Anda di halaman 1dari 33

BUKU PEDOMAN KADER

BAGI PENDERITA HIPERTENSI

Ibteks Bagi Masyarakat 2013

BUKU PEDOMAN KADER


BAGI PENDERITA
HIPERTENSI

TIM PENYUSUN
Endang Triyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Arif Setyo Upoyo, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Dr.Saryono, S.Kp.,M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga buku dengan judul Buku Pedoman Kader Bagi Penderita Hipertensi ini
dapat tersusun dengan baik. Buku ini berisi berbagai pedoman kader untuk memberikan pelayanan
bagi penderita hipertensi di tatanan masyarakat. Berbagai terapi untuk menurunkan tekanan darah
diuraikan dalam buku ini dengan pembahasan yang mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
masyarakat.

Fokus

utama

pelayanan

adalah

dengan

memandirikan

penderita

melalui

pemberdayaan keluarga dan masyarakat bersama tenaga kesehatan. Semoga buku ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktisi dan akademisi.
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................................................

Kata Pengantar .............................................................................................................................

ii

Daftar Isi ........................................................................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................

BAB 2 KONSEP HIPERTENSI ........................................................................................................

BAB 3 TERAPI BAGI PENDERITA HIPERTENSI .........................................................................

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI ...........................................................

23

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................................

27

Daftar Pustaka .................................................................................................................................

28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi
penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara
berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan gangguan
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan
menjadi 2, yaitu; hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
adalah suatu kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan.
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer (pembunuh siluman), karena
seringkali

penderita

hipertensi

bertahun-tahun

tanpa

merasakan

sesuatu

gangguan atau gejala. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada


organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat
hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala, seringkali
terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai
angka tertentu yang bermakna.
Umumnya

tekanan

darah

bertambah

secara

perlahan

dengan

bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi 55 tahun


yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%. Kebanyakan pasien
mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum mereka dipastikan menderita
hipertensi.

Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita

hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun, sedikit lebih banyak
perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia
(umur 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4 %. Hipertensi ini pada
dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit untuk dikontrol, baik
dengan tindakan pengobatan maupun dengan tindakan-tindakan medis lainnya.
Lebih parahnya jika kondisi hipertensi ini tidak terkontrol, maka dapat
mengakibatkan terjadinya infark jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan
kerusakan mata.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan buku pedoman kader ini adalah untuk memberikan
panduan bagi kader dalam melaksanakan penanganan penderita hipertensi di
daerahnya.

BAB 2
KONSEP HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi

adalah

suatu

keadaan

dimana

seseorang

mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan


angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/ mortalitas. Menurut WHO,
batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85
mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi;
dan di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut
diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).
Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari
130/85 mmHg. Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah
tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat
tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung
dan pembuluh darah (CBN, 2006).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari
pada orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
B. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori
Normal
Normal Tinggi
Stadium 1 (Hipertensi
Ringan)
Stadium 2 (Hipertensi
Sedang)
Stadium 3 (Hipertensi
Berat)

Tekanan Darah Sistolik


dibawah 130 mmhg
130-139 mmhg
140-159 mmhg

Tekanan Darah
Diastolik
dibawah 85 mmhg
85-89 mmhg
90-99 mmhg

160-179 mmhg

100-109 mmhg

180-209 mmhg

110-119 mmhg

C. Penyebab
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,
yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi
pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab lain dari hipertensi tidak ditemukan.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hpertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih
banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
3. Faktor Resiko
a. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan
hipertensi lebih besar.
b. Wanita lebih banyak menderita hipertensi.
c. Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi
d. Stres berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi.
e. Kegemukan
D. Tanda dan Gejala
Menurut Adinil (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan
mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakan gejala sampai bertahun-tahun.
E. Komplikasi Hipertensi
1. Stroke
2. Gagal Jantung

3. Gagal ginjal
4. Kaki bengkak.
5. Koma.

BAB 3
TERAPI BAGI PENDERITA HIPERTENSI

A. Terapi Relaksasi Progresif


Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan
pada cara kerja sistem syaraf yang terbukti efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi (Erviana, 2009). Agar memperoleh manfaat dari
respons relaksasi, ketika melakukan teknik ini diperlukan lingkungan yang tenang,
posisi yang nyaman dan dapat mempergunakan rekaman latihan relaksasi. Alat ini
akan membantu pasien memfokuskan perhatian (konsentrasi) pada pelepasan
ketegangan otot di setiap otot-otot tubuh yang utama, sambil merasakan irama
pernafasan.
Berikut adalah langkah yang dilakukan untuk terapi relaksasi progresif
menurut Ramdhani (2006) yang dilakukan dalam sebuah ruang (dapat tertutup
atau terbuka) yang memungkinkan udara bebas keluar masuk. Kursi yang dapat
fleksibel naik dan turun (lihat gambar 1) lebih diutamakan daripada tempat tidur,
sehingga dapat diletakkan di tempat-tempat yang diinginkan.

