Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2)
dengan rasio H2 : N2 = 3 : 1 . Pada pembuatan amonia yang dilaksanakan pada
industri(PT PUSRI) secara garis besar dibagi menjadi 4 Unit dengan urutan sebagai
berikut :
1. Feed Treating Unit dan Desulfurisasi
2. Reforming Unit
3. Purification & Methanasi
4. Synthesa Loop & Amoniak Refrigerant .
Untuk proses tiap unit dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit
Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa
belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini,
agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit. Untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas
alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam
yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit. Jalannya proses melalui
tahapan berikut :
a. Sejumlah H2S dalam feed gas diserap di Desulfurization Sponge Iron dengan
sponge iron sebagai media penyerap. Persamaan Reaksi :
Fe2O3.6H2O + H2S Fe2S3 6 H2O + 3 H2O
b. CO2 Removal Pretreatment Section
Feed Gas dari Sponge Iron dialirkan ke unit CO2 Removal Pretreatment Section
Untuk memisahkan CO2 dengan menggunakan larutan Benfield sebagai penyerap.
Unit ini terdiri atas CO2 absorber tower, stripper tower dan benfield system.
c. ZnO Desulfurizer
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan sulfur organik yang terkandung dalam feed
gas dengan cara mengubahnya terlebih dahulu mejadi Hydrogen Sulfida dan
mereaksikannya dengan ZnO. Persamaan Reaksi :
H2S + ZnO ZnS + H2O
2. Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas Hidrogen , Nitrogen dan
Karbon Dioksida Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi
untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya. Tahap-tahap reforming unit adalah :
a. Primary Reformer
Seksi ini bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa secara ekonomis
melalui dapur reformer dengan tube-tube berisi katalis nikel sebagai media kontak
feed gas dan steam pada temperature (824 oC)dan tekanan (45 46 kg/cm2)
tertentu . Adapun kondisi operasi acuan adalah perbandingan steam to carbon ratio
3,2 : 1. Persamaan Reaksi :
CH4 + H2O CO + 3 H2 H = - Q
CO + H2O CO2 + H2 H = + Q
Secara overall reaksi yang terjadi adalah reaksi endothermic sehingga
membutuhkan burner dan gas alam sebagai fuel.
b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4 yang cukup
tinggi, yaitu 12 13 %, sehingga akan diubah menjadi H2 pada unit ini dengan
perantaraan katalis nikel pada temperature 1002,5 oC.
Persamaan Reaksi : CH4 + H2O 3 H2 + CO
Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan sebesar 0.34 %
mol dry basis. Karena diperlukan N2 untuk reaksi pembentukan Amoniak maka
melalui media compressor dimasukkan udara pada unit ini. Persamaan Reaksi :
2H2 + O2 2H2O
CO + O2 2CO2
3. Purification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu
di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan
baku Pabrik Urea. Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum
gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator. Tahap-tahap proses Purification dan methanasi adalah sebagai berikut :
a. High Temperature Shift Converter (HTS)
a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan dipisahkan
kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke Amoniak
Converter dengan katalis promoted iron. Persamaan Reaksi :
3H2 + N2 2NH3 .
Kandungan Amoniak yang keluar dari Amoniak Converter adalah sebesar 12,05-17,2
% mol.
b. Amoniak Refrigerant
Amoniak cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung sejumlah
tertentu gas-gas terlarut. Gas-gas inert ini akan dipisahkan di seksi Amoniak
Refrigerant yang berfungsi untuk Mem-flash amoniak cair berulang-ulang dengan
cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk melepaskan gas-gas
terlarut, sebagai bagian yang integral dari refrigeration, chiller mengambil panas
dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan produksi amoniak dari Loop
Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang berbeda di setiap
tingkat refrigeration.
