KELOMPOK
A. Pengertian Kelompok
Webster, kelompok adalah sejumlah orang/ sekumpulan bersama satu
unit yang dikenal.
Gibb, ada 3 ukuran umum dalam pengertian kelompok:
a. objek/ orang yang jadi perhatian bersama dalam suatu tempat
tertentu mempunyai kebebasan sebebas-bebasnya.
b. Suatu perkumpulan yang mempunyai kualitas umum dapat bersifat
homogeitas.
c. Suatu kelompok yang ditandai oleh interaksi anggota-anggotanya
sehingga ada hubungan antara anggota kelompok dan ada unsur
psikologisnya.
Bruce Shertzer dan Shelly C Stone; kelompok yang paling tepat dalam
bimbingan konseling adalah kelompok ketiga dari Gibb, secara psikologis
saling interaksi antara anggota kelompok untuk mencapai tujuan
umumnya.
Cattle;
kelompok
adalah
berkumpulnya
beberapa
individu
dalam
pengaruh
leadership
(pimpinan)
maupun
followership
mempunyai
hubungan.satu
sama
lain.
Kelompok
Kelompok
Kumpulan orang-orang
C. Faktor Pengikat dalam Kelompok
Faktor-faktor pengikat dalam kelompok;:
a. interaksi antara orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau
kerumunan itu.
b. Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan
c. Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai
d. Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau
kepentingan bersama.
e. Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.
dan
psychogroup.
Dalam
kelompok
yang
anggota bergerak lepas yang satu dari yang lain. Kelompok yang
dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbigan adalah kelompok
terorganisasi, lebih-lebih karena dibentuk di bawah pengawasan
tenaga bimbingan.
(d) In group dan out group. Dalam kelompok yang pertama para
anggota merasa terikat satu sama lain dan menunjukkan loyalitas
satu sama lain. Anggota out group adalah mereka yang bukan
anggota kelompok tertentu; di antara mereka tidak terdapat rasa
loyalitas, rasa simpati, dan rasa keterikatan, bahkan mungkin
terdapat rasa antipati dan rasa beci.
(e) Kelompok yag keanggotaannya bebas serta atas dasar
sukarela dan kelompok yang keanggotaannya diwajibkan. Di
antara kelompok/grup yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada
yang dibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling;
dan ada yang dibentuk atas dasar kewajiban sebagai siswa yang
bebas
seluruh
memberikan
anggota
kesempatan
kelompok
untuk
tugas:
pada
dasarnya
menyelesaikan
diberi
suatu
tugas
untuk
pekerjaan,
baik
juga
menyebutkan
bahwa
bimbingan
kelompok
untuk
menyusun
rencana
dan
membuat
keputusan.
Keempat: reaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh para anggota
dalam proses pemberian informasi (dan tindak lanjutnya)
secara relative sama (seperti mendengarkan, mencatat,
bertanya). Cirri homogenitas inilah yang ikut menandai
layanan bimbingan kelompok dan membedakannya dari
konseling kelompok.
2. Konseling Kelompok
Konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok.
Ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang) dan
ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya paling kurang
dua orang).
Terjadi
saling
mengerti,
saling
menerima
dan
saling
mendukung.
2. Dinkmeyer dan Munro (1971) mengemukakan bahwa konseling
kelompok adalah suatu proses dalam kelompok yang bernilai
khusus untuk aspek diagnostik dan terapeutik dalam memecahkan
masalah.
3. Prayitno (1995) mengemukakan bahwa konseling kelompok adalah
proses kegiatan dalam kelompok melalui interaksi sosial yang
dinamis diantara anggota kelompok untuk membahas masalah
yang dialami setiap anggota kelompok sehingga ditemukan arah
dan cara pemecahan yang paling tepat dan memuaskan.
Dari ketiga rumusan pengertian konseling kelompok di atas dapat
diketahui ciri-ciri khas konseling kelompok yaitu:
1. Interaksi yang dinamis adalah suasana dalam konseling kelompok
menunjukkan
saling
urun
pendapat,
berbagi
wawasan
dan
bebas
menyatakan
ide-ide
dan
kecemasan-kecemasan,
bimbingan
kelompok
dan
konseling
kelompok
dapat
Perbedaan
Perbedaan yang paling pokok di antara bimbingan kelompok dan
konseling kelompok adalah materi pembahasannya.
Bimbingan kelompok :
topik-topik umum , berorientasi pada pengembangan wawasan,
penghayatan, aspirasi dan sikap terhadap materi topik-topik yang yang
dibahas.
Konseling kelompok : masalah pribadi
orientasi konseling kelompok adalah terbahas dan terentaskannya
masalah pribadi anggota kelompok yang bersangkutan.
Perbedaan dari ciri-ciri sebagai berikut:
(1) bimbingan
kelompok
diberikan
kepada
semua
siswa
dan
yang
menghadapi
persoalan
yang
membutuhkan
dapat
menerapkan
sendiri.
Konseling
kelompok
10
11
12
hidupnya
sendiri,
mula-mula
dalam
kontak
13
14
15
antarpribadi,
sehingga
masing-masing
anggota
kemampuan
masalah
dan
mengarahkan
membuat
diri
keputusan
sendiri,
serta
16
sering
terjadi
kenyataan
bahwa
kemampuan
Melalui
kondisi
dan
proses
berperasaan,
berpikir,
dikembangkan.
Khususnya
untuk
layanan
konseling
bermaksud
mengentaskan
masalah
klien
dengan
17
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan kelompok dan konseling kelompok
pada dasarnya terletak pada:
a. Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik
tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat)
dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok
yang intensif, pembahasan
18
2. Kesukarelaan
Kesukarelaan
anggota
pembentukan
kelompok
kelompok
oleh
dimulai
konselor
sejak
awal
(pemimpin
rencana
kelompok).
syarat-syarat
kelompok
yang
efektif
dan
3. Asas-Asas Lain
Dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok dan konseling
kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua anggota
kelompok secara penuh menerapkan asas kegiatan dan keterbukaan.
saling
mendukung
dan
meringankan
beban,
19
menjelaskan,
nyaman,
memberikan
pencerahan,
menggembirakan,
dan
memberikan
membahagiakan;
rasa
serta
mengarahkan
suasana
kelompok
melalui
dinamika
Terjadinya
hubungan
antaranggota
kelompok,
menuju
20
kelompok,
perlu
diterapkan
pemimpin
kelompok
dalam
pembentukan kelompok.
2) Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok
apa, mengepa dan bagaimana layanan bimbingan kelompok
dan/ atau konseling kelompok dilaksanakan.
3) Pentahapan kegiatan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok.
4) Penilaian segera (laiseg) hasil layanan bimbingan kelompok
atau konseling kelompok.
5) Tindak lanjut layanan.
2. Anggota Kelompok
a. Besarnya Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan
mengurangi
efektifitas
bimbingan
kelompok
atau
konseling
kelompok.
Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. .
Kekurang-efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota
kelompok melebihi 10 orang.
b. Honogenitas/ Heterogenitas Kelompok
Dalam hal ini anggota kelompok yang homogen kurang efektif
dalam bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Sebaliknya,
anggota kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang
lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan. Peranan Anggota
Kelompok
1) Aktivitas Mandiri
Peran
anggota
kelompok
dalam
layanan
bimbingan
21
2) Aktifitas
mandiri
masing-masing
anggota
kelompok
itu
Pembinaan
keakraban
dan
keterlibatan
secara
Komunikasi
jelas dan
lugas dengan
lembut dan
bertatakrama.
Saling
memahami,
memberi
kesempatan
dan
membantu.
22
A. Mendengar Aktif
Mendengar aktif meliputi 3M
merespon
pembicaraan
masing-masing
anggota
kelompok.
23
Klien 2. Ya, itu juga saya rasakan. Berhari-hari saya diam saja
dirumah. Saya takut membayangkan untuk berhadapan
dengan resepsionis yang sombong.
Kons.
24
E. Menyimpulkan
Kesimpulan
yang
ringkas
dan
padat
dapat
membantu
merupakan
pokok
yang
merupakan
kunci
25
Menampilkan gairah
26
telah
mengatakan
bahwa
dia
tidak
perduli
dengan
27
dan
terbuka
untuk
dibahas
dan
dipikirkan
cara
penyelesaiannya.
5. Suasana Formal
Konselor : saya Yati. Saya dari jurusan bimbingan dan konseling.
Hari ini saya akan melayani anda sebagai pemimpin kelompok ini.
