Anda di halaman 1dari 36

RETENSI URINE

SMF BEDAH RSD SIDOARJO


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2014

DEFINISI

suatu kondisi medis yang ditandai dengan


ketidakmampuan mengosongkan kandung
kemih secara keseluruhan.

ANATOMI SALURAN KEMIH

Urine mengalir
dari ginjal melalui
ureter urine akan
di tampung di
vesika urinaria
kemudian urine
akan di buang
melalui urethra
dan kelamin

ANATOMI GINJAL

ANATOMI VESIKA URINARIA

FISIOLOGI PENGATURAN FUNGSI


SFINGTER VESIKA URINARIA
pengisian
Aktivitas sensor regang pada
dinding Vesika Urinaria

DISTENSI

Inhibisi sistem parasimpatis


aktifitas motorik detrusor
dan active compliance dari
Vesika Urinaria

Tekanan
intravesikal tidak
meningkat

Stimulasi sistem simpatis

Kontraksi dari sfingter uretra


interna

Urine tidak mengalir keluar

Tekanan uretra > tekanan


intravesikal

pengosongan

Distensi kandung kemih

Rangsangan miksi

Inhibisi tonus simpatis

Relaksasi sfingter uretra interna

Tekanan intravesikal > tekanan intrauretral

Urine keluar

ETIOLOGI

Supra Vesikal
Berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla
spinalis. Kerusakan saraf simpatis dan para
simpatis baik seluruhnya ataupunn sebagian,
misalnya operasi miles dan mesenterasi pelvis,
kelainan medulla spinalis (meningokel, tabes
doraslis, spasmus sfincter)

Vesikal
Berupa kelemahan otot detrusor karena lama
teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit
neurologis atau divertikel yang besar

Infra Vesikal
Berupa pembesaran prostat, kekakuan leher
vesika, striktur, batu kecil, tumor pada leher
vesika, atau fimosis

KLASIFIKASI RETENSI URINE


akut

Ketidakmampuan
berkemih secara tiba-tiba

kronik

Disebabkan oleh peningkatan


volume residu urine yang
bertahap

Tidak ada rasa nyeri

Disertai dengan iritasi bladder

Distensi kandung kemih

Masih dapat miksi namun tidak


lancar

Ditandai dengan nyeri

Kandung kemih penuh

Distensi kandung kemih


ringan

Hesitancy (sulit memulai


miksi)

Hasrat ingin miksi yang


disertai dengan mengejan

Kandung kemih tidak dapat


kosong dengan sempurna

EPIDEMIOLOGI

retensi urin akut, laki-laki lebih banyak


daripada wanita dengan perbandingan
3/1000 : 3/100000. Berdasarkan data juga
dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya
umur pada laki-laki, kejadian retensi urin
juga akan semakin meningkat.

DIAGNOSIS

Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa
BAK, susah BAK, rasa tidak nyaman saat BAK

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : suprapubis terlihat cembung
Palpasi : Buli terasa penuh, nyeri tekan, tak
mau BAK pada saat di tekan,
Perkusi : terdengar redup

Pemeriksaan Bimanual Buli-buli


Dengan cara tangan yang satu di suprapubis dan tangan
yang lain di dalam vagina (pada wanita) atau di dubur
(pada pria)

1.
2.
3.

Pemeriksaan Genetalia Eksterna


Pemeriksaan Rectal Toucher
Untuk menilai :
Tonus sfingter ani atau refleks Bulbocavernosus (BCR)
Mencari massa di dalam lumen rectum
Melakukan pemeriksaan prostat

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah rutin : Hb, leukosit, trambosit, LED

Pemeriksaan Urinalis : berat jenis, ph, warna

Pemeriksaan Faal Ginjal : BUN, kreatinin, Urea, klirens


kreatinin

Foto Polos Abdomen : tampak bayangan buli-buli penuh,


mungkin terlihat bayangan batu opak pada urethra atau bulibuli

Uretrografi : untuk mengetahui apakah ada striktur uretra

PENATALAKSANAAN

Pemasangan Kateter
Sistostomi
Pungsi Buli

KOMPLIKASI

Infeksi saluran kemih


Otot buli menjadi lemah
Urolitiasis atau nefrolitiasis
Pielonefritis
Hydronefrosis
Pendarahan
Ekstravasasi urine

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI


(BPH)

Merupakan pembesaran dibagian organ


prostat yang dapat menyumbat aliran urine
dari buli-buli keluar ke urethra
Buli-buli terdiri dari 5 zona (McNeal 1976) :
-

zona
zona
zona
zona
zona

perifer
central
transisional
fibromuskuler anterior
periuretra

Kebanyakan hiperplasia prostat terjadi pada


zona transisional

PATOFISIOLOGI
Hiperplasia Prostat
Penyempitan Lumen Uretra Posterior
Tekanan Intra Vesika

Buli-Buli :
-Hipertrofi otot destrusor
-Trabekulasi
-Selula
-Divertikel buli=buli

Ginjal dan Ureter :


-Refluks Vesiko-ureter
-Hidroureter
-Hifronefrosis
-Pionefrosis
-Gagal Ginjal

LUTS (low urinary tract symptom) :


Adanya

penonjolan di daerah suprapubis karena


urine tidak dapat keluar sehingga Buli-Buli terisi
penuh

Gejala pada saluran kemih atas :


Nyeri

pinggang akibat obstruksi saluran kemih

atas

Gejala Diluar saluran kemih :


Pasien

mengeluh adanya hernia inguinalis dan


hemoroid akibat sering mengejan pada saat miksi
sehingga Tekanan abdominal

PENATALAKSANAAN

Terapi pada pasien BPH dibagi menjadi 4 :


Watchful

waiting
Medikamentosa
Operasi
Invasif minimal

WATCHFUL WAITING

Pilihan terapi ini untuk penderita yang skor


IPSS nya < 7
Pasien
hanya
diedukasi
agar
tidak
memperburuk keluhannya misalnya, jangan
mengkonsumsi kopi dan coklat, mengurangi
makanan pedas dan asinm serta diedukasi
agar tidak menahan kencing terlalu lama

MEDIKAMENTOSA

Adrenergik blocker :
5 reduktase inhibitor
Fitofarmaka

OPERASI

Operasi dilakukan pada pasien BPH yang


tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi
medikamentosa, mengalami retensi urine,
ISK berulangg, hematuri, gagal ginjal, atau
timbulnya BSK bagian bawah
Dapat dilakukan dengan operasi terbuka,
reseksi prostat transuretra (TURP, insisi
prostar transuretra (TUIP)

INVASIF MINIMAL

Jika pasien tidak dapat dilakukan tindakan


pembedahan, maka dilakukan dengan
tindakan invasif minimal
Invasif minimal :
Termoterapi
TUNA

(transuretral needle ablation)


Pemasangan stent (prostacath)
HIFU (high intensity focused ultrasound)
Dilatasi dengan balon ( transurethral balloon
dilatation )

STRIKTUR URETRA

Merupakan penyempitan lumen uretra karena


fibrosis pada dindingnya
Striktur dapat disebabkan karena infeksi,
trauma pada uretra, dan kelainan bawaan
Infeksi terjadi karena kuman gonokokus yang
telah
menginfeksi
beberapa
tahun
sebelumnya
Trauma tumpul pada selakangan , fraktur
tulang pelvis dan tindakan transuretra yang
kurang hati-hati dapat menimbulkan striktur
uretra

PATOFISIOLOGI
Trauma / infeksi pada uretra

Jaringan Sikatrik

Aliran urine terhambat

Retensi Urine

DERAJAT

Ringan
Oklusi

yang terjadi kurang dari 1/3 diameter


lumen uretra

DERAJAT

Sedang
Oklusi

yang terjadi antara 1/3 sampai dengan


diameter lumen uretra

DERAJAT

Berat
Oklusi

yang terjadi lebih besar dari diameter


lumen uretra

TERAPI

Tindakan khusus striktur uretra:

Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dimasukkan


secara hati-hati
Uretrotomi interna yaitu dengan memotong jaringan
sikateriks uretra dengan pisau otis atau dengan pisau
sachse
Uretrotomi eksterna yaitu dengan tindakan operasi
terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian
dilakukan anastomosis di antara jaringan yang masih sehat
Jika striktura panjang dan buntu total, perlu dilakukan 2
tahap operasi :

Tahap pertama dengan membelah uretra dan membiarkan untuk


epitialisasi (Johanson I)
Tahap kedua dengan membuat neouretra (Johanson II)

BATU URETRA

Merupakan batu yang berada didalam rongga


uretra
Biasanya berasal batu ginjal / ureter yang
turun ke buli-buli kemudian masuk ke dalam
uretra
Jarang sekali batu yang terbentuk dari
uretra, angka kejadiannya 1%

TINDAKAN

Untuk batu yang berukuran tidak terlalu besar,


biasanya batu akan keluar spontan sendiri
Untuk batu yang ukurannya cukup besar dan
masih dalam uretra posterior maka batu
didorong hingga masuk ke buli-buli kemudian
dilakukan litoripsi
Untuk batu yang besar dan menempel pada
uretra dan tidak berhasil sewaktu didorong ke
buli-buli,
maka
dilakukan
tindakan
uretrolitotomi
/
dihancurkan
dengan
penghancur batu transuretra

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai