Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUNOLEH
MAHIRSYAH PRADANA
NIM : 041514253024
ABSEN: 16

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


KEKHUSUSAN AKUNTANSI PEMERINTAHANDAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

BAB IV
PROSES PENELITIAN : KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kebutuhan akan Kerangka Teoritis
Kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang
dianggap penting untuk masalah.Kerangka teoretis membahas saling ketergantungan antar
variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Dari
kerangka teoritis bias disusun Hipotesa yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori
yang dirumuskan valid atau tidak. Proses pembangunan kerangka teoretis meliputi :
1. Pemahaman definisi dari konsep atau variabel di dalam model
2. Pengembangan model konseptual yang memberikan penjelasan dalam teori
3. Mengawali dari teori yang memberikan penjelasan hubungan antar variabel
Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai.Contoh variabel adalah unit produksi, absensi, dan motivasi. Variabel utama terdiri dari
4 jenis :
1. Variabel terikat (dependent variable atau criterion variable)
Merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.Tujuan peneliti adalah
memahami

dan

membuat

variabel

terikat,

menjelaskan

variabilitasnya

atau

memprediksinya.Variabel terikat dimungkinkan lebih dari satu variabel, dan untuk


mengalasisisnya menggunakan analisis statistik multivariate.
2. Variabel bebas (independent variable atau predictor variable)
Merupakan variabel yang memengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun
negatif.Sedangkan

untuk

membangun

hubungan

sebab

akibat,

variabel

bebas

dimanipulasi.
3. Variabel moderator (moderating variable)
Merupakan variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang
kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas.Kehadiran variabel moderator
mengubah hubungan awal antara variabel terikat dan variabel bebas. Perbedaan variabel
moderator dan variabel bebas bergantung pada bagaimana variabel tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain.
4. Variabel antara (intervening variable)
Merupakan variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja
memengaruhi variabel terikat dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel
terikat.
Perbedaan antara variabel bebas, variabel antara dan variabel moderator yaitu,
variabel bebas membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat; variabel antara

mengemuka pada waktu t2 sebagai fungsi dari variabel bebas, yang juga membantu
mengkonsepkan hubungan antara variabel bebas dna terikat, sedangkan variabel moderator
mempunyai pengaruh ketergantungan antara dua variabel.
Kerangka Terotis dan Komponennya
Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antar variabel, yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi
melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literature. Hubungan antara
survey literature dan kerangka teoretis adalah bahwa yang pertama menyediakan fondasi
yang kuat untuk menyusun yang terakhir. Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam
kerangka teorItis:
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama
lain. Bila sifat dan arah hubungan dapat dapat dikategorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungan akan positif atau negative.
3. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argument bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya. Suatu
diagram skematis kerangka teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
Penyusunan Hipotesis
Hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.Penyusunan hipotesis adalah merumuskan pernyataan yang dapat diuji apakah
hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.Hipotesis dapat disusun
sebagai proposisi atau dalam bentuk penyataan jika-maka.Hipotesis direksional adalah
hipotesis yang menunjukkan arah hubungan antarvariabel, biasanya menggunakan istilah
positif, negative, lebih dari dan kurang dari.Sedangkan hipotesis nondireksional adalah
hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi
mengenai arah hubungan atau perbedaan tersebut.Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null
hypotheses) adalah proposisi yang menyatakan hubungan yang definitive dan tepat diantara
dua variabel. Hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah
sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam
populasi adalah sama dengan nol atau suatu angka tertentu. Sedangkan hipotesis
alternative adalah kebalikannya yaitu pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara

dua variabel atau untuk menunjukkan perbedaan antara kelompok. Dalam membuat dan
menguji hipotesis dapat dilakukan dengan cara induktif yaitu hipotesis yang baru
dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh untuk kemudian diuji; atau dengan cara
deduktif yaitu dengan pertama menyusun model teoritis, kemudian hipotesis dirumuskan,
dikumpulkan dan akhirnya diuji.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah :
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternative.
2. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah
parametrik atau non parametrik.
3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan.
4. Memastikan apakah hasil dari analisis komputer

menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya terpenuhi.
5. Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis
nol ditolak, dan alternatif diterima, dan sebaliknya.

