Revisi Hidrokel Word
Revisi Hidrokel Word
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik V B
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember
oleh
Ria Aridya Liarucha
Haidar Dwi Pratiwi
Dicky Andriansyah
Bima Satriya D.
Wafi Hidayat
Andi Susanto
Fitania Marizka
NIM 112310101011
NIM 112310101012
NIM 112310101027
NIM 112310101030
NIM 112310101034
NIM 112310101051
NIM 112310101064
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
Asuhan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
PRAKATA ................................................................................................
ii
1.2 Tujuan...................................................................................
2.7
2.8
Penatalaksanaan .................................................................
iii
iv
31
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan konsep dasar penyakit hidrokel pada anak.
2. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pasien dengan hidrokel.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik V B.
2. Menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
3. Menambah wawasan kepada mahasiswa jurusan kesehatan khususnya
mahasiswa keperawatan.
4. Melatih mahasiswa dalam menyusun dan membuat karya tulis ilmiah.
2.1 Definisi
Hydrocele berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (rongga). Secara
umum hydrocele adalah terjadinya penumpukan air pada rongga khususnya pada
tunika vaginalis. (Behram, 2000). Hydrocele adalah suatu penyakit dimana
penderita mengalami kondisi berupa penumpukan cairan pada selaput yang
melindungi testis. Hydrocele adalah penumpukan cairan yang berlebihan antara
lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono, 2008). Dalam
keadaan normal, cairan yang berada didalam rongga itu memang ada dan berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya.
2.2 Epidemiologi
Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup
dan lebih sering terjadi pada bayi prematur. Lokasi tersering adalah di sebelah
kanan, dan hanya 10% yang terjadi secara bilateral. Insidensi PPPVP menurun
seiring dengan bertambahnya umur. Pada neonates, 80%-94%memiliki PPPVP.
Risiko hidrokel lebih tinggi pada bayi prematur dengan berat badan lahir
kurangdari 1500 gram dibandingkan dengan bayi aterm.
2.3 Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena hal
berikut ini.
1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (Hernia Komunikan)
2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada bayi laki-laki, hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum,
dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang
mengelilingi testis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi
cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis/epididimis, dan penyumbatan cairan atau darah di dalam
korda spermatika. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang
berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus.
Hydrocele biasanya menjadi lebih kecil dan lebih lembut setelah berbaring
dan terser setelah setelah berdiri lama. Hydrocele dapat di bagi dalam beberapa
jenis tergantung penyebabnya.
1. Hidrokel statis
2. Hidrokel funikuli
3. Hidrokel komunikans
2.5 Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis
yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran
Prognosis pasien dengan hidrokel yang telah dilakukan terapi operasi, angka
rekurensinya kurang dari 1%.
2.8 Penatalaksanaan
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar maka perlu
untuk dilakukan koreksi (Purnomo, et al., 2010). Mayoritas hidrokel pada
neonates akan hilang karena penutupan spontan dari PPPVP awal setelah
kelahiran. Cairan dalam hidrokel biasanya akan direabsorpsi sebelum bayi
berumur 1 tahun. Berdasarkan fakta tersebut, observasi umumnya dilakukan pada
hidrokel pada bayi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel menurut Mursalim (2012) adalah
dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi
Aspirasi
cairan
hidrokel
tidak
dianjurkan
karena
selain
angka
2.10 Pencegahan
Hidrokel pada bayi baru lahir tidak dapat dicegah karena kondisi telah
berkembang sebelum kelahiran. Namun perawatan sebelum bayi lahir dapat
dilakukan untuk membantu mencegah hidrokel pada bayi laki-laki. Pada laki-laki
dewasa, untuk mencegah hidrokel sebaiknya menghindari daerah kelamin dari
cedera misalnya mengikuti aturan keselamatan ketika sedang berolahraga. Pilihan
gaya hidup sehat, berolahraga, makan-makanan yang bergizi seimbang, dan
menghindari penyakit menular seksual juga dianjurkan untuk membantu
mencegah hidrokel (Belville & Swierzewski, 2011).
