Anda di halaman 1dari 14

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun

2012

ISSN 0852-2979

REVITALISASI SISTEM PENDINGIN EVAPORATOR


TIPE COOLING TOWER
Budiyono, Sugianto
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN

ABSTRAK
REVITALISASI SISTEM PENDINGIN EVAPORATOR TIPE COOLING TOWER.
Telah dilakukan revitalisasi pada sistem pendingin evaporator tipe cooling tower.
Sistem
pendinginan evaporator menggunakan pendingin air. Air pendingin disalurkan ke
cooler
evaporator dan setelah mengambil panas evaporator, air tersebut dikeluarkan dari
condenser untuk
disirkulasikan ke heat exchanger. Air dingin keluaran heat exchanger dikembalikan
ke cooler
evaporator. Air panas keluaran heat exchanger disirkulasikan ke cooling tower untuk
didinginkan
dengan udara. Permasalahannya adalah kapasitas operasi peralatan tidak optimal.
Untuk itu
dilakukan revitalisasi peralatan. Revitalisasi dilakukan dengan memperbaiki yang
rusak dan
memelihara peralatan untuk memperpanjang umur pakai. Revitalisasi berhasil menaikkan
cooling
ABSTRACT
range cooling tower 62101 A dari 4,5 oC ke 5 oC sedangkan cooling tower 62101 B dari 1
oC ke 5
REVITALIZATION OF COOLING TOWER TYPE COOLING SYSTEM OF THE
oC. Revitalisasi telah berhasil menurunkan approach cooling tower 62101 A dari 4,8 oC ke
EVAPORATOR. Revitalization has been done on cooling tower type cooling
4,2
oC
system
of
sedangkan
towercooling
62101 B
turun dari
oC ke 4,3 oC. Revitalisasi berhasil
evaporator. cooling
Evaporator
system
uses7 water
as coolant. Cooling water
meningkatkan
supplied to the
efektivitas
62101taking
A dari heat
48% ke
54%
sedangkan
cooling
B
evaporator cooling
cooler tower
and after
from
the
evaporator,
the tower
water 62101
is removed
meningkat
from the
dari
13% keand
54%.circulated
Meningkatnya
berarti bahwa
penukar
panas
semakin
condenser
to a efektivitas
heat exchanger.
Cold water
from
the bekerja
heat exchanger
baik
output is
dan
efektif.
returned
to the evaporator cooler. Hot water from the output of the heat exchanger is
circulated
to the cooling tower to be cooled with air. The problem that occured is the equipment was
not in
optimal operating capacity. Therefore, it is necessary to revitalize the equipment.
Revitalization is
done by repairing the damage parts and maintaining the equipment to extend their
life. The
revitalization was successfully raise the cooling capacity of the cooling tower 62101A from
initial
value of 4.5oC to 5oC, and for cooling tower 62101 B the value raised from 1 oC to
5
oC. The
PENDAHULUAN
revitalization has been successfully reduced the approach value of cooling tower
62101ADalam
from
proses evaporasi, dibutuhkan media untuk mendinginkan
value ofdestilat
4.8C to 4.2C and for cooling tower 62101B the value reduced from 7
oC to
4.3
o
C.
The
hasil evaporasi. Kapasitas pendinginan disyaratkan suhu masuk cooler
revitalization
evaporasi successfully increased the effectiveness of the cooling tower 62101A from
48% to
32
danfor
suhu
keluartower
kondenser
oC. Untuk memenuhi persyaratan
54%,oC
while
the cooling
62101 B, 42
the value
increased from 13% to 54%. Increase
tersebut
in
digunakan
unit pendingin
tertutup
dengan
menggunakan
effectiveness means
that the heatsistem
exchanger
works better
and effective.
Keywords:tower.
revitalization, cooling, evaporator
cooling

Cooling tower pendukung operasi pengolahan limbah mempunyai


kemampuan
837

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

menurunkan suhu dari 42 oC menjadi 32 oC. Persyaratan lainnya adalah PH


air 4
9, kandungan khlor lebih kecil dari 100 mg/l dan flowrate 120m3/jam.
Metode pendinginan evaporator adalah menggunakan pendingin
air. Air
pendingin disalurkan ke cooler evaporator dan air yang telah mengambil
panas
dikeluarkan dari condenser disirkulasikan ke heat exchanger. Air dingin
keluaran
heat exchanger dikembalikan ke cooler evaporator. Rangkaian
pendingin ini
disebut dengan unit pendingin primer. Di heat exchanger, pendingin
primer
bersinggungan dengan media pendingin yang lebih rendah suhunya yang
dikenal
dengan pendingin sekunder. Pendingin sekunder keluaran heat
exchanger
disirkulasikan ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara. Air
pendingin
dari cooling tower selanjutnya disirkulasikan kembali ke heat exchanger.
Dengan
adanya pendinginan air dari proses pendinginan heat exchanger,
maka akan
diketahui berapa beban kalor yang terjadi di cooling tower, sehingga
diketahui
Cooling tower basah adalah peralatan pembuang kalor
apakah
pendinginan air yang berasal dari pendinginan evaporator dapat
berdasarkan
berjalan
mekanisme
pendinginan air dengan menggunakan udara yang
dengan baik.
Karakteristik cooling tower dinyatakan dengan kisaran
berkontak
secara
(range),
langsung dan menguapkan sebagian air tersebut. Aliran udara di
pendekatan
(approach) dan beban kalor (cooling load).
cooling
tower
pendingin
terdiri bantuan
dari beberapa
diantaranya
basah
terjadi
dengan
atau tanpa
kipas, peralatan
dengan arah
aliran udara
DASARSistem
TEORIair
searahCooling
Tower,
Expansion
Tank, arah
Air Separator,
Circulating
atau aliran
berlawanan
dengan jatuhnya
air. Pump,
Cooling Heat
tower basah
Exchanger,
aliran
Chemical
System,
Make Up kipas
Watertergolong
System cooling
dan Bleed
lawan
arahFeeder
yang tanpa
menggunakan
towerOff
System.
jujut
alami
Permasalahan
saat ini adalah
operasitower
peralatan
hanya 50%
dan yang menggunakan
kipaskapasitas
disebut cooling
jujut mekanik.
Cooling
karena satu
tower
unit motor
tidak berfungsi
akibat
short circuit.
Floating
valve
basah
jujut fan
mekanik
aliran lawan
arahadanya
masih dibagi
menjadi
cooling
tower
pengatur
basah
aliran
airdraft
tidakdan
berfungsi
pada sisi discharge
induced
forced karena
draft. pecah. Flexible joint
dalamPada cooling tower basah induced draft aliran lawan arah
kondisisebagian
pecah akibat
besarnya beban pipa yang ditopang. Tranfer
air
panas heat
diuapkan
ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke
exchanger
atmosfir. tidak maksimal. Satu cooling tower tidak bisa dioperasikan dari
kontrol akibatnya, air yang tersisa didinginkan. Skema sistem cooling
Sebagai
terpusat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan
tower
revitalisasi.evaporator diperlihatkan pada Gambar-1. Mekanisme
pendingin
Makalah ini menyampaikan revitalisasi sistem pendingin yang
pembuangan
panas telah
cooling tower basah dalam bentuk penguapan (evaporation)
dilakukan selama tahun 2012.
mengambil
porsi 75 % di cuaca panas dan 60 % pada cuaca dingin dari beban
pendinginan
dan sisanya berupa penambahan
838panas sensibel ke udara [1]. Cooling
tower basah
mampu menurunkan suhu air lebih rendah dari jenis peralatan yang
hanya

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam


mobil atau
cooling tower kering. Pembuangan kalor sensibel ke udara lebih besar pada
cuaca
dingin dibandingkan cuaca panas.

Gambar-1. Skema sistem cooling tower


basah[2]
Kehilangan sebagian air sirkulasi karena penguapan diantisipasi
dengan
sistem air tambahan atau make up water system. Air tambahan
juga untuk
pengganti hembus buang (blowdown), dan hanyutan (drift). Hembus
buang
biasanya 20 %, dan hanyutan 2 sampai dengan 2,5 % dari kehilangan air
karena
penguapan. Sistem distribusi air cooling tower basah induceddraft aliran
lawan
arah menyemprotkan air menggunakan nosel ke inti menara
Komponen
cooling tower
dimana udara
Komponen
cooling tower
meliputi
rangka
dan wadah,
berhembus
naik dasar
untuksebuah
bersinggungan
secara
langsung
dengan
udara.
bahan
Cooling
pengisi,
kolam air dingin,
eliminator
aliran,
saluran masuk
louvers,
tower merupakan
tempat
terjadinya
perpindahan
panasudara,
dan massa
nosel
sehingga air
dan
fan. dingin.
Kesemuanya dijelaskan sebagai berikut[3];
menjadi
a. Rangka dan wadah.
Hampir semua cooling tower memiliki rangka berstruktur yang
menunjang
tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
b. Dengan
Bahan Pengisi.
Hampir
seluruh
cooling
tower
menggunakan
bahan
pengisi
rancangan
yang lebih
kecil,
seperti
unit fiber glass,
wadahnya
dapat
(terbuat dari
menjadi
plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas
rangka.
dengan
memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:

839

Hasil
Kegiatan
PTLR Tahun
o Penelitian
Bahan dan
pengisi
berbentuk
percikan/Splash
2012
yang

0852-2979
fill: airISSN
jatuh
diatas lapisan

berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus


pecah
menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan
bahan
pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastic memberikan
perpindahan
panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
o Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis
dengan
jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat
semprotan air,
membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan
udara.
Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau
pola
lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi
perpindahan
panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan
pengisi
jenis splash.
c. Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian
bawah
cooling tower, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui
menara
dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik
terendah
untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin
berada
dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain
aliran yang
berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah bahan
pengisi
disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai
kolam air
dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup
udara
naik melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada
landasannya,
Kinerja cooling
tower akses
dievaluasi
untuk
memberikan
kemudahan
bagi fan
dan mengkaji
motornya. tingkat approach
dan
d.
Drift eliminators.
cooling
range saat ini, identifikasi area terjadinya pemborosan
Alat
ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran
energi dan
udara supaya
memberikan
saran perbaikan. Selama evaluasi kinerja, peralatan
tidak hilang ke atmosfir.
pemantauan
e.
Saluranuntuk
udaramengukur
masuk. parameter suhu udara bola basah (wet bulb),
digunakan
Ini
merupakan
titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran
suhu air
a.
Range
masuk
bisa tower, dan Suhu air keluar cooling tower.
masuk
cooling
berada
pada seluruh
sisi
menara
(desain
alirandan
melintang)
atau
Merupakan
perbedaan
antara
suhu
airmenentukan
masuk
keluar cooling
Parameter terukur
kemudian
digunakan
untuk
kinerja
cooling tower.
berada
tower
Rangebawah
yang tinggi
berarti bahwa
cooling
tower telah
dibagian
menara
aliran
berlawanan
arah).mampu
dengan
beberapa cara.
Yaitu(desain
[4]:
menurunkan
f. Louvers.
suhu
air secara
efektif,dengan
dan kinerjanya
bagus.
Rumusnya
adalah:
Pada
umumnya,
menara
aliran silang
memiliki
saluran
masuk
louvers.
Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan
pengisi
840
dan menahan air dalam menara. Beberapa desain menara aliran
berlawanan
arah tidak memerlukan louver.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

Range CT (C) = [suhu masuk CW (C) - suhu keluar CW


(C)]
b. Merupakan
Approach perbedaan antara suhu air dingin keluar cooling
tower dan
suhu bola basah lingkungan (wet bulb ambient). Semakin
rendah nilai
approach semakin baik kinerja cooling tower. Walaupun, range
dan
Approach CT (C) = [suhu keluar CW (C) - suhu wet bulb
approach
harus dipantau, 'approach' merupakan indikator yang lebih
(C)]
baik
c. untuk
Efektivitas.
kinerja cooling tower.
Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam
persentase),
yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu
wet bulb
ambien, atau dengan kata lain adalah = Range/ (Range +
Approach).
Efektivitas CT (%) = 100 x (suhu CW suhu keluar CW) / (suhu
Semakin
masuk tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas
cooling
CW -suhu WB)
tower.
TATA KERJA
Bahan
1. Pressure gauge kapasitas 0 10 bar
2. Temperature indicator kapasitas 0 60 oC
3. Floating valve 1 inchi dan Flexible joint 5 inchi
4. Support pipa, Valve 1 inchi, Pipa 4 inchi, Flange 4 inchi, L-bow 4
inchi
dan kawat ram stainlessteel
5. Gasket Small P22A-NBRB/c/p/n 3226318046 dan 3226318096
6. Kontaktor 32 A/ 220 V, Thermal Over Load 12 - 18 A 3 phase,
relay 5
Amp 220 VAC, holder lamp dan push button switch
Metode
Pelaksanaan revitalisasi
meliputi:
a. Motor
Perbaikan
fan BMotor
diukurFan
tahanan lilitannya kemudian tahanan isolasi
antara
lilitan dengan lilitan dan tahanan lilitan dengan grounding.
Motor
dilepas dari dudukannya dan di-rewinding lilitannya. Tahanan lilitan
dan
tahanan isolasi diukur kembali pasca rewinding sebelum
diinstalasi ke
cooling tower.
b. Penggantian Indikator dan Valve
Indikator suhu, indikator tekanan, floating valve, flexible joint
dilepas
c. menggunakan
Perbaikan Heattoolset mekanik kemudian diganti dengan
Exchanger
komponen
baru. Support pipa, Valve 1 inchi, Pipa 4 inchi, Flange 4 inchi, Lbow 4
inchi dan kawat ram stainlessteel dipasang pada jaringan
pemipaan
841
menggunakan las dan baut.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