Di bawah ini dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan mengenai


otot otot yang dilatih.

10

Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan


dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien
diminta membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 2), sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk
merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan relaks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada
pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit (gambar 2). Gerakan ketiga
adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah otot besar yang terdapat
di bagian atas pangkal lengan (lihat gambar 3). Gerakan ini diawali dengan
menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa
kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot menjadi tegang.

11

Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi


untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara
mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa
hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras
ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.
Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan yang ditujukan
untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot
dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Gerakan yang ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan
menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata
dan otot yang mengendalikan gerakan mata (gambar 5).

12

Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami


oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit
gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Gerakan kedelapan ini
dilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Gerakan
kesembilan (gambar 7) dan gerakan kesepuluh (gambar 7) ditujukan untuk
merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang.
Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat,
kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang
leher dan punggung atas.

13

Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian


depan (lihat gambar 7). Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke
muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya. Sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.
Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan
ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian
punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada
gambar 6. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada
saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi
lemas.
Gerakan

berikutnya

adalah

gerakan

keduabelas

dilakukan

untuk

melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas

14

panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini


ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat bernafas
normal dengan lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi
sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.

Setelah latihan otot-otot dada, gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih


otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke
dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dank eras. Setelah
10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk
perut ini. Gerakan 14 dan 15 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki.
Gerakan ini dilakukan secara berurutan.
Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan
dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihat gambar delapan)
sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut
(lihat gambar 8), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis.
Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang selama
10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masingmasing dua kali.

15

B. Terapi Musik
Terapi musik menggunakan musik dan elemen-elemen musik untuk
meningkatkan, memelihara, memperbaiki kesehatan mental, fisik, emosi, dan
spiritual. Percobaan tentang efek musik dalam keseharian telah dikerjakan. Asrin
dan Triyanto (2007) berdasarkan risetnya telah menemukan pemanfaatan musik
yang memproduksi bunyi-bunyi frekuensi sedang (750-3000 hertz) ternyata
mampu secara signifikan mengendalikan tekanan darah penderita hipertensi.
Bunyi-bunyi frekuensi sedang cenderung merangsang jantung, paru, dan
emosi. Bunyi dari musik yang bergetar membentuk pola dan menciptakan medan
energi resonansi dan gerakan di ruang sekitarnya. Energi akan diserap oleh tubuh
manusia dan energi-energi itu secara halus mengubah pernafasan, detak jantung,
tekanan darah, ketegangan otot, temperatur kulit, dan ritme-ritme internal lainnya.
Musik merupakan stimulus yang unik yang dapat mempengaruhi respon
fisik dan psikologi pendengar serta merupakan intervensi yang efektif untuk
meningkatkan relaksasi fisiologis (yang diindikasikan dengan penurunan nadi,
respirasi dan tekanan darah). Lebih jauh, terkait dengan perubahan respon
emosional yang bisa diukur melalui perubahan suhu, nadi, respirasi, dan tekanan
darah dalam beberapa penelitian Asrin dan Triyanto (2007) menunjukkan adanya
efek yang positif terhadap pemberian terapi musik.
Hasil studi Asrin, Mulidah dan Triyanto (2007) menunjukkan mayoritas
pasien (79,8%) menyukai lagu kenangan. Sebagian kecil (8,3%) menyukai lagu
keroncong dan 11,9% menyukai lagu campur sari. Lama hari terapi music
terbanyak mencapai batas normal tekanan darah adalah dalam waktu perlakuan 1
hari sejumlah 17 responden (56,7%). Sedangkan yang paling sedikit adalah
sejumlah satu responden (3,3%) dalam waktu 3 hari.
Terapi musik dominan frekuensi sedang sangat signifikan untuk
mengendalikan respon tekanan darah pada pasien hipertensi. Prosedur terapi
musik dilaksanakan dengan mendengarkan lagu-lagu yang dipilih pasien yang
diputarkan dengan CD player dan disalurkan melalui earphone selama 20 30
menit. Sesi terapi diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan

16

sore. Penderita hipertensi harus focus dan berada pada ruangan yang tenang
agar hasilnya maksimal.

