Anda di halaman 1dari 33

ANATOMI MERPATI (Columba domestica)

Oleh:
Nama
: Gina Amalia
NIM
: B1J013004
Rombongan
: IV
Kelompok
: 1
Asisten : Senja Rahayu Kinanti

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus)

Oleh:
Nama
: Gina Amalia
NIM
: B1J013004
Rombongan
: IV
Kelompok
: 1
Asisten : Senja Rahayu Kinanti

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Caput Merpati (Columba domestica)


Keterangan Gambar :
1. Organon visus
2. Palpebra superior
3. Palpebra inferior
4. Paruh superior
5. Paruh inferior
6. Cerome
7. Nares externa
8. Cervix

Gambar 2. Morfologi Bulu Merpati (Columba domestica)


Keterangan Gambar :
1. Plumae
2. Plumulae
3. Filoplumae
4. Calamus
5. Umbilicus inferior
6. Umbilicus superior
7. Vexillum
8. Rachis
9. Rami
10.Radii
11.Radioli

Gambar 3. Anatomi Sistem Pencernaan Merpati (Columba


domestica)
Keterangan Gambar :
1. Oesophagus
2. Ingluvius
3. Proventriculus
4. Ventriculus
5. Duodenum
6. Jejunum
7. Illeum
8. Rectum
9. Cloaca
10.Hepar
11.Pancreas
12.Ductus hepaticus
13.Ductus pancreaticus

Gambar 4. Anatomi Otot Ventral Merpati (Columba domestica)


Keterangan Gambar:
1. Muscullus pectoralis mayor
2. Muscullus pectoralis minor
3. Basi sterni
4. Carina sterni
5. Foramen trioceus
6. Muscullus coraco branchialis

Gambar 5. Anatomi Cakar Merpati (Columba domestica)


Keterangan Gambar :
1. Epinichium
2. Hyponichium
3. Nail pad
4. Telapok

Gambar 6. Anatomi Sistem Urogenitalia Merpati Jantan (Columba


domestica)
Keterangan Gambar :
1. Testis
2. Ren
3. Vas defferens
4. Ureter
5. Vesica urinaria
6. Cloaca

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Caput Marmut (Cavia porcellus)


Keterangan Gambar :
1. Incisivi
2. Vibrisae
3. Labium superior
4. Labium inferior
5. Nares externa
6. Rima oris
7. Organon visus
8. Palpebra superior
9. Palpebra inferior
10.Cervix
11.Pina auricula

Gambar 2. Morfologi Truncus Ventral Marmut Jantan (Cavia


porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.

Papilla mammae
Glans penis
Penis
Anus
Lekuk pirenium

Gambar 3. Morfologi Truncus Ventral Marmut Betina (Cavia


porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.

Papilla mammae
Clitoris
Vulva
Lekuk pirenium
Anus

Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Marmut (Cavia porcellus)


Keterangan Gambar :
1. Oesophagus
2. Pars cardia
3. Fundus
4. Pars pylorica
5. Pylorus
6. Duodenum
7. Illeum
8. Jejunum
9. Haustrae
10.Incisura
11.Taenia
12.Caecum
13.Colon ascenden
14.Colon descenden
15.Colon trasversum
16.Colon sigmoideum
17.Rectum
18.Anus
19.Hepar
20.Pancreas
21.Vesica felea
22.Ductus hepatica
23.Ductus cysticus

Gambar 5. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Betina (Cavia


porcellus)
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kelenjar adrenal
Ren
Ureter
Osteum tuba
Oviduct
Uterus
Vesica urinaria
Uretra
Vulva

Gambar 6. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Jantan (Cavia


porcellus)
Keterangan Gambar :
1. Kelenjar adrenal
2. Ren
3. Kelenjar prostat
4. Ureter
5. Vesica seminalis
6. Corpus adiposum
7. Testis
8. Epididymis
9. Vesica urinaria
10.Uretra
11.Penis

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Marmut adalah salah satu hewan dari kelas mamalia yang hidup di
darat.

Marmut

memakan

rumput

dan

tumbuh-tumbuhan

sebagai

makanan utamanya. Marmut memiliki keunikan, yaitu cara ia memikat


lawan jenisnya, dengan mengeluarkan bau yang khas yang keluar dari
kelenjar bau. Kelenjar ini terdapat pada lekukan yang letaknya posterior
dari penis atau vulva yang sering disebut hedorik, berfungsi sebagai
pengenal spesies (Brotoatmojo, 1990).
Marmut memiliki paru-paru yang besar dan terdapat pada rongga
dada. Sekat rongga tubuh yang disebut diafragma terletak antara rongga
dada

dan

rongga

perut

(Djuhanda,

1982).

Hidupnya

membentuk

kelompok kecil tetapi ada juga yang membentuk kelompok besar. Badan
marmut gemuk, pendek mudah menyimpan panas dengan baik, tetapi
pelepasannya kurang baik sehingga marmut dapat bertahan baik dalam
suhu rendah (Hildebrand, 1974).
Pengamatan terhadap morfologi dan anatomi mamalia dalam
praktikum adalah marmut. Pertimbangan ini dipilih untuk dapat mewakili
class mamalia antara lain, marmut mudah didapatkan, ukuran cukup
besar dan tubuhnya mudah dipelajari, serta organ-organ lengkap untuk
mewakili class mamalia.
B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk
mengamati morfologi dan anatomi marmut (Cavia porcellus).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Mamalia merupakan kelompok yang mempunyai derajat paling
tinggi dalam dunia hewan. Semua tubuhnya tertutup kulit yang berambut
dan berdarah panas. Mamalia hidup di berbagai habitat dari kutub sampai
daerah ekuator. Terdiri dari hewan buas dan hewan jinak. Makannya juga
bermacam-macam ada yang makan daging, biji-bijian, buah-buahan,
tumbuh-tumbuhan (Jasin, 1986).
Tubuh mamalia berbentuk bilateral simetri dengan tulang berbeda.
Rahangnya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya tiap individu
berbeda. Kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat dan menggali tanah,
serta berenang. Marmut mempunyai jantung yang terdiri dari empat
ruang dengan sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya terdapat pada
sebelah kiri saja. Ukuran paru-paru sedikit besar, kompak dan kenyal
yang terdapat pada rongga dada (Djuhanda, 1982).
Marmut termasuk dalam class Eutheria meliputi hewan-hewan
yang dinamakan hewan berplasenta, dengan pembuluh darah yang
terdapat pada selaput alantois dan ada juga yang tidak mempunyai.
Marmut termasuk dalam ordo rodentia yang mana merupakan class
mamalia yang paling banyak jumlahnya (Hildebrand, 1974).
Storer dan Usinger (1957) mengklasifikasikan marmut (Cavia
porcellus) sebagai berikut :
Phylum

: Chordata

Sub phylum : Vertebrata


Class

: Mamalia

Ordo

: Rodentia

Familia

: Cavidae

Genus

: Cavia

Spesies

: Cavia porcellus
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia

yang

berdarah

panas

(homoiterm).

Suhu

tubuhnya

tetap

tidak

terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia itu sendiri dari bahasa latin


yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini
mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi
sekresinya akan meningkat pada hewan betina dewasa. Susu dikeluarkan

melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulit yang menutupi


mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan
epidermis (sebelah luar). Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu
mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip
marmut dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Ciri
lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia
dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah,
dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik
pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu
dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang
terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau
vulva, peristiwa ini disebut hedonik (Brotowidjoyo, 1990).

III.

MATERI DAN METODE


A. Materi

Alat yang digunakan adalah baki preparat, pinset, gunting bedah.


Bahan yang digunakan adalah marmut (Cavia porcellus), air kran,
kloroform, dan tissue.
B. Metode
Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
2.

Marmut dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati lemas.


Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral
dibasahi dulu supaya pada waktu dibedah rambut-rambut tidak

3.

mengganggu pembedahan.
Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau
clitoris menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan diujung

4.

medula.
Kulit dibuka ke samping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen

5.

dan thorax.
Pembedahan pada daerah abdomen, dimulai dari daerah inguinal
menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan,
kemudian disectio dilanjutkan ke lateral menyusuri diaphragma,
sehingga otot-otot pada bagian abdomen dapat dikuakkan dan organ-

6.

organ yang ada pada rongga abdomen dapat dilihat dengan jelas.
Pembedahan pada daerah thorax, dilakukan dengan memotong
rusuk-rusuk di kiri sternum, pada bagian anterior dekat pangkal leher
(sampai rusuk pertama) dengan hati-hati jangan sampai merusak
vena besar yang menimbulkan pendarahan. Kemudian pemotongan
dilanjutkan

ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak

(aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri


7.

diaphragma.
Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu

8.

tanpa mengubah tempat masing-masing.


Setelah memperhatikan viscera insitu, saluran pencernaan makanan
direntangkan dengan hati-hati kemudian dipelajari dan disesuaikan
dengan gambar yang ada di diktat serta diberi keterangan.

B.

Pembahasan

Hasil pengamatan anatomi marmut, didapatkan hasil bahwa tubuh


marmut terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hildebrand (1995), bahwa tubuh marmut dibungkus oleh kulit
yang berbulu dan terdiri atas caput, cervix, truncus dan cauda yang
tumbuh rudimenter. Caput terdiri atas rima oris yang dibatasi oleh labium
superior dan labium inferior. Organon visus memiliki pelpebra superior
dan pelpebra inferior. Pada bagian belakang organon visus terdapat pina
auricula (daun telinga) sebagai corong dari porus austicus externa yang
selanjutnya ke alat pendengaran.
Mulut pada marmut merupakan bagian paling depan dari saluran
pencernaan. Oesophagus terletak dibagian dorsal dari trachea, melewati
rongga

dada,

kemudian

menembus

diafragma

menuju

lambung.

Lambung terletak dibelakang diafragma disebelah kiri dari rongga


abdomen. Permukaan yang cembung dan lebar disebut curvatura mayor
sedang yang cekung sempit disebut curvatura minor. Lambung dipegang
oleh selaput mesentrium yang disebut omantum. Pancreas dan limpa
melekat pada selaput ini. Usus terletak sesudah lambung, dapat
dibedakan atas usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu duodenum, jejunum, illeum yang batas-batasnya tidak dapat
dibedakan. Lambung dengan duodenum dihubungkan dengan lubang
yang disebut pylorus. Kelenjar pencernaan pancreas bermuara pada
duodenum. Usus kasar terdiri dari caenum, colon, dan rectum serta
berakhir pada anus (Djuhanda, 1982).
Sistem ekskresi pada marmut (Cavia porcellus) dibangun oleh
sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang,
terletak di sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan
yang merupakan bagian medial ginjal yang berupa

hilus tempat

keluarnya urin. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter, yaitu saluran yang
bermuara pada vesica urinaria yang merupakan tempat penampungan

urin sementara. Akhirnya urin dikeluarkan melalui uretra ke luar tubuh


(Jasin, 1989).
Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis
yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut.
Epididymis terdiri dari caput, corpus dan cauda epididymis. Ductus
defferens berupa saluran berjalan di sebelah dorsal dari kantung urin dan
bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang penis
(Storer dan Usinger, 1957). Terdapat sepasang papilla mammae dan
muara glandula mammae diantara kaki belakangnya, namun pada hewan
jantan, glandula mammae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan
pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang
dalam dan nampak selalu kotor (Brotowidjoyo, 1993).
Menurut Pratiwi (1996) sistem genitalia marmut betina terdiri dari
ovarium. Ovarium pada marmut berjumlah sepasang, merupakan organ
yang kompak dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mamalia yang
lain ductus muller membentuk oviduct, uterus dan vagina. Bagian
anterior oviduct (tuba falopii) membentuk infundibulum yang terbuka
kearah rongga selom. Ada 4 macam tipe uterus:
1.

Dupleks :

uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara

2.

terpisah ke vagina.
Bipartil : uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina

3.

dengan satu lubang.


Bikornuat
: bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang

4.

bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.


Simpleks: semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan
uterus.
Sistem respirasi pada marmut (Cavia porcellus) terdiri dari jantung,

pulmo,

bronchus,

trachea,

laring,

glandula

sublingualis,

glandula

submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulangtulang

turbinal

yang

berkelok-kelok

yang

memperluas

permukaan

olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita


suara. Pita suara terletak pada laring, muscullus diagfragma maticus
memisahkan pulmo dengan jantung dan rongga abdominalis. Laring
merupakan suatau struktur yang kontinyu dengan urutan cincin-cincin
trachea. Fungsi pokok dari laring adalah untuk mencegah masuknya
cairan atau benda ke dalam trachea. Sedangkan fungsi tambahannya

adalah mempunyai peranan dalam menghasilkan gelombang suara atau


bunyi (Smith, 1963).

V.
Berdasarkan

hasil

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
dan

pembahasan

sebelumnya

dapat

diambil

kesimpulan sebagai berikut :


1. Marmut termasuk dalam kelas mamalia, dimana hewan ini memiliki
ciri yang khas yaitu memiliki kelenjar mammae, selain itu juga
tubuhnya ditutupi oleh rambut, kulitnya mengandung bermacammacam kelenjar, jari kakinya memiliki cakar, kuku dan telapak.
2. Marmut terdiri dari kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan
ekor yang rudimenter.
3. Sistem respirasi pada marmut (Cavia porcellus) terdiri dari jantung,
pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis, glandula
submandibularis, glandula parotis.
4. Sistem pencernaan marmut terdiri dari oesophagus, lambung dan
usus. Usus pada marmut terdiri dari dua yaitu usus halus dan usus
kasar. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan illeum. Usus
kasar terdiri dari caecum, colon dan rectum.
5. Sistem ekskresi pada marmut dibangun oleh sepasang ginjal, ureter,
vesica urinaria, uretra dan anus.

6. Sistem genatalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis,


epididymis, ductus defferens dan ductus spermaticus.
7. Sistem genetalia marmut betina dibangun oleh ovarium yang
berjumlah sepasang, oviduct, uterus dan vagina.
B. Saran
Sebelum praktikum berlangsung sebaiknya praktikan mempelajari
materi tentang organ-organ dalam hewan yang akan dibedah, dan pada
saat praktikum agar lebih cermat dalam mengamati organ-organ
tersebut.

DAFTAR REFERENSI
Brotoatmojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Brotowidjoyo, D. M. 1990. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Brotowidjoyo, D. M. 1993. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda,

T.

1982.

Penghantar Anatomi

Perbandingan

Vertebrata.

Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son
Inc., New York.
Jasin, M. 1986. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar
Wijaya, Surabaya.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar
Jaya, Surabaya.
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.
Smith, E.F. 1963. General Zooogy. WB Saunders Company, London.
Storer, T. I. dan Usinger, R. L. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill
Company Inc., New York.
Storer and Usinger. 1961. General Zoology. McGraw-Hill, New Dehli.

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aves

(Columba

domestica)

adalah

hewan

vertebrate

yang

tubuhnya ditutupi oleh bulu, sedangkan hewan lain tidak memiliki bulu.
Aves adalah vertebrate yang dapat terbang, karena mempunyai sayap
yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves
berasal dari elemen-elemen tengah dan distal. Respirasi aves bagian
paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah kantong udara. Kantongkantong udara tersebut berfungsi sebagai alat-alat tambahan dan
sebagai penghasil suara saat terbang. Aves pada umumnya berdarah
panas (Radiopoetro, 1977).
Burung Merpati (Columba domestica) tidak diketahui jelas asal
usulnya. Sejarah mencatat bahwa burung ini telah dipelihara orang ejak
3000 tahun sebelum masehi, yaitu oleh dinasti kelima kerajaan Mesir
Kuno. Burung ini bersifat monogamy dan pasangannya akan tetap sampai
mati (Soeseno, 1996).

Merpati (Columba domestica) termasuk dalam subclass Neomithes


yang mempunyai ciri-ciri ossa metacarpilia bersatu, jari kaki kedua
terpanjang, 13 vertebrae caudalis atau kurang, sternum dengan cairan,
kebanyakan sayap berkembang dengan baik, 5 atau 6 vertebrae caudalis,
coracoid tidak tumbuh melekat pada scapula, ada pygostyle, ada retrices,
barbulae,

mempunyai

kait

sehingga

terbentuk

vexillum,

ordo

Columbiformes memiliki ciri-ciri paruhnya pendek dan langsing dengan


corn pada pangkalnya, ingluvius besar. Burung merpati yang dipelihara
orang adalah hasil domestikasi dari Columba domestica (Moment, 1967).
Merpati (Columba domestica) digunakan sebagai preparat dalam
praktikum kali ini karena mempunyai tubuh yang relatif besar sehingga
mudah diamati. Selain itu, memiliki organ-organ yang lengkap untuk
mewakili kelas aves.
B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk
mengamati morfologi dan anatomi burung Merpati (Columba domestica).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup mendominasi
kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan
chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah
modifikasi dari sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi
tubuh yang mencolok pada aves adalah alat gerak tubuh depannya
berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Sayap pada aves merupakan
homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia yang tersusun atas
radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Burung masa kini telah
berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang
jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulubulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat

dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena
adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang
tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat
perlekatan

otot-otot

terbang

yang

kuat.

Gigi-giginya

menghilang,

digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk (Kluge, 1977).


Merpati

(Columba

domestica),

menurut

Jasin

(1989)

dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :


Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Class

: Aves

Subclass

: Neornithes

Ordo

: Columbiformer

Familia
Genus

: Columbidae
: Columba

Spesies

: Columba domestica

Columba domestica merupakan salah satu dari class aves. Burung


ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar
atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika
burung dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya (Villee et al., 1988).
Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput,
cervix, truncus dan cauda. Caputnya relatif kecil, terdapat paruh yang
dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral
paruh bagian atas. Selain itu, aves mempunyai kaki yang dapat
digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput
interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda
sesuai jenis makanannya (Hildebrand, 1974).
Merpati (Columba domestica) memiliki cakar yang terbungkus oleh
kulit yang menanduk dan bersisik. Cor atau yang sering dikenal dengan
jantung pada merpati (Columba domestica) memiliki empat ruangan,
yakni dua ruang auricula dan dua ruang ventriculum. Merpati (Columba
domestica) bernapas dengan menggunakan paru-paru yang kompak.
Paru-paru ini menempel pada costae dan menghubungkan dengan
kantung udara (saccus pneumaticus) yang meluas pada alat-alat dalam.
Merpati (Columba domestica) memiliki kotak suara pada dasar trachea.

Fertilisasi pada merpati terjadi didalam tubuh dengan sifat ovipar


(bertelur). Telur pada merpati memiliki kuning telur (yolk) yang besar dan
terbungkus oleh cangkang keras. Telur agar dapat menetas dibutuhkan
pengeraman (Storer dan Usinger, 1978).

III.

MATERI DAN METODE


A. Materi

Alat yang digunakan adalah baki preparat, pinset, gunting bedah.


