Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini berisi tentang Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, Konsep Dasar BK
Belajar, Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran, Keterampilan dalam Belajar, dan Kesulitankesulitan dalam Belajar.
Bimbingan dan Konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan konselor kepada konseli
agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin untuk mandiri.
BK Belajar adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada siswa agar mereka mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar serta dapat
belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan (potensi) yang dimilikinya mencapai
perkembangan optimal.
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja olah pendidik untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan
dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan
effisien serta dengan hasil optimal.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan beberapa keterampilan belajar, namun
terkadang ada beberapa hal yang menghambat proses belajar seorang individu dalam
mencapai hasil belajar tersebut. Keadaan ini dinamakan kesulitan belajar. Kesulitan belajar
merupakan suatu gejala atau kondisi dalam proses belajar mengajar yang ditandai oleh adanya
hambatan untuk mencapai hasil belajar.
Maka dari itu makalah ini juga akan membahas kriteria kesulitan belajar, gejala kesulitan
belajar, macam-macam kesulitan belajar dan faktor penyebab kesulitan belajar. Dengan
mengetahui hal-hal tersebut, kita akan lebih mudah mengantisipasi kesulitan belajar.

1 | Page

1.2 Rumusan Masalah


a. Membahas tentang Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
b. Membahas tentang Konsep Dasar BK Belajar
c. Membahas tentang Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran
d. Mengidentifikasi Keterampilan dalam Belajar
e. Membahas tentang Kesulitan dalam Belajar

1.3 Tujuan dan Manfaat


Makalah ini lebih difokuskan pada Bimbingan dan Konseling Belajar, jadi tujuan
penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Konsep Dasar
BK Belajar (yang meliputi : Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Manfaat ), Keterampilan
dalam Belajar, serta Kesulitan dalam Belajar.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya calon konselor/konselor dalam
memahami Bimbingan dan Konseling Belajar.

BAB II

2 | Page

PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Bimbingan dan konseling
1. Pengertian Bimbingan menurut para ahli :
a. Frank Parson (1951) Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu
untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat
kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
b. Chiskolm (1959) Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri. Bimbingan membantu individu memahami dirinya
sendiri, menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
c. Bernard & Fullmer (1969) Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.
d. Mathewson (1969) Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang
menekankan proses belajar yang sistematik.
e. Laksmi, (2003: 3) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor
yang memiliki kompetensi (profesional) kepada individu dari berbagai tahapan usia
untuk membantu mereka mengarahkan kehidupannya, mengembangkan pandangan
hidupnya, menentukan keputusan bagi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat
diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah
Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang
dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar
individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara
optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
2. Pengertian Konseling menurut para ahli :
a. Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone (1974) Konseling merupakan suatu
proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-interprestasi tentang
fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian
yang perlu dibuat.

3 | Page

b. Smith, dalam Shertzer & Stone (1974) Konseling merupakan suatu proses untuk
memebantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk
mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses
tersebuat dapat terjadi setiap waktu.
c. Division of Conseling Psychologi, Konseling merupakan suatu pertemuan langsung
dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat
menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinyasendiri dan lingkungan.
d. Mc. Daniel (1956) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik
dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan
ketige hal tersebut. (Berdnard & Fullmer ,1969)
e. Bimo Walgito (1982) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara,
dengan cara yang sesuai dengan individu yang dihadapinya untuk mencapai hidupnya
dan menyetir (to steer).
Dari beberapa pengertian konseling yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang
sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dialami oleh klien.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling yaitu suatu
bantuan yang diberikan konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapinya dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin
untuk mandiri.

B. Tujuan Tujuan Bimbingan dan Konseling

4 | Page

Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2, yaitu tujuan umun
dan tujuan khusus. Guna memperjelas apa yang menjadi tujuan umum dan khusus, akan
disampaikan penjelasannyasebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Ditinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling senantiasa mengalami
perubahan, dari yang sederhana sampai yang komprehensif.Tujuan bimbingan dan
konseling dengan mengikuti pada perkemangan konsepsi bimbingan dan konseling
pada dasarnya adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara
optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya,
berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahanya. Dengan demikian maka
tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk tiap-tiap individu bersifat unik pula,
artinya tujuan bimbingan dan konseling untuk individu yang satu dengan individu
yang yang lain tidak boleh disamakan.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling


1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
5 | Page

perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free
sex).
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),
home room, dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli
secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.

