Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI


I. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. L
Umur
: 49 tahun
JenisKelamin
: Perempuan
Tanggal pengkajian: 17 November 2015
No RM
: 002841
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien masuk di Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan sering marah-marah tanpa tau penyebab marahmarahnya, pasien juga sering terlihat bingung dan melamun terkadang juga pasien terlihat berbicara
sendiri.
III.

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

ya

Kl

Tidak

2. Pengobatansebelumnya?
kurangberhasil

Berhasil

3. Trauma
Usia

Pelaku

Korban

Aniaya fisik

Aniaya Seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga :

Tindakan Kriminal

Saksi

: Klien mengatakan pernah dipukuli dan digigit oleh orang


yang tidak dikenalnya. Saat ditanya pada usia berapa
klien dipukuli dan digigit klien mengatakan lupa.

Jelaskan

4. Anggota Keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Ada

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Tidak
Page 1

Kalau ada :

Hubungan Keluarga ?
Menurut informasi yang diberikan suster jaga klien mempunyai adik yang juga
mengalami riwayat gangguan jiwa seperti dirinya.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :


Pasien mengatakan pernah dipukuli dan digigit oleh orang .
Masalah Keperawatan : Respon pasca trauma
IV.FAKTOR PRESIPITASI
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa atau pencetus terjadinya masalah gangguan
jiwa tidak diketahui karena pasien kurang berespon saat dianamnese, bingung dan tidak mau
berinteraksi dengan banyak orang.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ukur dan observasi
a. TD
b. Nadi
c. Suhu
d. Respirasi

TTV :
:TD 100/70 mmHg
:88 x/m
:370C
:18 x/m

2. Tanyakan apakah ada keluhan fisik?


Klien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
49

?
?
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

?
Page 2

Keterangan:

Laki laki :

Perempuan :

Klien

Hubunganperkawinan :

Meninggal

H&S : hidup dan sehat

:X
:Tidak diketahui

2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan bahwa ia sangat menyukai bibirnya, karena menurut klien bibirnya tampak
seksi.
b. Identitas diri
Status dan posisi pasien sebelum dirawat :
Klien mengatakan dulunya ia adalah seoarang ibu rumah tangga.
Kepuasaan klien sebagai laki-laki/perempuan
Klien mengatakan senang menjadi seorang perempuan.
c. Peran
Tugas/peran yang diemban dalam keluarga atau kelompok masyarakat :
Klien memegang peran sebagai ibu rumah tangga.
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas atau peran tersebut :
Sebelum sakit klien melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.
d. Ideal diri
Harapan klien terhadap penyakitnya :
Saat ditanya apakah klien berharap cepat sembuh, klien mengatakan ya
e. Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain :
Tidak ada interaksi yang ditandai dengan :
Klien tidak pernah mau jika diajak keluar mengobrol dengan teman-temannya,. Klien juga
mengatakan tidak mengenal teman-temannya dan tidak mau berteman dengan mereka
karena menurut klien mereka semua adalah orang-orang cacat dan jahat.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri
3. Hubungan social
Orang yang berarti / terdekat :
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 3

Menurut klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah anak perempuannya,
karena klien sangat menyayangi anak perempuannya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Jika diajak berinteraksi, klien sering menolak karena menurut klien orang-orang yang
berada disekitarnya jahat-jahat.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakianan, tanyakan :
pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama
yang dianut :
Klien selalu berbicara sendiri jika ditanya persoalan mengenai keyakinannya.
b. KegiatanIbadah
Kegiatan ibadah individu di rumah dan kelompok :
Tidak dilakukan
Masalah Keperawatan : VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi :
Penampilan klien tampak rapi.
Penggunaan pakain tidak sesuai, misalnya pakaian dalam dipakai diluar baju :
Penggunaan pakaian klien sesuai.
Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat (waktu, tempat,
identitas, situasi/kondisi) :
Cara berpakaian pasien tepat.
Masalah Keperawatan : 2. Pembicaraan
cepat

keras

inkoheren

apatis

lambat

gagap

membisu

tidak mampu memulai pembicaraan

Penjelasan :
Klien berbicara dengan cepat dan terkadang sulit dipahami, seperti klien sering mengatakan namanya
secara cepat dan berulang-ulang, klien sering mengatakan artis, dokter, disesar, orang jahat, dipukuli,
APBD dan lain-lain yang sulit untuk dipahami.
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 4

Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi


3. Aktivitasmotoric (Psikomotorik)
a. Tingkat aktifitas
lesu

tegang

gelisah

agitasi

Tik

grimasem

Tremor

kompulsif

b. Jenis

Penjelasan :
Klien tampak bingung, lesu dan murung seperti tidak bersemangat, klien juga sering merasa
cepat bosan jika banyak di tanya atau ditemui. Klien juga Tidak mau berinteraksi dengan banyak
orang yang ditandai dengan klien tampak terlihat sering menyendiri dan selalu dikamar.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial Menarik Diri

4. Alam perasaan
Laporan diri klien tentang status emosionalnya dan cermin kehidupan klien
Sedih

putus asa

gembira berlebihan

Ketakutan

khawatir

Sering menangis & rewel

Penjelasan :
Klien mengatakan merasa takut apabila diajak berkenalan dengan orang lain, karena menurut pasien
mereka jahat-jahat dan pasien takut bila mereka akan memukulinya.
Masalah Keperawatan : Ansietas

