BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah
membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa
aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan
berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai
makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusi diartikan
sebagai
makhluk
yang
berakal
budi
(mampu
menguasai
tersebut
memiliki
perbedaan
dalam
hal
makna
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui Bagaimana Pandangan Islam Tentang Teori
Hakikat Manusia
Mengetahui Bagaimana Pandangan Filsafat Tentang Teori
Hakikat Manusia
Mengetahui Tentang Teori Hakikat Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1.
bahwa
manusia
adalah
mahkluk
yang
perkembangannya
pokok,
manusia
yang
mempunyai
aspek
jasmani,
dalam
pandangan
Islam
mempunyai
aspek
Tafakkara, dalam
surat
An-Nahl
ayat
68:
Dan
dibukit-bukit,
dipohon-pohon
kayu,
dan
orang-orang
yang
mumin
itu
pergi
semuanya
diantara
mereka
beberapa
orang
untuk
memberi
peringatan
kepada
kaumnya
apabila
bahwa
manusia
berasal
tanah
dengan
manusia
diciptakan
Allah
dari
bermacam-macam
dalam
menjelaskan
proses
secara
rinci.
selanjutnya,
Manusia
al-Quran
yang
sekarang
tidak
ini,
yang
berpendapat
bahwa
Adam
bukan
manusia
pertama.
Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa: Ayatayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah
tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah
ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa
tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak
semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh
tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja.
Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang
disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia
yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk
dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu
ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk
kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah Lumpur hitam
yang diberi bentuk (mungkin yang dimaksud adalah bahanbahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah
dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai
tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses
kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu
tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak
dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.
gila
dunia.
Semuanya
tergantung
dari
bagaimana
adanya
mental
manusia
dapat
berfikir,
merasa
memperoleh
keuntungan
dalam
direktur-anak
buah,
guru-murid,
mereka
berfikir;
ada
skenari
yang
disusun
oleh
masyarakat,
yang
guru
harus
bagaimana,
murid
harusbagaimana.
10
suami,
seterusnya.
isteri,
Menurut
ayah,
teori
ibu,
ini,
anak,
jika
mantu,
mertua
seseorang
dan
mematuhi
Suasana
rumah
tangga
juga
ditentukan
oleh
11
muka
bumi
ini
adalah
tugas
kekhalifaan,
yaitu
tugas
sebab
bekerja
sebagai
seorang
muslim
adalah
hayawanun
nathiq (manusia
adalah
binatang
yang
12
namun
hewan
lebih
mengandalkan
fungsi-fungsi
susunan
perkembangan
syaraf
bawaan.
binatang,
Semakin
semakin
tinggi
fleksibel
tingkat
pola-pola
untuk
melampaui
secara
sehingga
pola-pola
naluri.
memungkinkan
kelakuan yang
Namun
telah
setinggi-tingginya
tentang
dirinya
sendiri
yang
telah
berlangsung
demikian lama.
Barangkali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara
sistematik, pertanyaan tentang siapakah dirinya itu mulai timbul.
Namun informasi secara tertulis tentang hal ini baru terlacak
pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari
Thales (abad 6 SM).
B. Teori Hakikat Manusia
1.
13
Teori Descendensi
Beberapa
ahli
mendefinisikan
filsafat
manusia.
berbeda
Manusia
pemikiran
adalah
dalam
makhluk
yang
(zoonpoliticon,
membangun
political
masyarakat
di
animal),
atas
hewan
famili-famili
yang
menjadi
Thomas
Hobbes,
Homo
homini
lupus artinya
Nietsche,
bahwa
manusia
sebagai
binatang
pernah
hidupnya.
merasa
puas
dalam
memenuhi
kebutuhan
14
Ernest
tak
Haeskel, bahwa
ada
sanksi
bahwa
manusia
segala
merupakan
hal
manusia
terdiri
atas
(a)monisme,
(b)
dualisme,
dan
(c)
15
filsafat
terhadap
aliran
metafisika
adalah
16
3. Psikomatik
Memandang manusia hanya terdiri atas jasad yang memiliki
kebutuhan untuk menjaga keberlangsungannya artinya manusia
memerlukan kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan)
untuk keberlangsungan hidupnya.
Manusia terdiri dari sel yang memerlukan materi cenderung
bersifat duniawi yang diatur oleh nilai-nilai ekonomi (dinilai
dengan harta / uang) artinya manusia memerlukan kebutuhan
duniawi yang harus dipenuhi, apabila kebutuhan tersebut sudah
terpenuhi
maka
mereka
akan
merasa
puas
terhadap
pencapaiannya.
Manuspia juga terdiri dari ruh yang memerlukan nilai spiritual
yang diatur oleh nilai keagamaan (pahala). Dalam menjalani
kehidupan
melalui
duniawi
ceramah
manusia
keagamaan
membutuhkan
untuk
ajaran
memenuhi
agama,
kebutuhan
rohaninya.
C. Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebuat
antropologi filsafat. Ada empat aliran yang akan dibahas.
Pertama, aliran
serba-zat.
Aliran
ini
mengatakan
sungguh-
sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Aliran ini adalah zat
atau materi dan manusia adalah unsur dari alam. Maka dari itu,
manusia adalah zat atau materi (Ibid, 1991).
Kedua, aliaran
serba-ruh.
Aliran
ini
berpendapat
bahwa
segala hakikat sesuatu yang ada di bumi ini ialah ruh. Hakikat
manusia juga ialah ruh. Sementara zat adalah manisfestasi dari
ruh. Menurut Fiche, segala sesuatu yang ada (selain ruh) dan
hidup itu hanyalah perumpamaan, perubahan, atau penjelmaan
17
dari ruh (Gazalba, 1992: 288). Dasar pikiran aliran ini ialah
bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada
materi. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, betapa pun kita
mencintai seseorang, jika ruhnya pisah dari badannya, maka
materi/jasadnya tidak ada artinya lagi. Dengan demikian aliran
ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah
penjelmaan atau bayangan.
Ketiga,
aliran
dualisme.
Aliran
ini
menganggap
bahwa
dan
ruhani.
Kedua
subtansi
ini
masing-masing
eksistensialisme.
Aliran
filsafat
modern
atau
serba-ruh
atau
dualisme,
tetapi
dari
segi
bahwa
proses
prkembangan
dan
pertumbuhan
18
(470-399
SM)
yang
dikutip
oleh
Ahmad
19
memperkenalkan
tiga
kata
istilah
yang
pengertian
manusia.
Meskipun
kenyataannya
manusia.
Katakanlah
Adam
pernah
tiada
sebelum
20
namun
manusia
juga
memiliki
keterbatasan
kepada
manusia
dari
aspek
biologis,
seperti
dalam firman
Allah
SWT:
Katakanlah:
Sesungguhnya
21
Aku
kata
ini
bersifat
umummendfinisikan
hakikat
manusia.
Kata
an-Nas digunakan
Al-Quran
untuk
menunjukkan
Meskipun
manusia
diberikan
berbagai
potnsi
untuk
manusia
mempergunakannya
untuk
menentang
penggunaan
Bani
Adam
karena
manusia
22
Ibnu
Khaldun berpendapat
bahwa
Allah
kesanggupan
untuk
memperoleh
makanan.
Untuk
untk
mempertahankan
eksistensinya,
di
dalam
baik
dalam
kemampuan
belajar
ataupun
dalam
23
Potensi Manusia
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka dari darat dan lautan. Kami beri mereka rizki dari
yang
sebaik-baiknya
dan
Kami
lebihkan
mereka
dengan
sepanjang
hidupnya.
Pepatah
lama
mengatakan:
24
dapat
mempertanggungjawabkan
segala
keputusannya.
4. Potensi manusia untuk meningkatkan kualits hidupnya.
Diberikannya tempat tinggal yang lebih baik dibandingkan
dengan makhluk lain yang diberi rezeki. (Q.S Al-Maarij: 10)
5. Poteni manusia untuk memiliki keturunan yang yang lebih
baik. Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui
perkawinan. Membentuk lembaga perkawinan yang tidak
diberikan kepada manusia. Hanya manusia yang memiliki
potensi membentuk lembaga ini.
6. Potensi untuk selalu lebih baik dalam hidupnya kemudian
Tuhan menghargai usaha yang dilakukan manusia. (Q.S AnNajm: 79).
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani
yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala
manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek
akal. Kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjukkan
kepada akal tidak hanya satu macam. Dalam prosesnya di
dalam Al-Quran di jelaskan yaitu Manusia di ciptakan dari
saripati tanah, kemudian menjadi nutfah, dan di berikan ruh.
Pada Hakekatnya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa, diciptakan dalam bentuk paling sempurna. Manusia
adalah makhluk spiritual yang akan menjalani fase-fase
peristiwa kehidupan baik sebelum lahir, sekarang maupun
setelah mati.
2. Adapun teori tentang manusia, terbagi ada tiga teori di
anranya:
Teori Peran
Teori Permainan
3. Kemudian
Sebagai
eksistensi
Hamba
manusia
Allah
dan
serta
Khalifah
martabatnya
di
muka
26
yaitu
bumi
sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam Surat AlBaqarah ayat 30.
4. Manusia dalam pandangan Filsafat yaitu manusia disebut
sebagai
Al-Insanu
hayawanun
nathiq (manusia
adalah
Toeri Descendensi
Aliran Metafisika
Psikomatik
27
dapat
mempertanggungjawabkan
segala
keputusannya.
4) Potensi manusia untuk meningkatkan kualits hidupnya.
Diberikannya tempat tinggal yang lebih baik dibandingkan
dengan makhluk lain yang diberi rezeki. (Q.S Al-Maarij: 10)
5) Poteni manusia untuk memiliki keturunan yang yang lebih
baik. Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui
perkawinan. Membentuk lembaga perkawinan yang tidak
diberikan kepada manusia. Hanya manusia yang memiliki
potensi membentuk lembaga ini.
6) Potensi untuk selalu lebih baik dalam hidupnya kemudian
Tuhan menghargai usaha yang dilakukan manusia. (Q.S AnNajm: 79).
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
[1] Prof. Dr. H. Jalaluddin dan Prof. Dr. Abdullah Idi, M. Ed., Filsafat
Pendidikan. hal: 129
[2] A. Heris Hermawan, M.Ag. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, hal:
18
[3] Ahmad Tafsir 2006. Filsafat Pendidikan Islam (A. Heris
Hermawan, M.Ag., Ilmu Pendidikan Islam, hal: 18)
[4] Abuddin Nata. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, h. 81 (A. Heris
Hermawan, M.Ag., Ilmu Pendidikan Islam, hal: 20)
[5] A. Heris Hermawan, M.Ag. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, hal:
20
[6] Abuddi Nata. op.cit. h. 82-83 (A. Heris Hermawan, M.Ag., Ilmu
Pendidikan Islam, hal: 22)
30