Radiografi lateral prone cross-table memberikan gambaran yang sama atau terkadang
lebih baik, dibandingkan dengan invertogram, untuk mendemonstrasikan tingkat atresia ani
pada neonatus. Pengaturan posisi yang mudah, kerjasama yang lebih baik dari pasien, dapat
menyingkirkan efek gravitasi, dan penggambaran bayangan gas rektum yang lebih baik
merupakan keuntungan dari tampilan lateral prone. Diantara 45 kasus yang dibandingkan,
temuan yang sama tercatat pada 37 kasus, tetapi pada delapan bayi tingkat atresia rektal lebih
caudal pada radiografi dengan posisi prone jika dibandingkan dengan pada tampilan
invertogram.
Pada evaluasi radiografi dari neonatus dengan imperforata anus, invertogram, pertama
kali digambarkan oleh Wangensteen dan Rice [1], telah teuji oleh waktu. Pentingnya
kehatian-hatian pada penggunaan teknik dan pencegahan hal yang tidak diduga pada
interpretasi telah didokumentasikan dengan baik [2,3]. Karena rectum merupakan bagian
tertinggi dari usus pada posisi prone/telungkup [4], evaluasi bayangan gas rectum pada
tampilan lateral prone cross-table akan membantu dalam membedakan lesi supralevator dari
lesi translevator. Penelitian kami dilakukan untuk menguji hipotesis dan mempertimbangkan
apakah radiografi dengan posisi lateral prone, yang memiliki kelebihan dari invertogram
konvensional, dapat menggantikan invertogram dalam mendiagnosis malformasi anorektal.
Subjek dan Metode
Penelitian prospektif kami terdiri dari 45 neonatus dengan imperforate anus, yang telah
dikonfirmasi oleh Departemen Bedah Anak pada Program Pascasarjana Intitute Pendidikan
dan Penelitian Medis, Chandigarh (India), dari Januari 1981. Bayi-bayi tersebut dievaluasi
secara radiologis dengan invertogram (gambar 1A dan 2A) dan juga dengan radiografi lateral
prone cross-table (gambar 1B dan 2B), yang diperoleh secara simultan dari masing-masing
pasien. Informed consent telah diperoleh dari para orang tua. Kami tidak menggunakan
penanda kulit dari jenis apapun. Yang harus diperhatikan dengan hati-hati adalah memberikan
waktu yang cukup setelah bayi lahir untuk udara mencapai rectum dan menempatkan bayi
selama 3 menit dalam posisi terbalik dilakukan secara rutin pada invertogram. Bayi
1
diletakkan dalam posisi telungkup dengan fleksi pada pinggul dan dipertahankan dalam
posisi genupectoral ini selama 3 menit untuk mendapatkan radiografi lateral prone yang
berpusat pada trochanter mayor seperti pada invertogram. Tekanan berlebihan pada perut
dihindari selama prosedur ini.
Hasil
Dalam hal jenis tinggi, menengah, dan rendah, tidak ada perbedaan dalam interpretasi
tingkat atresia 2ectum pada 43 kumpulan hasil radiografi (kelainan jenis tinggi pada 21,
menengah pada 18, dan rendah pada 4). Dua kasus lainnya diinterpretasikan sebagai jenis
tinggi dan menengah pada invertogram, tetapi sebagai jenis menengah dan rendah, masingmasing, pada hasil lateral prone.
posisi terbalik. Sembilan dari 15 bayi secara klinis terbukti memiliki hubungan saluran
rektourinari yang ditunjukkan dengan adanya pasase/aliran meconium melalui uretra sebelum
dekompresi.
Hasil radiografinya ditinjau oleh konsultan radiologis, dan tingkat bayangan gas rectum
dievaluasi menurut penunjuk tulang dari garis pubococcygeal dan titik ischial [2]. Jarak
bayangan gas rectum dari garis pubococcygeal juga diukur. Pada kelainan jenis tinggi dan
menengah, pembuktian terakhir dari tingkat bayangan gas rectum menggunakan pemeriksaan
barium pada distal putaran kolon, setelah kolostomi neonatal.
Diskusi
Pada pengelolaan neonatus dengan imperforate anus, perbedaan antara lesi dimana
rectum berakhir diatas levator ani dan lesi dimana rectum meluas dibawah tingkat ini sangat
penting dalam merencanakan jenis penatalaksanaan bedah yang akan diambil. Evaluasi
bayangan gas rectum berdasarkan penunjuk tulang, seperti garis pubococcygeal, titik ischial,
dan garis M dari Cremin [5] pada invertogram merupakan pemeiksaan yang sangat berguna
untuk menurunkan tingkat anomaly/kelainan. Informasi yang sama dapat diperoleh dari
tampilan radiografi lateral prone cross-table daripada menggunakan invertogam. Terdapat
beberapa keuntungan tertentu yang dapat kita temukan pada posisi lateral prone:
1. Memposisikan pasien pada posisi prone/telungkup, fleksi pada pinggul dan genupectoral
jauh lebih mudah dan menghemat waktu, dibandingkan dengan posisi yang diperlukan
untuk invertogram dengan penyangga dan pita perekat. Hal ini merupakan keuntungan
utama jika dibandingkan dengan invertogram tradisional.
2. Kebanyakan waktu, bayi tetap menangis selama invertografi yang akan menyebabkan
kontraksi dari penyangga puborektalis dan karena itu rectum yang lebih rendah tidak akan
terlihat, menyebabkan terjadinya penilaian yang salah mengenai jenis malformasi [2].
Bayi biasanya lebih tenang dan santai pada posisi genupectoraal, dan perpanjangan
bayangan gas rectum akan terlihat pada radiografi. Tampilan yang lebih baik dari
bayangan gas rectum pada tampilan lateral prone pada beberapa kasus kami mungkin
desebabkan karena hal ini
3. Rectum
dapat
tertarik
kearah
kepala
karena
gravitasi
pada
posisi
terbalik,
menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dari bayangan gas jika dinilai berdasarkan
penunjuk tulang (Rhoads mengutip dalam [2]). Hal ini dapat dihindari pada posisi lateral
prone.
4. Pada kelainan dimana terdapat fistula dengan saluran kemih atau saluran genitalia, fistula
ini menjadi bagian tertinggi dari rectum pada invertogram dan gas dari rectum mungkin
keluar, sehingga rectum kurang berdistensi/menggembung [3]. Pada posisi lateral prone,
fistula berada pada posisi terendah dan peluang untuk mengalami distensi rectum yang
lebih baik menjadi lebih tinggi, sehingga penggambaran bayangan gas rectum lebih baik.
(gambar 3). Hal ini didukung dengan fakta bahwa Sembilan bayi dengan hubungan
saluran rektourinari telah menunjukkan penggambaran bayangan gas rectum yang lebih
baik pada tampilan radiografi lateral prone.
Hasil kami menunjukkan pada sekitar 18% (8/45) dari kasus, tingkat bayangan gas
rectum 1-4 mm lebih rendah pada tampilan letaral prone jika dibandingkan dengan tampilan
invertogram. Pada penelitian kami, keputusan terapi yang diubah hanya terdapat pada satu
kasus: kelainan tampak sebagai lesi jenis menengah pada invertogram dan harus ditangani
dengan kolostomi, tetapi kelainan tampak lebih rendah pada tampilan lateral prone sehingga
anoplasti harus dilakukan sebagai ganti kolostomi. Hal ini tentu merupakan bukti bahwa
setidaknya terdapat nilai yang sama dari dua jenis radiografi untuk praktek sehari-hari dan
terkadang
terdapat
keunggulan
dari
penggunaan
radiografi
lateral
prone.
Kami