Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN GEROTIK PADA

KLIEN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

Kelompok 12:
1. Yogie Ade Nugroho(P27820412008)
2. Dini Firdiana P. (P27820412017)
3. Dewi Khuroiroh (P27820412030)
4. Lina Anggia Putri (P27820412072)
5. Lisa Wulandari (P27820412047)
6. Ridwan Ristanto (P27820412061)
7. Hidayatul Puji Pratiwi

(P27820412087)
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
D3 KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO
TAHUN 2015

PENGERTIAN
Mata adalah organ sensorik yang mentransmisikan
rangsang melalui jarak pada otak ke lobus oksipital dimana
rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses
penuaan yang terjadi, banyak perubahan yang terjadi,
diantaranya alis berubah kelabu, dapat menjadi kasar pada
pria, dan menjadi tipis pada sisi temporalis baik pada pria
maupun wanita. Konjungtiva menipis dan berwarna
kekuningan, produksi air mata oleh kelenjar lakrimalis yang
berfungsi untuk melembabkan dan melumasi konjungtiva
akan menurun dan cenderung cepat menguap, sehingga
mengakibatkan konjungtiva lebih kering.
Pada mata bagian dalam, perubahan yang terjadi adalah
ukuran pupil menurun dan reaksi terhadap cahaya
berkurang dan juga terhadap akomodasi. Lensa menguning
dan berangsur-angsur menjadi lebih buram mengakibatkan
katarak, sehingga memengaruhi kemampuan untuk
menerima dan membedakan warna-warna.

Perubahan normal pada system sensoris (penglihatan)


akibat penuaan :
Perubahan Normal
yang berhubungan
dengan Penuaan
1. Penurunan
kemampuan
akomodasi.
2. Kontriksi pupil sinilis.
3. Peningkatan
kekeruhan lensa
dengan perubahan
warna menjadi
menguning.

Implikasi Klinis

1. Kesukaran dalam
membaca huruf-huruf
yang kecil.
2. Penyempitan lapang
pandang
3. Sensitivitas terhadap
cahaya
4. Penurunan
penglihatan pada malam
hari
5. Kesukaran dengan

Perubahan Sistem Indra pada Penuaan


Perubahan Morfologis

Perubahan Fisiologis

Penglihatan
1. Penurunan jaringan lemak

Penglihatan
1. Penurunan penglihatan jarak

sekitar mata
2. Penurunan elastisitas dan

dekat
2. Penurunan koordinasi gerak

tonus jaringan
bola mata
3. Penurunan kekuatan otot mata 3. Distorsi bayangan
4. Penurunan ketajaman kornea
4. Pandangaan biru-merah
5. Degenerasi pada sclera, pupil
5. Compromised night vision
dan iris
6. Penurunan ketajaman
6. Peningkatan frekuensi proses
mengenali warna hijau, biru
terjadinya penyakit
dan ungu
7. Peningkatan densitas dan
7. Kesulitan mengenali benda
rigiditas lensa
8. Perlambatan proses informasi

yang bergerak

Jenis gangguan pada lansia dengan gangguan


penglihatan

1. Perubahan sistem lakrimalis


2. Perubahan refraksi
3. Produksi humor aqueous
4. Perubahan struktur kelopak mata

Perubahan dari segi aspek klinik


1. Katarak
2. Glaukoma

Asuhan keperawatan
1. Pengkajian

Pengkajian pada lansia dengan gangguan penglihatan meliputi hal-hal


berikut ini:
a. Ukuran pupil mengecil
b. Pemakaian kacamata
c. Penglihatan ganda
d. Sakit pada mata seperti glaukoma dan katarak
e. Mata kemerahan
f. Mengeluh ketidaknyamanan terhadap cahaya terang (menyilaukan)
g. Kesulitan memasukkan benang ke lubang jarum
h. Permintaan untuk membacakan kalimat
i. Kesulitan atau ketergantungan dalam melakukan aktivitas pemenuhan
kebutuhan sehari-hari (mandi, berpakaian, ke kamar kecil, makan,
BAK/BAB serta berpindah)
j. Visus

2. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang biasanya terdapat
pada lansia dengan masalah penglihatan adalah
sebagai berikut:
a. Gangguan persepsi sensori:penglihatan
b. Risiko cedera: jatuh
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
e. Kurang pengetahuan
f. Kecemasan

3. Diagnosa Keperawatan dan Kriteria Hasil Katarak


1. Ketakutan yang berhubungan dengan kehilangan penglihatan
total yang disebabkan oleh katarak yang tidak ditangani
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan menyatakan bahwa ia
merasa rasa takutnya berkurang dan tidak menunjukkan tanda
dan gejala takut.
2. Risiko cidera yang berhubungan dengan penurunan
penglihatan yang disebabkan oleh katarak
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan terbebas dari cidera
3. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) yang berhubungan
dengan penurunan kemampuan untuk melihat dengan sesuai
sebagai akibat katarak.
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan mendapatkan kembali
penglihatan yang hilang dengan terapi

4. Intervensi keperawatan
a. Siapkan pasien untuk pembedahan katarak
dengan tepat.
b. Berikan lingkungan yang aman. Sebagai
contoh, pertahankan sisi pengaman tempat
tidur dinaikkan dan Bantu pasien beraktivitas
jika perlu. Evaluasi keamanan rumah pasien.
c. Dengarkan pasien mengungkapkan ketakutan
dan kecemasan mengenai kehilangan
penglihatan yang dialaminya.
d. Periksa penglihatan pasien secara teratur.

Diagnosa Keperawatan dan Kriteria Hasil Glaukoma


1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) yang berhubungan
dengan peningkatan tekanan intraokuler.
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan mencari bantuan medis ketika
perubahan penglihatan terjadi dan akan memperoleh kembali
penglihatan normal serta mempertahankan penglihatan normalnya
dengan terapi.
2. Risiko cidera yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan melakukan tindakan
kewaspadaan untuk mencegah cedera karena kerusakan penglihatan.
3. Takut yang berhubungan dengan kemungkinan kebutaan.
Kriteria hasil tindakan : Pasien akan mengidentifikasi sumbersumber rasa takut, mencari informasi mengenai glaucoma dari
sumber-sumber yang tepat untuk mengurangi rasa takut, dan
mengungkapkan pemahaman bahwa kepatuhan terhadap regimen
terapi yang diresepkan dapat mencegah kehilangan lebih lanjut.

Intervensi keperawatan
1. Bagi pasien yang menderita glaukoma sudut tertutup, berikan obat-obatan
sesuai resep, dan siapkan ia secara fisik dan psikologis untuk menjalani
iridektomi laser atau pembedahan.
2. Ingat untuk memberikan obat tetes mata sikloplegik hanya pada mata yang
sakit. Pada mata yang tidak sakit, obat tetes mata ini dapat mencetuskan
serangan glaukoma sudut tertutup dan dapat mengganggu penglihatan pasien
yang masih tersisa.
3. Setelah trabekulektomi, berikan obat-obatan sesuai program untuk mendilatasi
pupil. Selain itu, oleskan kortikosteroid topical sesuai program untuk
mengistirahatkan pupil.
4. Setelah pembedahan, lindungi mata dengan memasangpenutup mata dan
pelindung mata, menempatkan pasien pada posisi telungkup atau miring ke
bagian yang tidak sakitdan melakukan tindakan keamanan umum.
5. Pantau kemampuan pasien untuk melihat dengan jelas. Tanyakan pada pasien
secar teratur mengenai terjadinya perubahan penglihatan.
6. Pantau tekanan intraokuler secara teratur
7. Pantau kepatuhan pasien terhadap terapi dan perawatan tindak lanjut
sepanjang hidup.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai