Anda di halaman 1dari 1

Nanoteknologi diyakini akan menjadi salah satu pilihan utama teknologi yang

dapat mengakselerasikan produk-produk industri dan membawa peningkatan


daya saing industri secara signifikan. Salah satu bidang nanoteknologi yang
saat ini sedang ramai diteliti dan dikembangkan adalah Nano Kitosan.
Kitosan merupakan polisakarida yang diperoleh dari hasil deasetilasi kitin,
polimer kedua terbanyak di alam yang umumnya berasal dari limbah kulit
hewan Crustacea. Dibandingkan kitin yang bersifat inert, kitosan relatif lebih
reaktif dan mudah diproduksi dalam bentuk serbuk, pasta, film, serat, dll.
Dengan sifat biokompatibilitasnya, potensi kitosan untuk dikembangkan
sebagai bahan aktif dan bahan pembantu dalam industri makanan dan
farmasi sangatlah tinggi. Sebagai bahan aktif, kitosan bermanfaat dalam
mempercepat penyembuhan luka (wound healing) dengan sifatnya yang
mampu meningkatkan proliferasi fibroblast sekaligus sebagai antibakteri.
Dewasa ini, penggunaan kitosan sebagai bahan pembantu difokuskan pada
pengembangan sistem penghantaran obat. Kitosan merupakan matriks yang
efektif dalam mengendalikan laju pelepasan obat. Hal ini terutama
bermanfaat untuk senyawa-senyawa anti kanker. Kitosan dalam bentuk
mikro dan nanopartikel telah digunakan dalam formulasi obat-obat
mukoadhesif, perbaikan laju disolusi untuk obat-obat dengan kelarutan yang
rendah, penghantaran obat bertarget, serta peningkatan absorpsi senyawa
obat dalam bentuk peptida.

Berdasarkan kepada hal tersebutlah dan dalam rangka meningkatkan


pengetahuan dan pengembangan aplikasi nanoteknologi khususnya
penerapan Nano Kitosan dalam bidang Farmasi, Pangan, Kosmetik, dan
Kesehatan, Masyarakat Nano Indonesia (MNI) menyelenggarakan Seminar
Nanoteknologi. Selama lima tahun terakhir MNI bekerja sama dengan
berbagai instansi/pihak terkait telah menyelenggarakan berbagai seminar
dan pelatihan di tingkat nasional dan internasional untuk lebih
meningkatkan/memajukan penerapan nanoteknologi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai