disusun Oleh :
Frianto Ismail
Pembimbing :
dr. Acholder TP Sirait, Sp.OG, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan dimana kantung gestasi
berada diluar kavum uteri. Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan.
Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada
triwulan pertama dari kehamilan.
Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa
menjadi normal. Bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar disaluran tuba maka
suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan perdarahan yang
sangat hebat dan mematikan. Apabila seseorang mengalami kehamilan ektopik
maka kehamilan tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang
ditanggungnya.
Prinsip dasarnya jika pada wanita dalam masa reproduksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian
bawah, perlu difikirkan kehamilan ektopik terganggu. Gambaran klinik
kehamilan ektopik yang terganggu amat beragam. Sekitar 10 29% pasien yang
pernah mengalami kehamilan ektopik, mempunyai kemungkinan untuk terjadi
lagi. Kira kira sepertiga sampai separuh dari pasien dengan kehamilan ektopik
mempunyai riwayat infeksi pelvis sebelumnya.
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama
Umur
Agama
Alamat
Pekerjaan
II.
III.
Suku
No. RM
Tanggal masuk RS
: Melayu
: 14.81.71
: 07 Maret 2016
Identitas Suami
Nama
Umur
Agama
Alamat
Pekerjaan
Suku
: Tn. Nurizki
: 27 Tahun
: Islam
: Kampung dalam, RT/RW 005/004, Kel baloi indah
:: Padang
Anamnesa
A. Keluhan Utama
Nyeri perut di seluruh lapang perut
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny.Encik 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut di seluruh
lapangan perut, muntah 1x, demam (-), BAB normal, BAK normal, pusing (-),
mual (-).
Pasien mengaku sedang hamil anak pertama, tidak pernah abortus, umur
kehamilan diperkirakan 1 minggu.
Sebelumnya pasien melakukan pemeriksaan di RS budi kemulian,
diagnosa dari hasil pemeriksaan adalah kista ovarium. OS todak memilki riwayat
alergi obat (-), darah tinggi (-), kencing manis (-), asma (-).
C. Riwayat Penyakit Dahulu & Keluarga
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-).
D. Riwayat Obstetrik
Pasien sebelumnya belum pernah hamil, dan tidak pernah keguguran
E. Riwayat ANC
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan ANC
F. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Siklus Haid
: 28 hari, Dysmenorhea : ya
Lama / kuantitas : 5 hari / 1 hari 3x ganti pembalut
HPHT
:?
G. Riwayat Kontrasepsi
Os mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi dalam bentuk apapun
H. Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), konsumsi alkohol (-), konsumsi obat obatan selama hamil (-)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
SpO2
Kepala
Leher
Thoraks
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
: Sedang
: Compos mentis
: 100/60 mmHg
: 86x/menit
: 36C
: 20 x/menit
: 98%
: Normochepal, CA (+), SI (-),
: Pembesaran KGB (-)
: Cor = BJ I,II reguler, Murmur (-), gallop (-)
Pulmo = SN Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
: Soepel (+), NT (+) di fosa iliaka dextra, BU (N)
: P/V (-), Pem dalam (VT (-))
: Akral hangat (+)
V.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap & Elektrolit (07 3 2016) : I
Hb
: 8,2 gr/dl
Leukosit
: 14.800 /ul
GDS
: 188 mg/dl
Masa perdarahan : 400
Masa pembekuan : 800
Natrium
: 133 mmol/L
Kalium
: 3,7 mmol/L
Clorida
: 107 mmol/L
Darah Lengkap (07 03 2016) : II
Hb
: 6,6 gr/dl
Leukosit
: 10.600 /ul
Trombosit
: 258 ribu/ul
Darah Lengkap (07 03 2016) : III
Hb
: 6,4 gr/dl
Leukosit
: 9.200 /ul
Trombosit
: 115 ribu/ul
Masa Perdarahan : 300
Masa Pembekuan : 730
Plano Test
Positif (+)
USG (07 03 2016) (09.30 di poli dg dr.Acholder, Sp.OG)
Hasil : Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
VI.
Diagnosis
G1P0A0 gr 1 minggu + Kehamilan ektopik terganggu (KET)
VII.
