OLEH:
Dr. Maufur, M.Pd.
NIP. 195602261982031001
Renie Tri Herdiani, S.Psi., M.Pd.
NIPY. 20762551983
Agus Maemun, S.Pd.I, M.Pd.
1.
Judul
Strategi
Program
Pengembangan
3.
Peneliti
a. Nama
b. Jenis kelamin
Laki-laki
c. NIP
195602261982031001
d. Jabatan/Golongan
Lektor Kepala/Iva
e. Fakultas/Prodi
f. Perguruan Tinggi
g. Alamat Kantor/Telp/Fks
Jl.Halmahera Km.1Tegal
4.
4 bulan
5.
Pembiayaan
Rp. 2.000.000.
Tegal,
Februari 2014
Mengetahui
Dekan FKIP
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Identitas dan Pengesahan ........................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Lampiran .......................................................................................................v
Prakata .................................................................................................................... vi
Abstrak .................................................................................................................. vii
BAB 1
PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Pendahuluan .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................6
1.3.1 Tujuan ......................................................................................6
1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................6
BAB 2
BAB 3
iii
BAB 4
BAB 5
PENUTUP .............................................................................................36
5.1 Simpulan ..............................................................................................36
5.2 Saran .....................................................................................................37
5.2.1 Bagi Sekolah ..............................................................................37
5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya .......................................................37
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar. Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian ini selalu
melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terimakasih kepada:
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi riil Sekolah Ramah Anak di
lingkungan SMA se Kota Tegal dan untuk menemukan strategi program
pengembangan Sekolah Ramah Anak yang sesuai dengan kondisi Kota Tegal.
Popupasi penelitian ini mencakup semua guru dan pesera didik di lingkungan
SMA se Kota Tegal sejumlah 5738 dengan rincian jumlah guru sebanyak 425 dan
peserta didik sejumlah 5313. Adapun jumlah sampel 43 guru dan 531 peserta
didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket,
wawancara dan observasi. Selanjutnya dianalisis dengan deskriptif prosentase dan
cara berfikir induktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan
sekolah ramah anak di lingkungan SMA Kota Tegal belum sepenuhnya
dilaksanakan meskipun sudah dimaksimalkan Adapun strategi yang digunakan
dalam mengembangkan strategi sekolah ramah anak memuat 4 unsur yaitu:
perencanaan program sekolah yang sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik,aspek sarana dan prasarana yang memadai dan
sekolah juga menjamin hak partisipasi anak. Oleh krena itu disarankan sekolah
untuk lebih mengupayakan terwujudnya program sekolah ramah anak yang
berstandar pendidikan nasional dan perlu dilakukan penelitian lebih luas dan
mendalam.
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh
karena itu setiap warga Negara wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun
pendidikan tinggi, hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang pendidikan
dengan tujuan untuk menekan tingginya angka buta huruf. Ironisnya sistem
pendidikan di Indonesia masih bobrok, selain tingginya angka buta huruf, putus
sekolah, minimnya pembiayaan, dan rendahnya kualitas pendidikan sehingga
kesulitan mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) dan EFA
(Education for All), kekerasan dalam pendidikan menjadi problem terselubung
yang bila tidak diselesaikan akan menjadi masalah serius untuk pendidikan
Indonesia. Kekerasan dalam pendidikan bagaikan puncak gunung es atau dengan
kata lain kekerasan dalam pendidikan merupakan masalah yang tidak pernah
tersentuh.
Pendidikan dan pengajaran memang tidak identik dengan kekerasan,
baik di masa yang lalu maupun sekarang ini. Akan tetapi kekerasan sering kali
dihubung-hubungkan dengan kedisiplinan dan penerapannya dalam dunia
pendidikan. Istilah tegas dalam membina sikap disiplin pada anak didik,
sudah lazim digantikan dengan kata keras. Kekerasan-kekerasan yang
dilakukan oleh guru kepada siswa seperti dilempar penghapus dan penggaris,
dijemur di lapangan, dan dipukul. Di samping itu siswa juga mengalami
kekerasan psikis dalam bentuk bentakan dan kata makian, seperti bodoh,
goblok, kurus, ceking dan sebagainya.
