan informasi mengenai faktor risiko konsumsi sugarsweetened beverages dengan kejadian obesitas . Bagi institusi dan pemerintah,

hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi institusi atau
pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan program perbaikan gizi anak
sekolah sehingga dapat mengatasi masalah status gizi lebih pada anak usia sekolah
baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA
Andea R. 2010. Hubungan antara body image dan perilaku diet pada remaja
[Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Atmarita. 2005. Nutrition problems in Indonesia. [Internet]. [diunduh 2016 Maret
03]. Tersedia pada: www.gizi.net/download/nutrition problem in
Indonesia.pdf.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya.
Edquist K. 2009. Globalizing pathologies? eating disorders and the global
deterritorialization of authority. [Internet]. [diunduh 2016 Maret 03].
Tersediapada:http://www.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citat
ion/0/8/7/7/2/p87726_index.html.
Fairburn CG, Harrison PJ. 2003. Eating disorders. Lancet. 361: 407416.
Pujiastiani D. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan makan
pada remaja putri di model agency Tasikmalaya [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta
(ID): CV Sagung Seto.
Thompson SH, Digsby S. A preliminary survey of dieting, body dissatisfaction,
and eating problems among high school cheerleaders. Journal of School
Health. 74(3):85-90.
Wal JSV. 2012. Unhealthy weight control behaviors among adolescents. J Health
Psychol. 17(1):110-120.

Anda mungkin juga menyukai