Penatalaksanaan
Planning diagnosa : Pemeriksaan darah lengkap, Pemeriksaan plano test.
Pemeriksaan USG
Planning terapi
transfusi PRC,
Planning monitoring : KU, Tanda vital
VIII.
Tanggal
07/03/16
(08.30)
(08.50)
Follow Up Pasien
Ruanga
n
IGD
SOAP
S : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut
seluruh lapang perut, muntah (+) 1x, mual (+),
demam (-), BAB (N), BAK (N), pasien
sebelumnya berobat ke RSBK dgn dx Kista
Ovarium
O : Kes : CM, KU : Sedang
TD : 100/60 mmHg, Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit, Suhu : 36C
SpO2 : 98%
Kepala : Normochepaly
Mata : Anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-), gallop (-)
Pul : SN Vesikuler +/+, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen :
Soepel (+), NT (+), BU (+) Normal
Ekstremitas : Akral hangat
A : Kolik abdomen ec. Susp app akut,
Dd/ Batu saluran kemih
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Ranitidin 1 amp
Inj Ondansentron 1 amp
Inj ketorolac 1 amp
Pronalges supp I
INSTRUKSI
Konsul dr. April, Sp.B (04.30)
Adv :
Inj ketoroloac 3x1 amp
Inj ranitidin 2x1 amp
Pronalges supp I
USG abdomen
Cek urinalisa, sedimen urin
Konsul obgyn
Konsul dr. Acholder, Sp.OG
Adv :
Adv :
Lapor hasil lab ke dr. Acholder, Sp.OG
Adv :
07/03/16
(19.30)
Mawar
S:
- Kaki terasa kebas
- Badan lemas
- Kepala pusing
O:
- KU : baik, Kes :CM
- TD : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit
- RR : 20x/menit, Suhu : 36C
- Kepala : Normochepaly
- Mata : Anemis (-), sklera ikterik (-)
- Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
- Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-), gallop (-)
- Pul : SN Vesikuler +/+, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen :
- Soepel (+), NT (+), BU (+) Normal
Ekstremitas :
- Akral hangat
- Taka : RL drip tramadol + ondansenstron 1
amp 16 tpm
- Taki : NaCl
DC (+)
(20.10)
08/03/16
Mawar
S:
- badan lemas, pusing (-), mual (-), muntah
(-)
O:
-
09/03/16
Mawar
IVFD RL
Ceftriaxone 2x1
Ketorolac 3x1
As.Traneksamat 3x1
Inj epedrin 10 mg bila TD 90/60 mmHg
S:
- Nyeri luka post op (+)
- Pusing (-), lemas (-), mual (-), muntah (-)
O:
- KU : baik, Kes :CM
- TD : 110/70 mmHg, Nadi : 78x/menit
- RR : 18x/menit, Suhu : 36,3C
- Kepala : Normochepaly
- Mata : Anemis (-), sklera ikterik (-)
- Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
- Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-), gallop (-)
- Pul : SN Vesikuler +/+, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen :
- Soepel (+), Nyeri bekas Op (+), BU (+)
Normal
Ekstremitas :
- Akral hangat, oedem (-)
A : post laparatomi a/i KET
P:
Oral
Cefadroxil 2x1
As. Met 3x1
Ganti perban pagi ini
Boleh pulang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I.
II.
Epidemiologi
dosis
rendah.
Meningkatnya
prevalensi
infeksi
tuba
juga
pendapatan
rendah
lebih
sering
terdapat
gonorrhoe
karena
Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi
sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam
bukunya menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab
kehamilan ektopik terganggu.
1. Faktor mekanis
Hal hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke
dalam kavum uteri, antara lain :
penyempitan lumen
Kelainan pertumbuhan tuba, terutama diventrikulum, ostium asesorius dan
pada adneksia
Penggunaan IUD
2. Faktor fungsional
Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri
yang abnormal
Refluks menstruasi
Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon esterogen dan
progesteron
3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi
4. Hal lainnya, seperti riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba. Sangat jarang
terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk
uterus yang rudimeter, dan vertikel pada uterus. Berdasarkan implantasi hasil
konsepsi pada tuba, terdapat kehamilan pars interstisialis tuba, kehamilan pars
ismika tuba, kehamilan pars ampullaris tuba dan kehamilan infundibulum tuba.