10
PATHWAY
Sekunder (trauma
Primer (kelainan
bawaan)
epididimis,
infeksi,
tumor
testis)
System lymphatic
yang
belum
Terganggunya
Penutupan
sempurna
prosesus vaginalis
sempurna
yang
tidak
system
sekresi/
reabsorpsi cairan
plasma
sempurna
Terhambatnya
dan
transuda
proses reabsorpsi
cairan
Keluarnya
dari
cairan
rongga
abdomen
Cairan menumpuk
di lapisan parietal
& visceral
Penumpukan
cairan di tunika
vaginalis
HIDROKEL
Penumpukan
Skrotum
cairan di Skrotum
memebesar
11
POST OP
PRE OP
Perubahan status
kesehatan
Perubahan
bentuk skrotum
GANGGUAN
CITRA TUBUH
ANSIETAS
(body image)
trauma)
penyumbatan cairan/darah di
dalam korda spermatika
GANGGUAN
RASA
adanya
infeksi,
NYAMAN
(NYERI)
gesekan dan
peregangan
jaringan kulit
Penatalaksanaan
pembedahan
skrotum
Adanya Luka Insisi
Resiko
kerusakan
integritas
Pajanan patogen
kulit
RISIKO INFEKSI
12
4.1 Pengkajian
Ruangan
Tgl. / Jam MRS
Dx. Medis
No. Reg.
TGL/Jam Pengkajian
: Mawar
: Senin, 16 September 2013 ( Jam saat masuk rumah sakit )
: Hidrocele
: 12323
: Senin, 16 September 2013 ( Jam saat pengkajian )
3. Jenis kelamin
: ( Laki-laki)
4. A g a m a
5. Pendidikan
6. Alamat
7. Tgl masuk
13
rumah sakit)
8. Tgl pengkajian
9. Diagnosa medik
b. U s i a
c. Pendidikan
d.Pekerjaan/sumber penghasilan :
e. A g a m a
f. Alamat
2. Ibu
a. N a m a
b. U s i a
c. Pendidikan
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan:
e. Agama
f. Alamat
14
NAMA
USIA
HUBUNGAN
STATUS KESEHATAN
II. Riwayat Kesehatan ( dari hasil anamneses, dapat diketahui riwayat penyakit
pasien
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
:
Nyeri pada bagian genetalianya khususnya skrotum, biasanya terasa
kaku dan besar, serta sering kali klien mengeluh tidak bisa ereksi
Riwayat Keluhan Utama :
Apa saja keluhan yang disampaikan oleh klien
Keluhan Pada Saat Pengkajian :
(Keluhan yang dirasakan klien ketika dilakukan proses pengkajian,
biasanya hamper sama dengan keluhan ketika awal masuk rumah sakit,
hal ini disebabkan selama belum dilakukan tindakan bedah ( hidrokel
yang sudah cukup besar dan dirasa mengganggu) maka keluhan klien
kemungkinan kecil sekali untuk berkurang atau berubah)
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di ( bidan,
puskesmas, mantri, atau rumah sakit, atau dokter)
b. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter
dianjurkan untuk (Umumnya tidak ada)
c. Riwayat terkena radiasi ( mungkisn saja, hal ini terkait bahaya
dan dampak dari radiasi)
d.
15
16
Jenis immunisasi
1.
BCG
2.
DPT (I,II,III)
3.
Polio (I,II,III,IV)
4.
Campak
5.
Hepatitis
Waktu
pemberian
Frekuensi
Reaksi setelah
pemberian
Frekuensi
Berguling
Duduk
Merangkak
Berdiri
Berjalan
Senyum kepada orang lain pertama kali
Bicara pertama kali menyebutkan
Berpakaian tanpa bantuan
17
3. Cara pemberian
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
VII. Riwayat Psikososial ( bukan data fokus dan umumnya dalam keadaan
normal)
Anak tinggal bersama
Lingkungan berada di
Rumah dekat dengan
kamar klien
Rumah ada tangga
Hubungan antar anggota keluarga
Pengasuh anak
VIII. Riwayat Spiritual ( bukan data fokus dan umumnya dalam keadaan normal)
Support sistem dalam keluarga
Kegiatan keagamaan
IX. Reaksi Hospitalisasi ( bukan data fokus dan umumnya keadaan klien terkait
reaksi hospitalisasi sama dengan pasien pada umumnya diman terjadi beberapa
perubahan misalnya cenderung lebih emosional)
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anaknya ke RS karena
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
- Perasaan orang tua saat ini
- Orang tua selalu berkunjung ke RS
- Yang akan tinggal dengan anak
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
18
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Selera makan
Jenis minuman
Frekuensi minum
Kebutuhan cairan
Cara pemenuhan
19
olah raga
F. Personal Hygiene ( dilakukan seperti orang normal pada umumnya, tp
pada lokasi tertentu seperti area dekat genetalianya lebih hari-hati
misalnya ketika mandi)
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Mandi
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
2. Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
Kegiatan sehari-hari
Pengaturan jadwal
harian
Penggunaan alat Bantu
aktifitas
Kesulitan pergerakan
tubuh
H. Rekreasi
Kondisi
1. Perasaan saat
sekolah
2. Waktu luang
3. Perasaan setelah
Sebelum Sakit
Saat Sakit
20
rekreasi
4. Waktu senggang
klg
5. Kegiatan hari libur
XI. Pemeriksaan Fisik
(Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi.
Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat,
lembut dan tidak nyeri tekan. Biasanya hidrokel terjadi nyeri ringan. Hidrokel
dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada
saat
pemeriksaan
fisik
dengan
Transiluminasi/diaponaskopi
1. Keadaan umum
: ( nyeri area genetalia)
2. Kesadaran
: Kompos mentis
3. Tanda tanda vital ( Normal)
a. Tekanan darah
b. Denyut nadi
c. Suhu : ( hipertermi bila penyebab radang adalah proses peradangan)
21
d. Pernapasan
4. Berat Badan (Normal)
5. Tinggi Badan (Normal)
6. Kepala
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala
a. Warna rambut
b. Penyebaran
c. Mudah rontok
d. Kebersihan rambut
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada
Tekstur rambut : kasar/halus
7. Muka
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Simetris / tidak
b. Bentuk wajah
c. Gerakan abnormal
d. Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Data lain
8. Mata
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Pelpebra
: Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera
: Icterus / tidak
c. Conjungtiva
: Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil
: - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya
e. Posisi mata :
Simetris / tidak
f. Gerakan bola mata
g. Penutupan kelopak mata
h. Keadaan bulu mata
i. Keadaan visus
j. Penglihatan
: - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata
Data lain
9. Hidung & Sinus
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Posisi hidung
22
b. Bentuk hidung
c. Keadaan septum
d. Secret / cairan
Data lain
10. Telinga
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Posisi telinga
b. Ukuran / bentuk telinga
c. Aurikel
d. Lubang telinga
e. Pemakaian alat bantu
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne
b. Weber
c. Swabach
Pemeriksaan vestibuler
Data lain
11. Mulut
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi
- Karang gigi / karies
- Pemakaian gigi palsu
b. Gusi
Merah / radang / tidak
c. Lidah
Kotor / tidak
Bibir
- Cianosis / pucat / tidak
- Basah / kering / pecah
- Mulut berbau / tidak
- Kemampuan bicara
Data lain
12. Tenggorokan (Normal dan bukan merupakan data fokus)
a. Warna mukosa
b. Nyeri tekan
c. Nyeri menelan
13. Leher
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
Kelenjar thyroid
Palpasi
a. Kelenjar thyroid
b. Kaku kuduk / tidak
c. Kelenjar limfe
23
Data lain
14. Thorax dan pernapasan (Normal dan bukan merupakan data fokus)
a. Bentuk dada
b. Irama pernafasan
c. Pengembangan di waktu bernapas
d. Tipe pernapasan
Palpasi
a. Vokal fremitus
b. Massa / nyeri
Auskultasi
a. Suara nafas
: Vesikuler / Bronchial / Bronchovesikuler
b. Suara tambahan
: Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
15. Jantung
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Palpasi
Ictus cordis
Perkusi
Pembesaran jantung
Auskultasi
16. Abdomen
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Inspeksi
a. Membuncit
b. Ada luka / tidak
Palpasi
a. Hepar
b. Lien
c. Nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik
Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain
17. Genitalia dan Anus
( benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan
adanya transiluminasi)
18. Ekstremitas
(Normal dan bukan merupakan data fokus)
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri
- Pergerakan abnormal
- Kekuatan otot kanan / kiri
- Tonus otot kanan / kiri
- Koordinasi gerak
24
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri
- Triceps kanan / kiri
c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
Rasa raba
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan ( kaki cendengrung melebar / ngangkan ketika
berjalan karena pembesaran skrotum)
- Kekuatan kanan / kiri
- Tonus otot kanan / kiri
b. Refleks
- KPR kanan / kiri
- APR kanan / kiri
- Babinsky kanan / kiri
c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
- Rasa raba
4.2 Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyumbatan
cairan/darah di dalam korda spermatika
2. Perubaan body image : citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk
skrotum
3. Resiko kerusakan integritas kulit : skorotum berhubungan dengan adanya
gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum
4. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post op
25
Diagnosa
Keperawatan
a. Gangguan
rasa nyaman
(nyeri) b.d
penyumbatan
cairan/darah di
dalam korda
spermatika
Diharapkan setelah
dilakukan intervensi,
rasa tidak nyaman
berkurang bahkan
hilang dengan
Kriteria hasil :
1) Pembengkakan
skrotum berkurang
2) Klien merasa
nyaman,
nyeri klien
berkurang
bahkan hilang
3) Skala nyeri 0-3
Intervensi
Rasional
1. Mengidentifikasi nyeri
26
Perubaan body
image : citra
tubuh b.d
perubahan
bentuk
skrotum.