Bahan yang digunakan adalah merpati (Columba domestica), air
kran, kloroform, dan tissue.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Merpati (Columba domestica) dibius dengan menggunakan kloroform


sampai mati lemas.
2. Sebelum dilakukan pembedahan, langkah awal yaitu bulu-bulu yang
terdapat pada daerah dada, perut dan leher dibasahi dengan air,
kemudian dicabuti sebersih mungkin.
3. Pembedahan
selanjutnya
dilakukan

pada

daerah

perut,

pengguntingan dimulai dari depan cloaca menuju ke depan ke kiri


kanan basi sternum, dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang
furcula.
4. Untuk mengamati sistem pencernaan yang lebih sempurna, dilakukan
dengan melepaskan organ-organ dari rongga perut yaitu dengan
menggunting ujung dari lambung bagian anterior dan pangkal dari
rectum.
5. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi
keterangan.

B. Pembahasan
Hasil pengamatan anatomi Merpati didapatkan bahwa tubuh
Merpati (Columba domestica) terbagi menjadi kepala (caput), anggota
badan (extrimitas atau truncus), leher (cervix) dan ekor (cauda). Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kluge (1977) yang menyatakan bahwa tubuh
burung dibedakan atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan
ekor (cauda), sepasang ekstrimitas anterior yang merupakan sayap (alae)

yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu terbang. Ekstrimitas


posterior yang berupa kaki yang terdiri dari otot kaki yang kuat
sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai
paruh (rostum) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan
mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan
yang disebut cera, sedangkan di sebelah luar dilapisi oleh zat tanduk.
Bulu merpati (Columba domestica), berdasarkan letaknya dapat
dibagi menjadi tiga macam yaitu remiges, tectrises dan rectrises.
Remiges berupa bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya
asimetris dan digunakan untuk terbang. Tectrises berupa bulu-bulu kecil
yang menutupi tubuh burung. Rectrises adalah bulu-bulu ekor yang
simetris digunakan untuk kemudi saat terbang. Berdasarkan strukturnya,
bulu merpati (Columba domestica) dibagi menjadi tiga macam yaitu
plumae, plumulae dan filoplumae. Plumae terdiri dari calamus, rachis,
rami, radii dan radioli. Plumulae mempunyai calamus yang pendek, tidak
memiliki vexillum karena terdapat radioli. Filoplumae hanya terdiri dari
calamus dan rami (Djuhanda, 1982).
Pergerakan tubuh Columba domestica terutama digerakan oleh
kaki dan sayap, juga dibantu oleh bagian ekor. Pars vertebralis terdapat
suatu tonjolan cauda dorsal yang berguna untuk memperkuat dinding
dada

yang

disebut

procesus.

Sistem

otot

pada

tubuh

(Columba

domestica) pada dasarnya kaku, otot semata-mata tersusun atas otot


kepala, otot leher dan otot anggota badan. Mesin untuk terbang
merupakan otot yang besar yang terdapat di daerah dada. Muscullus
coraco branchialis adalah otot penggerak sayapnya (Moment,1967).
Ekstrimitas inferior pada Columba domestica, terdiri dari kaki
bersisik yang ujungnya mempunyai falcula atau kuku. Terdapat berbagai
macam bentuk kaki pada burung, biasanya hal ini didasarkan pada
habitat dan kebiasaan. Kaki pada Columba domestica terdiri dari 4 digiti
yang ditutupi oleh sisik. Kaki Columba domestica merupakan tipe yang
banyak

digunakan

untuk

berjalan,

hinggap.

Kuku

pada

Columbia

domestica menujukkan bentuk yang cenderung lateral, tajam dan


melengkung ke dalam. Fungsinya sebagai membantu burung pada saat
hinggap di ranting pohon (Walter and Sayles, 1959).
Alat respirasi terdiri dari nostril yang terletak pada paru, cavum
nasalis, laring yang tersusun atas tulang rawan, terhubung kan dengan

cavum oris oleh rima glottis. Bagian dari pada laring yang bercelah itu
disebut glottis, laring disini bukan sebagai organon vocalis (alat suara)
dari laring saluran bersambung dengan tracae sebagai pipa tersusun atas
gelang-gelang tulang rawan dan bercabang menjadi bronchium dexstrum
dan bronchium sinistrum. Tempat percabangan disebut bifocartium. Pada
bifucartiu ini terdapat alat suara yang pada burung disebut syrinx. Syrinx
tersusun atas 3 atau 4 gelang tracae, yang terakhir bersama dengan
gelang teratas dari bronchus sinistrum yang dexstrum membagi rongga
yang agak melebar yang disebut tympanum. Pada bagian yang terkaudal
terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal disebut
pessulus. Bagian ini menyokong suatu lipatan yang berasal dari selaput
lendir dan lipatan ini disebut membrana semilunaris. Selaput lendir yang
meliputi bronchus disebelah dalam juga membentuk lipatan tipis antara
pessulus dengan gelang bronchus dan membrane ini disebut membrane
timpani formis interna (Jasin,1989).
Pulmo bila dibandingkan dengan besarnya tubuh adalah relatif
kecil terdiri atas sepasang yang terletak sebelah kanan dan kiri.
Wujudnya sebagai spons yang hanya dapat mengembang sedikit.
Dataran dorsalnya menekan costae dan pulmo itu tidak dilapisi oleh
pleura yang kuat (Jasin,1989). Bronchus sebelum masuk ke pulmo
bercabang menjadi 2 buah yang masing-masing masuk dalam saccus
pneumaticus. Saccus itu merupakan suatu gelembung yang dibentuk oleh
pelebaran lanjutan selaput lender yang melapisi bronchus dari dalam
(Jasin,1989).
Pulmo mengembang karena otot-otot daging diantara costae dan
sternum. Tulang sternum turun kebawah dan tulang costae membengkok
ke samping maka rongga dada membesar sehingga udara masuk
kedalam paru-paru, dengan demikian paru-paru mengembang menjadi
besar. Sebaliknya bila sternum naik ke atas dan tulang costae melipat
kedalam, maka rongga dada menyempit sehingga udara dalam paru-paru
terlepas keluar. Paru-paru membesar pada saat terrjadi pengambilan
oksigen dan pelepasan karbondioksida pada dinding kapiler di alviola
paru-paru (Jasin,1989).
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica)
terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum
dan kloaka. Menurut Jasin (1989), tractus digestivus dari merpati terdiri

dari

cavum

oris,

dilanjutkan

ke

faring

yang

pendek,

kemudian

oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu


tempat sementara, dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang
terbagi atas bagian yang halus dan terakhir adalah rectum dan cloaka.
Sistem ekskresi dari merpati (Columba
domestica) memiliki sepasang ginjal bertipe metanefros. Ginjal (ren)
berbentuk memanjang dan berlekuk. Ginjal pada merpati berwarna coklat
tua. Saluran ureter bermuara di vesica urinaria yang kemudian langsung
menuju ke cloaca. Ekskret semi solid (mengandung urat) (Brotowidjoyo,
1994).
Sistem reproduksi pada vertebrata secara umum terdiri atas
kelenjar kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar seks asesori. Hewan
yang melakuakan fertilisasi internal dilengkapi dengan organ kopulatoris
pada yang jantan. Sistem reproduksi pada merpati jantan dibangun oleh
testis, vass defferens dan bermuara pada cloaca. Menurut Pratiwi (1996)
merpati jantan mempunyai testis berjumlah sepasang, berbentuk oval
atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus
penis bagian paling cranial, saat musim kawin ukurannya membesar,
merupakan tempat pembuatan dan penyimpanan spermatozoa. Saluran
reproduksinya adalah tubulus mesonefrus membentuk ductus afferens
dan

epididymis.

Ductus

wolfii

bergelung

dan

membentuk

ductus

defferens. Burung-burung kecil, ductus defferens bagian distal yang


sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere.
Dekat

glomere

bagian

posterior

dari

ductus

efferens

berdilatasi

membentuk ductus ampula yang bermuara di cloaca sebagai ductus


ejakulatori. Ductus afferens berhubungan dengan epididymis yang kecil
kemudian

menuju

ductus

defferens.

Ductus

defferens

tidak

ada

hubungannya dengan ureter ketika masuk cloaca.