Selain itu, kasus-kasus kekerasan pendidikan yang kita ketahui
dari berita-berita yang menyiarkan pelecehan oleh guru terhadap sejumlah
muridnya, kemudian dilanjutkan dengan tawuran dan konflik fisik yang
melibatkan siswa SMA maupun mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di
Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Unicef pada tahun 2006 di Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara mengungkapkan bahwa hampir 80% guru
pernah memberikan sanksi berupa hukuman termasuk hukuman secara verbal
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa sebagian besar tindakan
kekerasan pada anak dilakukan oleh orang-orang di sekitar anak-anak termasuk
orang tua, guru, dan teman-temanya.
(Http//www.unicef.org/child_friendly_school_manual/040809).
Selain
itu
teman sekelas (42 persen), guru (29,9 persen) dan teman lain kelas (28
persen).(Http://voaindonesia.com/a/1474872.html).
Selanjutnya hasil survei yang dilakukan Center for Public Mental Health
(CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan
semakin tinggi kasus kekerasan di sekolah. Kemudian perasaan tidak puas para
siswa
terhadap
situasi
kehidupan
di
sekolah
juga
tinggi.
Di luar itu, ditemukan masalah kesehatan mental dan psikososial dalam tingkat
sedang dari sepertiga responden,(ungkap Ketua Divisi Pendidikan CPMH, Prof.
Dr. Amitya Kumara dalam seminar 'Toward School Well Being' di Fakultas
Psikologi, di Bulaksumur, Yogyakarta, Sabtu (21/5/2011). Survei tersebut
dilakukan terhadap siswa SMA dan SMK di empat kota besar di Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Sedang permasalahan siswa SMP dan SMA lebih menonjol
pada permasalahan motivasi dan permasalahan yang berkaitan dengan konsep
diri dan hubungan sosial. Kemudian berdasarkan hasil laporan praktik kerja
profesi mahasiswa psikologi, kasus pendidikan yang ditemukan di tingkat TK
hingga SMA sepanjang 2008-2011 menunjukkan di tingkat pendidikan TK
lebih banyak ditemukan permasalaham perilaku sebanyak 34%. Selanjutnya di
tingkat SD lebih banyak ditemukan kasus permasalahan kognitif. Sedangkan di
tingkat SMP dan SMA, banyak ditemukan permasalahan motivasi 32,8% dan
permasalahan sosial 26,1 %. Sementara itu Amrullah Sofyan dari Plan
Indonesia menambahkan hasil survei terhadap 300 anak SD, SLTP dan SLTA
di dua kecamatan di Bogor. Sebanyak 15,3% siswa SD, 18% Siswa SLTP dan
16% siswa SLTA mengaku sering mendapat perlakuan tindak kekerasan di
sekolah. Pelaku kekerasan di sekolah dilakukan oleh Guru 14,7% dan sesama
teman di sekolah 35,3%.
(http://news.detik.com/read/2011/05/21/165046/1643957/10/kasus-kekerasandi-sekolah-kian-meningkat).
Kemudian penelitian di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Pemalang
mulai bulan Juni 2012 yang lalu, menunjukkan hasil pemetaan bentuk
kekerasan di Sekolah dalam rangka pengembangan Sekolah Ramah Anak
(SRA) dengan konsultasi guru dan siswa, menunjukan adanya kekerasan
terhadap siswa di SD/MI, SMP/MTs maupun SLTA baik kekerasan fisik, psikis
maupun seksual yang dilakukan oleh guru, teman termasuk kakak kelas,
maupun penjaga sekolah, orang tua dan orang di sekitar sekolah,
Kasus kekerasan terhadap anak hingga kini masih marak terjadi di
beberapa daerah, termasuk di Kota Tegal. Bahkan sesuai data dari Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) Puspa Tegal selaku lembaga perlindungan ibu dan
anak tercatat jumlah kekerasan terhadap anak setiap tahun mengalami
peningkatan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemajuan
perkembangan teknologi, pola asuh yang salah, ketidakpedulian orang tua
terhadap anak. Berikut contoh kasus kekerasan yang ada di Kota Tegal, kasus
kekerasan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP di Kota Tegal pada bulan
Februari lalu dan pelakunya adalah lima orang temannya sendiri.
(http://www.suaramerdeka.com/vl/index.php/read/news/2013/03/04/147762/
Kasus-Kekerasan-Terhadap-Anak-di-Tegal-Semakin-Marak).
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
1.3
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
orang tua. Mereka bekerja keras demi masa depan anak-anaknya. Mereka ingin
segala sesuatu yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam memilih pendidikan.
Namun hal ini terkadang justru menjadi beban yang berat bagi anak. Anak sering
menjadi
pelampiasan
obsesi
orang
tua
yang
belum
tercapai
serta
b.
c.
Partisipasi Masyarakat
1) Terfokus pada keluarga
a. Bekerja untuk memperkuat keluarga sebagai pemberi asuhan bagi
anak.
10
b.
Metode Pembelajaran:
Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang
mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi
lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan
teman siswa lain. Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh
penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Misalnya: belajar
tidak harus di dalam kelas, guru sebagai fasilitator proses belajar
menggunakan alat bantu untuk meningkatkan ketertarikan dan kesenangan
dalam pengembangan kompetensi, termasuk lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar (pasar, kebun, sawah, sungai, laut, dll).
11
c.
d.
e.
Penataan Kelas;
Murid dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan ilustrasi yang
menggambarkan ilmu pengetahuan, dll. Penataan bangku secara klasikal
(berbaris ke belakang) mungkin akan membatasi kreatifitas murid dalam
interaksi sosial dan kerja dikursi kelompok, Murid dilibatkan dalam
menentukan warna dinding atau dekorasi dinding kelas sehingga murid
menjadi betah di dalam kelas, Murid dilibatkan dalam memajang karya
murid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan buku sehingga artistik dan menarik
serta menyediakan space untuk baca (pojok baca). Bangku dan kursi
sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak Indonesia serta
mudah untuk digeser guna menciptakan kelas yang dinamis.
12
f.
Lingkungan Kelas
Murid dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam menciptakan
lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran,
majalah dinding, taman kebun sekolah), Tersedia fasilitas air bersih, higienis
dan sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas kesehatan, Fasilitas sanitasi
seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak, Di
sekolah diterapkan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan
kesehatan. Kebijakan/peraturan ini disepakati, dikontrol dan dilaksanakan
oleh semua murid (dari-oleh-dan untuk murid).
13
sekolahnya. Tujuannya agar terjadi dialektika antara nilai yang diberikan oleh
pendidikan kepada anak.
d. Para pendidik tidak perlu merasa terancam dengan penilaian peserta didik
karena pada dasarnya nilai tidak menambah realitas atau substansi para obyek,
melainkan hanya nilai. Nilai bukan merupakan benda atau unsur dari benda,
melainkan sifat, kualitas, suigeneris yang dimiliki obyek tertentu yang
dikatakan baik. (Risieri Frondizi, 2001:9)
e. Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak
dalam keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan
dari realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman
bahwa ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan riil.
Keterbatasan jam pelajaran dan kurikulum yang mengikat menjadi kendala
untuk memaknai lebih dalam interaksi antara pendidik dengan anak. Untuk
menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus diluar jam
sekolah yang berisi sharing antar anak maupun sharing antara guru dengan
anak tentang realitas hidupnya di keluarga masing-masing, misalnya: diskusi
bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang tua ketika mereka
mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan orang tua
terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam sebuah
materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi
pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak
dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua
(Yulfita, 2000:22).
14
15
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus
selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis
menurut fitrahnya masing-masing (Madyo Ekosusilo, 1993: 20). Sebagai individu
yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan fitrahnya.
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di
atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah
karakteristik, diantaranya:
1.
Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang
khas, sehingga ia meruoakan insan yang unik.
2.
Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik
tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik
yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahykan pada
penyesuaian dengan lingkungannya.
3.
4.
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperi Siswa, Mahasiswa,
Warga Belajar, Palajar, Murid serta Santri.
16
Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan
perguruan tinggi
Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang
mengikuti pendidikan formal tingkat menengah maupun tingkat atas,
Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal,
khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang berbasiskan agama islam.
Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan pendidik
terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh dan sebesar apapun
bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap
kemungkinan peserta didik untuk di didik. Sesuai dengan fitrahnya manusia
adalah makhluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang
tidak mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau
buruk.
2.3
kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang yang dewasa. Masa remaja
sering dikenal denga masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai
dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
17
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
3.1.1
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Se-Kota Tegal.
3.1.2
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta didik di lingkungan SMA se
kota Tegal sejumlah 5738 dengan rincian jumlah guru sebanyak 425 dan peserta
didik sejumlah 5313. Berdasarkan jumlah populasi yang lebih dari 100 buah,
Arikunto (1998:133) mengatakan bahwa sampel yang digunakan bisa 10-15%.
Dalam penelitian ini menggunakan 10% dari populasi yang ada untuk guru dan
peserta didik.
19
3.1.3
Desain Penelitian
TEKNIK
PENGUMPU
LAN DATA
PELAKSANAAN
PENDIDIKAN
DI KOTA TEGAL
STRATEGI PROGRAM
PENGEMBANGAN
SEKOLAH RAMAH ANAK
3.1.4
RANCANGAN PROGRAM
SEKOLAH RAMAH ANAK
(INKLUSIF, SEHAT, AMAN,
PROTEKTIF, PARTISIPASI
MASARAKAT)
CIRI-CIRI:
SIKAP, METODE, PROSES,
KETERLIBATAN PESERTA
DIDIK, LINGKUNGAN KELAS
3.1.5
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif dan
kualitatuf berfikir induktif.
20
BAB 4
HASIL PENELITIAN
21
kekerasan psikis yang dilakukan oleh guru, yaitu pada saat ada peserta didik yang
menanyakan pulangnya bebas karena habis melaksanakan ujian bahasa Inggris,
langsung dimarahi di depan umum dan dengan cacimaki. Kemudian pada saat
guru minta tolong petugas kebersihan melakukan sesuatu, itupun dilakukan
dengan nada yang tidak enak apalagi dilakukan di depan peserta didik. Selain itu
tempat parkir peserta didik pun masih terlihat kurang rapi, penataan kendaraan
yang tidak pada tempatnya dikarenakan masih ada sekolah yang kurang
menyediakan tempat parkir kendaraan peserta didik. Kemudian ada beberapa
sekolah yang lingkungannya tidak kondusif/ramai dan kurang nyaman disebabkan
bau menyengat tidak sedap, mushola kotor, ruang laboratorium kecil dan
sederhana, ruang perpustakaan kecil dan bukunya sedikit pula, serta masih banyak
lagi lainnya.
Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa
sekolah yang belum menunjukkan sekolah ramah anak. Untuk lebih meyakinkan
lagi kemudian peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah peserta didik dan
guru. Hasil wawancara dengan peserta didik menujukkan bahwa masih ada sikap
yang kurang menyenangkan dari beberapa guru maupun staf, sebagian peserta
didik pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan seperti dimarahi,
dipermalukan karena tidak bisa mengerjakan soal atau ulangan dapat nilai jelek,
membayar iuran telat, berangkat sekolah terlambat. Selain itu fasilitas sekolah
juga kurang maksimal seperti kantin yang kecil sehingga kalau mau membeli jajan
selalu berdesakan, ruang perpustakaan sempit dan bukunya sedikit, tempat parkir
kecil, ruang kelas kurang menyenangkan terlihat kotor, meja kursi ada yang sudah
22
Frekuensi
Prosentase
Katagori
102 - 120
83 - 101
64 82
45 63
25 - 44
Jumlah
5
114
327
69
16
531
0.9%
21.5%
61.6%
13%
3%
100%
Sangat Sesuai
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
23
mengakui melakukan tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis dengan alasan
karena emosi yang kadang tidak terkontrol, ada juga yang mengatakan kalau
peserta didik tidak diberi kekerasan maka biasanya peserta didik tersebut akan
menyepelekan
tugas-tugas
yang
diberikan
oleh
Bapak/Ibu
guru
yang
Frekuensi
Prosentase
Katagori
87 - 95
78 - 86
69 - 77
60 - 68
51 - 59
Jumlah
4
20
9
8
2
43
9.3%
46.5%
20.9%
18.6%
4.7%
100%
Sangat Sesuai
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
24
b.
itu, penciptaan lingkungan yang bersih, akses air minum yang sehat, bebas
dari sarang kuman, dan gizi yang memadai merupakan faktor yang penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
c.
d.
Sekolah juga harus menjamin hak partisipasi peserta didik. Adanya forum
anak, ketersediaan pusat-pusat informasi layak anak, ketersediaan fasilitas
kreatif pada peserta didik, ketersediaan kotak saran kelas dan sekolah,
ketersediaan papan pengumuman, ketersediaan majalah atau koran anak.
Sekolah hendaknya memungkinkan peserta didik untuk melakukan sesuatu
yang meliputi hak untuk mengungkapkan pandangan dan perasaannya
terhadap situasi yang memiliki dampak pada dirinya.
Sekolah yang ramah anak merupakan institusi yang mengenal dan
26
4.2.2
27
memiliki sikap setia kawan dan lulusan memiliki sikap bangga terhadap
sekolah dan almamater.
2.
Standar Isi
Standar ini merupakan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang memuat
beban belajar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan atau kurikulum yang
terbaru, kemudian dimuat dalam kalender pendidikan atau kalender
akademik. Dalam standar isi mencantumkan pelaksanaan Sekolah Ramah
Anak dan dasar hukum mencantumkan Undang-Undang Perlindungan Anak
(UUPA).
3.
28
Standar Proses
Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berperan aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat,
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Paling tidak ada beberapa
ciri yang harus dimiliki apabila suatu ketika ingin menjadi Sekolah Ramah
Anak yaitu:
a. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan.
b. Memberi bantuan berupa sandang seperti seragam, sepatu, tas, buku dan
lain-lain. Juga tersedia fasilitas kesehatan sebagai bentuk bantuan pangan.
c. Memberi ruang kepada peserta didik untuk berkreasi, dan partisipasi sesuai
dengan tingkat umur dan kematangannya.
29
30
31
perpustakaan,
ruang
UKS,
ruang
Laboratorium,
tempat
Standar Pembiayaan
Dalam standar pembiayaan, paling tidak ada tiga unsur yang perlu
diperhatikan agar sekolah dikatakan sebagai sekolah ramah anak yaitu:
a. Peserta didik tidak dilibatkan dalam urusan keuangan yang terkait dengan
kewajiban orang tua/ wali murid.
32
b. Infaq tidak digunakan untuk alasan mencari dana tambahan (tidak ada
tekanan dan sindirian bagi peserta didik yang tidak mampu memberi
infaq).
c. Program wisata dibahas secara transparan dengan orang tua murid dan
peserta didik (disinyalir ada unsur paksaan).
7. Standar Pengelolaan
1. Tata tertib guru dipajang agar peserta didik dapat membaca.
2. Sanksi yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar tata tertib,
disepakati antara guru, peserta didik dan orang tua pada awal tahun
pelajaran.
3. Penerapan konsekuensi logis bagi pelanggaran tata tertib, contoh penerapan
poin.
4. Pemberian reward disosialisasikan kepada masyarakat sekolah pada awal
tahun pelajaran.
5. Program sekolah/kebijakan sekolah disosialisasikan kepada masyarakat
sekolah.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penlitian pendidikan merupakan standar nasional penilaian pendidikan
tentang mekanisme prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta
didik, diantaranya:
a.
33
b.
c.
d.
e.
f.
ramah anak, maka guru harus mampu menciptakan suasanan pembelajaran yang
kondusif. Maka disinilah guru memiliki peran yang sangat strategis. Dari hasil
analisis dan diskusi dengan beberapa guru SMA di Kota Tegal maka, peranan
tersebut adalah:
1.
Guru sebagai fasilitator, yaitu memberi akses ke sumber belajar, alat dan
bahan serta program kerja.
2.
3.
4.
5.
34
6.
7.
8.
Konsekuensi Logis
logis
berkaitan
dengan
perilaku salahnya.
masa depan.
