PENDAHULUAN
Berdasarkan tingkat keparahan luka, luka di bagi atas luka akut dan luka
kronik. Luka akut dan kronik beresiko terkena infeksi. Luka akut memiliki
seranganyang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).
Data kesehatan masyarakat pada penelitian Riskesdas (Riset KesehatanDasar)
tahun 2013 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 1.027.758 responden,8,2%
mengalami cedera. Sebagai penyebab cedera karena kecelakaan sepeda motor
menunjukkan proporsi tertinggi yaitu 67,4%. Data jenis cedera atau jenis luka
akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia, diperlihatkan terbanyak yaitu luka lecet
dan luka memar 70,9%, laki-laki (44,6%) (Riyadina et al, 2013). Pola bagian
tubuh yang terkena cedera yaitu kaki (63,8%), tangan (47,8%), kepala dan
wajah(19,6%), serta badan (10,2%) (Riyadina et al, 2009. Prevalensi penderita
ulkus diabetika di Indonesia sekitar 15.00%, angka amputasi 30.00%, angka
kematian 32.00% dan ulkus diabetika merupakan sebab perawatan rumah sakit
terbanyak sebesar 80.00% untuk diabetes mellitus. Angka kematian dan angka
amputasi masih cukup tinggi, masing-masing sebesar 32.50% dan 23.50%
(Hastuti, 2008).
BWAT (Bates-Jensen Wound Assesment Tool) atau pada asalnya dikenal
dengan nama PSST (Pressure Sore Status Tool) merupakan skala yang
dikembangkan dan digunakan untuk mengkaji kondisi luka tekan. Nilai yang
dihasilkan dari skala ini menggambarkan status keparahan luka. Semakin tinggi
nilai yang dihasilkan maka menggambarkan pula status luka pasien yang semakin
parah. Alat ini akan membantu anda melacak kategori induvidu serta skor
keseluruhan (Pillen et al., 2009).
Dalam penelitian Develop of a Wound Healing index for Cronic Wound ,di
Italy tahun 2012 dengan menbandingkan 8 alat ukur pengukuran luka ,hanya skala
BWAT yang teruji validitas dan rehabilitasnya . Dengan terdiri dari 13 item
pengkajian didalamnya , yaitu : Size, Depth, Edges, Undermining, Necrotic Tissue
Type, Necrotic Tissue Amount, Exudate Type, Exudate Amount, Skin Color
Surrounding Wound, Peripheral Tissue Edema, Pheriperal Tissue Induration,
Granulation Tissue, dan Epithelialisation (EWMA Journals. 2012).
Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan koefisien korelasi Spearman
rank, Kaplan-Meier analisis survival dengan waktu sampai kurva penyembuhan
50 persen, analisis factor menggunakan prinsip metode komponen dan analisis chi
square. Dua penelitian pertama pertanyaan, apakah ada hubungan antara luka dan
penyembuhan luka karakteristik dan luka penyembuhan karakteristik yang paling
prediktif atau penyembuhan luka hasil, yang diperiksa dengan analisis survival
Kaplan-Meier dengan waktu sampai kurva penyembuhan 50 persen dan analisis
chi square. Apakah ada sub-skala hadir dalam PSST dan sejauh yang masingmasing item berkontribusi terhadap total skor PSST itu ditujukan dengan
koefisien korelasi rank dan analisis faktor exploratory menggunakan komponen
utama metode. Semua analisis dilakukan dengan Analisis Statistik System (SAS
) dengan g<0,05 tingkat atau penting untuk apriori kriteria .
Hasil analisis Development of a Pictorial Guide for Traning Nurses di
tinjau dengan 53 foto . 17 adalah foto-foto bru untuk mewakili 10 karakteristik
luka dan jaringan perifer inflamasi dan 36 adalah penggatian foto mereka yang
tidak disahkan dalam tahap dua. Lebih dari satu foto yang digunakan untuk
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
Prediksi