PENDAHULUAN
pemberi
aroma,
tekstur
dan
warna.
Pemilihan
bahan
dasar
menggunakan lemak nabati menjadi salah satu keunggulan dari krimer ini karena
mengandung kadar lemak rendah dan tidak mengandung laktosa. Harga bahan
baku lebih murah dibanding susu karena menggunakan minyak kelapa atau
minyak kelapa sawit.
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung
di suatu industri pangan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Program Sarjana
Universitas Brawijaya yang ingin menyelesaikan masa studinya. Salah satu
industri pangan yang memproduksi krimer nabati adalah PT. Kievit Indonesia
(Friesland Campina Kievit Indonesia) yang terletak di kota Salatiga, Jawa
Tengah. Industri ini berdiri sejak 2005 di kota Salatiga dengan pusat produksi di
Jakarta. Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi beberapa bahan-bahan
(ingredients) seperti creamer, foamer, fat powder, dan lain-lain. Teknologi yang
digunakan pada proses pengolahan bahan-bahan tersebut menggunakan alat
spray dryer yang dapat menghasilkan produk menjadi bubuk kering dengan
kualitas baik.
II.2 Tujuan
II.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari dilaksanankan PKL ini adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1
di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya.
2. Memahami dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
pada kenyataan yang ada di lapang.
3. Memperluas wawasan dan pengembangan cara berpikir secara logis dan
sistematis sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam suatu proses industri.
4. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dan bekerja sama dengan
orang lain di lapang dan sekaligus berlatih menyesuaikan diri dengan
kondisi lapangan pekerjaan yang natinya akan ditekuni para lulusan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Rasa
Normal
1.3 Warna
Putih Krem
1.4 Penampakan
Normal
Maks. 5,0
Maks. 3,0
Maks. 30,0
5. Cemaran Arsen
mg/kg
Maks 0,1
mg/kg
Maks. 0,3
mg/kg
Maks. 20,0
2. Air ( /b)
b
3. Abu ( /b)
b
4. Lemak ( /b)
Terdapat tiga macam bentuk krimer nabati yang beredar di pasaran saat
ini yaitu bentuk serbuk, cair, dan beku yang semuanya dibuat dalam bentuk
konsentrat emulsi. Di antara ketiga bentuk tersebut, krimer nabati dalam bentuk
serbuk yang paling banyak diminati di pasaran karena kemudahan dalam
penanganan dan penyimpanan. Krimer berfungsi untuk mengembangkan
perubahan warna yang dikehendaki dan untuk memberikan body pada makanan
atau minuman (Affandi et al., 2003).
Keunggulan krimer nabati antara lain umur produk yang lebih panjang,
serta kemudahan dalam penyimpanan, distribusi, dan penangan. Selain
keuntungan tersebut, krimer nabati juga dapat memenuhi kebutuhan segmentasi
pasar untuk konsumen yang tidak bisa mengkonsumsi krimer dari bahan susu.
Krimer nabati dengan asam lemak jenuh yang tinggi diketahui mempunyai
ketahanan dan stabil terhadap oksidasi dan ketengikan untuk jangka waktu yang
lama (Affandi et al., 2003).
II.2.2 Emulsifier
Emulsifier adalah komponen yang dapat memungkinkan pembentukan emulsi
dikarenakan kemampuannya untuk mengurangi tegangan permukaan atau
surfaktan (Surface Active Agent) (Early, 1998). Emulsifier yang digunakan adalah
monoasilgliserol (MAG). Emulsifier dari golongan mono dan gliserida merupakan
jenis emulsifier yang paling banyak digunakan dalam industri pangan. Emulsifier
ini ditambahkan ke dalam bahan pangan karena kemampuan mereka untuk
meningkatkan kestabilan emulsi, kekuatan adonan, volume, tekstur, dan
meningkatkan toleransi bahan baku selama proses pengolahan (Brown,1999).
II.2.3 Stabilizer
Stabilizer adalah substansi kimia yang dapat mempertahankan kestabilan suatu
larutan, campuran, atau suspensi terhadap perubahan/reaksi kimia. Beberapa
jenis gum yang digunakan untuk stabilizer adalah kelompok dari karaginan,
xanthan, guar, kacang locust, karaya, akasia, dan tragakan (Anonim, 1992).
Karaginan biasanya digunakan sebagai stabilizer untuk mencegah krimer dari
pemisahan yang tidak diinginkan (Webber, 2008).
Pencampuran (Mixing)
Penghomogenisasi campuran
(Homogenising)
Penyemprotan kering
(Spray Drying)
Pengemasan
(Packing)
Krimer Nabati
II.3.5 Pengemasan
Bubuk krimer kering dikemas dalam kemasan foil dalam kondisi yang kering dan
sejuk (America Palm Oil Council, 2004).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara
langsung terhadap obyek kegiatan dalam manajemen produksi di lapangan,
serta survey ke lokasi fasilitas produksi dan utilitas.
2.
Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan
pembimbing lapang dan para pekerja yang ada di lokasi baik di fasilitas
produksi maupun manajemen.
3.
Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumendokumen, laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan obyek
pembahasan.
Data
yang
dikumpulkan
antara
lain
meliputi
sejarah
Studi kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber
pustaka. Teknik ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh
selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan pencarian berbagai
literatur
yang
berhubungan
dengan
perpustakaan.
obyek
pembahasan
melalui
Waktu Pelaksanaan
Januari minggu ke- Februari minggu ke1
2
3
4
1
2
3
4
2.
3.
4.
Konsultasi
5.
Pengolahan data
6.
7.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., S, Rakhmadiono, dan S. B. Widjanarko. 2001. Kajian Aplikasi
Hidrokoloid dan Pemanis pada Peristiwa Sineresis dan Kualitas Jelly
Sirsak. www.brawijaya.ac.id/virtual_library/mlg_warintek. Diakses tanggal 1
Oktober 2013.
Affandi, Y. M. S., M. S. Miskandar, I. N. Aini, dan M. D. N. Habi. 2003. PalmBased Non-Hydrogenated Creamer. www.mpob.my/bsJPGutama. Diakses
tanggal 1 Oktober 2013.
America Palm Oil Council. 2004. Palm Oil/Palm Kernel Oil Application: Based
Non-Dairy Creamer. www.americanpalmoil.com/publications/creamer.pdf.
Diakses tanggal 1 Oktober 2013
Anonim.
1992.
Non-dairy
Creamer/Whitener
CA
1265699
A1.
11