6 | Page

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
8. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi
yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan)
sesuai dengan minat konseli.
D. Manfaat Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dan Konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih
bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan dan konseling tersebut membantu kita
untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
2. BK membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain
sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat
berdamai dengan diri sendiri.
3. Tersedianya kondisi belajar yang nyaman untuk siswa, terperhatikannya karakterrisik
pribadi siswa, serta siswa dapat mereduksi (meminimalisir) kemungkinan kesulitan
belajar.
4. Memudahkan guru dalam menjalankan program belajar agar sesuai karakterristik
siswa dan memudahkan mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh.
2.2 KONSEP DASAR BK BELAJAR
A. Pengertian Bimbingan Konseling Belajar
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan
dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk
itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
7 | Page

Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha
membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka
masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya. (Menurut Winkell (2005 : 34))
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap (Menurut Winkell)
Setelah ditarik kesimpulan maka pengertian bimbingan dan konseling belajar adalah
bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah belajar. BK Belajar juga merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis kepada siswa agar mereka mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi
belajar serta dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan (potensi) yang
dimilikinya mencapai perkembangan optimal.
B. Tujuan Bimbingan Konseling Belajar
1. Tujuan Umum
Tercapainya penyesuaian akademis siswa sehingga dapat mengembangkan potensinya.
2. Tujuan khusus
a. Megenal, memahami, menerima, mengarahkan, mengaktualisasikan potensi siswa
secara optimal.
b. Mengenmbangkan berbagai kemampuan belajar.
c. Mengembangkan suasana belajar yang kondusif.
d. Memahami lingkungan pendidikan.
C. Fungsi Bimbingan Konseling Belajar
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling belajar yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Mencegah timbulnya masalah belajar.


Menyalurkan siswa sesuai dengan bakat.
Siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Perbaikan kondisi-kondisi yang mengganggu proses belajar siswa
Upaya mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar.

D. Manfaat BK Belajar

8 | Page

1. Tersedianya kondisi belajar yang nyaman untuk siswa, terperhatikannya karakterrisik


pribadi siswa, serta siswa dapat mereduksi (meminimalisir) kemungkinan kesulitan
belajar.
2. Memudahkan guru dalam menjalankan program belajar agar sesuai karakterristik
siswa dan memudahkan mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh.

2.3 KONSEP DASAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen
mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman.
Sedangkan Reber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :

Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan


Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
B. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
2. Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari
terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya.
3. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional. Perubahan yang terjadi berlangsung
secara berkesinambungandan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan
selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
4. Perubahan bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan karena karena usaha pelaku sendiri.

9 | Page

5. Perubahan bersifat permanen. Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja,
melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan
atau dilatih.
6. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar
mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
7. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Ada dua faktor yang memepengaruhi belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi :
a. Faktor Jasmaniah, antara lain : kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologis, antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar.
Faktor eksternal meliputi :
a. Faktor Keluarga, antara lain : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah, antara lain : metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan
siswa, relasi antarsiswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat, antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,
bentuk kehidupan dalam masyarakat, media massa.
D. Konsep Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidikyang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut
Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar.
Kesimpulannya, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja
olah pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan
10 | P a g e

sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan effisien serta dengan hasil optimal.
2.4 KETERAMPILAN BELAJAR
A. Keterampilan-Keterampilan Pokok dalam Belajar, diantaranya :
1. Keterampilan Mengatur Waktu dan Lingkungan
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang
berarti rasio output dengan input.
Cara-cara mengatur waktu:
a.
b.
c.
d.

Membuat daftar kerjaan.


