M. Kidam Hady1, Sitong Sitanggang, ST2 dan Soesaptri Oediyani, Ir., M.E.3
Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jendral Sudirman KM.03 Cilegon, Banten, Indonesia
kidamhady16@gmail.com
ABSTRAK
Proses pelapisan hot dip galvanizing merupakan proses pelapisan logam ke dalam
larutan seng cair dengan tujuan untuk pengendalian korosi yang paling bagus diantara
proses pelapisan lainnya. Namun pada prakteknya, timbul permasalahan yakni sering
terjadi ketebalann lapisan yang berlebihan sehingga terjadi pemborosan dalam konsumsi
seng (Zn), permukaan lapisan yang tidak rata dan warna lapisan yang tidak bagus. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kandungan silicon terhadap lapisan
hot dip galvanizing. Dalam penelitian ini menggunakan baja low karbo steel dengan jumlah
dua puluh buah dengan kandungan silicon yang berbeda-beda. Kemudian dilakukan
pengukuran ketebalan dan foto mikro untuk mengetahui lapisan-lapisan yang terjadi.
Kandungan Si didalam baja pada batas antara 0,005-0,466% berpengaruh terhadap hasil
lapisan difusi dan ketebalannya. Kandungan Si dibawah komposisi eutektik pada biner
Zn-Si (0,005% dan 0,015%), selama proses galvanizing difusi Zn tidak berlangsung pada
suhu pemanasan Zn cair relative rendah (450oC sampai dengan 550oC). pada kandungan
0,203%Si hingga 0,466%Si didalam baja proses difusi berlangsung pada suhu pemanasan
Zn cair relative rendah 450oC (30,5 diatas titik lebur Zn). Kespontanan proses difusi Zn
dapat diamati dari struktur mikro lapisan. Dengan terbentuknya lapisan difusi berarti lapis
lindung Zn dipermukaan baja terikat kuat dengan logam dasarnya. Hasil pengamatan
ditunjukan bahwa lapis difusi terdiri dari empat jenis lapisan fasa intermetalik. Fasa yang
menempel dipermukaan baja mengandung Fe paling tinggi, fasa yang terletak paling luar
merupakan Zn murni. Ketebalan lapisan difusi hingga diatas 100 m diperoleh melalui
pemanasan Zn cair pada suhu 600oC.
Katakunci : hot dip galvanizing, pelapisan logam, seng, silikon, difusi
PENDAHULUAN
Hot Dip Galvanizing adalah proses pelapisan logam dengan cara menyelupkan
kedalam cairan seng yang mempunyai temperature 450oC dan bertujuan untuk mencegah
terjadinya korosi pada logam tersebut. Pada proses pelapisan hot dip galvaning sering
timbul permasalahan yakni ketebalan pelapisan yang berlebihan sehingga biaya dan
konsumsi seng (Zn) sangat banyak. Hal ini tidak meningkatkan kekerasan dan ketahanan
material terhadap serangan korosi serta umur pakai material. Ditinaju dari segi
termodinamikanya syarat tahap pelapisan logam antara lain adalah titik leleh logam pelapis
harus jauh lebih elektronegatif dari pada logam yang akan dilapisi, agar logam pelapis
tersebut dapat melindungi logam secara elektrokimia, atau dengan kata lain dapat
bertindak sebagau anoda bagi logam yang dilapisi.
Ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pelapisan baja, pada
umumnya adalah kandungan silikon (Si), jika semakin tinggi kandungan Si dalam suatu
material maka proses pelapisan akan semakin lama dan akan menghasilkan prosuk
dengan mutu yang kurang bagus, hal ini dikarenakan Si akan menghalangi seng berdifusi
dengan permukaan material yang akan dilapisi. Sering kali muncul permasalahan yang
dijumpai pada produk pelapisan hot dip galvaning seperti : permukaan material yang
dilapisi tidak rata, terdapat cacat pada permukaan, lapisan yang terbentuk akan semakin
tebal tetapi daya tahan terhadap serangan akan menurun dan harga jualnya akan menurun
pula. Hal ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi industry pelapisan baja.