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di
bagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan
sehingga pada saat nidasi masih dituba, atau nidasinya di tuba dipermudah.
Beberapa pembagian yang berbeda mengenai faktor faktor yang
memegang peranan dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor dalam lumen tuba
Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab
dalam tuba.
Divertikel tuba congenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur
IV.
premature.
Fertilisasi in vitro.
Faktor Resiko
Faktor resiko untuk kehamilan ektopik telah dirangkum oleh ankum dkk
dalam meta-analisis yang mencakup 36 studi sebelumnya. Ada hubungan yang
kuat antara kehamilan ektopik dengan kondisi yang dianggap menghambat
migrasi sel telur yang telah dibuahi ke rahim. Dalam hal ini termasuk kerusakan
tuba falopi dari penyakit radang panggul sebelumnya, sejarah kehamilan ektopik,
dan operasi tuba sebelumnya, termasuk ligasi tuba sebelumnya. Mekanisme
patofisiologi terhadap terganggunya integritas tuba ini yang mungkin menjadi
penyebab peningkatan jumlah kehamilan ektopik pada pasien dengan infertilitas
atau operasi panggul sebelumnya.8
Merokok (diduga mempengaruhi motilitas tuba), bertambahnya usia, dan
memiliki lebih dari satu pasangan seksual juga telah memiliki kaitan yang lemah
terhadap peningkatan resiko kehamilan ektopik. Tidak jelas kaitan yang
dilaporkan antara kehamilan ektopik dan penggunaan kontrasepsi oral, keguguran
spontan, atau kelahiran secara besar.8
Faktor faktor yang sering terjadi adalah :
Riwayat kehamilan jelek
Riwayat kehamilan yang behubungan dengan resiko kehamilan ektopik
adalah kehamilan ektopik, induksi abortus berulang dan mola. Sekali pasien
pernah mengalami kehamilan ektopik ia mempunyai kemungkinan 10 sampai
25% untuk terjadi lagi. Hanya 60% dari wanita yang pernah mengalami
kehamilan ektopik menjadi hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan
jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar
0-14,6%. Sebagai konsekuensinya, beberapa pasien melaporkan kehamilan
pil kombinasi.1
Riwayat operasi tuba
Adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik prosedur sterilisasi yang
gagal maupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba samakin umum
V.
Patofisiologi
Proses implantasi ovum yang dibuahi yang terjadi di tuba pada dasarnya
sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau
interkolumner. Implantasi secara kolumner yaitu telur berimplantasi pada ujung
atau sisi jonot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh
kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di
resorpsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara dua jonjot
endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen
tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan
pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna, dengan
mudah vili korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan otot
otot tuba dengan merusak jaringan pembuluh darah. Perkembangan janin
selanjutnya bergantung pada beberapa faktor, seperti tempat implantasi, tebalnya
dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.
Dibawah pengaruh hormon esterogen dan progesteron dari korpus
luteum graviditas dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek. Endometrium
dapat pula berubah menjadi desidua. Setelah janin mati, desidua dalam uterus
mengealami degenerasi dan kemudian dikeluarkan berkeping keping atau
dilepaskan secara utuh. Perdarahan pervaginam yang dijumpai pada kehamilan
ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desidua
yang degenerative.
Tuba bukanlah tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, sehingga tidak
mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar
kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 10 minggu. Terdapat
beberapa kemungkinan mengenai nasib kehamilan dalam tuba yaitu :
a
Hasil konsepsi mati dini dan diresorpsi
Pada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorpsi total. Dalam
keadaan ini penderita tidak mengeluh apa apa dan haidnya terlambat
b
tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba abdominale.
Perdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar dan
kebiru biruan (hematosalping) dan selanjutnya darah mengalir ke rongga
perut melalui ostium tuba, berkumpul di kavum douglas dan akan
c
VI.
kasus pada tuba uterina kiri.9 lokasi lokasi tuba yang bisa terjadi
c
d
e
kehamilan ektopik :
Pars interstitialis
Isthmus
Ampulla
Infundibulum
Fimbriae
Uterus
Kanalis servikalis
Diventrikulum
Kornua
Tanduk rudimeter
Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
Primer
Sekunder
Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.3