35
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari hasil pengumpulan dan analisis data diperoleh simpulan sebagai
berikut: Pertama, menunjukkan bahwa program sekolah ramah anak di SMA kota
Tegal belum sepenuhnya dilaksanakan meskipun sudah dimaksimalkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan angket menyebutkan bahwa sebagian besar
peserta didik menganggap pelaksanaan sekolah ramah anak belum sesuai karena
masih banyak sarana dan prasarana yang kurang mendukung selain itu peserta
didik juga masih sering mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan baik
secara fisik maupun psikis. Hal tersebut juga diakui oleh sebagian guru meskipun
sebenarnya dari pihak sekolah sudah mengupayakan program sekolah ramah anak.
Pernyataan tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti,
salah satunya tentang fasilitas yang kurang memadai baik di sekolah swasta
maupun sekolah negeri. Fasilitas bukan hanya sebagai penentu kriteria sekolah
ramah anak, sikap guru maupun staf yang bijaksanan tanpa adanya kekerasan baik
secara fisik maupun psikis juga sebagai bagian dari kriteria program sekolah
ramah anak.
Kedua, strategi yang digunakan dalam mengembangkan program sekolah
ramah anak di SMA kota Tegal setidaknya memuat empat unsur, yaitu (a)
perencanaan program sekolah yang sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, (b) lingkungan sekolah yang mendukung
36
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (c) sarana dan prasarana yang
memadai, dan (d) sekolah juga menjamin hak partisipasi anak.
5.2
Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
tu)
IEEII.
LEMBAGA PENELITIAN
Jl. Halmahera Km-1 -1e9a152122
sekretariat: Telo. (0283) 351082 i Rektor: Telp./Fax. 351267
website : www.Ljpstegal.ac.id email : upstegal@gmail.com
.
SURAT TUGAS
Nomot
| 277
/KlLemlir/uPs /l/2014
1. Nama
2.
Unit Kerja
3.
Tugas
4.
Jangka
waktu i
Desember 2013
- Maret 2014
s.lro\
198803 1001
DINAS PENDIDIKAN
Gedung E Jl. Ki Gede Sebayu No. I Tegal
Telp. (0283) 351008 Kode Pos 52123
REKOMENDASI
NoMoR:
07L/ot
Pekerjaan
Alamat
Penanggung jawab
Tuiuan Risel
Lokasi
Peserta
Tembusan:
1. Walikota Tegal.
2. Kepala SMA Negeryswasta se- Kota Tegal
3. Arsip.
I.
PENGANTAR PENELITI
1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari Bapak/Ibu
guru, berkaitan dengan pelaksanaan Sekolah Ramah Anak di SMA Kota
Tegal.
2. Angket ini tidak ada kaitannya dengan penilaian kinerja Bapak/Ibu guru
dan isinya dijamin kerahsiaannya. Oleh karena itu isilah sesuai dengan
pendapat Anda.
Nama Sekolah
: ...................................................................
Alamat
: ...................................................................
JAWABAN
No
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
Digunakan
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan, variatif dan tanggap terhadap
perubahan kebutuhan dan cara belajar peserta
didik.
5.
6.
7.
8.
9.
SUDAH/ DALAM
BELUM/
ADA PROSES TIDAK ADA
JAWABAN
No
PERTANYAAN
SUDAH/ DALAM
BELUM/
ADA PROSES TIDAK ADA
atau
JAWABAN
No
PERTANYAAN
SUDAH/ DALAM
BELUM/
ADA PROSES TIDAK ADA
JAWABAN
No
PERTANYAAN
SUDAH/ DALAM
BELUM/
ADA PROSES TIDAK ADA
I.
PENGANTAR PENELITI
1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari peserta
didik, berkaitan dengan pelaksanaan Sekolah Ramah Anak di SMA Kota
Tegal.
2. Angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai Anda di sekolah dan
isinya dijamin kerahsiaannya. Oleh karena itu isilah sesuai dengan
pendapat Anda.
4. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga tidak ada
pertanyaan yang terlewatkan.
5. Terima kasih atas kerja samanya.
Nama Sekolah
: ...................................................................
JAWABAN
NO
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
SS
KS
TS
STS
JAWABAN
NO
PERTANYAAN
16.
17.
18.
19.
20.
TERIMA KASIH
SS
KS
TS
STS