Sebelum kita memulai kegiatan kelompok, saya merasa lebih baik
jika menyampaikan peraturan-peraturan yang harus dilakukan
selama kegiatan kelompok. Pertama, saya mengharapkan anda
memperkenalkan diri masing-masing yang menyangkut nama
anda, dimana anda tinggal dan bekerja, dan mengapa anda ingin
mengikuti kegiatan konseling kelompok ini.
6. Suasana Tugas
Konselor : baiklah kita mulai kegiatan kita ini. Kita mempunyai
banyak masalah yang akan kita bahas dan kita mempunyai waktu
satu setengah jam menyelesaikannya. Pertama siapa yang akan
mengemukakan masalahnya?
I. Menjadi Model dan Membuka Diri
Sebagai seorang konselor hendaknya anda terampil menemukan
anggota kelompok yang dapat anda pergunakan sebagai model atau
pemberi contoh dan memiliki keterbukaan. Keterampilan ini juga
sangat berguna untuk mengetahui anggota kelompok yang memiliki
kemampuan lebih dalam berbagi, bekerjasama dan memberikan
masukan. Bahwa cara yang terbaik untuk mengajarkan tingkah laku
yang di inginkan adalah dengan memberi model atau contoh dari
anggota kelompok maupun dari konselor. Gaya komunikasi konselor
yang efektif, kemampuan konselor mendengarkan, memberikan
sokongan kepada anggota kelompok, menjadi model bagi anggota
kelompok untuk meniru dan bahkan dapat melebihi kemampuan
konselor sendiri.
28
bersekutu,
namun
ada
kelompok
yang
harus
memenuhi
akademik,
sejumlah
kepribadiannya,
syarat
yang
keterampilan
menyangkut
berkomunikasi
29
(a)
(c)
kemajuan
dalam
proses.
Misalnya,
konselor
Kalau
saya
ringkas
apa
yang
sudah
kita
30
(b)
(c)
(d)
(e)
Kewajiban
para
peserta
untuk
menjaga
kerahasiaan
(g)
(h)
akan
merasa
gelisah,
tegang,
dan
terkejut.
(j)
31
bombongan
32
(b)
(c)
(d)
(e)
33
X. TAHAP PENYELENGGARAAN
BIMBINGANKELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK
Tahap Penyelenggaraan
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu:
a. Tahap Pembentukan, yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan
sejumlah individu menjadi suatu kelompok yang siap mengembangkan
dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b. Tahap Peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal
kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian
tujuan kelompok.
c. Tahap Kegiatan, yaitu tahap "kegiatan inti" untuk membahaas topiktopik tertentu (pada bimbingan kelompok) atau mengentaskan masalah
pribadi anggota kelompok (pada konseling kelompok).
d. Tahap Pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat
kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta
merencanakan kegiatan selanjutnya.
34
Bagan 1
Tahap I : Pembentukan
TAHAP I
PEMBENTUKAN
Tema : -
Tujuan:
1. Anggota memahami
pengertian dan kegiatan
kelompok dalam rangka
BKp dan/ atau KKp.
2. Tumbuhnya suasana
kelompok
3. tumbuhnya minat anggota
mengikuti kegiatan
kelompok
4. tumbuhnya saling
mengenal, percaya,
menerima, dan membantu
diantara para anggota.
5. tumbuhnya suasana bebas
dan terbuka
6. dimulainya pembahasan
tentang tingkah laku dan
perasaan dalam
kelompok.
1.
2.
3.
4.
pengenalan diri
pelibatan diri
pemasukan diri
Kegiatan:
1. Mengungkapkan
pengertian dan tujuan
kegiatan kelompok dalam
rangka pelayanan BKp
dan/ atau KKp.
2. menjelaskan (a) cara-cara,
dan (b) asas-asas kegiatan
kelompok.
3. saling memperkenalkan
dan mengungkapkan diri.
4. teknik khusus.
5. permainan penghangatan/
pengakraban.
35
Tahap II : Peralihan
TAHAP II
PERALIHAN
Tujuan:
1. Terbebaskannya
anggota dari perasaan
atau sikap enggan,
ragu, malu atau saling
tidak percaya untuk
memasuki tahap
berikutnya.
2. makin mantapnya
suasana kelompok dan
kebersamaan.
3. makin mantapnya
minat untuk ikut serta
dalam kegiatan
kelompok
1.
2.
3.
4.
Kegiatan:
1. menjelaskan kegiatan
yang akan ditempuh pada
tahap berikutnya.
2. menawarkan sambil
mengamati apakah para
anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya (tahap
ketiga).
3. Membahas suasana yang
terjadi.
4. meningkatkan
kemampuan keikutsertaan
anggota.
5. kalau perlu kembali ke
beberapa aspek tahap
pertama (tahap
pembentukan)
36
Bagan 3
Tahap III : Kegiatan
TAHAP III
KEGIATAN
(dalam bimbingan dan kelompok)
Kelompok Bebas
Tujuan:
1. terungkapnya hanya
secara bebas topik
yang dirasakan,
dipikirkan atau
dialami oleh anggota
kelompok.
2. terbahasnya topik
secara mendalam dan
tuntas.
3. ikut sertanya seluruh
anggota secara aktif
dan dinamis dalam
pembahasan, baik
yang menyangkut
unsur-unsur tingkah
laku, pemikiran
ataupun perasaan
Kegiatan:
1. masing-masing
anggota secara bebas
mengemukakan topik
bahasan.
2. menetapkan topic
yang akan dibahas
terlebih dahulu.
3. anggota membahas
topic secara mendalam
dan tuntas
4. kegiatan selingan
Bagan 4
37
Tujuan:
1. terbahasnya topiktopik yang ditugaskan
secara mendalam dan
tuntas.
2. ikut sertanya seluruh
anggota secara aktif
dan dinamis dalam
pembahasan, baik
yang menyangkut
unsur-unsur tingkah,
pemikiran ataupun
perasaan.
Kegiatan:
1. pemimpin kelompok
mengemukakan suatu
topik untuk dibahas
oleh kelompok.
2. Tanya jawab antara
anggota dan pemimpin
kelompok tentang halhal yang belum jelas
yang menyangkut
topic yang
dikemukakan
pemimpin kelompok
3. anggota membahas
topik tersebut secara
mendalam dan tuntas
4. kegiatan selingan
38
Bagan 5
39
Bagan 6
Tahap IV : Pengakhiran
TAHAP IV
PENGAKHIRAN
Tujuan:
1. terungkapnya kesan-kesan
anggota kelompok tentang
pelaksanaan kegiatan.
2. terungkapnya hasil
kegiatan kelompok yang
telah dicapai
3. terumuskannya rencana
kegiatan lebih lanjut.
4. tetap dirasakannya
hubungan kelompok dan
rasa kebersamaan
meskipun kegiatan
diakhiri.
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan:
1. PK mengemukakan
bahwa kegiatan akan
segera diakhiri.
2. PK dan anggota
kelompok
mengemukakan kesan
dan hasil-hasil
kegiatan
3. membahas kegiatan
lanjutan
4. mengemukakan pesan
dan harapan
40
Bagan 7
Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan
Tahap-tahap Kegiatan dalam Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok
TAHAP I
PEMBENTUKAN
TAHAP iI
PERALIHAN
TAHAP III
KEGIATAN
BIMBINGAN
KELOMPOK
KELOMPOK
BEBAS
KONSELING
KELOMPOK
KELOMPOK
BEBAS
KELOMPOK
TUGAS
MASALAH
PRIBADI
TOPIK UMUM
TAHAP IV
PENGAKHIRAN
Isi Layanan
Berkenaan dengan isi bimbingan kelompok dan konseling
kelompok perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. bimbingan kelompok membahas materi topik-topik umum,
baik topik tugas ataupun topik bebas. Topik tugas adalah
41
42
penuh atau lebih, banyak topik dan masalah dapat dibahas dan atau
diupayakan pengentasannya. Sedapat-dapatnya semua topik dan
masalah dikemukakan atau dialami masing-masing anggota kelompok
dapat dilakukan dan diupayakan pengentasannya.
DAFTAR PUSTAKA
1) Elida Prayitno 2005, Layanan Bimbingan dan Konseling
kelompok, FIP Universitas Negeri Padang
2) Prayitno, 1995; Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok, FIP Universitas Negeri Padang
3) Prayitno, 2004; Layanan Bimbingan Kelompok dan
konseling kelompok, jurusan bimbingan dan konseling
kelompok, FIP Universitas Negeri Padang
4) W.S Winkel, M.M Sri Hatuti, 2004; Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi
43
44