Heat exchanger dibuka menggunakan kunci kemudian gasket


antar
kisinya dilepas satu persatu. Kisi-kisi dibersihkan dengan air
dan
dikeringkan. Gasket baru Small P22A-NBRB/c/p/n 3226318046
dan
3226318096 dipasang menggunakan lem perekat dan diikatkan
d. kembali.
Penggantian Komponen Control
Panel
Komponen
lama
(kontaktor dibersihkan
32 A/ 220 V, dari
Thermal
Overuntuk
Load 12 Streaner
dan
valve-valve
kotoran
18 A
memperbaiki
3 phase, relay 5 Amp 220 VAC, holder lamp
dan push button
aliran
switch)air pendingin.

dilepas menggunakan tool set listrik dan diganti dengan komponen


baru.
Gambar proses revitalisasi diperlihatkan pada Gambar-2.
e. Pengujian
Pengujian dilakukan dengan mengoperasikan cooling tower
secara
kendali lokal dan sentral. Arus listrik motor fan diukur
HASIL DAN
PEMBAHASAN
mengunakan
tang amper meter dan dibandingkan dengan standar. Suhu
Untuk
mengatasi sistem pendingin evaporator tipe cooling
air masuk
tower
di
dan keluar cooling tower diamati pada indikator suhu.
Instalasi Pengolahan Limbah radioaktif yang bermasalah maka dilakukan
kegiatan
revitalisasi. Revitalisasi dengan cara mengganti indicator suhu dan
tekanan,
menggulung ulang koil motor fan kapasitas 3,7 kW, 12 A/380 volt.
Mengganti
floating valve dan flexible joint disertai penambahan pipa pendukung
pada sisi
discharge pompa. Membersihkan dan memperbaiki komponen pemipaan
seperti
streaner dan valve-valve. Penggantian gasket heat exchanger dan
penggantian
komponen kontrol motor dan pompa. Dengan penggantian komponen
sistem
pendingin diharapkan kapasitas operasi peralatan 100%. HE berfungsi
optimal,
flexible joint tidak mudah pecah. Semua fan dan pompa dapat
dioperasikan dari
kontrol terpusat. Proses kegiatan revitalisasi yang telah dilakukan
diperlihatkan
pada Gambar-2.

842

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

Gambar-2. Proses revitalisasi coling


tower
Cooling tower menggunakan motor fan untuk memutar kipas
pemancar air
yang akan didinginkan dengan udara. Tidak beroperasinya
motor fan
mengakibatkan proses pendinginan tidak sempurna. Motor fan cooling
tower
62101 B tidak berfungsi karena terjadi hubung singkat antara lilitan dan
lilitan
25 grounding. Hasil pengukuran tahanan lilitan dan isolasi
dengan
diperlihatkan pada
20
Gambar-3.
15

Pra rewinding
Pasca
rewinding

10
5
0
UV

VW

UW

UG

VG

WG

Kode lilitan

Gambar-3. Grafik tahanan lilitan motor fan B kondisi pra dan


pasca
rewinding
Gambar-3 menunjukkan
bahwa nilai tahanan isolasi lilitan motor
pra
rewinding sangat kecil antara 0,2 5 mega Ohm. Kondisi ini tidak
memenuhi
persyaratan tahanan isolasi minimal untuk motor fan sekitar 2 mega Ohm.
Untuk
menaikkan tahanan isolasi agar motor dapat dioperasikan kembali
maka lilitan
harus di rewinding. Tahanan isolasi pasca rewinding yang terlihat pada
gambar
843