Sistem reproduksi merpati betina terdiri atas oviduct, ovarium,
tuba fallopii, osteum tuba, bursa fibrisi dan bermuara pada cloaca. Organ
utama sistem reproduksi pada merpati betina yaitu ovarium, selain pada
burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri dan
terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksinya adalah
oviduct yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang,
bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi
menjadi beberapa bagian, bagian anterior adalah infundibulum yang

punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium


yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre, sebelah posteriornya adalah magnum
yang

akan

mensekresikan

albumin,

selanjutnya

istmus

yang

mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell
gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Pratiwi,1996).
Merpati (Columba domestica) memiliki tiga macam otot pada
bagian ventral yaitu muscullus pectoralis mayor, muscullus pectoralis
minor dan muscullus coraco brachialis. Muscullus pectoralis mayor yaitu
otot paling besar yang origonya terdapat pada carina sterni dan basi
sterni, sedangkan insertionya terdapat pada tulang humerus yang
berfungsi untuk menarik sayap ke bawah. Muscullus pectoralis minor
origonya terdapat pada sternum dan insertionya terdapat pada humerus
otot ini berfungsi untuk mengangkat sayap. Sedangkan muscullus coraco
brachialister dapat sepasang otot yang bekerja secara antagonis,
keduanya mempunyai origo pada tulang coraco brachialis dan insertionya
pada

tulang humerus. Muscullus coraco brachialis berfungsi untuk

memutar sayap. Muscullus coraco brachialis terdapat foramentrioceus,


terdapat beberapa tulang humerus, coracoid dan scapula (Djuhanda,
1982).

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Merpati (Columba domestica) terdiri dari kepala (caput), leher


(cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda).
2. Bulu Merpati (Columba domestica) berdasarkan letaknya dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu : remiges, tectrises dan rectrises,
sedangkan berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga macam, yaitu
3.

plumae, plumulae dan filoplumae.


Alat respirasi merpati terdiri dari nostril yang terletak pada paru,
cavum nasalis, laring yang tersusun atas tulang rawan, terhubung

kan dengan cavum oris oleh rima glottis.


4. Sistem pencernaan merpati (Columba domestica) terdiri dari cavum
oris, faring, oesophagus, lambung, intestinum, rectum dan cloaca.
5. Sistem ekskresi merpati (Columba domestica) terdiri dari sepasang
ren, ureter, vesica urinaria dan berakhir di cloaca.
6. Sistem genetalia merpati jantan terdiri dari sepasang testis, tubulus
mesonerfus, ductus defferens, epididymis dan cloaca.
7. Sistem genitalia merpati betina terdiri dari oviduct, ovarium, tuba
fallopii, osteum tuba, bursa fibrisi dan bermuara pada cloaca.
8. Merpati (Columba domestica) memilki tiga macam otot ventral yaitu
muscullus pectoralis mayor, muscullus pectoralis minor dan muscullus
coraco branchialis. Muscullus branchialis terdapat foramen trioceus,
beberapa tulang humerus, coracoid dan scapula.
B. Saran
Sebelum praktikum berlangsung sebaiknya praktikan mempelajari
materi tentang organ-organ dalam hewan yang akan dibedah, dan pada
saat praktikum agar lebih cermat dalam mengamati organ-organ
tersebut.

DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1994. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan I. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.

Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya.


Kluge, A. G. 1977. Chordate Structure and Fuction. Mcmilan Publishing
Company Inc, New
York.
Moment, G. B. 1967. General Zoology. Bentley Glass, Boston.
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Soeseno, A. 1996. Burung Hias Aneka Jenis dan Perawatannya. Penebar
Swadaya,

Jakarta.

Storer and Usinger. 1978. General Zoology. McGraw-Hill, New Dehli.


Villee., Walker., Barnes. 1988. General Zoology 6th Edition. W. B.
Saunders Company, London.
Walter, H. E, dan Leonard P. Sayles. 1959. Biology of The Vertebrates. The
Macmilan Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai