PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri.
Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur
anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga
tanggapan
bakteri
terhadap
perubahan
pada
lingkungan
hidupnya.
Bakteriologi
berasal
dari
adalah
kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali
berinteraksi
dengan
bakteri.
Bakteri
pertama
kali
ditemukan
pembiakan
yang
digunakan
untuk
mengembangbiakkan
bakteri
di
laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan dasar, medium
pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni.
Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri.
Identifikasi Streptococcus Sp
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara pengenceran, cara
penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1
sel, dan cara inokulasi pada hewan.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi
dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua
macam zat warna yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1) Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam
bentuk garam natrium.
2) Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam
bentuk klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi proses
pertukaran ion-ion zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya asam nukleat) bakteri.
Namun ada pewarnaan yang sering dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan itu
disebut, pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang
sangat berguna. Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk
mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan
antara bakteri Gram Positif dengan bakteri Gram negative.
Streptococcus pyogenes adalah penyebab banyak penyakit penting pada manusia
yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang
mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit. Infeksi ringan
Streptococcus pyogenes termasuk faringitis ("radang kerongkongan") dan infeksi kulit
setempat ("impetigo"). Erisipelas dan selulitis dicirikan oleh perbiakan dan penyebaran
samping Streptococcus pyogenes di lapisan dalam kulit. Serangan dan perbiakan
Streptococcus pyogenes di fasia dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar
kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah.
Infeksi akibat strain tertentu Streptococcus pyogenes bisa dikaitkan dengan pelepasan
toksin bakteri. Infeksi kerongkongan yang dihubungkan dengan pelepasan toksin tertentu
bisa menimbulkan penyakit jengkering (scarlet fever). Infeksi toksigen Streptococcus
pyogenes lainnya bisa menimbulkan sindrom syok toksik streptococcus, yang bisa
mengancam hidup.
Streptococcus pyogenes juga bisa menyebabkan penyakit dalam bentuk sindrom "nonpyogenik" (tak dihubungkan dengan perbiakan bakteri dan pembentukan nanah setempat)
pascainfeksi. Komplikasi yang diperantarai autoimun itu mengikuti sejumlah kecil
Identifikasi Streptococcus Sp
persentase infensi dan termasuk penyakit rematik dan glomerulonefritis pascastreptococcus akut. Kedua keadaan itu muncul beberapa minggu menyusul infeksi awal
streptococcus. Penyakit rematik dicirikan dengan peradangan sendi dan/atau jantung
menyusul
sejumlah
faringitis
streptococcus.
Glomerulonefritis
akut,
peradangan
Identifikasi Streptococcus Sp
Identifikasi Streptococcus Sp
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KLASIFIKASI
Streptococcus pyogenes ialah bakteri Gram-positif bentuk bundar yang tumbuhdalam
rantai panjang dan merupakan penyebab infeksi Streptococcus Grup A. Streptococcus
pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur
di plat agar darah. Streptococcus pyogenes khas memproduksizona beta-hemolisis yang
besar, gangguan eritrosit sempurna dan pelepasan hemoglobin, sehingga kemudian
disebut Streptococcus Grup A (beta-hemolisis). Streptococcus bersifat katalase-negatif.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan: Bacteria
Filum: Fermicutes
Kelas: Bacillis
Ordo: Lactobacillaces
Famili: Streptococcaceae
Genus: Streptococcus
Spesies: Streptococcus pyogenes
2.2 MORFOLOGI
Streptococcus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5 1 m. dalam bentuk
rantaiyang khas, agak memanjang pada arah sumbuh rantai. Streptococcus pathogen jika
ditanam dalam perbenihan cair atau padat. Streptococcus menyebabkan infeksi pada
manusia adalah gram negatif. Pada perbenihan yang baru kuman positif gram, tetapi bila
perbenihan telah berumur beberapa hari dapat berubah menjadi negatif gram. Tidak
membentuk spora, kecuali beberapa strain yang hidupnya saprofitik.
2.3 SIFAT BIOLOGI
Umumnya
streptococcus
bersifat
anaerob
fakultatif.
Hanya
beberapa
jenis
yang bersifat anaerob obligatif. Pada perbenihan biasa pertumbuhannya kurang subur jika
kedalamnya tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada pH 7,4
-7,6, pada suhu optimum 37 0C.Streptococcus pyogenes mudah tumbuh dalam semua
enriched media.
Untuk isolasi primer hanya di pakai media yang mengandung darah lengkap serum
atau transudat. Dalam lempeng agar darah yang di inkubasi pada 37 0C setelah 18- 24 jam
akan streptococcus membentuk koloni kecil ke abu-abuan, bentuknya bulat, pinggirannya
rata, pada permukaan media, koloni tampak sebagai setitik cairan. Streptococcus
Identifikasi Streptococcus Sp
membentuk 2 macam koloni yaitu mucoid dan glossy. Berdasarkan sifat hemolitiknya pada
lempeng agar darah, kuman ini di bagi dalam :
1) Hemolisis tipe alfa,( streptococcus viridians ) membentuk warna kehijau-hijauan
dan hemolisis sebagian pada koloninya.
2) Hemolisis tipe beta, ( streptococcus hemolyticus )membentuk zona bening
disekeliling koloninya.
3) Hemolisis
tipe
gamma,(
streptococcus
anhemolyticus
tidak
memnyebabkanhemolisis.
2.4 STRUKTUR ANTIGEN
1) Karbohidrat C : zat ini terdapat dalam dinding sel dal oleh lancefield dipakai
sebagai dasar untuk membagi streptococcus dalam group-group spesifik dari A
sampai T. Sifat khas dari karbohidrat C secara serologic di tunjukan oleh suatu
amino segar.
2) Protein M : Protein ini ada hubungannya dengan vaktor virulensi kuman
streptococcus grup A, kerjanya menghambat fagositosi terutama dihasilkan oleh
kuman dengan koloni tipemukoid streptococcus.
3) Substansi T antigen ini diperoleh dari dengan kuman dengan menggunakan
enzim proteolitik. Antigen ini merangsang pembentukan agglutinin.
4) Protein R antigen R tipe 20 tahan terhadap tripsin tetapi tidak tahan pepsin dan
rusak secara perlahan-lahan oleh asam dan pemanasan.
5) Nucleoproteinekstrasi streptococcus dengan basa lemah , menghasilkan suatu
campuran yang terdiri protein dan substansi P yang mungkin merupakan bagian
dari badan sel kuman.
6) Bakteriofaga, Krause dan McCarty berhasil menemukan bakeriofaga yang dapat
melisiskan tipe 1, 6, 12, 25 dan streptococcus hemolyticus grup C.
7) Metabolit bakteri
8) Toksin eritogenik toksin ini ntahan selama jam pada suhu 60 0C, tetapi dalam air
mendidih akan rusak dalam waktu 1 jam. toksin ini merupakan penyebab terjadi
rash pada febris scarlatina.
9) Hemolisisin vitro streptococcus dapat menyebabkan terjadinya hemolisis pada sel
darah merah dalam berbagai taraf. Jika penghancuran sel darah merah terjadi
secara lengkap dengan disertai pelepasan hemoglobin, maka disebut beta
hemolisis. Jika penghancuran sel darah merah tidak menjadi secar lengkap
dengan disertai pembentukan pigmen hijau, maka disebut alfa hemolisis. Gamma
hemolisis kadang-kadang dipakai untuk menunjukan kuman yang non hemolitik.
10)NAdase Enzim ini terutama dibuat oleh streptococcus grup A, C dan G.
Identifikasi Streptococcus Sp
11) Streptokinase Enzim ini kerjanya merubah plasminogen dalam serum menjadi
plasmin, yaitu suatu enzim proteolitik yang menghancurkan fibrin dan protein
lainnya streptococcus.
12)Streptodornase, Enzim ini kerjanya memecah DNA, terutama dibuat oleh
streptococcus grupA, C dan G.
13)Hialuronidase, Enzim ini memecah asam hialuronat yang merupakan komponen
penting dari bahan dasar jaringan ikat. Ada beberapa jenis streptococcus grup A
yang dapat menghasilkan hialuronidase dalam cairan perbenihan, jenis ini
tidak membentuk selubung hialuronidase dibuat oleh streptococcus grup B dan G.
14)Proteinase, Enzim ini diaktifkan oleh senyawa sulfhydryl pada pH 5,5 6,5.
Dalam suasana dimana enzim dapat dihasilkan dengan baik, justru secara
langsung mengakibatkan kerusakan pada protein streptokinase dan hialuronidase.
15) Amilase, Beberapa jenis streptococcus grup A membuat enzim ini dalam
perbenihan ditambahkan plasma manusia, tepung kanji glikogen dan maltose.
16)Steraseenzim ini juga dibuat oleh streptococcus grup A, terutama bekerja terhadap
substrat yang berupa beta naptil asetat.
17)Koloni bentuk L, Koloni ini dapat timbul secara spontan, tetapi koloni ini dapat pula
timbul jika kedalam perbenihan ditambahkan penisilin atau basitrasin.
18)Alergi, Ada beberapa penyelidikan yang hasilnya dipakai sebagai dugaan bahwa
alergi terhadap kuman streptococcus ataupun produknya, mempunyai peranan
penting dalam demam rheuma glomerulonefritis.
2.5 SUMBER PENULARAN
Streptococcus pyogenes adalah penyebab banyak penyakit penting manusia mulai dari
infeksi kulit ringan dangkal sampai penyakit sistemik yang mengancam hidup. Infeksi
biasanya dimulai di tenggorokan atau kulit. Contoh ringan infeksi Streptococcus
pyogenes yaitu sakit tekak ( strep throat) lokal dan infeksi kulit(impetigo).
Erysipelas dan cellulitis yang
dicirikan
dengan
penyebaran
lateral Streptococcus
ini
dan
mengakibatkan
juga
penyakit
demam
berdarah.
Infeksi
grup A.
Radang tenggorokan.
Impentigo Endokartitis bakterialis.
Endokartitis bakterialis akuta
Endokartitis bakterialis subakuta Infeksi lainnya. Berbagai macam streptococcus
terutama
enterococcus,
merupakan
penyebab
infeksi
traktus
urinalius.
viridians
dan
Contoh dari komplikasi ini yaitu demam reumatik akut dan post
PENGOBATAN
Identifikasi Streptococcus Sp
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum bakteriologi mengenai identifikasi dan cara-cara identifikasi bakteri
Streptococcus Sp yang dilaksanakan hari Senin-Rabu, 30 September- 2 Oktober 2013
pukul 09:30-12.00 . Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes
Makassar jurusan analis kesehatan.
3.2.
ALAT
Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah sebagai berikut :
A. Pengambilan sampel
Pot/wadah sampel
Cotton buds
Label Kecil, Autoclave
B. Isolasi/Penanaman
Rak tabung Tabung reaksi
Inkubator
Ose bulat
Erlenmeyer
Bunsen+kasa+kaki tiga.
Pipet tetes
Kapas
C. Identifikasi
Mikroskop
Ose bulat
Pipet tetes
Rak Tabung
Objek glass
Lampu Spiritus
Bak pewarnaan
Korek api
3.3. BAHAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini:
A. Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah Swab telinga
B. Isolasi
1) Media pemupuk
TSB
2) Media Selektif
BAP (Blood Agar Plate)
MSA (Mannitol Salt Agar)
C. Identifikasi
NaCL 65 %
Identifikasi Streptococcus Sp
11
3 menit.
Cuci air mengalir
Tetesi dengan lugol, diamkan 45-60 detik. Cuci air mengalir.
Dekolorisasi / lunturkan dengan alkohol 96%,diamkan selama 20-30 detik.
Cuci air mengalir
Tetesi kembali dengan zat warna safranin, diamkan sekitar 2-3 menit. Lalu
12
Identifikasi Streptococcus Sp
13
C. Hari III
1. Pengamatan pada media selektif, diamati pertumbuhan koloninya dan catat ciriciri koloni.
2. Dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan gram yaitu :
a) Ambil 1 ose biakan kuman dengan ose steril lalu buat preparat pada objek
glass yang bersih dan bebas lemak, keringkan.
b) Setelah kering, preparat tersebut difiksasi
3 menit.
Cuci air mengalir
Tetesi dengan lugol, diamkan 45-60 detik. Cuci air mengalir.
Dekolorisasi / lunturkan dengan alkohol 96%,diamkan selama 20-30 detik.
Cuci air mengalir
Tetesi kembali dengan zat warna safranin, diamkan sekitar 2-3 menit. Lalu
bakteri,
kemudian
Identifikasi Streptococcus Sp
14
Diambil 1 tetes larutan H2O2 10% pada objek glass, lalu ditambahkan 1
ose koloni bakteri dan dicampur dengan cara objek glass digoyang-goyangkan.
Kemudian diperiksa adanya gelembung oksigen.
5. Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan, maka koloni yang dicurigai bakteri
Streptococcus Sp diambil 1 ose koloni ditanam pada NaCl 65%.
6. Dieramkkan diinkubator pada suhu 37oC selama 24 jam.
7. Keesokan harinya diamati pertumbuhan koloni disekitar media pertumbuhan.
D. Hari IV
1. Pengamatan hasil penanaman pada NaCl 65%
2. Amati dan catat hasil, catat kesimpulan bakteri apa yang didapat
Identifikasi Streptococcus Sp
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL PENGAMATAN
A. HARI I :
1. Penanaman pada media pemupuk :
1) Media TSB
Keterangan :
Bentuk : Coccus
Susunan : Berantai
Sifat : Gram positif
Tersangka : Streptococcus Sp
Identifikasi Streptococcus Sp
16
B. HARI II
1) Pengamatan hasil isolasi :
Ciri Ciri
Media BAP
Media MSA
NO
1
1.
Bentuk Koloni :
Sedang-besar
Bulat, kecil
Warna Koloni :
Putih abu-abu
Putih keruh
2
2.
3
3.
Elevasi :
Agak Cembung
Agak cembung
Alfa Haemolytis
anhaemolytis
4
4.
Sifat :
Identifikasi Streptococcus Sp
17
1. Uji Koagulase
1.1.
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus
diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Di dalam laboratorium
populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang
dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Biakan murni adalah
biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri.
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara
pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran,
Identifikasi Streptococcus Sp
18
cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Cara penggoresan bertujuan bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari
campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Isolasi bakteri dengan
cara ini terbagi menjadi tiga yaitu goresan sinambung, goresan T, goresan kuadran (streak
quadrant). Tapi yang digunakan yaitu goresan T dengan cara:
Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker.
Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri
secara aseptik.
Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
Panaskan ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah
2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang
sempurna
Lakukan hal yang sama pada daerah 3.
Media isolasi yang digunakan yaitu Blood Agar Plate (BAP) dan MSA (Mannitol Salt
Agar). Ciri-ciri koloni yang didapat pada media BAP adalah Koloni sedang-besar, putih
abu-abu, jernih, smooth, sedikit cembung, haemolytis (ada zone jernih disekitar
koloninya). Pada media MSA adalah koloni bulat, kecil, putih keruh, smooth, sedikit
cembung, haemolytis (ada zone jernih disekitar koloninya).
Bakteri
untuk menentukan bakteri tersebut Gram (+) atau Gram (-). Setelah dilakukan pewarnaan
ditemukan bakteri Gram (+) bentuk basil dan diplobasil.
Basil adalah bakteri yang memiliki sel bentuk batang atau seperti silinder. Bentuk
batang ini merupakan satu dari tiga bentuk paling umum sel prokariota (selain bulat dan
heliks). Terdapat tiga jenis basilus, yaitu monobasil (bakteri bentuk tunggal), diplobasil
(bakteri berbentuk batang yang tersusun berpasangan), dan streptobasilus (bakteri
berbentuk batang tersusun seperti rantai). Sedangkan pada media MSA didapatkan
coccus gram positif bergerombol,maka dapat disimpulkan pada media MSA koloninya
bukan ciri-ciri dari streptococcus Sp.
Identifikasi Streptococcus Sp
19
Setelah dilakukan pewarnaan gram, maka dapat diuji dengan uji koagulase dan uji
katalase. Untuk streptococcus Sp hasil dari uji katalasenya harus negatif. Dan dilanjutkan
dengan uji biokimia , koloni tersangka ditanam pada NACL 65%.
Media diferensial adalah media yang mengandung suatu bahan yang dapat
membedakan jenis bakteri satu dengan lainnya berdasarkan sifat biokimia/hasil reaksinya
terhadap bahan dalam media tersebut. Media ini digunakan oleh ahli mikrobiologi untuk
mengidentifikasi jenis bakteri tertentu.
Identifikasi Streptococcus Sp
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa ditemukan bakteri streptococcus
pada sedimen sputum. Dimana akteri tersebut bergram positif dan berantai.
5.2.
SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan praktikan melalui laporan adalah sebagai
berikut :
1. Diharapkan didalam praktikum, praktikan harus menggunakan APD lengkap.
2. Menggunakan alat-alat yang steril dan bersih.
3. Memperhatikan reagen yang akan digunakan,masih dapat digunakan atau sudah
rusak.
4. Menghindari terjadinya kontaminasi.
5. Mengikuti aturan praktikum.
Identifikasi Streptococcus Sp
21
DAFTAR PUSTAKA
streptokokus.html
Gladwin, Mark and Bill Trattler. Clinical Microbiology Made Ridiculously Simple, 3rd
edition, 2004.
Mahon, Connie R, MS. MT (ASCP) and Manuselis, George, Jr, MA.
MT(ASCP).1995. Texbook of Diagnostic Microbiology, Philadelphia London Toronto
Identifikasi Streptococcus Sp
22