C. Senam Aerobik dan Yoga


Senam hipertensi dilakukan dengan intensitas moderat (60-70 maksimum
denyut nadi), durasi 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali/minggu (American
Hypertension Association, 2006). Menurut penelitian Putu (2009) ternyata senam
yoga dengan teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 3-4 kali seminggu terbukti
lebih efektif menurunkan tekanan darah (tekanan darah sistolik turun 4-8 mmHg).
Aktivitas senam sangat bermanfaat bagi penatalaksanaan hipertensi.
Latihan jasmani moderat atau senam teratur dapat menurunkan berat badan dan
memeliharanya dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan penurunan berat badan
dan peningkatan massa otot akan mengurangi jumlah lemak, sehingga membantu
tubuh mempertahankan tekanan darah. Setiap penurunan berat badan 5 kg akan
menurunkan beban jantung sebanyak 20%. Senam yang teratur dapat
memperbaiki tingkat kesegaran jasmani, sehingga penderita merasa fit, rasa
cemas berkurang, timbul rasa senang dan rasa percaya diri yang pada akhirnya
kualitas hidupnya meningkat.
Senam yoga merupakan olahraga yang berfungsi untuk penyelarasan
pikiran, jiwa dan fisik seseorang. Senam yoga adalah sebuah aktivitas dimana
seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan
tubuhnya secara keseluruhan. Senam yoga juga bisa menyeimbangkan tubuh dan
fikiran. Selain itu, senam yoga dapat melancarkan aliran oksigen di dalam tubuh,
sehingga tubuh pun sehat. Intervensi senam yoga umumnya efektif dalam
mengurangi berat badan, tekanan darah, kadar glukosa dan kolesterol tinggi serta
fikiran, relaksasi fisik dan emosional.
Gerakan senam yoga yang dipaparkan disini untuk lebih meringankan
gejala dan mengantisipasi supaya gejala hipertensi tidak timbul. Dengan berlatih
yoga, otot tubuh akan lebih lentur dan hal ini membuat peredaran darah lebih
lancar, dan hasilnya tekanan darah yang lebih normal. Beberapa posisi senam
yoga untuk hipertensi adalah sebagai berikut.

17

Postur (asana) Savasana disebut juga sebagai Yoga Nindra yang


secara harfiah berarti yoga tidur terlihat dalam gambar tersebut. Yoga Nindra
menurut Claire (2006) merupakan posisi relaksasi mendalam yang dapat
melepaskan ketegangan fisik, mental, emosi dan spiritual. Postur Savasana
dilakukan dengan berbaring telentang lurus dengan kedua kaki terentang menjauh
dari garis tengah tubuh. Kedua tangan terentang di kedua sisi tubuh dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Kepala bersandar dengan leher lurus tidak
tertekuk sehingga wajah/hidung mengarah lurus ke atap. Tulang bahu harus
lemas dan terentang lebar menyentuh lantai. Tulang ekor menyentuh lantai
dengan tulang punggung bawah tetap melengkung alami. Mungkin akan terasa
lebih nyaman jika meletakan bantalan di bawah lengkungan leher atau punggung.

Gambar : Posisi Yoga Nindra : Savasana


Latihan relaksasi dan meditasi Yoga dalam Good Life Entertainment (2004)
mengikuti tahapan latihan sebagai berikut. Persiapan awal pilih tempat yang
tenang, bersih dengan sirkulasi udara baik. Waktu latihan yang terbaik adalah
fajar atau larut malam. Gunakan pakaian longgar yang nyaman dan bertelanjang
kaki. Jangan memaksakan diri dan segera hentikan latihan jika tidak merasa
nyaman. Demi kelancaran, konsentrasi dan keberhasilan latihan, sebaiknya anda
menghapal serta memahami urutan langkah latihan dalam panduan ini di bawah
ini, sebelum melakukannya.
Sesi pertama (Relaksasi mendalam):
1. Berbaringlah lurus dengan mata terpejam dalam posisi Yoga Nindra atau
Savasana. Biarkan seluruh tubuh jatuh menyentuh alas pembaringan dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Bernapaslah dengan normal.

18

2. Sekarang lemaskan seluruh tubuh anda sehingga terasa ringan tanpa bobot.
Metoda sederhana untuk melemaskan beberapa bagian tubuh dijelaskan di
bawah ini :
a. Mata : Buka dan tutup mata bergantian selama 10 menit, kemudian ulangi
3 sampai 4 kali. Dengan perlahan gerakan mata ke arah atas-bawah dan
lurus, ke arah kiri-kanan dan lurus. Ulangi gerakan tersebut 2 sampai 3 kali.
b. Mulut dan lidah : Buka mulut selebarnya tanpa dipaksakan. Lipat lidah ke
arah tenggorokan. Tutup mulut anda dengan posisi lidah tetap terlipat
kemudian tahan sampai 10 detik. Selanjutnya buka mulut dan kembalikan
lidah ke posisi normalnya. Tutup mulut anda kemudian ulangi 2 sampai 3
kali.
c. Seluruh tubuh : tutup mata anda dan rasakan secara pikiran bagian tubuh
tertentu rileks. Yakinkan anda tidak merasakan tegang atau kaku pada
bagian tubuh itu. Buat gerakan ringan jika terasa kaku atau tegang seperti
gerakan jari ke atas-bawah, goyangkan bahu atau putar kepala dari satu
sisi ke sisi lainnya sekali atau dua kali. Selanjutnya lemaskan tubuh secara
keseluruhan.
d. Konsentrasikan pikiran dan rasakan secara berurutan dari pinggang sampai
jempol kaki hingga terasa rileks.
e. Konsentrasikan dan rasakan secara berurutan dari pinggang sampai leher.
Kendurkan otot bagian perut, dada, pundak, punggung atas dan bawah.
Kendurkan jari-jari, telapak, pergelangan, lengan bawah dan lengan atas
secara berurutan satu persatu.
f. Konsentrasikan pikiran menuju bagian atas tubuh anda. Kendurkan otot
wajah, tulang rahang, bibir, pipi, alis, pelipis dan bagian kepala.
3. Sambil tetap menutup mata, sekarang tenangkan pikiran anda. Rasa tenang
dan

santai

dapat

dicapai

dengan

membayangkan

sesuatu

yang

menyenangkan atau obyek yang dapat memberikan kenyamanan. Obyek yang


dimaksud dapat berupa orang atau tempat. Rasakan secara fisik dan pikiran
sehingga anda serasa berhadapan langsung atau berada di tempat tersebut.
4. Sekarang konsentrasikan pikiran terhadap pernapasan. Letakan telapak
tangan kanan anda di atas perut. Tarik napas dengan hidung lalu buanglah
napas melalui mulut dengan perlahan sesuai kemampuan anda. Rasakan

19

perut mengembang saat menarik napas dan sebaliknya perut tertarik ke dalam
saat membuang napas. Lakukan selama 3 sampai 5 menit secara berirama.
5. Letakan tangan kanan kembali ke posisi semula di atas lantai. Bernapaslah
normal.

Rasakan

relaksasi

secara

utuh

seperti

anda

akan

tertidur.

Pertahankan posisi ini sampai 10 atau 15 menit. Jangan tergesa-gesa


mengahiri latihan, nikmati saja perasaan itu.
Efek

ketenangan

yang

dicapai

dari

latihan

sesi

pertama

dapat

disempunakan dengan melanjutkan latihan sesi kedua seperti dituliskan di bawah


ini.
Sesi Kedua (Meditasi):
1. Duduk bersila dengan punggung tegak. Temukan posisi bersila yang
senyaman mungkin seperti salah satunya terlihat dalam gambar berikut ini.

Gambar Posisi bersila


2. Letakan punggung kedua tangan masing-masing di atas lutut sehingga telapak
tangan menghadap ke atas. Sentuh ujung ibu jari dengan jari telunjuk dan
biarkan jari tangan lainnya menghadap ke atas seperti gambar di atas. Tarik
napas melalui hidung kemudian bunyikan hurup A sambil membuang napas

20

sampai habis. Rasakan getaran suara di sekitar pusar dan tubuh bagian
bawah. Lakukan sebanyak 3 kali pengulangan.

Gambar Posisi jari kesatu


3. Tetap pertahankan punggung kedua tangan masing-masing di atas lutut
sehingga telapak tangan menghadap ke atas. Sentuh ujung ibu jari dengan jari
telunjuk tetapi sekarang lipat jari tengah, jari manis dan kelingking menyentuh
telapak tangan. Tarik napas melalui hidung kemudian bunyikan hurup U
sambil membuang napas sampai habis. Rasakan getaran suara pada bagian
tengah tubuh dan dada. Lakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
4. Tetap pertahankan punggung kedua tangan masing-masing di atas lutut
sehingga telapak tangan menghadap ke atas. Kepalkan kedua telapak tangan
dengan menggenggam ibu jari di dalamnya. Tarik napas melalui hidung dan
kemudian bunyikan hurup M sambil membuang napas sampai habis.
Rasakan efek gema dari suara M di bagian kepala dan muka. Lakukan
sebanyak 3 kali pengulangan.
5. Rasakan setiap kumpulan otot dalam kondisi santai sempurna. Rasakan
pernapasan melambat dan rasakan ketenangan dalam pikiranmu.
6. Bayangkan anda duduk di bawah pohon yang rindang dengan danau yang
tenang di belakangnya. Langit terlihat biru dengan hiasan awan putih bersih.
Rasakan hangat sinar matahari dengan hembusan anginya sepoi-sepoi.
Rasakan tercium bau tanah sambil mendengarkan suara merdu kicau burung
diantara gemerisik dedaunan. Nikmati menjadi bagian dari ciptaan Tuhan yang
luar biasa ini.