Membuat jadwal harian/mingguan.
Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan).
Belajarlah dengan rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu

lama.
e. Atur waktu belajar sekitar 5-10 menit saja.
f. Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan:
a. Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak
menyenangkan.
b. Buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai
sumber belajar perlu ditempatkan di dekat kegiatan belajar peserta didik.
2. Keterampilan Mengikuti Pelajaran dikelas
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah:
a. Niat
Semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus
sudah berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi
dengan doa. Dengan niat yang kuat dan dilandasi dengan doa menurut agama masingmasing, akan memperoleh hasil belajar yang baik.
b. Kemauan yang kuat
Kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka dengan kemauan belajar
yang kuat dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih baik. Kemauan yang
tidak diiringi dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab itu, pelajar

11 | P a g e

yang ingin sukses dalam belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi rintangan
dan kesulitan.
c. Perhatian
Seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pengindraannya sebaik mungkin untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ia harus pandai menyikapi mana yang dianggap
penting dan mana yang harus banyak diulang.
d. Konsentrasi
Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu masalah. Dalam hal
ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah
pelajaran yang sedang dihadapi.
e. Apersepsi
Apersepsi adalah mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk
menerima hal-hal dan pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar
mengajar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
f. Catatan
Catatan ada 2 macam :
1) Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai
rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan.
2) Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk
memperoleh poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
g. Bertanya
Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas.
Oleh sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani
bertanya.

3. Keterampilan Membaca Buku


Ada banyak metode membaca, metode ini merupakan hasil riset dari para ilmuwan
tentang cara membaca yang efektif. Salah satunya adalah metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review). Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan
membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan
dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban
dari pertanyaan.
Ada lima tahapan proses dalam membaca dengan metode SQ3R ini, yaitu:

12 | P a g e

a. Survey atau meninjau


Baca Judul - Baca Pendahuluan Baca Kepala Judul/Subbab Perhatikan Grafik,
Diagram Perhatikan Alat Bantu Baca.
b. Question atau bertanya
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab
yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala
judul ini jadi beberapa pertanyaan. Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu
kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang
diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang Belajar di SMA
dan kepala judulnya adalah Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di
sekolahmu. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah Mengapa kita harus
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler? dan Bagaimana caranya kita bisa ikut
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?.
c. Read atau membaca
Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang
kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata
sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan. Dan jangan membaca di tempat
tidur.
d. Recite atau menuturkan
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat
sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa
melihat buku.
e. Review atau mengulang
Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan
atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan
menjelaskan kepada orang lain.
4. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan keterampilan berfikir yang tidak dapat dipisahkan dan turut
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa. Aktifitas ini berkenaan dengan
bagaimana seorang siswa mengikat informasi pembelajaran dan menyajikannya kembali
dalam bentuk tulisan. Jika metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran, teknik menulis dapat
13 | P a g e

diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu


metode melalui aktifitas menulis.
DePorter (2000:57) mengatakan bahwa, Menulis yang efektif adalah salah satu
kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Bagi pelajar, hal ini seringkali
berarti perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian.
Selanjutnya ia (1999: 145) mengemukakan beberapa bentuk keterampilan menulis
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mencatat Standar/Linier
Teknik Mencatat Standar merupakan teknik pencatatan yang lazim dan telah lama
digunakan. Teknik mencatat ini adalah bentuk catatan dengan pola memanjang
kebawah mengikuti alur garis pada kertas. Beberapa gaya pencatatan standar
diantaranya :
1) gaya kalimat/naratif yang terdiri dari tulisan apapun yang akan dikomunikasikan
dalam bentuk naratif
2) gaya daftar yang menyertakan menuliskan ide ketika ide itu muncul
3) gaya garis besar/alpabet yang terdiri dari membuat catatan dalam urutan hierarki
yang terdiri dari kategori utama dan subkategori
b. Catatan TS
Catatan TS adalah singkatan dari Catatan : Tulis dan Susun. Bentuk catatan ini
membantu siswa berkonsentasi dengan memanfaatkan tulisan-tulisan tentang pikiranpikiran dan menyadarinya sebagai bagian dari proses belajar serta menyertakan
asosiasi

yang terkait dengan emosi yang bermanfaat dalam proses pengingatan.