Untuk menanggulangi hal tersebut didalam proses hot dip galvaning, logam yang
umum diproteksi adalah baja dengan logam pelapis yang digunakan adalah seng. Seng
sebagai logam pelapis akan melindungi baja dari serangan korosi. Seng akan bertindak
sebagai penghalang antara baja dan lingkungan. Selain itu, seng lebih elektronegatif dari
pada baja, sehingga seng dapat berdifusi denagn material, dan seng berfungsi sebagai
anoda korban untuk baja yang dilindungi. Sedangkan silicon (Si) merupakan compound
carieer yang terdapat pada material yang akan di-galvanizing dan akan menghalangi
proses terjadinya difusi seng kedalam baja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari tiga proses utama yaitu proses preparasi sampel, hot dip
galvanizing dan pengujian sampel. Bahan baku pada percobaan ini adalah low carbon steel
(Al-Si killed). Secara ringkas mengenai tahap-tahap prosedur penelitian ini, dapat diamati
pada blok diagram sekaligus penjabarannya sebagai berikut :
Bahan Baku
Low Carbon Steel
Killed Steel (Al-Si Killed)
Preparasi Sampel
1. Degreasing
5. Fluxing
2. Water Rinsing
6.Drying
3. Pickling
7.Quenching
4. Water Rinsing
8.Finishing
1. Ketebalan
2. Metalografi
Pengujian :
: Mili Mikron
: Mikroskop Optik
Data
Pembahasan
Literatur
Kesimpulan
Diagram alir diatas merupakan serangkaian ujuk proses dalam pengumpulan dan
analisa data. Proses pertama adalah preparasi sampel dengan tujuan mempersiapkan
sampel untuk proses selanjutnya. Preparasi sampel terdiri dari beberapa tahapan yaitu
degreasing yaitu dengan tujuan menghilangkan kotoran berupa minyak, pelumas, cat, dan
debu yang menempel pada material. Berikutnya proses water rinsing yang bertujuan untuk
menetralkan pH dari mineral yang telah melaluai proses degreasing. Lalu picling dengan
tujuan untuk menghilangkan karat dan oksida logam yang menempel disepanjang
permukaan logam. Lalu
permukaanmaterial agar terhindar dari oksida-oksida logam yang terjadu sebelum proses
pelapisan. Pada tahap berikutnya yaitu
embun atau titik-titik air dan menjaga suhu material. Selanjutnya prosese
quenching
dengan tujuan untuk mendinginkan material agar mencapai suhu kamar. Dan tahap
sampling yang gterakhir adalah finishing yitu material yang sudah mengalami proses hot
dip galvanizing akan disimpan untuk keperluan berikutnya.
Proses kedua adalah hot dip galvanizing dengan beberapa variasi komposisi Si(%) :
0,005; 0,015; 0,203; 0,261; 0,466 denga temperature 450oC; 500oC; 550oC; 600oC serta
waktu pencelupan selama 3 menit.
Proses terakhir adalah proses pengujian, pertama adalah pengujian ketebalan sampel
yaitu dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tebal seng melapisi baja tersebut dan
yang terakhir adalah pengujian metalografi dengan menggunakan mikroskop optik dimana
untuk mengetahuu struktur mikro pada sampel yang telah mengalami galvanizing.
Alat yang digunakan :
1. Muffle Furnace
2. Krusibel silicon karbida
3. Kawat pemanas listrik
4. Pengontrol suhu otomatis
5. Termokopel
6. Alat uji metalografi ( mikroskop optic)
7. Kaca pelindung
8. Sarung tangan
9. Tang
10. Alat potong
11. Sumber listrik
12. Stop watch
13. Kertas ampelas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PEMBAHASAN
500oC
550oC
600oC
0,005
21,26
35,34
57,89
68,99
0,015
51,95
79,18
112,72
144,4
0,203
52,49
66,14
74,12
82,35
0,266
58,53
87,2
110,52
137,63
0,466
73,98
82,69
88,13
117,44
Tabel 2. Hasil pengukuran tebal lapisan fasa intermetalik (m) , dari lapisan Zn galvanizing
Kandungan Si (%)
500oC
550oC
600oC
0,005
3,19
0,015
3,19
0,203
12,5
12,6
10,25
12,11
0,266
8,98
16,4
15,9
15,77
0,466
11,54
19,23
17,6
23,25
dengan waktu
pencelupan kedalam Zn cair tetap (3 menit) seluruh permukaan specimen pelat baja
dilapisi oleh lapisan Zn. Hal ini dapat ditentukan bahwa prosedur dan hasil pengerjaan
galvanizing berhasil bagus. Namun demikian pengerjaan ini belum dapat dikatakan
berhasil sempurna, sebelum diketahuinya struktur mikro lapisan yang terbentuk. Oleh
karena itu diperlukan analisa fasa-fasa lapisan yang terbentuk dipermukaan baja
galvanizing, dari hasil proses difusi.
Keberlangsungan proses difusi Zn cair menuju kepermukaan baha desertai dengan
pembentukan paduan Fe-Zn. Berdasarkan diagram fasa biner Fe-Zn terbentuk empat jenis
fasa yaitu , , , dan . Hadirnya fasa-fasa tersebut sesuain dengan referensi. Pada
awalnya Zn cair membasahi permukaan baja, kemudian berdifusi membentu fasa .
Paduan Fe-Zn dari hasil difusi pertama ini mengandung Fe paling tinggi daripada fasa
berikutnya yang akan terbentuk. Oleh karena itu difusi Zn berlangsung terus akibatnya
muncul fasa-fasa lain dengan kandungan Fe semakin rendah.
Semua
terlihat
jelas
dipengamatan
struktur
mikro.
Terbentuknya fasa intermetalik ini memberikan suatu pertanda lapisan Fe-Zn yang terikat
kuat dengan logam dasarnya. Oleh karena itu baja galvanizing, lapisan permukaan tidak
rusak atau pecah pada waktu dilakukan pengerjaan pembentukan. Lapisan lindung yang
terbentuk melebihi pengerjaan galvanizing mempunyai ketahanan korosi yang lebih bagus
dari pada lapis Zn melalui lapis listrik, karena merupakan lapisan difusi yang terikat kuat
dengan logam dasarnya.
KESIMPULAN
1. Dalam pngerjaan galvanizing agar seluruh permukaan benda kerja terlapisi, benda
kerja baja sebelum dilakukan pencelupan kedalam Zn cair, dilakukan pengerjaan
fluxing lebih dulu.
2. Lapisan dipermukaan baja yang terikat kuat dengan logam dasarnya adalah fasa
intermetalik (Fe-Zn) yang terbentuk dari keberlangsungan proses difusi Zn ke
permukaan baja.
3. Lapisan difusi terdiri atas empat lapisan yaitu lapisan fasa yang menempel dengan
logam dasar dengan kandungan Fe paling tinggi. Lapisan berikutnya adalah lapidan
dengan kandungan Fe makin rendah hingga lapisan paling luar yang merupakan Zn
murni.
4. Bahan
DAFTAR PUSTAKA
[1]
ASM handbook, volume 13, Corrosion, ASM international, The Material Information
Society, Print in USA, Fifth printing 1992
[2]
[3]
William smith. principle of Material Science and Engineering, McGraw-Hill, Inc. New
York, St Louis. Copy right 1996.
[4]
Soesaptri Oediyani, Ir., M.E., Teknik Pengendalian Korosi, Edisi ke-3, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2008.
[5]
[6]