21

7. Rasakan energi penyembuhan yang hidup di sekeliling anda. Seraplah energi


itu dan rasakan diri anda sedang disembuhkan dari dalam. Rasakan setiap
tekanan darah berubah menjadi menurun.
8. Katakan kepada diri anda sendiri : tekanan darahku akan menurun.
Lakukan pengulangan sampai 9 (sembilan) kali.
9. Secara perlahan sadari dan rasakan pernapasan yang anda lakukan. Tetaplah
fokus pada perubahan yang dirasakan. Syukuri terhadap semua yang telah
diberikan Tuhan.

D. Terapi Diet dan Herbal


Beberapa manfaat Rosella yaitu:
1. Memperlancar

peredaran

darah,

mencegah

tekanan

darah

tinggi,

meningkatkan kinerja usus & berfungsi sebagai tonik.


2. Pereda rasa nyeri.
3. Mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi
4. Kandungan kalsium tinggi dapat mengurangi risiko osteoporosis dan
membantu pertumbuhan tulang.
5. Bunga Rosella memiliki kemampuan untuk membantu dalam metabolisme
lemak.
6. Bunga Rosella dalam menurunkan tekanan darah melalui kemampuan dalam
mempertahankan elastisitas dinding pembuluh darah.
Peningkatan ekresi cairan tubuh yang disebabkan karena diuretik dapat
menurunkan tekanan darah. Adapun aturan minum teh Rosella adalah sebagai
berikut: seduh sekitar 10 gram bunga Rosella dalam 1 gelas (250 cc) selama 5
10 menit dan kemudian disaring, diminum 2 kali sehari.
Jenis herbal lain yang dapat digunakan adalah daun salam. Tumbuhan ini
mengandung minyak asiri khususnya sitral dan eugenol, juga mengandung tanin
dan flavonoid. Jenis tanaman ini tumbuh liar di hutan, kebun atau pekarangan
diatas daratan rendah sampai pegunungan tinggi.
Daunnya rimbun berwarna hijau. Bunganya majemuk berwarna putih dan
berbau harum, bigitu pula daunnya bila diremas. Buahnya buni, ketika muda
berwarna hijau tetapi ketika masak menjadi merah kehitaman, rasanya sedikit

22

sepat. Untuk mengobati hipertensi diperlukan 20 lembar daun salam yang masih
segar, lalu dicuci dengan bersih dan direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi
satu gelas. Selanjutnya disaring dan airnya diminum, sehari minum dua kali
sebelum makan.

Gambar. Daun Salam


Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
penderita hipertensi dalam menjalankan diet yang sesuai. Terlalu banyak
mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah hingga ke tingkat yang
membahayakan. Panduan terkini dari British Hypertension Society menganjurkan
asupan natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4 gram sehari. Jumlah tersebut
setara dengan 6 gram garam, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari. Penting untuk
diingat bahwa banyak natrium (sodium) tersembunyi dalam makanan, terutama
makanan yang diproses. Mengurangi asupan garam <100 mmol/hari (2,4 gram
natrium atau 6 gram garam) bisa menurunkan TDS 2-8 mmHg.
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya kenaikan tekanan darah.
Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang
bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya
yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber
dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. Mengurangi diet lemak dapat
menurunkan tekanan darah TDS/TDD 6/3 mmHg.
Konsumsi sayur dan buah harus ditingkatkan. Jenis makanan ini sangat
baik untuk melawan penyakit hipertensi. Dengan mengonsumsi sayur dan buah
secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke, dan

23

penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker.