Secara anatomis Catatan TS membagi kertas dengan garis menjadi 2 kolom, yaitu
kolom kiri dan kolom kanan. Kolom kiri dibuat lebih luas yang berfungsi untuk
daerah menulis catatan. Pada kolom ini siswa dapat menulis tanggal, nama, dan
informasi penting lainnya selama mendengarkan penjelasan guru, merangkum,
membaca dan sebagainya. Sedangkan kolom kanan dibuat lebih sempit yang berfungsi
untuk menyusun catatan. Pada kolom ini siswa dapat menuliskan pemikiran asosiasi
yang muncul dalam benak mereka. Bisa berupa pendapat, reaksi dari apa yang
didengar, pertanyaan, perasaan, dan sebagainya.
c. Mind Map (Peta Pikiran)
Peta Pikiran merupakan salah satu dari bentuk pencatatan dalam bentuk organijer
grafik. Teknik ini lahir dari ide tentang sifat kerja otak yang memiliki karakteristik dan
pola tertentu dalam memproses setiap informasi. Peta pikiran merekam informasi ke

14 | P a g e

dalam bentuk kata kunci, gambar, simbol dan sebagainya membetuk pola informasi
yang memetakan.
5. Keterampilan Membuat Ringkasan
Ringkasan merupakan sekumpulan berbagai informasi untuk mempermudah pemahaman.
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti
memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu
karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004),
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan
dalam bentuknya yang singkat.
Cara-cara membuat ringkasan yang baik diantaranya:
a. Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh
gambaran isi materi secara garis besar.
b. Membaca uraian materi secara cermat. Dalam hal ini dituntut untuk mengetahui dan
menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
c. Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan
utama.
d. Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi.
Keterangan dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan
mudah dipahami.
e. Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.

6. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berfikir.
Dalam proses belajar mengajar , bertanya memainkan peranan penting sebab perrtanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak
positif terhadap siswa , yaitu :
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam dalam kegiatan belajar mengajar

15 | P a g e

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadapi atau dibicarakan
c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya
d. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa
agar menentukan jawaban yang baik
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Dasar- dasar pertanyaan yang baik:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa


Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siwa

untuk menjawab atau bertanya


g. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan jawaban yang benar
Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Mendorong siswa untuk berfikir


Meningkatkan keterlibatan siswa
Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik

7. Cara Menyiapkan Diri Untuk Menghadapi Tes dan Cara Mengerjakan Tes
Agar seorang siswa dapat mengerjakan tes dengan baik, maka dia harus mempersiapkan
diri, baik itu persiapan secara psikologis, maupun untuk melakukan review sebelumnya.
Persiapan tes dapat dilakukan dengan persiapan mental, menjaga kesehatan tubuh, dan
percaya pada kemampuan diri sendiri.
Belajar-Pasca Belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan selama maupun setelah belajar, diantaranya:
a. Review catatan segera setelah pembelajaran di kelas,
b. Review catatan dengan singkat sebelum masuk pembelajaran di kelas berikutnya,
c. Jadwalkan waktu yang agak lama untuk review catatan tersebut secara periodik.
Mengantisipasi Soal Ujian
Siswa dapat mengantisipasi soal ujian dengan mengira-ngira soal yang akan keluar
dengan:

16 | P a g e

a. Perhatikan setiap pedoman belajar (poin utama, bab, subbab, handsout, dll.)
b. Pelajari soal-soal ujian sebelumnya atau dapat mempelajari soal-soal Latihan Mandiri
(LM)
c. Berdiskusilah dengan teman untuk menebak kira-kira soal apa yang akan keluar dalam
ujian.
Tips Saat Ujian
Saat pelaksanaan ujian dapt dilakukan:
a. Datang dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
b. Tenang, percaya diri, sudah siap sedia, dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
c. Preview soal-soal ujian dulu (terutama untuk soal uraian atau yang memiliki waktu
yang cukup banyak), luangkan 10% waktu untuk membaca soal lebih mendalam.
d. Jawab soal-soal ujian secara stretegis, dengan mulai menjawab pertanyaan yang
mudah, kemudian dengan soal-soal yang sukar.
e. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, etahuilah jawaban mana yang harus
dipilih/ditebak.
f. Ketika mengerjakan soal ujian esai/uraian, pikirkan dulu jawabannya sebelum
menulis.
g. Sisihkan 10% waktu ujian untuk memerikasa ulang jawaban yang telah dikerjakan.
h. Analisa hasil ujian, setiap ujian dapat membantu dalam mempersiapkan diri untuk
ujian selanjutnya.
2.5 KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Para Ahli
1. Kesulitan belajar menurut Hammil (Abidin, 2006) adalah: menunjuk pada
sekelompok kesulitan yang memanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata
dalam

kemahiran

dan

penggunaan

kemampuan

mendengar,

mencakup-

cakup,membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi tertentu.


2. Kesulitan belajar menurut Warkitri ddk. (1990), menyatakan bahwa kesulitan belajar
adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan
prestasi akademik yang diperoleh.
3. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar.
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu gejala atau kondisi dalam
proses belajar mengajar yang ditandai oleh adanya hambatan untuk mencapai hasil belajar.
B. Gejala-gejala Kesulitan Belajar
17 | P a g e

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau dibawah potensi yang dimiliki.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
murid yang sudah berusaha untuk belajar dengan giat, tetapi nilai yang dicapai selalu
rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal dari kawankawan dalam menyelesaikantugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpurapura , dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang terlambat
tidak mengerjakan tugas, mengganggu didalam atau diluar kelas, tidak mau mencatat
pelajaran, tidak tertib, mengasingkan diri, tidak mau bekerjasama dan sebagainya.
6. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, kurang gembira dalam menghadapi nilai yang rendah tidak
menunjukkan perasaan sedih dan menyesal dan sebaginya.
C. Kriteria Kesulitan Belajar
1. Tujuan pendidikan
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen
pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap
sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuantujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka
yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar
dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar
yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut.Secara statistik,
berdasarkan distribusi normal, seseorang dikatakan berhasil jika siswa telah dapat
menguasai sekurang-kurangnya 60% dari seluruh tujuan yang harus dicapai.
Namun jika menggunakan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan
menggunakan penilaian acuan patokan, seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar
apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan sebelumnya
atau sekarang lazim disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebaliknya, jika
penguasaan ketuntasan di bawah kriteria minimal maka siswa tersebut dikatakan

18 | P a g e

mengalami kegagalan dalam belajar. Teknik yang dapat digunakan ialah dengan cara
menganalisis prestasi belajar dalam bentuk nilai hasil belajar.
2. Kedudukan dalam Kelompok
Kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya akan menjadi ukuran dalam pencapaian
hasil belajarnya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila memperoleh
prestasi belajar di bawah prestasi rata-rata kelompok secara keseluruhan.Misalnya, ratarata prestasi belajar kelompok 8, siswa yang mendapat nilai di bawah angka 8,
diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian, nilai yang dicapai seorang akan memberikan arti yang lebih jelas
setelah dibandingkan dengan prestasi yang lain dalam kelompoknya. Dengan norma ini,
guru akan dapat menandai siswa-siswa yang diperkirakan mendapat kesulitan belajar,
yaitu siswa yang mendapat prestasi di bawah prestasi kelompok secara keseluruhan.
Secara statistik, mereka yang diperkirakan mengalami kesulitan adalah mereka yang
menduduki 25 % di bawah urutan kelompok, yang biasa disebut dengan lower
group.Dengan teknik ini, kita mengurutkan siswa berdasarkan nilai nilai yang
dicapainya.dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah, sehingga siswa mendapat
nomor urut prestasi (ranking).
Mereka yang menduduki posisi 25 % di bawah diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Teknik lain ialah dengan membandingkan prestasi belajar setiap siswa dengan prestasi
rata-rata kelompok. Siswa yang mendapat prestasi di bawah rata rata kelompok
diperkirakan pula mengalami kesulitan belajar.
3. Perbandingan antara potensi dan prestasi
Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa akan tergantung dari tingkat potensinya, baik
yang berupa kecerdasan maupun bakat. Siswa yang berpotensi tinggi cenderung dan
seyogyanya dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula.Sebaliknya, siswa yang
memiliki potensi yang rendah cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang rendah
pula.Dengan membandingkan antara potensi dengan prestasi belajar yang dicapainya kita
dapat memperkirakan sampai sejauhmana dapat merealisasikan potensi yang dimikinya.
Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila prestasi yang dicapainya tidak
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.Misalkan, seorang siswa setelah mengikuti