5. Produk Amoniak
Produk Amoniak yang dihasilkan terdiri atas dua, yaitu Warm Ammonia Product (30
oC) yang digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik urea, Cold Ammonia Product
(-33 oC) yang disimpan dalam Ammonia Storage Tank. Blok Diagram sederhana
proses pembuatan ammonia pada PT PUSRI dapat digambarkan pada gambar 5 dan
gambar 6 dihalaman berikut :
Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105
Suhu
a. Reaksi bersifat eksoterm
b. Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan.
c. Kendala:Reaksi berjalan lambat 400-600oC
2.
Tekanan
a. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.
b. Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.
c. Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan faktor
keselamatan 150-300 atm
3.
Konsentrasi
Katalis
Katalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju
reaksi secara keseluruhan Fe dengan campuran Al2O3 KOH dan garam
lainnya
Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat
terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai
lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari
spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah
nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah
mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan
mekanisme suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa
katalis. Dengan energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka lebih
banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi
halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah
sehingga laju meningkat. Perbandingan reaksi dengan katalis dan tanpa
katalis dapat dilihat pada gambar dihalaman berikut:
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Suryawan (BUMS) dengan
pemegang saham tunggal adalah Suryawan Pancakusuma.
Pusri didirikan tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama
memproduksi pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas
100.000 ton.
Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per tahun
(Tahun 1992 kapasitasnya dioptimalisasikan menjadi 570.000 ton urea per tahun)
PABRIK AMONIAK
Pabrik amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai hasil utama dan
Cabon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan bahan baku
pabrik urea.
Amonia Sintetik
Amonia kualitas komersial meliputi NH3 cair murni dan yang larut dalam air dengan
konsentrasi 28 %NH3. Transportasi bahan ini sebagian besar memakai tangki
silinder dan sebagian lagi ada yang langsung disalurkan melalui pipa. Belakangan
ini pemakaian pipa mulai berkembang pesat, terutama dari pusat produksi ke pusat
distribusi yang keseluruhan panjangnya bisa mencapai 1.000 Km[1].
Reaksi dan keseimbangan
2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g)
Karena molekul produk amonia mempunyai volum yang lebih kecil dari jumlah
volum reaktan maka keseimbangan akan bertambah ke arah amonia dengan
peningkatan tekanan. Peningkatan suhu reaksi menyebabkan memberikan efek
yang sebaliknya terhadap keseimbangan karena reaksi bersifat eksotermis, namun
memberikan efek positif terhadap laju reaksi. Maka dari itu perlu dihitung suhu
optimal agar menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Laju dan katalis reaksi
Agar peralatan dapat dibuat sekompak mungkin, maka perlu dipikirkan pemberian
katalis agar laju reaksi dapat berjalan dengan cepat karena reaksi hidrogen dan
nitrogen berjalan sangat lambat.
Banyak jenis katalis yang digunakan secara komersial di berbagai pabrik, namun
yang umum digunakan adalah katalis besi dengan tambahan banyak promotor
seperti oksida aluminium, zirkonium, silikon dengan konsentrasi 3 % atau oksida
kalium sekitar 1 %.
Prosedur pembuatan
Biaya pembuatan amonia sangat tergantung pada tekanan yang digunakan, suhu
dan katalis selain bahan yang digunakan.
Ammonia
Ammonia merupakan salah satu bahan dasar dalam pembuatan pupuk berbasis N2
secara sintesa. NH3 merupakan rumus molekul yang dihasilkan dari reaksi antara
H2 dan N2. Pada pembuatan urea, amonia merupakan salah satu bahan utama
selain CO2.
Sifat fisik dan kimia ammonia
Ammonia (NH3) merupakan senyawa yang tidak berwarna dan berbau sangat
tajam. Ammonia larut dalam air, garam, ether, dan macam macam alkohol. 1 lb
amonia yang larut dalam air menghasilkan panas sekitar 937 Btu. Larutan ammonia
dalam air membeku pada tempratur 38 OC sampai -40 OC dengan membentuk
jarum kristal.
