Anda di halaman 1dari 2

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Sejarah usaha tani
Pada dasarnya sejarah pertanian merupakan suatu bagian dari sejarah kebudayaan
manusia yang menetap pada suatu daerah tertentu. Untuk sejarah pertanian di lahan yang kami
survey ini memang tergolong dalam penggunaan lahan sawah yang disertai area tutupan lahan
tanaman semusim. Untuk komoditas yang ditanam adalah tergantung musim, jika pada saat itu
sedang musim kemarau bapak tamat menanam padi dengan varietas membramo yang
mempunyai kelebihan tahan terhadap cekaman air dan menanam kubis. Selain itu jika pada
musim penghujan pak tamat menanam komoditas tanaman semusim dan lebih ditekankan pada
komoditas sayur seperti cabe, bawang merah dan jagung.
Kemudian dari hasil wawancara yang sudah kami lakukan kepada petani pemilik lahan
tersebut yaitu bapak tamat, beliau mengatakan bahwa dari dulu saat beliau masih kecil lahan
tersebut memang sudah ditanami tanaman holtikultura dan tanaman pangan sama seperti saat ini.
Jadi secara tidak langsung beliau percaya bahwa memang lahan yang beliau miliki tersebut
tanahnya cocok untuk ditanami tanaman holtikultura dan tanaman pangan yang diterapkan
tergantung musim tanam , sehingga bapak tamat ini tidak memiliki kemauan untuk berganti
komoditas yang lain. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan pada lahan yang sedang kami survey
saat itu, bahwa lahan tersebut sedang di tanami dengan system tanam polikultur antara tanaman
jagung dengan bawang merah. Selain itu, bapak Tamat juga mengatakan bahwa pada saat lahan
tersebut dibudidayakan oleh nenek moyangnya yang terdahulu, sistem tanamnya masih
menggunakan sistem tanam monokultur yaitu menanam satu jenis komoditas saja. Akan tetapi,
semakin luasnya pengetahuan dan semakin banyak diadakannya penyuluhan oleh instansiinstansi yang bergerak di bidang pertanian seperti Dinas Pertanian, para petani semakin sadar
akan pentingnya memperhatikan biodiversitas dalam kegiatan budidaya pertaniannya. Bapak
Tamat juga menganggap bahwa itu penting diterapkan pada lahan beliau, jadi untuk sekarang ini
beliau menanam komoditas jagung yang ditumpangsarikan dengan tanaman bawang.
Kemudian untuk sejarah usahataninya, lahan milik bapak Tamat ini berasal dari warisan
pemberian orangtuanya serta ada beberapa lahan yang bukan milik bapak Tamat melainkan
hanya sewa. Jadi bisa dikatakan beliau meneruskan usahatani dari orangtuanya, selain itu cara-

cara bertani juga beliau dapatkan dari orangtuanya. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa
sistem pertanian yang sebelumnya sangatlah dipercaya oleh petani yang sekarang ini. Akan tetapi
alangkah baiknya apabila kita juga memperhatikan kelestarian ekosistem di sekitar kita.
3.6 Pemasaran hasil pertanian
Dari hasil wawancara sesuai dengan pernyataan bapak Tamat untuk masalah system
pemasaran yang dilakukan oleh bapak tamat adalah semua komoditas hasil panen yang
didapatkan adalah tidak dipasrkan secara mandiri oleh bapak Tamat, melainkan semua komoditas
hasil panen akan di jual ke tengkulak. Hal ini karena menurut bapak tamat jika semua hasil
panen dipasarkan secara mandiri maka akan sangat mengganggu kegiatan proses bercocok tanam
yang memang membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu bapak tamat lebih memilih untuk
memasarkan semua hasil panen setiap komoditasnya secara langsung di jual ke tengkulak.
3.8 permasalahan dalam usaha tani
Dari hasil wawancara yang kami dapat untuk permasalahan dalam usaha tani yang di
alami oleh bapak tamat adalah berupa kebutuhan pupuk bersubsidi yang sulit didapat di tokotoko pertanian, dengan kelangkaan pupuk bersubsidi ini menyebabkan petani sulit jika akan
memulai untuk melakukan proses pemupukan pada lahan pertanian tersebut, melainkan pupuk
yang tersedia hanya pupuk non subsidi yang harganya relative lebih mahal jika dibandingkan
dengan pupuk bersubsidi. Hal ini menyebabkan pengeluaran petani menjadi lebih banyak,
sedangkan hasil panen dari setiap komoditas jika diniali dari harga adalah tergolong fluktative.
Menurut pernyataan pak Tamat kerugian tersebut merupakan pelajaran untuk bapak
Tamat dan merupakan suatu hal yang lumrah dalam melaksanakan usahatani, setiap usahatani
pasti ada untung dan rugi.

Anda mungkin juga menyukai