Diharapkan setelah
dilakuakan
intervensi, klien
tidak merasa bahwa
penyakitnya adalah
suatu penderitaan,
dan pada bayi,
orangtua harus
memahami bahwa
penyakit ini dapat
disembuhkan,
dengan Kriteria hasil
:
1) Keluarga sabar
menghadapi
kondisi
anaknya.
27
berlebihan.
Resiko
kerusakan
integritas kulit
: skorotum
berhubungan
dengan adanya
gesekan dan
peregangan
jaringan kulit
skrotum
Diharapkan setelah
dilakukan intervensi,
kerusakan integritas
kulit tidak terjadi,
dengan Kriteria hasil
:
1) Tidak ada lecet
dan
kemerahan di
sekitar
area pembesaran.
Resiko infeksi
berhubungan
dengan insisi
post op
Diharapkan resiko
terjadinya infeksi
tidak terjadi dengan
kriteria hasil :
a. mengurangi kontaminasi
silang.
28
1) Berkurangnya
tanda-tanda
peradangan seperti
kemerahamerahan, gatal,
panas, perubahan
fungsi
d) Gunakan sarung
tangan/pakaian pada waktu
merawat luka yang
terbuka/antisipasi dari kontak
langsung dengan sekresi ataupun
ekskresi
d. Mencegah penyebaran
infeksi / kontaminasi
silang
29
4.4 Evaluasi
(Evaluasi dilakukan terkait penilaian kondisi pasien setelah dilakukannya
tindakan dari rencana keperawatan jika ada masalah keperawatan yang belum
teratasi maka dilakukan modifikasi dari rencana keperawatan atau rencana
keperawatantersebut dilanjutkan kembali.Evaluasi biasanya menggunakan format
SOAPIER atau SOAP). Berikut ini akan diberikan contoh evaluasi pada diagnosa
utamanya.
No
Hari, tanggal,
Dx
waktu
1. (Disesuaikan
dengan
Evaluasi
S : Pasien mengatakan, rasa nyeri sudah
30
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hydrocele adalah suatu penyakit dimana penderita mengalami kondisi
berupa penumpukan cairan pada selaput yang melindungi testis. Di USA,
insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih sering
terjadi pada bayi prematur. Hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma
dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis. Prognosis pasien dengan hidrokel yang telah
dilakukan terapi operasi, angka rekurensinya kurang dari 1%. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan hidrokel transiluminasidan
ultrasonografi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi
dan operasi.
5.2 Saran
a. Pada mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan agar dapat
mengerti, memahami dan dapat menjelaskan tentang penyakit hidrokel baik
mengenai pengertian, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis maupun
pencegahan serta penerapan asuhan keperawatannya.
b. Pada Dosen
Dosen diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa apabila terdapat mahasiswa
yang kurang paham tentang penyakit hidrokel dan memberikan tambahan
materi atau penjelaskan apabila materi yang diberikan kurang lengkap atau
kurang jelas.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://www.healthcommunities.com/hydrocele/prognosis-