Tabel karakteristik ammoniaKarakteristik
Rumus molekul
NH3
Berat molekul
17,03 g/gmol
Titik didih
-33,35oC
Titik beku
-77oC
Temperatur kritik
-133oC
Tekanan kritik
1657 Psia
Nilai
Kelarutan dalam air pada 1 atm 42,8 (0oC), 33,1 (20oC), 14,1 (60o
Sejarah pembuatan ammonia
Pada tahun 1789 C.L. Barthelot menemukan senyawa ammonia yang tersusun atas
Nitrogen dan Hidrogen. Hidrogen murni yang digunakan diperoleh dengan jalan
elektrolisis air, sedangkan nitrogen diperoleh dengan cara destilasi di udara cair.
Sintesa ammonia bertekanan tinggi dikembangkan oleh Fritz Haber (1904-1909),
dimana metodenya mensyaratkan penggunaan katalis yang sesuai. Kemudian pada
tahun 1913 Badishe Anilud Soda Fabric (BASF) yang dipimpin oleh Carl Bosch
memproduksi ammonia atas dasar teori Fritz Haber, dengan mereaksikan gas
nitrogen dan hidrogen yang diperoleh dari batu bara dan direaksikan dengan steam
menggunakan katalis besi dengan tambahan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O sebagai
promotor. Proses sintesa berjalan pada suhu 550 oC dan tekanan sekitar 150 350
atm. Pabrik tersebut memproduksi 30.000 Kg ammonia per hari. Kemudian proses
sintesa ammonia tersebut dikenal dengan proses Haber Bosch, dengan
persamaan reaksinya adalah:
N2(g) + H2(g) 2 NH3(g)
Sumber gas sintesa
Hidrogen untuk proses pembuatan ammonia dapat diperoleh dari hidrokarbon yang
terdapat pada gas alam, coke, maupun besi pijar. Sedangkan gas nitrogen dapat
diperoleh dari udara bebas.
Konsep proses sintesa ammonia
Proses yang paling utama di unit ammonia adalah sintesa gas H2 dan N2 menjadi
NH3 yang terjadi pada seksi ammonia konverter. Kondisi operasi terjadi pada
tempratur 430 500 oC dan tekanan antara 140 150 Kg/cm2 untuk
mempertahankan reaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
N2(g) + 3/2 H2(g) NH3 DH700K = -52,6 kj/mol
Variabel yang mempengaruhi sintesa ammonia
Variabel yang mempengaruhi konversi sintesa ammonia di dalam ammonia
konverter adalah tempratur tekanan, laju alir gas sintesis, perbandingan antara H2
dan N2, jumlah inert serta katalis.
Tempratur
Pengaruh tempratur pada proses pembentukkan ammonia dapat dijelaskan oleh
asas Le Chatelier Jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu kenaikan
tempratur akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah zat yang menyerap
kalor. Reaksi sintesa amonia merupakan reaksi eksotermis:
a.
Berumur panjang
b.
Harganya murah
c.
Mudah di regenerasi
d.
e.
f.
Katalis yang baik digunakan adalah katalis besi dengan penambahan promotor
oksida aluminium, zirkonium ataupun silikon. Komposisi terbaik dari katalis adalah
sebagai berikut:
a.
Al2O3 = 2,3 5 %
b.
CaO
= 2,5 3,5 %
c.
K2O
= 0,8 1,2 %
d.
e.
Katalis dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, namun penurunan aktifitas
katalis dapat terjadi karena adanya racun, seperti O2 yang terdapat dalam air, CO,
CO2, senyawa belerang dan klorin yang merupakan racun bagi katalis promoted
iron.
Mekanisme reaksi sintesa ammonia
Mekanisme reaksi pada sintesis ammonia terdiri dari 3 tahap reaksi homogen yang
terjadi pada katalis heterogen. Mekanisme yang terjadi yaitu adsorpsi zat pereaksi
pada permukaan, reaksi permukaan dan desorpsi, serta zat hasil. Mekanisme reaksi
sintesis ammonia adalah reaksi homogen karena hanya melibatkan satu fase.
Reaksi yang terjadi adalah:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Katalis yang digunakan merupakan fase padat, sedangkan pereaksinya berupa gas.
Reaksi sintesis tersebut terjadi di permukaan katalis, sehingga bila permukaan
katalis telah jenuh dengan gas pereaksi. Maka penambahan konsentrasi selanjutnya
tidak mempunyai arti yang besar.
Macam macam proses sintesa ammonia
A.
Proses Claude
Proses Casale
Proses ini bereaksi pada tekanan antara 500 600 atm, sedangkan untuk
meresirkulasi gas di sekitar sintesis loop menggunakan proses yang sama dengan
proses Haber. Seperti pada proses Claude, tekanan tinggi akan menghasilkan
pendinginan ammonia pada tempratur yang dapat dikontrol melalui air pendingin.
Basis pengendalian panas katalis ini adalah dengan membuang 2 -3 % ammonia di
dalam gas konverter, melalui penurunan laju pembentukkan amonia dan
menghilangkan panas berlebih yang terdapat dalam katalis.
D.
Proses Fauser
Proses ini menggunakan hidrogen hasil elektrolisis dengan sel Fauser dan nitrogen
dari unit udara cair atau unit pemurnian tail gases yang berasal dari menara
absorbsi didalam ammonia oxidation plant. Campuran hidrogen dan nitrogen
dikompresi hingga tekanan 200 300 atm dan setelah melewati pemisahan minyak
(oil separator) akan menuju ke pembakar oksigen (oxygen burner).
Didalam Pembakaran Oksigen, setiap oksigen yang terkandung dalam campuran
gas dicampur dengan hidrogen melalui katalis tembaga. Sehingga air yang
terbentuk dikondensasi melalui pendingin dan dikeluarkan melalui unit pemisah air
(water separator).
E.
Proses Kellog
O2(g) + H2(g)
Gas kemudian dikirim ke secondary reformer. Fungsi dari secondary reformer adalah
sebagai tempat berlangsungnya reaksi reforming. Reaksi yang terjadi sama dengan
reaksi yang terjadi pada primary reformer, tetapi panas yang diperlukan diperoleh
dari pembakaran langsung dengan udara didalam reaktor. Gas dan udara dicampur
dalam mixing zone, dimana terjadi reaksi pembakaran sebagai berikut:
CH4 (g) + O2 (g) CO2(g) + 2H2O(g) DH=-191.73 kkal/mol
2H2 (g) + O2 (g) 2H2O
DH=-57.58 kkal/mol
Untuk memproduksi urea, diperlukan bahan baku NH3 dan CO2. Oleh karena itu,
gas CO yang ada perlu diubah menjadi CO2. Fungsi shift converter adalah sebagai
tempat terjadinya konversi CO menjadi CO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
CO(g) + H2O(g) O2(g) + H2(g) DH=-98 kkal/mol
Unit ini berfungsi sebagi tempat untuk memepersiapkan bahan baku sebelum
masuk ke ammonia converter, yang berupa gas N2 dan H2 sehingga gas-gas lain
yang ada harus dipisahkan dahulu. Gas CO2 yang diperlukan dalam pembuatan
urea diambil dengan cara diserap menggunakan larutan penyerap, kemudian
dilepaskan kembali sehingga diperoleh gas CO2 yang siap untuk umpan reaktor
sintesis urea. Gas CO dan CO2 sisa dapat menyebabkan rusaknya katalis di
ammonia converter, oleh karena itu perlu diubah menjadi CH4 yang tidak meracuni
katalis.
UNIT PROSES AMMONIA
Proses pembuatan ammonia menggunakan teknologi Kellog Brown and Root (KBR)
dari Amerika Serikat dengan desain operasi 1200 MTPD. Bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi ammonia adalah gas alam, steam dan udara
Proses Pembuatan Ammonia terdiri dari beberapa unit, yaitu :
a. Unit persiapan gas umpan baku.
b. Unit pembuatan gas sintesa.
c. Unit pemurnian gas sintesa.
d. Unit sintesa ammonia.
e. Unit pendinginan ammonia.
f. Unit daur ulang ammonia.
g. Unit daur ulang hidrogen.
h. Unit pembangkits team
bahan bakar. Larutan aqua ammonia dari HP ammonia scrubber dan LP ammonia
srubber serta kondensat dari HRU dipanaskan sampai 165oC di Ammonia Stripper
Feed/Effluent Exchanger (61-141-C) lalu dialirkan ke Ammonia Stripper (105-E).