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

menunjukkan bahwa motor fan telah memenuhi persyaratan untuk


dioperasikan
kembali karena tahanan isolasi berkisar 10 20 mega Ohm.
Selain pengukuran tahanan isolasi, perlu juga untuk mengetahui
tahanan
lilitannya. Hasil pengukuran tahanan lilitan diperlihatkan pada Gambar-4.
Gambar
menunjukkan bahwa tahanan lilitan pra rewinding bervariasi dari 0,24
0,53
ohm. Terdapat ketidakseimbangan tahanan lilitan satu dangan lainnya
sehingga
perlu diganti lilitannya. Keadaan berbeda pasca rewinding dimana tahanan
lilitan
seimbang 0,56 ohm.
Pasca rewinding lilitan motor fan dan penggantian komponen
indikator
suhu, indikator tekanan, floating valve, flexible joint serta lainnya
kemudian
dilakukan pengujian cooling tower. Hasil pengujian ditunjukkan dengan
istilah
range, approach dan efectivity. Hasil perhitungan range ditunjukkan
pada
Gambar-5. Gambar menunjukkan bahwa terjadi kenaikan range pasca
0.6
revitalisasi.
Cooling
0.5range cooling tower 62101 A meningkat dari 4,5 oC ke 5 oC,
sedangkan
cooling
range cooling tower 62101 B meningkat dari 1 oC ke 5 oC. Cooling
0.4
range
Pra
cooling
tower 62101 B meningkat sangat tinggi karena beroperasinya
motor
0.3
rewinding
fan.
Pasca
rewinding
Range0.2
yang lebih tinggi berarti cooling tower mampu menurunkan
suhu air
secara
0.1dan kinerjanya bagus. Hal ini merupakan cerminan
efektif,
kemampuan
0
membuang
panas yang baik dari cooling tower ke lingkungan.
UU'

VV'

WW'

Kode lilitan
Gambar-4. Grafik tahanan isolasi motor fan B kondisi pra dan
pasca
rewinding
Perhitungan approach diperlihatkan pada Gambar-6. Gambar
menunjukkan
bahwa pasca revitalisasi, approach cooling tower berubah turun. Nilai
approach
cooling tower 62101 A turun dari 4,8 oC ke 4,2 oC sedangkan pada cooling
tower
62101 B nilai approach turun dari 7
oC ke 4,3
oC. Rendahnya approach
pasca
revitalisasi menunjukkan bahwa kinerja semakin baik.
844

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

6
5
4

Pra revitalisasi

3
2

Pasca revitalisasi

1
0
62101 A

62101 B

Cooling tower

Gambar-5. Grafik cooling tower range antara pra dan pasca


revitalisasi
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Pra revitalisasi
Pasca revitalisasi

62101 A

62101 B
Cooling tower

Gambar-6. Grafik cooling tower approach antara pra dan pasca


revitalisasi
Perhitungan efektivitas cooling tower diperlihatkan pada
Gambar-7.
Gambar menunjukkan bahwa prosentase efektifitas meningkat pasca
revitalisasi.
Cooling tower 62101 A meningkat dari 48% ke 54% sedangkan
62101 B
meningkat dari 13% ke 54%. Meningkatnya efektivitas berarti bahwa
penukar
panas bekerja semakin baik dan efektif.

845

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun


2012

ISSN 0852-2979

60
50
40

Pra
revitalisasi
Pasca
revitalisasi

30
20
10
0
62101 A

62101 B
Cooling Tower

Gambar-7. Grafik cooling tower effectivity antara pra dan pasca


revitalisasi
KESIMPULAN
Dari bahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Revitalisasi cooling tower telah berhasil menaikkan Cooling Range
62101
A dari 4,5 oC ke 5 oC sedangkan 62101 B dari 1 oC ke 5 oC.
Semakin
tinggi Cooling Range berarti kemampuan cooling tower membuang
panas
lebih baik.
2. Revitalisasi cooling tower telah berhasil menurunkan approach
62101 A
dari 4,8 oC ke 4,2 oC sedangkan 62101 B turun dari 7 oC ke
4,3 oC.
Approach yang makin kecil akan memperbesar efektivitas,
karena
DAFTAR
PUSTAKA
approach
berbanding terbalik dengan efektivitas.
3. Revitalisasi berhasil meningkatkan efektivitas 62101 A dari 48% ke
[1].El-Wakil,
M.M., diterjemahkan Jasjfi, E, Instalasi Pembangkit
54%
Daya
sedangkan 62101 B meningkat dari 13% ke 54%.
(Judul
asli : Power Plant Technology) Penerbit Erlangga,1992, Jakarta.
Meningkatnya
[2].AHMAD
NURJANA,
Pengoperasian
Cooling
Tower
untuk baik
Penurunan
efektivitas
berarti bahwa
penukar panas
bekerja
semakin
dan
Temperatur
Media
Pendingin
Evaporator,
Prosiding
Hasil
Penelitian
efektif.
dan
Kegiatan PTLR, Tangerang, 2012.
[3].Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001 ,dikutip dalam
Peralatan
[4].MULYONO,
Analisa Beban
Kalor
MenaraEfisiensi
Pendingin
Basah
Energi Listrik:Menara
Pendingin
Pedoman
Energi
untuk
InduceIndustri
Draft Aliran Lawan Arah, Jurnal Rekayasa, diunduh Pebruari 2013.
di Asia www.energyefficiencyasia.org

846

Anda mungkin juga menyukai