19 | P a g e

pemeriksaan psikologis diketahui memiliki tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 120, termasuk
kategori cerdas dalam skala Simon & Binnet.Namun ternyata hasil belajarnya hanya
mendapat nilai angka 6, yang seharusnya dengan tingkat kecerdasan yang dimikinya dia
paling tidak dia bisa memperoleh angka 8.Contoh di atas menggambarkan adanya gejala
kesulitan belajar, yang biasa disebut dengan istilah underachiever.
4. Kepribadian
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh
kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola
kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Siswa diakatan mengalami kesulitan belajar, apabila menunjukkan pola-pola
perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari seharusnya, seperti : acuh tak acuh,
melalaikan tugas, sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang
tidak seimbang dan sebagainya.
D. Macam-Macam Kesulitan Belajar dan Kriterianya
1. Disleksia
Gejala dari kesulitan membaca ini adalah kemampuan membaca anak berada di bawah
kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan
pendidikannya. Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti karena ada
masalah dengan penglihatan, tapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan
memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru
terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.
Kriteria :
a.
b.
c.
d.

Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proporsional.


Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah kata.
Sulit mengeja secara benar. Bahkan mungkin anak akan mengeja satu kata dengan

bermacam ucapan.
e. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung menghadapi huruf
yang mempunyai kemiripan bentuk seperti b d, u n, m n.
f. Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
g. Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.

20 | P a g e

h. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misal, hal menjadi lah,
i.
j.
k.
l.
m.
n.

atau kucing duduk di atas kursi menjadi kursi duduk di atas kucing
Rancu dengan kata-kata yang singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.
Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.
Lupa mencantunkan huruf besar atau mencantumkannya di tempat yang salah.
Lupa meletakkan titik dan tanda-tanda baca lainnya.
Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.
Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak stabil, kadang

naik, kadang turun.


o. Menempatkan paragraf secara keliru.
2. Disgrafia
Kelainan saraf ini menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan fisik, seperti
tidak dapat memegang pensil dengan mantap atau pun tulisan tangannya buruk. Anak
dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan
ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.
Kesulitan ini sangat menghambat dalam proses belajar, terutama anak yang berada di
tingkat SD.
Kriteria :
a.
b.
c.
d.

Ada ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya.


Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur.
Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
Anak tampak berusaha keras saat mengkomunikasikan ide, pengatahuan dan

perasaannya dalam bentuk tulisan.


e. Sulit memegang alat tulis dengan mantap. Seringkali terlau dekat bahkan hampir
menempel dengan kertas.
f. Berbicara pada diri sendir ketika menulis atau terlalu memperhatikan tangan yang
dipakai untuk menulis.
g. Cara menulis tidak konsisten.
h. Tetap mengalami kesulitan meski pun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang
sudah ada.
3. Diskalkulia
Yakni gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Terbagi menjadi bentuk
kesulitan berhitung (countiing) dan kesulitan kalkulasi (calculating).
Kriteria :
a. Tingkat perkembangan bahasa dan lainnya normal. Seringkali mempunyai memori
visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis.
21 | P a g e

b. Sulit melakukan hitungan matematis. Termasuk misalnya, sulit menghitung uang


kembalian, atau transaksi. Anak menjadi takut memegang uang, atau menghindari
transaksi.
c. Sulit melakukan proses-proses matematis, seperti menjumlah, mengurang, membagi,
dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan.
d. Kadang mengalami diorientasi waktu atau arah.
e. Terhambat dalam menggunakan konsep abstrak tentang waktu. Misalnya ia bingung
dalam mengurut kejadian masa lalu atau masa mendatang.
f. Mengalami hambatan dalam pelajaran musik, karena sulit memahami notasi, urutan
nada dan sebagainya.
g. Bisa mengalami kesulitan dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti aturan
main yang berhubungan dengan sistem skor.
4. Under Achiever
Under Achiever yaitu ketidakseimbangan antara IQ dengan prestasi belajar. Under
Achiever mengacu kepada murid murid yang memiliki tingkat potensi intelektual diatas
normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Kriterianya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Prestasi tidak konsisten


Tidak menyelesaikan pekerjaan rumah
Rendah diri
Takut gagal
Takut menghadapi ulangan
Tidak punya inisiatif, malas bahkan depresi.

5. Slow Learner
Slow Learner atau sering disebut dengan lambat belajar. Murid yang lambat dalam proses
belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid-murid yang lain
yang memiliki taraf potensial intelektual yang sama.
Kriteria :
a.
b.
c.
d.
e.

Fungsi kemampuan dibawah rata-rata pada umumnya


Memiliki kecanggungan dalam kemampuan dalam menjalin hubungan intrapersonal
Memiliki kesulitan dalam melakukan perintah yang bertahap
Tidak memiliki tujuan hidup
Memiliki berbagai kesulitan internal seperti keterampilan mengorganisasikan,

kesulitan transfer belajar, dan kesulitan menyimpulkan informasi.


f. Memiliki skor yang rendah dengan konsisten dalam beberapa tes
22 | P a g e

g. Memiliki pandangan mengenai dirinya yang buruk


h. Lambat dalam penguasaan terhadap sesuatu
6. Attention Disorder
Anak dengan attention disorder akan berespon pada berbagai stimulus yang banyak. Anak
ini selalu bergerak, sering teralih perhatiannya, tidak dapat mempertahankan perhatian
yang cukup lama untuk belajar dan tidak dapat mengarahkan perhatian secara utuh pada
sesuatu hal.
Kriteria :
a. Gagal memusatkan perhatian pada hal kecil atau membuat kesalahan sembrono dalam
b.
c.
d.
e.

pekerjaan atau aktivitas lain


Sukar mempertahankan perhatian apa tugas atau aktivitas bermain
Seolah tidak mendengar bila diajak berbicara langsung
Mengalami kesukaran dalam mengatur tugas dan aktivitas
Perhatian mudah teralihkan oleh orang lain

7. Learning Disability
Ketidakmampuan seorang murid yang mengacu kepada gejala dimana murid tidak mampu
belajar (menghindari belajar), sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
Kriteria :
a. Kesulitan dengan pemahaman membaca atau matematika keterampilan
b. Kesulitan dengan pertanyaan tes terbuka dan masalah kata
c. Tidak suka membaca dan menulis
d. Kesulitan mengikuti diskusi kelas dan mengekspresikan pikiran keras.
8. Thinking Disorder
Thinking disorder adalah kesulitan dalam operasi kognitif pada pemecahan masalah
pembentukan konsep dan asosiasi. Thinking disorder berhubungan dekat dengan
gangguan dalam berbahasa verbal.
Kriteria :
a.
b.
c.
d.

