Anda di halaman 1dari 3

IbM KADER KESEHATAN DAN RT SIAGA DENGAN TINGGINYA ANGKA

KEMATIAN IBU DI BANYUMAS


Tim IbM

Endang Triyanto 1),


Lutfatul Latifah 2),
Atyanti Isworo 3)
Instansi : Jurusan Keperawatan
Fakultas
Ilmu-ilmu
Kesehatan,
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
email: endangtriyanto@yahoo.com

Ringkasan Eksekutif
Penyebab kematian ibu yang terjadi adalah akibat
pendarahan, eklampsia, jantung, kejang, stroke.
Upaya deteksi dini tidak dilaksanakan, sehingga
faktor resiko tidak diketahui dan saat mendapatkan
pertolongan medis sudah dalam kondisi parah.
Pemberdayaan kader kesehatan di posyandu (Mitra
I) dan RT Siaga (Mitra II) menjadi salah satu solusi
yang tepat. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap
kedua mitra dalam melakukan deteksi dini dan
pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil
resiko tinggi masih sangat rendah. Solusinya dengan
pelatihan, promosi kesehatan, pemberdayaan kader,
deteksi dini dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan ibu hamil. Kegiatan ini
dilaksanakan di Desa Linggasari Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas sejak Maret sampai
Oktober 2015. Hasil yang diperoleh adalah
peningkatan pengetahuan kader tentang berbagai
faktor resiko tinggi kehamilan sebelum dan setelah
kegiatan. Rata-rata nilai post test tentang kehamilan
resiko tinggi mencapai 80. Seluruh kader mampu
melakukan deteksi dini dan pertolongan pertama
saat terjadi kejang ibu hamil. Warga RT Siaga siap
memberikan dukungan dan tanggug jawab terhadap
pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Bidan Desa
menyatakan siap 24 jam memberikan pertolongan
ibu hamil dengan menyediakan call center dan siap
merujuk jika diperlukan. Rencana tindak lanjut
program adalah disepakatinya pembinaan kader
oleh bidan, skrining factor resiko ibu hamil secara
rutin oleh kader dan warga RT siap siaga
memberikan bantuan kepada ibu hamil. Luaran IbM
ini adalah berupa CD pertolongan kejang ibu hamil,
buku pedoman kader dan metode pemberdayaan
masyarakat oleh kader kesehatan bersama suami/RT
Siaga dalam menurunkan AKI.
Kata kunci : ibu hamil, kejang, faktor resiko, AKI,
perdarahan, eklampsia

HKI dan Publikasi


1. Triyanto, E. 2010. Hubungan Antara Dukungan
Suami dengan Mekanisme Koping Istri yang
Menderita Kista Ovarium di Purwokerto. Jurnal
Keperawatan Soedirman 5(1)
2. Triyanto, E. Saryono, Upoyo, A. 2012.
Pengembangan Kelompok Peduli Hipertensi.
Jurnal Keperawatan Soedirman 7(2)
Latar Belakang
Beberapa penyebab kematian ibu
yang
telah
ditemukan
diantaranya
keterlambatan penanganan perdarahan,
eklampsia, , dan anemia (Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas, 2013). Berdasarkan
studi Triyanto (2013) ditemukan ibu hamil
enggan periksa kehamilan kepada tenaga
kesehatan dengan alasan tidak ada keluhan
yang berat. Upaya penurunan AKI yang
dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas
melalui
program
EMAS
(Expanding Maternal and Neonatal
Survival).
Program ini difokuskan hanya pada
tatanan pelayanan skunder yaitu di pusatpusat pelayanan persalinan seperti
Puskesmas dan rumah sakit. Sementara,
pada tatanan pelayanan primer (promotif
dan preventif) masih belum optimal.
Dampaknya adalah tidak terdeteksinya
secara dini berbagai penyakit yang
menyebabkan ibu hamil masuk dalam
kategori resiko tinggi. Pemberdayaan kader
kesehatan dapat membantu menurunkan
AKI. Namun, selama ini belum pernah ada
pelatihan kader, bahkan buku pedoman
kader ibu hamil juga belum tersedia.

Hasil dan Manfaat

Kegiatan yang dilakukan oleh Tim IbM adalah


sebagai berikut :
A. Pembuatan Media Video Pertolongan
Kejang pada Ibu Hamil

Gambar 1. CD Penanganan Kejang Ibu Hamil

B. Penyusunan Buku Pedoman


Kesehatan Ibu Hamil dan RT Siaga

Kader

Gambar 2. Buku Pedoman Kader Ibu Hamil


C. Pelatihan Faktor Resiko Tinggi Kehamilan
D. Pelatihan dan Praktik Deteksi Dini Faktor
Resiko Tinggi Ibu Hamil
E. Pelatihan
pertolongan
pertama
kegawatdaruratan ibu hamil.

Metode
Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah 1)
Penyusunan buku pedoman kader dan RT
siaga terhadap ibu hamil; 2) Pembuatan
video CD pertologan kejang ibu hamil; 3)
Pelatihan faktor resiko tinggi kehamilan; 4)
Pelatihan dan praktik kader kesehatan
tentang deteksi dini faktor resiko ibu hamil;
Gambar 3. Pertolongan Kejang Ibu Hamil
5) Pelatihan pertolongan pertama pada ibu
hamil dengan kegawatdaruratan; 6) F. Promosi Kesehatan Suami dan RT Siaga
Promosi kesehatan pemeriksaan kehamilan;
7) Sosialisasi RT siaga pada tiap pertemuan
RT; 8) Penyusunan rencana tindak lanjut.
Kegiatan dimulai Maret Oktober 2015.
Evaluasi seluruh kegiatan diukur dari
sebelum
dan
setelah
kegiatan
menggunakan evaluasi pre test dan post
test. Hasil pre test dan post test
dibandingkan secara persentase sesuai
Gambar 4. Spanduk Promosi Kesehatan
target.
G. Advokasi Alur Rujukan, Call Center,
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Program
Rencana tindak lanjut program yang
disepakati adalah skrining ibu hamil oleh
kader; warga RT Siaga bertanggung jawab
secara siap siaga memberi informasi dan
mengantarkan ibu hamil yang memerlukan
rujukan melalui bidan; puskesmas akan selalu
bersedia memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik kepada ibu-ibu hamil; dan kelas
ibu hamil disepakati dilaksanakan rutin setiap
jumat minggu ketiga.
Manfaat yang diperoleh masyarakat
adalah tercapai kemampuan mandiri dalam
melakukan deteksi dini dan meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil,
sehingga angka kematian ibu menurun.

Anda mungkin juga menyukai