PENDAHULUAN
1.1
Untuk menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan harus tepat dan akurat
sehingga biaya-biaya yang ada atau dikeluarkan dalam proses produksi akan
menunjukkan harga pokok sesungguhnya. Penentuan harga pokok produksi
merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok
produksi adalah untuk menentukan harga jual produk serta penentuan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam
neraca. Harga jual yang terlalu tinggi akan menjadikan produk kurang bersaing di
pasar, sementara harga jual yang terlalu rendah akan tidak memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk
menentukan secara tetap jumlah biaya perunit produk jadi, sehingga dapat
diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Menurut Mulyadi (2005)
manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai
berikut Menentukan Harga Jual Produk, Memantau Realisasi Biaya Produksi,
Menghitung Laba Rugi Periodik,Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk
Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca.
Salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan adalah dengan melakukan efisiensi di bidang produksi. Dengan
efisiensi di bidang produksi, perusahaan dapat menekan biaya produksi yang
berpengaruh pada keunggulan daya saing perusahaan. Salah satunya dalam hal
harga jual serta pendapatan laba atau profit yang maksimal. Biaya produksi adalah
biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk yang nantinya akan
digunakan untuk menetapkan harga pokok produk. Perhitungan harga pokok
produk yang tepat akan memberikan gambaran yang layak untuk mengambil
keputusan harga, menerima atau menolak pesanan.
PT. Jatim Grha Utama merupakan salah satu perusahaan properti,
pengembang, atau developer yang memproduksi unit rumah untuk dijual. Dalam
menjalankan aktivitasnya PT. Jatim Grha Utama menerapkan perhitungan harga
pokok produksi dengan menggunakan metode Full Costing yang diharapkan
mampu menentukan semaksimal mungkin keakuratan besar biaya produksi yang
dikeluarkan selama proses produksi agar menghasilkan laba yang maksimal, juga
dalam
dalam
PERHITUNGAN
dunia
kerja.
HARGA
Penulis
POKOK
memilih
PRODUKSI
judul
PENERAPAN
PROYEK
GRAHA
Landasan Teori
Definisi Akuntansi Biaya
Menurut Carter dan Usry (2006:541), Akuntansi biaya (cost accounting)
maupun
keuangan
perencanaan,pengendalian,dan
pada
manajemen
untuk
evaluasi
sumber
daya,serta
memudahkan
perbaikan
1.2.2
Definisi Biaya
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas
data biaya. Umumnya, macam biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya
tergantung pada tipe organisasinya. Organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur,
eceran, dan jasa berbeda dalam mengklasifikasikan biaya sesuai dengan
karakteristik biaya yang terjadi.
Menurut Carter dan Usry (2006:40), klasifikasi biaya yang paling umum
digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :
1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa).
2. Volume Produksi
3. Departemen proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari
manufaktur
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan,tindakan,atau evaluasi
terjadi
dalam
antara lain gaji eksekutif produksi,depresiasi, pajak properti, amortisasi paten, gaji
supervisor, asuransi, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan
perbaikan gedung dan bangunan, dan sewa.
c. Biaya Semivariabel
Menurut Mulyadi (2005:16) ,Biaya semivariabel adalah suatu biaya yang
memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh
dari biaya overhead semivariabel antara lain inspeksi, jasa departemen biaya, jasa
departemen penggajian, jasa departemen personalia, jasa kantor pabrik, jasa bahan
baku dan persediaan, air dan limbah, pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin
pabrik, asuransi kompensasi, dan asuransi kecelakaan.
1.2.3.3 Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau
Segmen Lain
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai
nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat
biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasi
dan mengakumulasi biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian
biaya. Produk saat melalui suatu departemen atau pusat biaya,unit tersebut
dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya
overhead pabrik).