Mengonsumsi sayur dan buah dengan teratur dapat menurunkan tekanan darah
TDS/TDD 3/1 mmHg.
Makan ikan secara teratur sebagai cara mengurangi berat badan akan
menurunkan tekanan darah. Kurangi konsumsi sodium. Sumber sodium antara
lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium
Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (terdapat didalam saos,
kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang
mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan
penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Diet rendah
kolestrol dan lemak terbatas.
Penurunan tekanan darah akan terjadi, apabila minum teh hijau secara
teratur sesuai takaran yang disajikan. Dosis teh hijau sangat bervariasi, tetapi
biasanya berkisar antara 1-10 gelas sehari. Dosis yang umum digunakan teh hijau
berdasarkan jumlah biasanya dikonsumsi di negara-negara Asia, yaitu sekitar 3
cangkir per hari, memberikan 240-320 mg bahan aktif, polifenol. Untuk membuat
teh, orang biasanya menggunakan 1 sendok teh daun teh dalam 8 ons air
mendidih. Untuk penderita hipertensi diperlukan minum teh hijau sekitar 3 cangkir
teh per hari. Sedangkan untuk mengurangi kolesterol, maka pasien perlu minum
10 cangkir atau lebih per hari.
Resep lain untuk menurunkan tekanan darah adalah menggunakan bahan
berupa buah kesemek 1 buah, biji teratai 200 g, air 750 cc. Cara membuatnya
adalah dengan merebus biji teratai pada periuk yang terbuat dari tanah sampai
mendidih dan matang. Buah kesemek diiris lalu masukkan pada rebusan biji
teratai. Selanjutnya, rebus lagi hingga airnya tinggal 400 cc dan diminum secara
rutin.
Resep kedua berbahan bawang putih 2 butir dikupas kulitnya, air matang
hangat 1 gelas, Cara membuatnya adalah kunyah bawang putih lalu telan, lalu
minumlah air matang hangat. Lakukan 3 x 1 hari. Resep ketiga menggunakan
buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang sudah masak 2 buah. Cara membuatnya
adalah cuci sampai bersih buah menkudu, lalu parut, peras, saring untuk diambil
airnya. Minum ramuan sehari dua sampai tiga kali.

24

Resep keempat untuk menurunkan hipertensi menggunakan daun meniran


genggam dicampur dengan air matang cangkir. Cara resepnya dimulai
dengan daun meniran ditumbuk dan digiling halus. Tambahkan air, lalu peras dan
saring. Minum 2-3 x 1 hari. Ramuan diminum sekali habis. Resep kelima untuk
hipertensi menggunakan bahan 2 buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak
langsung dari pohon Madu satu sendok makan. Cara membuatnya dengan
mencuci sampai bersih buah mengkudu, lalu peras untuk diambil airnya.
Tambahkan madu satu sendok makan, aduk hingga merata, saring Minum
ramuan setiap dua hari sekali.
Resep Obat Herbal Menurunkan Hipertensi menggunakan delapan daun
seledri (apium graveolens) yang ditambah secukupnya dengan air bersih. Cara
membuat ramuan adalah ambil daun seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan
air bersih secukupnya. Setelah itu remas-remaslah dengan tangan, kemudian
diperas dan saring untuk diambil airnya. Minum ramuan secara rutin sehari tiga
kali sebanyak dua sendok makan.
Resep Obat Herbal Menurunkan Hipertensi (Obat Darah Tinggi) 9 Bahan
Buah timun (Cucumis sativuz) segar 2 buah Air bersih Cara membuat Cuci sampai
bersih buah timun, lalu parut, peras dan saring untuk diambil airnya. Minum
ramuan sehari dua sampai tiga kali. Ramuan ini diminum sekali habis. Resep obat
herbal untuk menurunkan hipertensi menggunakan 10 buah timun (cucumis
sativuz). Caranya adalah ambil buah timun, lalu cuci sampai bersih. Setelah bersih
kemudian dikukus dan didinginkan. Makan kukusan buah timun sehari satu kali.
Buah mengkudu (morinda citrifolia) yang masak 2 buah lalu ditambah gula batu 8
gr. Langkah membuat ramuannya adalah ambil buah mengkudu, lalu cuci sampai
bersih, lalu tumbuk. Kemudian peras dan saring untuk diambil airnya, tambahkan
gula batu secukupnya. Minum ramuan sehari satu kali.
Resep untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang banyak diteliti adalah
15 bahan buah belimbing wuluh 5 buah Caranya adalah membuat cuci buah
belimbing wuluh sampai bersih. lalu parut, peras dan ambil airnya. Ramuan dapat
diminum 1-2 x hari. Resep berikutnya menggunakan ciplukan kering 5g dan air
bersih 110 ml. Cara membuatnya dengan mencuci ciplukan, lalu rebus dengan
110 ml air bersih selama seperempat jam sambil sesekali diaduk, angkat lalu

25

saring dan dinginkan. Minum ramuan sehari dua kali, setiap minum sebanyak 100
ml. Jangan gunakan ramuan ini lebih dari 24 jam.

26

BAB 4
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah,


menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan.
Penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan upaya awal pencegahan
sebelum seseorang menderita hipertensi melalui program penyuluhan dan
pengendalian

faktor-faktor

risiko

kepada

masyarakat

luas

dengan

memprioritaskan pada kelompok risiko tinggi. Tujuan pencegahan primer adalah


untuk mengurangi insidensi penyakit hipertensi dengan cara mengendalikan
faktor-faktor resiko agar tidak terjadi penyakit hipertensi. Contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah pengaturan diet, perubahan gaya hidup, manajemen
stress dan lainnya.
Bina suasana dapat dilakukan dengan pemasangan poster, spanduk,
iklan di media masa baik elektronik maupun cetak. Pembentukan kelompok
dukungan

masyarakat

sebagai

bentuk

pemberdayaan

untuk

memotivasi

masyarakat luas perlu dilakukan pada tahap pencegahan primer. Langkah ini
terbukti mampu merubah perilaku seseorang untuk melakukan tujuan yang
hendak dicapai (Triyanto, 2011). Iklan layanan masyarakat melalui pemasangan
baliho juga turut berperan dalam promosi kesehatan.
Modifikasi gaya hidup yang penting adalah mengurangi berat badan untuk
individu yang gemuk; mengadopsi pola makan; diet rendah natrium; aktifitas fisik;
dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan
pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi;
mengurangi

garam

dan

berat

badan

dapat

membebaskan

pasien

dari

menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan
obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol.
Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan strategi utama
dalam pencegahan hipertensi. Tujuan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan dimaksudkan untuk perubahan perilaku seseorang dalam mencegah
terjadinya

kesakitan.

Penelitian

Triyanto,

Iskandar

&

Saryono

(2012),

27

menggambarkan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pilihan dan


perubahan perilaku.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan terhadap penyakit
hipertensi antara lain :
1. Pola Makan yang Baik
Langkah yang dapat dilakukan seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya adalah mengurangi asupan garam dan lemak tinggi. Disamping itu,
perlunya meningkatkan makan buah dan sayur. Setiap orang yang terbiasa
dengan makanan yang berlemak, kemudian diubah menjadi makanan yang
termasuk vegetarian biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini
dapat dilakukan dengan pemberian dukungan keluarga. Pendidikan kesehatan
yang intens disertai langkah promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dan
pemerintah dapat memotivasi masyarakat untuk merubah perilaku pola makan ini.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan.
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan
utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat
yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit
kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi
atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah yakni diet rendah garam,
diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila
kelebihan berat badan. Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya
membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium
atau natrium (Na). Oleh karena itu, sangat penting untuk diperhatikan dalam
melakukan diet

rendah

garam

adalah komposisi makanan

yang harus

mengandung cukup zatzat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan
rendah sodium dan natrium.
2. Perubahan Gaya Hidup
a. Olahraga teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobik, karena kedua
sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga aerobik maksudnya
olah raga yang dilakukan secara terus-menerus Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan

28

sekurang-kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar. Salah satu manfaat
dari aktivitas fisik yaitu menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal.
Contoh dari aktivitas fisik yang dapat menjaga kestabilan tekanan darah
misalnya olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/
mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
b. Menghentikan rokok
Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah
meningkat. Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat
untuk mencegah penyakit kardiovaskular pada penderita hipertensi. Dalam rangka
menghentikan kebiasaan merokok memang tergolong langkah yang sulit pada
kebanyakan orang. Apalagi sekarang ini banyak sekali bermunculan pabrik rokok
yang menjamur di belahan nusantara.
Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini
disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon
adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Nikotin diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah
lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja
jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah yang sempit.
Berbagai iklan rokok di media masa baik cetak maupun elektronik
sangatlah gencar dilaksanakan. Peran pemerintah juga sangat minimal.
Pemerintah masih belum bisa mengambil kebijakan yang mendukung untuk
berhentinya merokok. Kebijakan yang dibuat masih setengah-setengah. Hal ini
terbukti dari anjuran larangan merokok yang tidak diimbangi dengan mengurangi
produksi rokok.
Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah
dengan optimalisasi dukungan keluarga. Pendidikan dan promosi kesehatan
berbasis keluarga dapat menurunkan konsumsi rokok per hari. Pada pertemuan
masyarakat hendaknya dipasang poster larangan merokok di setiap rumah. Poster

29

bahaya rokok yang dipasang disetiap rumah terbukti mampu mengubah gaya
hidup merokok.
Kesan bahwa merokok sebagai bukti laki-laki sejati harus dihilangkan.
Sebagian besar merokok dilakukan oleh laki-laki, maka sebagai istrinya harus
mampu memotivasi pasangan laki-lakinya untuk berhenti merokok. Melalui
kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat yang
didalamnya terdapat indikator dilarang merokok di dalam rumah sebaiknya
ditegaskan menjadi dilarang merokok sama sekali. Kampanye anti rokok setiap
wilayah seharusnya dilakukan secara optimal. Hasil penelitian Triyanto, (2010),
dengan mengunakan pendekatan terapi perilaku didapatkan hasil yang efektif
dalam menurunkan konsumsi merokok.
c. Menghentikan konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan
yang sehat dan bervariasi tidak merusak kesehatan. Namun demikian, minum
alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.
Pesta minuman keras sangat berbahaya bagi kesehatan karena alkohol berkaitan
dengan stroke. Menghindari konsumsi alkohol bisa menurunkan 2-4 mmHg.
3. Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah
satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan yang
kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami hipertensi.
Penurunan berat badan pada penderita hipertensi dapat dilakukan melalui
perubahan pola makan dan olah raga secara teratur. Tekanan darah turun 5-20
mmHg per 10 kg penurunan BB.
4. Kontrol Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah secara teratur sebagai bentuk skrining dan
juga kepatuhan berobat bagi orang yang sudah pernah menderita hipertensi.
Dalam pemeriksaan dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang.

30

BAB 5
PENUTUP

Apabila semua program penatalaksanaan hipertensi dilaksanakan dengan


baik, maka diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan koomplikasi akibat
hipertensi. Hipertensi dapat dicegah dan diobati. Kunci keberhasilan adalah
adanya kepatuhan dan perubahan gaya hidup seseorang. Peran kader menjadi
sangat penting sebagai dukungan masyarakat. Semoga buku pedoman ini
bermanfaat bagi penderita hipertensi.

31

DAFTAR PUSTAKA
American Hypertension Association. (2006). Alternative Treatments Hypertension.
From : http://healthlibrary.epnet.com/print
Asrin, Triyanto, E. dan Siti, M. (2008). Upaya Pengendalian Respon Emosional
Pasien Hipertensi dengan Terapi Musik Dominan Frekuensi Sedang.
Soedirman Nursing Journal 4(2)
Chlan, L. (2008). Complementary Therapy in Nursing. New York : Springer
Publishing Company, Inc
Erviana, A. (2009). Pengaruh Pemberian Tehnik Relaksasi Terhadap Penurunan
Hipertensi Di Desa Tulangan Kecamatan Pracimantoro Kabupaten
Wonogiri Jawa Tengah. Jurnal Ners 1(2)
Kurniawan. (2002). Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta : FK Yarsi.
Lewis, Sharon, M., Margaret, M. H.,& Shanon R. D. (2000). Medical Surgical
Nursing Assesment and Management of Clinical Problems. St. Louis,
Missouri: Mosby Inc.
Putu, Ni Luh. (2009). Perbedaaan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada
Wanita Dewasa Yang Melakukan Senam Yoga Dan Penderita Hipertensi
Padawanita Dewasa Yang Tidak Melakukan Senamyoga. Jurnal
Keperawatan Indonesia 7(2):12-21
Ramdhani, Neila. Putra, Adhyos, Aulia. (2006). Pengembangan terapi relaksasi
progresif. Jurnal Keperawatan Indonesia 4(2)
Sasmita, A. (2009). Pengaruh Senam Yoga Selama 12 Minggu Terhadap Tekanan
Darah Diastol dan Sistol Hipertensi. Media Keperawatan 1(1)
Setyoadi & Triyanto, E. (2012). Strategi Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
AIDS. Yogyakarta : Graha Ilmu Press.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2000). Medical surgical nursing (9th ed.).
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Triyanto, E., Iskandar, A., & Saryono. (2012) Pengaruh Aplikasi Health Promotion
Model Terhadap Peningkatan Kualitas Kelompok Peduli Hipertensi.
Soedirman Nursing Journal 7(2)125:134
WHO. (2009). Report of hypertensions. WHO/CDS/RBM/2001.35. Geneva 28-30
March 2009.

32

BIBLIOGRAFI PENULIS
Endang Triyanto, lahir di Kebumen, 2 Oktober 1978.
Lulus pendidikan Ners tahun 2005 di Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Tugas Belajar pada
Program Magister Keperawatan di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia mulai Tahun
2008 sampai Tahun 2010. Selanjutnya, sebagai
dosen di Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada tahun
2005 sampai sekarang. Kegiatan mengajar juga dilakukan pada perguruan tinggi
Keperawatan di Purwokerto. Berbagai penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat tentang hipertensi sudah dilakukan. Model Kelompok Peduli
Hipertensi telah dikembangkan secara terpadu bersama tenaga kesehatan di
Banyumas. Email endangtriyanto@yahoo.com.

33

Anda mungkin juga menyukai