BAB V
PROSES PENELITIAN : ELEMEN DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian meliputi tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi peneliti,
konteks studi, horizon waktu dan unit analisis.Selain itu juga meliputi desain sampel, metode
pengumpulan data, pengukuran, dan analisis data. Berikut akan dibahas enam aspek dasar
desain penelitian :
Tujuan studi

Studi bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk menguji hipotesis. Studi
kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip,
yang juga merupakan metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang
diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang tersebut.

Studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang
dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu
penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Sehingga sebuah studi disebut eksploratif

hanya jika pengetahuan sedikit dan pemahaman yang lebih dalam dihasilkan.
Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan studi ini untuk memberikan
sebuah riwayat atau menggambarkan aspek yang relevan dengan fenomena perhatian
dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industry atau lainnya. Studi deskriptif
membantu dalam (1) memahami karakteristik sebuah kelompok; (2) memikirkan secara
sistematis mengenai berbagai aspek; (3) memberikan gagasan untuk penyelidikan dan

penelitian lebih lanjut; dan/atau (4) membuat keputusan tertentu yang sederhana.
Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan
tertentu, atau menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan (independensi)
dua atau lebih factor dalam suatu situasi. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman

yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis antarvariabel.


Analisis studi kasus melipuputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain.

Studi kasus yang bersifat

kualitatif berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini berdasar pengalaman
pemecahan masalah di masa lalu.
Jenis investigasi : Kausal versus Korelasional
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menentukan apakah yang diperlukan
adalah studi kausal atau korelasional untuk menemukan jawaban atas persoalan yang
dihadapi.Studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab-penyebab dari satu atau lebih
masalah disebut studi kasual.Jika peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang
berkaitan dengan masalah disebut studi korelasional.Untuk menentukan hubungan sebabakibat (causal) terkadang melalui analisis korelasional atau regresi tertentu contohnya
korelasi cross-lagged dan analisis jalur (path).
Tingkat intervensi peneliti
Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal ditempat kerja mempunyai
keterkaitan

langsung

dengan

apakah

studi

yang

dilakukan

adalah

kausal

atau

korelasional.Studi korelasional dilakukan dalam lingkungan alami organisasi dengan


intervensi minimum oleh peneliti dan arus kerja yang normal.Intervensi peneliti dalam fungsi

rutin sistem adalah minimal jika dibandingkan dengan yang disebabkan selama studi
kasual.Dalam menentukan hubungan kausal, peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel
tertentu untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variabel terikat yang
diteliti.Sehingga tingkat intervensi peneliti beragam mulai intervensi minimal, sedang, dan
berlebih.
Situasi studi : Diatur dan tidak diatur
Studi korelasional selalu dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan kebanyakan
studi kasual yang ketat dilaksanakan dalam situasi lab yang diatur. Studi korelasional yang
dilakukan dalam organisasi disebut studi lapangan, sedangkan studi yang dilakukan untuk
menentukan hubungan sebab akibat menggunakan lingkungan alami yang sama dimana
karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan. Eksperimen yang
dilakukan untuk menemukan hubungan kausal yang melampaui kemungkinan dari
setidaknya keraguan memerlukan pembuatan sebuah lingkungan yang artificial dan teratur,
dimana semua faktor asing dikontrol dengan ketat, studi ini dianggap sebagai eksperimen
lab.
Unit Analisis : Individual, Pasangan, Kelompok, Organisasi, Kebudayaan
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data selanjutnya.Unit analisis dapat dibedakan dalam individu, pasangan, kelompok,
organisasi, hingga negara.karakteristik individu tidak sama dengan kelompok. Karena itu,
sifat informasi yang dikumpulkan, serta tingkat dimana data dijumlahkan untuk dianalisis
adalah integral dengan keputusan yang dibuat dalam memilih unit analisis.Adalah perlu
untuk memutuskan tentang unit analisis, bahkan ketika merumuskan pertanyaan penelitian
karena metode pengumpulan data, ukuran sampel, dan bahkan variabel yang termasuk
dalam kerangka terkadang ditentukan oleh tingkat dimana data dijumlahkan untuk dianalisis.
Horizon waktu : Studi Cross Sectional versus Longtudinal
Studi cross sectional adalah studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Studi longitudinal merupakan studi yang memelajari orang atau
fenomena dan data variabel terikat dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk
menjawab pertanyaan penelitian (membujur melintasi suatu periode waktu).

Anda mungkin juga menyukai