5. Efek dan Emosi

Datar

tumpul

labil

tidak sesuai

Penjelasan :
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 5

Klien tampak labil, sesakili pasien terlihat tenang dan mau diajak berbincang. Klien juga aktif jika
ditanya dan diminta memperkenalkan diri. Akan tetapi sesakali juga klien tampak bosan dan acuh saat
ditanya atau diminta berkenalan. Bahkan sering klien mengatakan jangan perintah saya.
Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial
6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan

defensive

Tidak kooperatif

curiga

Mudah tersinggung
Kontak mata kurang

Penjelasan :
Selama wawancara komunikasi klien kurang, kontak mata klien kurang dan klien sering berbicara
sendiri tanpa mempedulikan pertanyaan yang sedang diajukan. Sering kali juga klien seperti tidak
mengacuhkan orang yang sedang berada dengannya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri
7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran

Penglihatan

Perabaan

Penecapan

penghidu

Penjelasan :
Klien sering tampak berbicara sendiri.
Masalah Keperawatan : Gangguan sensosi presepsi pendengaran

8. Proses pikir (arus, isi, dan bentuk)


a. Arus
Sirkumstansial
Blocking
Kehilangan asosiasi
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 6

Tangensial
Flight of idea
Perseverasi/pengulangan pembicaraan

b. Isi
Obsesi

Hipokondria
Depersonalisasi
Phobia
Pikiran magis

Ide yang terkait


c. Bentuk
Dereistik
Otistik (autism)
Nonrealistic

Penjelasan :
Klien sering berbicara terbelit-belit dan sulit dipahami. Klien juga sering berbicara hal yang selalu
diulang-ulangnya tanpa mengerti kemana arah tujuannya dan sering kali juga berbicara hal yang tidak
logis atau tidak masuk akal. Misalnya pasien sering berkata APDN, Sarifudin, dirinya dekat dengan
dokter atau berpacaran dengan dokter, anak laki-lakinya miliaran dan lain-lain.
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Tingkat Kesadaran
Kesadaran Kuantitas :
Compos mentis

Apatis
Supor
Samnolen
Koma

Kesadaran Kualitas :
Berubah

Tidak berubah

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 7

Meninggi
Hipnosa
Disosiasi
Stupor
Confusion/bingung
Penjelasan :
Kesadaran klien secara kuantitas adalah compos mentis atau klien sadar. Tetapi secara kuantitatif
klien tampak berubah dengan ditandai dengan klien yang sering membatasi hubungannya dengan
dunia luar yaitu dengan lingkungannya.
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir
10. Memori
a. Daya ingat jangka panjang :
Daya ingat jangka panjang klien dibuktikan dengan klien mengingat asal sekolah SMAnya dan
cara mencuci tangan yang pernah diajarkan.
b. Daya ingat jangka pendek ( 3 hari)
Daya ingat jangka pendek klien dibuktikan dengan klien mengingat menu makanannya tadi pagi.
c. Daya ingat saat tini
Daya ingat saat ini dibuktikan dengan klien masih mengingt nama mahasiswa yang memberinya
coklat saat ini.
Saat ditanya siapa nama saya ? klien mengatakan suster nana, nana yang memberi coklat.
Masalah Keperawatan : 11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
-

Mudah beralih

Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung secara sederhana

Penjelasan :
Klien mampu berhitung, klien juga mampu menjumlahkan angka-angka yang ditanyakan padanya.
Tingkat konsentrasi berhitung klien juga cukup baik dan klien melakukannya dengan tampak
gembira.
Misalnya saat diminta untuk berhitung, klien mampu berhitung dari 1-20 dengan baik dan saat di
tanya 2+2 berapa? Klien dapat menjawab 4 dengan sigap.
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 8

Masalah Keperawatan : 12. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan
Gangguan bermakna

Penjelasan :
Klien mampu mengambil keputusan. Saat ditanya mau makan dulu atau mau mandi dulu? Klien
menjawab mandi dulu. Saat di tanya kenapa demikian ? klien mengatakan biar bersih dulu.
Masalah Keperawatan : 13. Daya tilik diri
Saat ditanya apakah tahu penyakit apa yang sedang dideritanya apakah penyakit jiwa? Klien
mengatakan ya.

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 9

VI.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal

Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal

Bantuan total
3. Mandi

Bantuan minimal
Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal

Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama 1 jam (nyenyak)
Tidur malam lama 6-7 jam (nyenyak)
6. Penggunaa obat
Bantuan minimal

Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8.
Aktivitas dalam rumah

Ya

Tidak

Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapian rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktivitas diluar rumah


Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 10

Ya

Tidak

Belanja
Tranportasi

Lain-lain

Penjelasan :

Klien masih belum mampu melakukan berbagai aktivitas sendiri, klien masih sering tampak seperti
orang bingung.

VII.

MAKANISME KOPING
Adaptif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relaksasi
Aktivitas konstruktif
Olah raga
Lainnya
Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi lambat/berlebihan
Bekerja berlebihan

Menghindar
Mencederai diri
lainnya

Penjelasan :

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 11

Klien sering menghindar terhadap masalah. Misalnya klien menghindar dari interaksi dengan temantemannya, tidak mau berkenalan dengan teman-temannya atau berbaur dengan teman-temannya
karena klien merasa takut dipukuli, klien menganggap mereka adalah orang jahat.
Klien tidak mau berinteraksi dengan banyak orang,kurang berespon saat dianamnese, kontak mata
kurang, bingung, kurang adanya komunikasi verbal
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri

VIII.

MASALAH PSIKOSOIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah berhubungan dengan orang lain.

Penjelasan :
Klien selalu berusaha menghindar dari interaksi dengan orang lain, klien selalu melakukan hal-hal
sendirian dan tak senang dengan keramaian atau berkumpul dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial Menarik Diri

IX.

ASPEK MEDIS
a. Diagnosa Media
: Skizofrenia
b. TerapiMedis
:
Risp 2x2 mg
Carbamaxepa 2x200 mg
Metfomin 3x500 mg

X.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

XI.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Isolasi Sosial Menarik Diri
Respon pasca trauma
Kerusakan komunikasi
Ansietas
Kerusakan interaksi sosial
Gangguan sensori persepsi pendengaran
Gangguan proses pikir

KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Data Objektif
Page 12

Klien mengatakan merasa takut apabila


berkenalan dengan orang lain
Klien mengatakan pernah dipukuli dan
digigit oleh orang yang tidak dikenalnya.

XII.

Klien tampak sering menyendiri


Klien selalu dikamar
Klien tampak bingung
Klien tampak sering berbicara
sendiri
Komunikasi klien kurang
Pembicaraan cepat dan inkoheren
Tidak kooperatif
Kontak mata klien kurang
Klien tampak cemas
Efek dan emosi labil
Tongesial
Obsesi
Nonrealistic
Kesadaran klien berubah

ANALISA DATA

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 13

N
o
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Data
DS : klien mengatakan :
Merasa takut apabila berkenalan
dengan orang lain.
DO :
Klien tampak sering menyendiri
Klien selalu dikamar
Klien tampak bingung
Klien tampak sering berbicara
sendiri
Komunikasi kurang
Pembicaraan cepat dan inkoheren
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
DS : klien mengatakan :
Klien mengatakan pernah dipukuli
dan digigit oleh orang yang tidak
dikenalnya.
DO : DS : DO :
Pembicaraan cepat dan inkoheren
DS : klien mengatakan :
Merasa takut apabila berkenalan
dengan orang lain.
DO :
Klien tampak cemas
DS : DO :
Efek dan emosi labil
DS : DO :
Klien tampak sering berbicara
sendiri
DS : DO :
Tongesial
Obsesi
Nonrealistic
Kesadaran klien berubah

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Masalah Keperawatan

Isolasi Sosial Menarik Diri

Respon pasca trauma

Kerusakasan komunikasi

Ansietas

Kerusakan interaksi sosial

Gangguan sensori persepsi pendengaran

Gangguan proses pikir

Page 14

XIII.

POHON MASALAH

Gangguan sensori persepsi pendengaran (Efek)

Kerusakan komunikasi

Interaksi Sosial Menarik Diri(Masalah utama)

Kerusakan interaksi

Respon pasca trauma(Etiologi)

Sosial

Ansietas

XIV.

Gangguan proses pikir

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial Menarik Diri
Yang ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
Merasa takut apabila berkenalan dengan orang lain.
DO :
Klien tampak sering menyendiri
Klien selalu dikamar
Klien tampak bingung
Klien tampak sering berbicara sendiri
Komunikasi kurang
Pembicaraan cepat dan inkoheren
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
2. Respon pasca trauma
DS : klien mengatakan :
Klien mengatakan pernah dipukuli dan digigit oleh orang yang tidak dikenalnya.
DO : 3. Kerusakasan komunikasi
DS : DO :

Pembicaraan cepat dan inkoheren

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 15

4. Ansietas
DS : klien mengatakan :
Merasa takut apabila berkenalan dengan orang lain.
DO :
Klien tampak cemas
5. Kerusakan interaksi sosial
DS : DO :

Efek dan emosi labil

6. Gangguan sensori persepsi pendengaran


DS : DO :

Klien tampak sering berbicara sendiri

7. Gangguan proses piker


DS : DO :
Tongesial
Obsesi
Nonrealistic
Kesadaran klien berubah
XV.

PRIORITAS MASALAH
Isolasi Sosial Menarik Diri

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 16

Rencana Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial Menarik Diri

Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

Tgl

Diagnosa Keperawatan

Ruangan

Diagnosa Medis

Isolasi sosial menarik


diri

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

: Skizofrenia

Perencanaan
Tujuan

30/11/10

: Sub akut wanita

Klien dapat
berhubungan dan
berinterasi dengan
orang lain, keluarga,
lingkungan dan
masyarakat

Intervensi
SP I P
1. Bina hubungan saling
percaya (BHSP)
2. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial klien
3. Berdiskusi dengan klien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
4. Berdiskusi dengan klien
tentang kerugian
berinteraksi dengan orang
lain
5. Mengajarkan klien cara
berkenalan dengan orang
lain

Page 17

Rencana Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial Menarik Diri

Tgl

01/12/10

Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial menarik


diri

Perencanaan
Tujuan

Intervensi

Klien dapat
berhubungan dan
berinterasi dengan
orang lain, keluarga,
lingkungan dan
masyarakat

SP II P
Memberikan kesempatan kepada
klien mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain untuk
1 orang
1. Mengajarkan klien cara
berkenalan dengan orang lain.
2. Memberikan kesempatan klien
mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain
3. Membantu klien memasukkan
kegiatan latihan kedalam
kegiatan harian

Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

: Skizofrenia

Page 18

Rencana Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial Menarik Diri

Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

2/12/10

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

Isolasi sosial menarik


diri

Tujuan

Intervensi

Klien dapat
berhubungan dan
berinterasi dengan
orang lain, keluarga,
lingkungan dan
masyarakat

SP III P

: Skizofrenia

Memberikan kesempatan kepada


klien mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain untuk
2 orang atau lebih
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan
kepada klien
mempraktekkan cara
berkenalan dengan 2 orang
atau lebih
3. Menganjurkan kepada klien
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian

Rencana Tindakan Keperawatan


Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 19

Klien Dengan Isolasi Sosial Menarik Diri

Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

: Skizofrenia

i. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP I P
Cara berkenalan dengan orang lain
Intervensi:

Bina hubungan saling percaya


Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
Berdiskusi dengan klien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain

Strategi Komunikasi
1. Fase awal/orientasi/perkenalan
a. Salam teraupetik
Perawat : selamat pagi ibu
b. Perkenalan
Perkenalkan..nama saya Nur Djana Setiarini Henaulu biasa dipanggil Nana, saya Mahasiswa Akper
RST, saya akan merawat ibu, saya bertugas di sini selama 6 hari, dari hari senin sampai hari sabtu, dari
pukul 14.00 sampai pukul 18.00 wit
Ibu namanya siapa dan senang di panggil siapa?
c. Validasi
Bagaimana perasaan ibu Lusi hari ini? sudah mandi pagi atau belum?
d. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang ini kita bercakap-cakap sebentar mengenai masalah yang ibu hadapi
?
Tempat : Dimana tampat yang suka untuk kita berbincang bincang ? bagaimana kalau kita disini saja ?
Waktu : maunya kita berbincang bincang berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit.
2. Fase kerja
1. tahu tidak tentang isolasi sosial dan penyebabnya ?
Jadi..separti ini ibu keadaan yang di alami saat ini adalah isolasi sosial yaitu percobaan
untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau menghindari dari hubungan dengan orang
lain yang di sebabkan oleh adanya kelainan di dalam tubuh atau faktor lingkungan
2. Ibu Lusi tau tidak tentang keutungan bila kita berinteraksi dengan orang lain ?
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 20

Sekarang saya akan memberitahu kalau kita sering berinteraksi dengan orang lain maka
keuntunganya paling banyak seperti kita tidak akan mudah untuk bersedih, ada banyak teman
yang menghibur, kita tidak sendiri, dan kita bisa percaya diri.
3. Tahu tidak kalau kita berinteraksi dengan orang lain apa kerugiannya ?
Kalau tidak berinteraksi dengan orang lain banyak kerugian yang nanti ibu Lusi rasakan seperti
tidak punya teman, kurang percaya, diri sendiri.
4. Bagaimana kalau kita belajar tentang cara untuk menghilangkan perasaan sedih karena sering
sendiri dan tidak mau bicara dengan orang lain dengan cara berkenalan dengan orang lain.
Caranya seperti ini :
Ibu Lusi dekati orang lain yang mau ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan tangan, minta untuk berkenalan dan sebutkan nama ibu Lusi
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini bila ingin berkenalan dengan orang lain.
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Selamat pagi.
Nama saya Ibu Lusi Betaubun senang dipanggil Lusi
Pagi ini perasaan saya senang
Tidak tahu tentang masalah yang dialaminya
Tidak tahu tentang keuntungan berinterasi sosial
Tidak tahu kerugian tidak berinteraksi
Tidak tahu cara berkenalan
b. Evaluasi objektif
Klien mau berkenalan dengan perawat
Dalam percakapan pasien menjawab pertanyaan perawat dengan kata ya atau tidak
Kontak mata kurang
Tidak kooperatif
Mendengarkan penjelasan perawat dengan acuh
Klien tampak bingung
Klien tampak sering berbicara sendiri
Kurang berespon saat dianamnesa
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah waktu kita sudah selesai saya harap ibu Lusi mengerti yang saya jelaskan

d. Kontrak
Topik
Bagaimana kalu besok kita bertemu lagi untuk belajar mengatasi isolasi sosial menarik diri
dengan cara berkenalan dengan orang lain untu 1 orang
Waktu
Maunya berapa lama besok kita berbincang bincang ?
Bagaimana kalau di tempat ini lagi atau di luar?
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 21

SP II P
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain untuk 1
orang
Intervensi :
Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain.
Memberikan kesempatan klien mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
Membantu klien memasukkan kegiatan latihan kedalam kegiatan harian
Strategi Komunikasi
1. Fase awal/orientasi/perkenalan
a. Salam terapeutik
Perawat : selamat pagi ibu
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? sudah mandi pagi atau belum?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang ini kita mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
untuk satu orang ?
Tempat : Dimana tampat yang ibu suka untuk kita mempraktekkanya ? bagaimana kalau kita
disini saja ?
Waktu : maunya kita mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain dengan satu orang ini
berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit.
2. Fase kerja
Selamat pagi
Bagaimana kabarnya hari ini.
Apakah sudah mandi.
Setelah mandi rapikan tempat tidur dulu..
Hari ini kita akan membicarakan tentang cara berkenalan dengan orang lain untuk 1 orang..
Bagaimana kalau kita berbincang bincang di taman saja
Saat ini sedang berbincang bincang dengan orang lain untuk 1 orang
Caranya seperti ini :
Ibu dekati orang lain yang mau ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan tangan, minta untuk berkenalan dan sebutkan nama ibu
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini bila ingin berkenalan dengan orang lain
Iya bagus ketika akan melakuan perkenalan nanti ibu cukup melakukan hal separti tadi
saja.
Bagaimana kalau kita membuat jadwal latihan ibu untuk di masukkan ke dalam jadwal kegiatan
ibu ?

3. Terminasi
B. Terminasi
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 22

b. Evaluasi subjektif

Selamat pagi.

Ingat dengan suster Nana

Sudah mandi

Mandi menggunakan sabun

Mandi sendiri tidak diperintah

Tempat tidur belum dirapikan

Sudah minum obat pagi


Bersedia berkenalan dengan bapak Mantri dan tidak bersedia berkenalan dengan teman
sekamar

Namanya ibu Lusi Betaubun senang dipanggil Lusi

Mau memasukan latihan berkenalan ke dalam jadwal kegiatan harian


c. Evaluasi Objektif

Dalam percakapan pasien menjawab pertanyaan perawat dengan kata Ya atau tidak
Mau mempraktekan cara berkenalan dengan 1 orang atau lebih setelah dirayu dan diberi
penjelasan secara berulang-ulang
Mau memasukkan cara berkenalan dan berbincang bincang dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan harian
d. Rencana tindak lanjut

Baiklah waktu kita sudah selesai saya harap mengerti yang saya jelaskan
d. Kontrak

Topik
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar mengatasi isolasi sosial menarik
diri dengan cara berkenalan dengan orang lain untuk 1 orang atau lebih

Waktu
maunya berapa lama besok kita berbincang bincang ?
Bagaimana kalau di tempat bersantai ?

Kalau besok mau di tempat mana ?


Bagaimana kalau di tempat bersantai ?

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 23

SP III P
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain untuk 2
orang atau lebih
Intervensi

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
Menganjurkan kepada klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

Strategi Komunikasi
1. Fase awal/orientasi/perkenalan
a. Salam terapeutik
Perawat : selamat pagi ibu
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Ibu sudah mandi pagi atau belum?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang ini kita mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau
lebih ?
Tempat : Dimana tampat yang ibu suka untuk kita mempraktekkanya ? bagaimana kalau kita
disini saja ?
Waktu : maunya kita kita mempraktekkan cara berkanalan dengan orang lain dengan satu
orang ini berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit.
2. Fase kerja
Selamat pagi
Bagaimana kabarnya hari ini.
Apakah sudah mandi.
Setelah mandi rapikan tempat tidur dulu..
Hari ini kita akan membicarakan tentang cara berkenalan dengan orang lain untuk 1 orang..
Bagaimana kalau kita berbincang bincang di taman saja
Saat ini sedang berbincang bincang dengan orang lain untuk 1 orang
Caranya seperti ini :
Ibu dekati orang lain yang mau ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan tangan, minta untuk berkenalan dan sebutkan nama ibu
Ibu bisa lakukan cara ini bila ingin berkenalan dengan orang lain
Iya bagus ketika akan melakuan perkenalan nanti ibu cukup melakukan hal separti tadi
saja.
Bagaimana kalau kita membuat jadwal latihan ibu untuk di masukkan ke dalam jadwal kegiatan
ibu ?
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 24

Selamat pagi.
Ingat dengan suster Nana
Sudah mandi
Mandi menggunakan sabun
Mandi sendiri tidak diperintah
Tempat tidur belum dirapikan
Sudah minum obat pagi
Bersedia berkenalan dengan mahasiswa tapi belum bersedia berkenalan dengan teman
sekamar

Namanya ibu Lusi Betaubun senang dipanggil ibu Lusi

Mau memasukan latihan berkenalan ke dalam jadwal kegiatan harian


b. Evaluasi subjektif
Dalam percakapan pasien menjawab pertanyaan perawat dengan kata Ya atau tidak
Mau mempraktekan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
Mau memasukkan cara berkenalan dan berbincang bincang dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan harian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 25

Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

No

Diagnosa
Keperawatan

1.

Isolasi Sosial
Menarik Diri

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

Implementasi
Tanggal : 18 November 2015
Pukul :14.30 WIT
SP I P
1. Membina hubungan saling
percaya (BHSP)
Hasil :
Salam teraupetik :
Perawat : selamat siang ibu
Pasien : selamat siang ..
Perkenalan : sambil mengulurkan
tangan .
Perawat : perkenalkan nama saya
Nur Djana Setiarini Henaulu biasa
dipanggil Nana, saya Mahasiswa
Akper RST, saya akan merawat ibu,
saya bertugas di sini selama 6 hari,
dari hari senin sampai hari sabtu,
dari pukul 14.00 sampai pukul 18.00
WIT.
Ibu namanya siapa dan senang di
panggil siapa?
Pasien : Nama saya Ibu Lusi
Betaubun, senang dipanggil Lusi
(sambil berjabat tangan).
Validasi :
Perawat : Bagaimana perasaan ibu
Lusi hari ini? sudah mandi pagi atau
belum?
Pasien : pasien tidak menjawab
pertanyaan perawat dan terlihat
berbicara sendiri.

: Skizofrenia

Evaluasi
S : pasien mengatakan :

Selamat pagi.
Nama saya Ibu Lusi Betaubun
senang dipanggil Lusi

O:

Klien mau berkenalan dengan


perawat
Dalam percakapan pasien menjawab
pertanyaan perawat dengan anggukan
dan gelengan kepala
Kontak mata kurang (sering menatap
kearah lain).
Mendengarkan penjelasan perawat
dengan acuh
Klien tampak bingung
Klien terlihat sering berbicara sendiri
Kurang berespon saat dianamnesa

A:

Klien belum mampu membina


hubungan saling percaya dengan
perawat

SP I dipertahankan

P:

Kontrak :
Perawat : bagaimana kalau sekarang
ini kita bercakap-cakap sebentar
mengenai masalah yang ibu hadapi ?
Pasien : menjawab dengan
anggukan
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 26

Perawat : dimana tampat yang suka


untuk kita berbincang bincang ?
bagaimana kalau kita disini saja ?
Pasien : menjawab dengan
anggukan dan terlihat seperti orang
kebingungan.
Perawat : maunya kita berbincang
bincang berapa lama ? bagaimana
kalau 10 menit.
Pasien : menjawab dengan
anggukan

2. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial klien
Hasil :
Perawat : Ibu Lusi kenapa tidak
bau berteman atau bergabung
dengan teman-teman satu
ruangan ibu ?
Pasien : mereka orang-orang
cacat, nanti saya digigit dan
dipukuli.
3. Berdiskusi dengan klien tentang
keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat : ibu lusi tahu tidak
tentang isolasi sosial dan
penyebabnya ?
Pasien : tidak menjawab
pertanyaan perawat dan tampak
sering menatap kearah lain.
Perawat : Jadi, separti ini ibu.
keadaan yang di alami saat ini
adalah isolasi sosial yaitu percobaan
untuk menghindari interaksi dengan
orang lain atau menghindari dari
hubungan dengan orang lain yang di
sebabkan oleh adanya kelainan di
dalam tubuh atau faktor lingkungan
Ibu Lusi tau tidak tentang
keutungan bila kita berinteraksi

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 27

dengan orang lain ?


Pasien : tidak menjawab
pertanyaan perawat.
Perawat : Sekarang saya akan
memberitahu kalau kita sering
berinteraksi dengan orang lain maka
keuntunganya paling banyak seperti
kita tidak akan mudah untuk
bersedih, ada banyak teman yang
menghibur, kita tidak sendiri, dan
kita bisa percaya diri.
Pasien : mendengarkan penjelasan
perawat dengan acuh

4. Berdiskusi dengan klien tentang


kerugian berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat :Tahu tidak kalau kita
berinteraksi dengan orang lain apa
kerugiannya ?
Pasien : tidak menjawab
pertanyaan perawat, cuman
menggelengkan kepala dan menatap
kearah lain.
Perawat : Kalau tidak berinteraksi
dengan orang lain banyak kerugian
yang nanti ibu Lusi rasakan seperti
tidak punya teman, kurang percaya,
diri sendiri.
Pasien : mendengarkan penjelasan
perawat dengan acuh

5. Mengajarkan klien cara


berkenalan dengan orang lain
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau kita
belajar tentang cara untuk
menghilangkan perasaan sedih
karena sering sendiri dan tidak mau
bicara dengan orang lain dengan
cara berkenalan dengan orang lain ?
Pasien : tidak menjawab
pertanyaan perawat.
Perawat :
Ibu Lusi dekati orang lain yang
mau ibu kenal
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 28

Setelah itu ibu mengulurkan


tangan, minta untuk berkenalan
dan sebutkan nama ibu Lusi
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini bila
ingin berkenalan dengan orang
lain.
Pasien : mendengarkan
penjelasan perawat dengan
acuh.

CATATAN PERKEMBANGAN SP I
Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

No

Diagnosa
Keperawatan

1.

Isolasi Sosial
Menarik Diri

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

Implementasi
Tanggal : 19 November 2015
Pukul :14.30 WIT
SP I P
1. Membina hubungan saling
percaya (BHSP)
Hasil :
Salam teraupetik :
Perawat : selamat siang ibu
Pasien : selamat siang ..
Perkenalan : sambil mengulurkan
tangan .
Perawat : Ibu lusi masih ingat saya ?
Pasien : pasien menjawab dengan
meggeleng kepala
Perawat : saya yang kemaren
berkenalan dengan ibu, perkenalkan
nama saya Nur Djana Setiarini
Henaulu biasa dipanggil Nana, saya
Mahasiswa Akper RST, saya akan
merawat ibu, saya bertugas di sini
selama 6 hari, dari hari senin sampai
hari sabtu, dari pukul 14.00 sampai
pukul 18.00 WIT.
Ibu namanya siapa dan senang di
panggil siapa?
Pasien : Nama saya Ibu Lusi
Betaubun, senang dipanggil Lusi
(sambil berjabat tangan).

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

: Skizofrenia

Evaluasi
S : pasien mengatakan :

Selamat pagi.
Pagi ini perasaan saya senang

O:

Klien mau berkenalan dengan


perawat
Dalam percakapan pasien menjawab
pertanyaan perawat dengan anggukan
dan gelengan kepala terkadang juga
menjawab iya atau tidak
Kontak mata kurang (masih sering
menatap kearah lain).
Mendengarkan penjelasan perawat
dengan baik
Seperti orang kebingungan
Klien tampak sesekali berbicara
sendiri
Mulai berespon saat dianamnesa

A:

Klien sudah mampu membina


hubungan saling percaya dengan
perawat

SP I dipertahankan

P:

Page 29

Validasi :
Perawat : Bagaimana perasaan ibu
Lusi hari ini? sudah mandi pagi atau
belum?
Pasien : Pagi ini perasaan saya
senang.
Kontrak :
Perawat : bagaimana kalau sekarang
ini kita bercakap-cakap lagi sebentar
mengenai masalah yang ibu hadapi ?
Pasien : iya
Perawat : dimana tampat yang suka
untuk kita berbincang bincang ?
bagaimana kalau kita disini saja ?
Pasien : menjawab dengan
anggukan dan sesekali masih terlihat
menatap kearah lain
Perawat : maunya kita berbincang
bincang berapa lama ? bagaimana
kalau 10 menit.
Pasien : menjawab dengan
anggukan

2. Berdiskusi dengan klien tentang


keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat : Ibu Lusi tau tidak tentang
keutungan bila kita berinteraksi
dengan orang lain ?
Pasien : menjawab pertanyaan
dengan menggeleng kepala.
Perawat : Sekarang saya akan
memberitahu kalau kita sering
berinteraksi dengan orang lain maka
keuntunganya paling banyak seperti
kita tidak akan mudah untuk
bersedih, ada banyak teman yang
menghibur, kita tidak sendiri, dan
kita bisa percaya diri.
Pasien : mendengar penjelasan
perawat dengan baik tapi seperti
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 30

orang yang kebingungan.

3. Berdiskusi dengan klien tentang


kerugian berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat :Tahu tidak kalau kita
berinteraksi dengan orang lain apa
kerugiannya ?
Pasien : tidak menjawab
pertanyaan perawat, cuman
menggelengkan kepala.
Perawat : Kalau tidak berinteraksi
dengan orang lain banyak kerugian
yang nanti ibu Lusi rasakan seperti
tidak punya teman, kurang percaya,
diri sendiri.
Pasien : mendengarkan penjelasan
perawat dengan baik tapi sesekali
masih berbicara sendiri

4. Mengajarkan klien cara


berkenalan dengan orang lain
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau kita
belajar tentang cara untuk
menghilangkan perasaan sedih
karena sering sendiri dan tidak mau
bicara dengan orang lain dengan
cara berkenalan dengan orang lain ?
Pasien : pasien menjawab dengan
mengganggukkan kepala.
Perawat :
Ibu Lusi dekati orang lain yang
mau ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan
tangan, minta untuk berkenalan
dan sebutkan nama ibu Lusi
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini bila
ingin berkenalan dengan orang
lain.
Pasien : mendengarkan penjelasan
perawat dengan baik.

5. Menganjurkan klien
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 31

memasukkan ke dalam jadwal


kegiatan harian.
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau kita
buat jadwal kegiatan berkenalan
ibu lusi dengan orang lain, jadi
siapa saja yang sudah ibu lusi
ajak berkenalan kita masukan
kedalam jadwal kegiatan
tersebut. Ibu lusi mau ?
Pasien : menjawab pertanyaan
perawat masih dengan
menggelengkan kepala.

CATATAN PERKEMBANGAN SP I
Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

No

Diagnosa
Keperawatan

1.

Isolasi Sosial
Menarik Diri

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

Implementasi
Tanggal : 20 November 2015
Pukul :14.30 WIT
SP I P
1. Membina hubungan saling
percaya (BHSP)
Hasil :
Salam teraupetik :
Perawat : selamat siang ibu
Pasien : selamat siang ..
Perkenalan : sambil mengulurkan
tangan .
Perawat : Ibu lusi masih ingat saya ?
Pasien : nana kan ?
Perawat : iya benar sekali.
Validasi :

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

: Skizofrenia

Evaluasi
S : pasien mengatakan :

Selamat pagi.
Pagi ini perasaan saya senang

O:

Klien mau berkenalan dengan


perawat
Dalam percakapan pasien menjawab
pertanyaan perawat dengan iya atau
tidak
Kontak mata baik (pasien lebih
sering melihat perawat)
Mulai kooperatif
Mendengarkan penjelasan perawat
dengan baik
Page 32

Perawat : Bagaimana perasaan ibu


Lusi hari ini? sudah mandi pagi atau
belum?
Pasien : Pagi ini perasaan saya
senang. Sudah Nana.
Kontrak :
Perawat : bagaimana kalau sekarang
ini kita bercakap-cakap sebentar
mengenai masalah yang ibu lusi
hadapi seperti kemarin-kemarin?
Pasien : iya nana
Perawat : Ibu lusi maunya dimna ?
mau diluar ?
Pasien : saya tidak mau diluar, disini
saja.
Perawat : maunya kita berbincang
bincang berapa lama ? bagaimana
kalau 10 menit.
Pasien : iya Nana.

Klien tampak tenang


Mulai berespon saat dianamnesa

A:

Klien sudah mampu membina


hubungan saling percaya dengan
perawat

SP I berhasil dan lanjut SP II

P:

2. Berdiskusi dengan klien tentang


keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat : Ibu Lusi ingat tidak yang
kemarin nana bilang tentang
keuntungan berinteraksi dengan
orang lain ?
Pasien : tidak nana.
Perawat : Nana akan memberi tahu
buat ibu Lusi, kalau kita sering
berinteraksi dengan orang lain maka
keuntunganya paling banyak seperti
kita tidak akan mudah untuk
bersedih, ada banyak teman yang
menghibur, kita tidak sendiri, dan
kita bisa percaya diri.
Pasien : oh begitu yah Nana
pasien tampak tenang,
mendengarkan penjelasan dengan
baik dan sering menatap perawat.
Perawat : iya ibu Lusi, jadi kita
harus banyak berkenalan dengan
orang lain agar banyak memiliki
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 33

teman.

3. Berdiskusi dengan klien tentang


kerugian berinteraksi dengan
orang lain.
Hasil :
Perawat :Kalau tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang
lain ibu Lusi masih ingat tidak ?
Pasien : Tidak juga Nana.
Perawat : Jadi ibu Lusi kalau tidak
berinteraksi dengan orang lain
banyak kerugian yang nanti ibu Lusi
rasakan seperti tidak punya teman,
kurang percaya, diri sendiri.
Pasien : pasien tampak tenang,
mendengarkan penjelasan dengan
baik dan sering menatap perawat.

4. Mengajarkan klien cara


berkenalan dengan orang lain
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau Nana
dan ibu Lusi belajar tentang cara
untuk menghilangkan perasaan
sedih karena sering sendiri dan tidak
mau bicara dengan orang lain
dengan cara berkenalan dengan
orang lain ?
Pasien : iya Nana.
Perawat :
Ibu Lusi dekati orang lain yang
mau ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan
tangan, minta untuk berkenalan
dan sebutkan nama ibu Lusi
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini bila
ingin berkenalan dengan orang
lain.
Pasien :bagitu caranya yah
Nanapasien tampak tenang,
mendengarkan penjelasan dengan
baik dan sering menatap perawat.
Perawat : iya, mudahkan ibu lusi?
Pasien : iya Nana.
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 34

Perawat : nanti ibu lusi lakukan saja


seperti itu saat berkenalan dengan
orang lain yah .
Pasien : iya Nana.

8.

Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau kita
buat jadwal kegiatan berkenalan
ibu lusi dengan orang lain, jadi
siapa saja yang sudah ibu lusi
ajak berkenalan kita masukan
kedalam jadwal kegiatan
tersebut. Ibu lusi mau ?
Pasien : iya nana.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Klien

: Ny.L

No.CM

: 002841

Ruangan

: Sub akut wanita

Diagnosa Medis

No

Diagnosa
Keperawatan

Implementasi

1.

Isolasi Sosial
Menarik Diri

Tanggal : 21 November 2015


Pukul : 15.30 WIT
SP II P
Memberikan kesempatan kepada
klien mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain untuk
1 orang
1. Mengajarkan klien cara

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

: Skizofrenia

Evaluasi
S : pasien mengatakan :

Bersedia berkenalan dengan bapak


Mantri dan tidak bersedia berkenalan
dengan teman sekamar
Mau memasukan latihan berkenalan
ke dalam jadwal kegiatan harian

O:

Page 35


berkenalan dengan orang lain.
Hasil :
Klien mau berkenalan dengan
orang lain tapi hanya mau

berkenalan kepada mahasiswa


atau perawat dan tidak mau
berkenalan dengan teman-teman
satu ruangan dengannya.

Dengan cara :

Mau mempraktekan cara berkenalan


dengan 1 orang atau lebih setelah
dirayu dan diberi penjelasan secara
berulang-ulang
Mau memasukkan cara berkenalan
dan berbincang bincang dengan
orang lain ke dalam jadwal kegiatan
harian
Kontak mata baik
Mendengarkan penjelasan perawat
dengan baik.
Klien tampak tenang.

Salam terapeutik :

Perawat : selamat Siang ibu Lusi


Pasien : selamat siang Nana
A:
Evaluasi/Validasi :
Perawat : Bagaimana perasaan ibu

Lusi hari ini? sudah mandi pagi


atau belum?
Pasien : Biasa-biasa saja, sudah
P:
mandi Nan.

Kontrak :

Perawat : Bagaimana kalau


sekarang ini kita mempraktekkan
cara berkenalan dengan orang lain
untuk satu orang seperti yang
kemarin Nana ajarkan?
Pasien : saya tidak mau berkenalan
dengan mereka.
Perawat : Kenapa memangnya ?
kalau sama temannya Nana mau ?
Pasien : Mereka orang jahat Nana
nanti saya digigit dan dipukuli, iya
Nana.
Perawat : Mereka bukan orang
jahat ibu Lusi, mereka baik-baik.
Ibu Lusi mau kita belajar
mempraktekan cara berkenalan
dengan orang lain dimana?
Pasien : disini saja Nana pasien
terlihat tenang dan sering menatap
perawat.

Klien mampu berkenalan dengan


orang lain

SP II dipertahankan
Lanjut ke SP III

Fase kerja
Perawat :
Jadi kalau kita mau berkenalan
atau mengajak orang lain
berkenalan caranya seperti ini :
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 36

Ibu dekati orang lain yang mau


ibu kenal
Setelah itu ibu mengulurkan
tangan, minta untuk berkenalan
dan sebutkan nama ibu
Ibu Lusi bisa lakukan cara ini
bila ingin berkenalan dengan
orang lain
Iya bagus, ketika akan melakuan
perkenalan nanti ibu cukup
melakukan hal separti tadi saja ya.
Ibu sudah mengerti ?
Pasien : Sudah Nana
mendengarkan penjelasan dengan
baik dan tenang.
Perawat : Bagaimana kalau kita
membuat jadwal latihan ibu untuk
di masukkan ke dalam jadwal
kegiatan ibu ?
Pasien : pasien menjawab dengan
menganggukan kepala.

2. Memberikan kesempatan klien


mempraktekkan cara berkenalan
dengan orang lain.
Hasil :
Mahasiswa : Selamat pagi ibu
lusi
Pasien : Selamat pagi mantri
(sambil menjulurkan tangan)
Mantri nama siapa ?
Mahasiswa : nama saya Sahrul,
ibu namanya siapa ?
Pasien : nama saya Lusi
Betaubun, mantri tinggal
dimana ?
Mahasiswa : oh, saya tinggal di
soabali kalau ibu Lusi ?
Pasien : Saya tinggal di OSM, di
Tawiri, di Parigi lima.
Mahasiswa : oh iya, senang
berkenalan dengan ibu Lusi.
Pasien : iya mantri. klien
Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 37

tampak tenang dan menatap


kearah mahasiswa yang sedang
berkeallan dengannya.
3. Membantu klien memasukkan
kegiatan latihan kedalam
kegiatan harian
Hasil :
Perawat : Bagaimana kalau kita
mengisi jadwal kegiatan
berkenalan ibu lusi dengan orang
lain?
Pasien : iya nana.

DAFTAR PUSTAKA

Issac Ann (2004). Keperawatan dan Kesehatan Jiwa Psikiatrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Ana (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 38

Mansjoer Arif (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta : FKUI.
Stuart & Loraia (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (6th edition). St.

Lois Mosby Year Book.


Stuart & Sunden (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Townsend (1998). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC.

Asuhankeperawatananakdengan JIWA

Page 39

Anda mungkin juga menyukai