Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PENGAPIAN MOBIL

Tujuan Sistem Pengapian

Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan


percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran
udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional

Fungsi bagian-bagian komponen Baterai

Baterai

Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.

Ignation Coil

Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi


yang diperlukan untuk pengapian.

Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang


dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke
busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian.

Bagian-bagian ini terdiri dari:

Cam (nok)

Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk
masing-masing selinder.
Kontak point

Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari


ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
Capasitor (condensor)

Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada
Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
Centrifugal governor advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

Vacuum Advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake


manifold)
Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil
ke tiap-tiap busi.
Distributor Cap

Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan


tinggi untuk masing- masing selinder.

Kabel tegangan tinggi

Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.

Busi

Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api


melalui elektroda.

Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen Pengapian


Coil Pengapian

Konstruksi

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis
logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder,
yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus
dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan
ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena
tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan
insolator tambahan diberikan di bagian dasar.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal,
di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder.
Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer
berubah tergantung pada penggunaannya.

Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil


menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi
untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine.

Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada
waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir
dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan
tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis
logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder,
yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus
dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan
ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena
tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan
insolator tambahan diberikan di bagian dasar.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal,
di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder.
Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer
berubah tergantung pada penggunaannya.

Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil


menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi
untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine.

Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada
waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir
dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan
tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang


ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

Lilitan Sekunder Coil


Lengan Rotor Distributor
Tutup Distributor
Busi-Busi

Cara Kerja Pengapian induktif

Cara Kerja Kontak Poin tertutup


Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk
medan magnit, metalui kontak poin ke massa.

Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup

Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran
arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan
menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan
sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel
coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus
keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada
kecepatan engine.

Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka

Kondensor

Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poinpoin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat poin-poin terpisah.

Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masingmasing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung
dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat
dihubungkan dengan satu kawat
sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam
distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:


Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut
sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus

Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit

Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:

Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong


arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak
dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya
tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.

Cara Kerja Kondensor


Tahap 1. Poin Tertutup

Kondens

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop


MenunjukkanTegangan Kondensor

Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup.
Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop
mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian
kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.

Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan


Kondenwr Naik

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder.


Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan
tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan
menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor
akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor


turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan


mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa
medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan
menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan
magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang
berlawanan

Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop

Pengosongan Kondensor

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada


lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer
beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor
melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek
osilasi.

Pengendali Pengapian Sentrifugal

Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine


naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua
buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor.
Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar
dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar
ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas
dan akhirnya memajukan bubungan kontak point.

Titik Putar

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis


Sentrifugal

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat


pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan
bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini
membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan
kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.

Pengendali Pengapian Vacuum

Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh


tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah
sesuai kecepatan pembakaran.

Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar
dengan sangat cepat sewaktu di sulut

Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan


terbakar dengan lambat

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine,


jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah
kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan
demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja
engine.

Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit


diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan
sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator
melalui selang vacuum.

Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak
poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman
saluran masuk engine.

Cara Kerja

Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat


kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup
throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle
akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap
diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.

Catatan:

Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara


otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian
pada setiap rentang kerja engine.

Sudut Dwell

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat


kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil
pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan
waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar
mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya.
Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder
agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi.

a.

b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell

Keterangan:

Kontak Poin Tertutup


Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang
sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih
cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.

Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n.

n = jumlah selinder.

Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin
menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan
kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin
terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut
dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan
membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh
kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran
yang jelek.

Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh
busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran
bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.

Konstruksi busi

Gambar 14. Konstruksi Busi

Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan
samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang
kemudian akan melompat menuju elektroda samping.
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan
elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari
elektroda tengah ke elektroda samping.

Nilai panas busi

Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan


sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih
banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin,
sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi
panas.

Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena


permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi
panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur
elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.

Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan


permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan
panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya
temperatur elektroda tengah menjadi naik.

Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi,
semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai
panas busi.

Anda mungkin juga menyukai