Padacolum n ini terjadi pelepasan ammonia dari aquas ammonia, ammonia yang
telah dipisahkan dikirim kembali ke refrigerant system. Untuk menjaga temperatur
ammonia keluar dari top column dispray ammonia cair dari produk panas melalui
inlet spargerdi top column. Untuk memberi panas ke column digunakan Ammonia
Stripper Reboiler (140-C) dengan menggunakan steam.
Dalam operasi gas memasuki inlet nozzle dan melewati bagian luar hollow fiber.
Hidrogen permeate melalui membran lebih cepat dari pada gas lain. Gas yang akan
di daur ulang memasuki HP prism separator 103-LL1A dan 103-LL1B secara paralel
melalui bottom nozzle dan didistribusikan ke bundle hollow fiber dishell sidenya.
Gas kaya hidrogen permeate lewat melalui pori hollow fiber, melewati internal tube
sheet, dan keluar melalui nozzle outlet. Hidrogen yang keluar dari kedua prism
tersebut merupakan produk high pressure permeate dan dialirkan ke Syn Gas
Compressor 1st Stage Cooler(61-130-C) dengan tekanan 57 kg/cm2g. Aliran tail gas
yang meninggalkan shell side dari HP prism separator di letdown, kemudian
mengalir ke LP prism separator (61-103-LL2A, 2B, 2D, 2E, 2F) untuk proses
pemisahan selanjutnya.Permeate dari LP prism seperator ini merupakan produklow
pressure permeate dan dikirim ke up stream methanator Effluent Cooler (61-115-C)
dengan tekanan 31 kg/cm2g. Tail gas kemudian meninggalkan shell side LP prism
separator dengan kondisi minim hidrogen dan gas non-permeate. Gas non-
permeate terdiri dari inert gas methan dan argon yang di buang dari ammonia
synthesis loop, dan digunakan sebagai bahan bakar diprimary
reformer
Produk steam SX yang dihasilkan sebesar 211 ton/jam digunakan untuk penggerak
turbin Air Compressor (101-JT) sebesar 80 ton/jam dan penggerak turbin Syngas
Compressor (103-JT), selebihnya diturunkan tekanannya menjadi steam SH. Exhaust
dari steam tersebut adalah steam SH bertekanan 42,2 kg/cm2G dan temperatur
510oC, digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin yang lain yaitu :
Turbin Refrigerant Compressor (105-JT) sebesar 21 ton/jam.
Turbin Feed Gas Compressor (102-JT) sebesar 8,84 ton/jam.
Turbin BFW pump (104-JT) sebesar 17,4 ton/jam.
Turbin ID fan (101-BJ1T) sebesar 8,17 ton/jam.
Pengertian
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia
memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan
dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak
dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm
volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai
gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika
terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248
L) harus disertai surat izin
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini
menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di
suhu -33 C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur
amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat
ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau
amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut
diukur dalam satuan baum. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi
biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baum (sekitar 30 persen berat amonia
pada 15.5 C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5
hingga 10 persen berat amonia. Amonia umumnya bersifat basa (pKb = 4.75),
namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa = 9.25).
B.
Sifat-sifat amonia
a. Amonia adalah gas yang tidak berwarna dan baunya sangat merangsang
sehingga gas ini mudah dikenal melalui baunya.
b. Sangat mudah larut dalam air, yaitu pada keadaan standar, 1 liter air terlarut
1180 liter amonia.
c. Merupakan gas yang mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -780C
dan mendidih pada suhu -330 C.
d. Beberapa data penting tentang unsur penyusun senyawa amonia:
Data penting tentang nitrogen:
Dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1, tetapi pada senyawa hibrida
bilangan oksidasi hidrogen -1
C.
Pembuatan amonia
CaC2(s) + CO(g)
CaC2(s) + N2(g)
CaCN2(s) + C(s)
c.
CaCO3(s) + 2NH3(g)
Proses Haber-Bosch
Antara tahun 1908 sampai 1913, Fritz Haber (1868-1934) dari Jerman berhasil
mensintesis amonia langsung dari unsur-unsurnya, yaitu dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Kemudian proses pembentukan amonia ini disempurnakan oleh rekan
senegaranya, Karl Bosch (1874-1940) dengan metode tekanan tinggi sehingga
proses pembuatan amonia tersebut dikenal sebagai proses Haber-Bosch. Proses ini
mendesak proses sianamida karena proses Haber-Bosch adalah proses pembuatan
amonia yang lebih murah. Dalam proses haber-Bosch, bahan baku berupa N2 dan
H2.
-
- H2 diperoleh dari gas alam (metana) yang dialirkan bersama uap air dengan
katalisator nikel pada suhu tinggi dan tekanan tinggi.
CH4(g) + H2O(g)
CO(g) + 3 H2(g)
CO(g) + H2O(g)
CO2(g) + H2(g)
2 NH3(g) H = -92 KJ
Dalam laboratorium
Dalam laboratorium, NH3 dapat di hasilkan dari:
-
3 Mg(OH)2(aq) + 2 NH3(g)
D.
Kegunaan amonia
CO(NH2)2(aq) + panas
(NH4)2SO4(aq)
b.
Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium
klorida, amonium nitrat.
4 NH3(g) + 5 O2(g)
NH3(g) + HCl(aq)
NH4Cl(aq)
NH3(g) + HNO3(aq)
NH4NO3(aq)
c.
4 NO(g) + 6 H2O(g)
NaOCl(aq)
Hidrazin merupakan salah satu senyawa nitrogen yang digunakan sebagai bahan
bakar roket.
d. Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena
amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan
efek pembekuan (J. Goenawan 153-154).
E.
Ikatan amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 yang terdiri dari 3 atom
hidrogen (H) dan 1 atom nitrogen (N). Untuk membuat ikatan kimia pada senyawa
amonia pertama kali harus di tentukan dahulu elekron valensi pada atom hidrogen
(H) dan atom nitrogen (N).
Untuk mendapat elektron valensi pada atom hidrogen dan atom nitrogen melalui
suatu konfigurasi elektron yaitu:
Hidrogen (H) mempunyai nomor atom 1 dengan konfigurasi elektron : 1, dan
mempunyai elektron valensi 1.
Nitrogen (N) mempunyai nomor atom 7 dengan konfigurasi elektron : 2; 5, dan
mempunyai elektron valensi 5.
Kesimpulan
Saran
Dari keseluruhan makalah ini penulis di sarangkan bahwa dalam penulisan makalah
senyawa amonia ini, masih banyak kekurangan yang ada maka penulis mengharap
saran dan kritikan dari para pembaca (dosen, kakak semester serta teman serekam)
sangat di harapkan untuk penulis dari penyempurnaan makalah berikutnya atau
masa yang akan datang.
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur nonlogam,
dan gas yang paling banyak di atmosfir bumi (sekitar 78%). Nitrogen merupakan
unsur yang relatif stabil, tetapi dapat membentuk isotop-isotop yang 4 diantarnya
bersifat radioaktif. Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas N2 yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak beracun. Pada suhu yang rendah
nitrogen dapat membentuk cairan atau bahkan Kristal padat yang tak berwarna
(bening). Selain itu nitrogen juga terdapat dalam bentuk senyawa nitrat, amonia,
protein dan beberapa mineral penting seperti (KNO3) dan senyawa chili (NaNO3).
Hidrogen merupakan unsur sangat ringan dan di alam berada dalam bentuk gas H2,
air (H2O), senyawa-senyawa organik dan isotop-isotop protium , deuterium , dan
tritium yang terdapat pada reaksi inti di matahari dan bintang-bintang.