Untuk mencapai tingkat pengendalian tertinggi dapat dilakukan manajer
departemen dengan berpartisipasi dalam pengembangan anggaran untuk
departemen atau pusat biaya mereka masing-masing.Anggaran tersebut sebaiknya
dengan jelas mengidentifikasikan biaya-biaya yang keputusannya berada di
tangan manajer tersebut dan manajer tersebut menerima tanggung jawab atas
biaya tersebut. Pada akhir periode pelaporan,efisiensi dari suatu departemen dan
keberhasilan manajer dalam mengendalikan biaya dapat diukur dengan cara
membandingkan hasil aktual dengan anggaran.
a. Departemen Produksi dan Departemen Jasa
Departemen Produksi yaitu operasi manual dan operasi mesin dilakukan
secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Biaya yang muncul
dalam departemen ini akan dibebankan ke produk tersebut. Jika dalam operasi
kerja atas sebuah produk dalam suatu departemen menggunakan dua atau lebih
Mulyadi
(2005:16),
Pengeluaran
pendapatan
(Revenue
pengelolaan
perusahaan.Harga
Pokok
juga
diperlukan
dalam
Biaya Produk
Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama : (1)
produksi dan (2) nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.Biaya nonproduksi adalah biaya
produksi
dapat
barang dalam suatu periode (Hanggana, 2006:3). Ada 3 kelompok biaya produksi:
a.
Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk
jadi,dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut (Garrison,
2006:51).
Menurut Carter dan Usry (2006:40), Bahan baku langsung adalah
semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan
dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Menurut Hansen dan Mowen (2006:50).Bahan baku langsung adalah
bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena
pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi
oleh setiap produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah tebu sebagai bahan
baku langsung dalam produksi gula.
b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dapat ditelusur dengan mudah ke
produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga dengan tenaga kerja
10
manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas
produk pada saat produksi (Garrison, 2006:51).
Menurut Carter dan Usry (2006:40), Tenaga kerja langsung adalah
Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi
dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Menurut Hansen dan Mowen (2006:50), Tenaga kerja langsung adalah
Tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa
kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c.Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)
Overhead pabrik mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk
dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung (Garrison, 2006:51).
Menurut Hansen dan Mowen (2006:411). Semua biaya produksi selain
dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam
satu kategori yang disebut ongkos overhead.
Menurut Blocher et al (2007:106), Semua biaya tidak langsung biasanya
digabungkan ke dalam suatu penampungan biaya yang disebut overhead.
1.2.7
11
12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.2.8
berdasarkan
suatu
tarif
tertentu.
Contoh
kartu
sebagaiberikut:
Gambar 1.1 Kartu Harga Pokok Pesanan
Sumber
harga
pokok
13
1.2.9
14
FULL COSTING
Biaya bahan Baku
Biaya TKL
BOP variabel
BOP tetap
VARIABLE COSTING
Rp 000
Rp 000
Rp 000
Rp 000 +
Rp 000
Rp 000
BOP tetap
Rp 000
Biaya Pemasaran Rp 000
Biaya Administrasi Rp 000+
Biaya Periode
Biaya Pemasaran Rp 000
Biaya Administrasi Rp 000+
Rp 000
Rp 000
15
XXX Kg
XXX Kg
XXX Kg
Produk jadi
XXX Kg
XXX Kg
XXX Kg
Maret
Total
(Rp)
(Rp)
(Rp)
XXX
XXX XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XXX XXX
Jumlah
XXX
XXX XXX
Biaya produksi
16
(Rp)
Ekuivalen
per satuan
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Total
XXX
XXX
XXX
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi (XXX Kg x Rp XXX)
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
atau
dasar.
Dasar
yang
digunakan
yang
digunakan
untuk
17
bahan baku yang mahal. Dalam kasus semacam ini,suatu tarif berdasarkan biaya
bahan baku mungkin sesuai. Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi estimasi
total overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai berikut
Estimasi overhead pabrik
c)
kerja
langsung
untuk
18
yang
terwakili
oleh
dasar
manapun
yang
telah
dibahas
Bagi Penulis
19
20
Topik
21