Bahasa verbal yang parah


Sering menghayal
Sulit memahami materi lebih dari satu
Konsentrasi rendah

9. Language Disorder

23 | P a g e

Merupakan kesulitan belajar yang paling umum dialami pada anak prasekolah. Biasanya
anak-anak ini tidak berbicara atau berespon dengan benar terhadap instruksi atau
pernyataan verbal.
Kriteria :
a. Berbicara terbata-bata
b. Sulit menyusun kata
c. Berbicara dengan lirikan mata kemana-mana
10. Academic Learning Disability
Academic learning disabilities adalah kondisi yang menghambat proses belajar yaitu
dalam membaca, mengeja, menulis, atau menghitung. Ketidakmampuan ini muncul pada
saat anak menampilkan kinerja di bawah potensi akademik mereka.
Kriteria :
a. Memiliki nilai yang rendah
b. Tidak lancar membaca
c. Kemampuan berhitung lemah
11. Gangguan Persepsi Visual dan Motorik
Anak-anak dengan gangguan persepsi visual tidak dapat memahami rambu rambu lalu
lintas, tanda panah, kata-kata yang tertulis, dan symbol visual yang lain. mereka tidak
dapat menangkap arti dari sebuah gambar atau angka atau memiliki pemahaman akan
dirinya. Contohnya seorang anak yang memiliki penglihatan normal namun tidak dapat
mengenali teman sekelasnya. Dia hanya mampu mengenal saat orang ybs berbicara atau
menyebutkan namanya. Pada anak dengan gangguan persepsi motorik, mereka tidak dapat
memahami orientasi kanan-kiri, bahasa tubuh, visual closure dan orientasi spasial serta
pembelajaran secara motorik.
12. Memory Disorder
Memory disorder adalah ketidakmampuan untuk mengingat apa yang telah dilihat atau
didengar ataupun dialami. Anak dengan masalah memori visual dapat memiliki kesulitan
dalam me-recall kata-kata yang ditampilkan secara visual. Hal serupa juga dialami oleh
anak dengan masalah pada ingatan auditorinya yang mempengaruhi perkembangan bahasa
lisannya.

24 | P a g e

13. Aphasia
Aphasia merupakan suatu keadaan dimana kehilangan kemampuan berbahasa yang telah
dipelajari sebelumnya sebagai akibat dari kerusakan otak. Kemampuan berbahasa
mencakup berbicara, menulis, mengarang bahkan membaca.
Kriteria :
a.
b.
c.
d.
e.

Sering mengucapkan kata-kata yang tidak dikenali


Sulit memahami pembicaraan orang lain
Sering menafsirkan bahasa kiasan harafiah
Hanya mengucapkan kalimat pendek dan tidak lengkap ketika berbicara
Sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak masuk akal ketika berbicara ataupun
menulis.

14. Hyperkenesis
Hyperkenesis atau terlalu bergerak aktif memiliki beberapa kriteria awal seorang anak
berusia 5 tahun, diantaranya :
a. Selalu mengacau (tidak bisa diam)
b. Tidak bisa duduk dengan tenang meski dalam suasana yang menghendaki dia tetap
tenang.
c. Selalu tergesa-gesa
d. Bila bermain tidak bisa tenang
e. Banyak ngomong
E. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
1. Internal
a. Fisiologis
- Gangguan dalam alat indera
- Beberapa penyakit kronis
- Badan lemah karena kekurangan gizi
- Cacat tubuh
b. Psikologis
- Taraf kecerdasan rendah
- Kurang minat
- Kurang bakat
- Gangguan emosional
- Sikap dan kebiasaan yang salah
- Kurangnya pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memahami
bahan yang lebih lanjut.
2. Eksternal
a. Disekolah
25 | P a g e

b.
-

Sifat kurikulum yang kurang fleksibel


Ketidakseragaman pola dan standar administrasi
Beban belajar yang terlalu berat
Beban guru yang terlalu berat
Strategi pembelajaran yang kurang memadai
Kurangnya sarana/alat/media intruksional untuk kegiatan belajar
Sering pindah sekolah
Diluar sekolah
Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar
Status sosial ekonomi orang tua yang rendah
Harapan orang tua yang tidak sesuai dengan kemampuan anaknya
Teman bergaul yang buruk.

26 | P a g e

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan
dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk
itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha
membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka
masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya. (Menurut Winkell (2005 : 34))
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap (Menurut Winkell)
Setelah ditarik kesimpulan maka pengertian bimbingan dan konseling belajar adalah
bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah belajar. BK Belajar juga merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis kepada siswa agar mereka mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi
belajar serta dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan (potensi) yang
dimilikinya mencapai perkembangan optimal.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saya merasa terdapat banyak kesalahan dalam menyusun
makalah ini. Jadi, saya sangat membutuhkan saran dan kritikan yang konstruktif yang dapat
membuat saya memahami dalam menyusun makalah yang selanjutnya.

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai