Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakan
Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di
Indonesia masih terabaikan, hal ini ditunjukan dengan angka kecelakaan yang
masih tinggi (http://www.bps.go.id) dan tingkat kepedulian dunia usaha
terhadap keselamatan kerja yang masih rendah. Masalah umum mengenai K3
ini
juga
terjadi
pada
penyelenggaraan
proyek-proyek
(http://www.jamsostek.co.id/info/berita.php?id=188)
Di Indonesia secara historis peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
telah ada sejak pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku adalah Veiligheids Reglement.
Setelah kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945, maka
beberapa peraturan termasuk peraturan keselamatan telah dicabut dan diganti.
Peraturan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja adalah
Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970.
Ketentuan-ketentuan penerapan K3 yang dijelaskan dalam UndangUndang No. 1 Tahun 1970 adalah (1) tempat kerja yang menggunakan mesin,
pesawat, perkakas, (2) tempat kerja pembangunan perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran gedung, (3) tempat usaha pertanian,
perkebunan, pekerjaan hutan, (4) pekerjaan usaha pertambangan dan
pengelolahan emas, perak, logam, serta biji logam lainnya, dan (5) tempat
pengangkutan barang, binatang, dan manusia baik di daratan, melalui
terowongan, permukaan air, dalam air dan di udara.
Memasuki dunia industrialisasi yang semakin modern akan diikuti oleh
penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin kompleks
dan rumit, yang akan mengakibatkan suatu kemungkinan bahaya yang besar,
berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja, yang diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan
peralatan, pemahaman dan kemampuan serta ketrampilan tenaga kerja yang
kurang memadai, dan hal inilah yang terjadi pada era industrialisasi
belakangan ini, yaitu adanya penerapan teknologi yang tinggi dan penggunaan
bahan yang beraneka ragam akan tetapi tidak diikuti dengan selaras oleh
ketrampilan dan keahlian tenaga kerjanya yang mengoperasikan peralatan dan
mempergunakan
bahan
dalam
proses
produksi
tersebut,
sehingga
baik
jasmaniah
maupun
rohaniah.
Keutuhan
dan
Keselamatan
dan
kesehatan
kerja
merupakan
salah
satu
aspek
negara
maju
(dari
beberapa
pengamatan)
menunjukan
mempunyai
kemampuan
untuk
menangani
korban
dalam
perdarahan agar darah berhenti mengalir keluar, dan kadang panik bila
melihat adanya darah yang banyak keluar dan bingung harus berbuat apa.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas tentang kurangnya
pengetahuan terhadap Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja (K3),
maka penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan dan pemberian informasi
kepada para pekerja di pabrik hills sepatu Bapak Idam tentang pentingnya
Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja (K3) di wilayah RT 01 RW
02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan konsep Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan
Kerja
untuk
mengetahui
secara
langsung
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja
a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengertian atau definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
umumnya terbagi menjadi 3 (tjga) versi di antaranya ialah pengertian
dan definisi K3 menurut Filosofi, pengertian dan definisi K3 menurut
Keilmuan serta pengertian dan definisi K3 menurut standar OHSAS
18001:2007. Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) tersebut :
1) Pengertian K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani
maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.
2) Pengertian K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit
akibat
kerja
(PAK),
kebakaran,
peledakan
dan
pencemaran lingkungan.
3) Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi
dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan
kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan kerja, bahan
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-cara
keselamatan
kerja
merupakan
rangkaian
usaha
untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang
bekerja
di
perusahaan
yang
bersangkutan.
fisik,
mental
dan
stabilitas
emosi
secara
umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000,
p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar
Jackson
pabrik
(1999,
p.
atau
222),
tempat
menjelaskan
kerja
bahwa
tersebut.
Kesehatan
dan
Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologisfisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat
dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.
mengantisipasi
peraturan
permasalahan
tersebut,
perundangan-undangan
di
maka
bidang
sebagai pengganti
kerja
tersebut
dimulai
juga
dari
mengatur
syarat-syarat
perencanaan,
pembuatan,
10
diperlukan
adanya
unsur-unsur
dan
prinsip-prinsip
dan
11
tindakan
yang
kurang
aman
salah
satunya
12
untuk
seseorang
yang
berada
di
kelas
pelatihan
pekerja
adalah
dengan
tidak
membayar
upahnya.
13
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan
non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga
untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat
kendala terutama menyangkut masalah kecelakaan kerja.
2) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang
bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian
kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilir dan tugas/jaga malam.
Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan
yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama
tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain
tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif
rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan stres.
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan
Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work
Related Diseases).
4) Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan
a) Pengertian Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan
S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus
kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan
14
kebijakan
sektor
pendidikan,
kebijakan
sektor
Tenaga
Kesehatan
Dalam
Menangani
Korban
Kecelakaan Kerja
Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit
akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja.
Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan
kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan
kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini
kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal
penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar
internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar
global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja
merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun
15
Sistem
Manajemen
Kesehatan Kerja .
16
Keselamatan,
Keamanan,
dan
17
2) Pemeriksaan Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan
besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko
kerja, makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala.
Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum
dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan
bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai
dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
3) Pemeriksaan Khusus
Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus
diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana
ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu
kesehatan
pekerja.
Sebagai
unit
di
sektor
kesehatan
kesehatan
bagi
pekerja
atau
masyarakat
adanya
potensi
bahaya
kecelakaan
kerja,
19
20
yang lebih parah, mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa
cemas.
c. Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1) Bersikap tenang dan tidak bole panik.
2) Gunakan mata dengan jeli,
3) Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya,
4) Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan
efesien.
5) Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan cara terjadinya kecelakaan,
cuaca dan sebagainya.
6) Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan
luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan.
7) Periksa pernafasan korban.
8) Periksa nadi/ denyut jantung korban.
9) Setelah keadaannya mulai stabil, periksa ulang cedera penyebab
atau penyerta.
10) Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang
telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian,
dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
11) Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi
petugas medis atau rumah sakit rujukan.
d. Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K
1) P : Penolong mengamankan diri sebelum bertindak
2) A : Amankan korban dari gangguan ditempat kejadian sehingga
bebas dari bahaya
3) T : Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa
ditempat itu ada kecelakaan
4) U : Usahakan mengubungi ambulans, rumah sakit atau yang
berwajib
5) T : Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang
paling tepat
e. Peralatan P3K
Bahan yang minimal harus tersedia :
1) Bahan yang membersihkan tangan misalnya sabun,alcohol
21
22
merasa
haus,
denyut
nadi
lebih
dari
warna
kulit
(merah/pucat/kebiruan/sianosis),
kehilangan
24
terdengar/terasa(korban)
derikan
tulang
yang
digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
Ukur bidai disisi yang sehat
Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
25
dilakukan
dalam
24-48
jam
pertama
dengan
26
bahkan beberapa
27
beban
disertai adanya getaran. Gangguan anggota badan bagian atas pada jari
tangan, pergelangan tangan, lengan, siku, bahu, leher) mungkin akibat
dari pengerahan tenaga yang berulang atau statis dalam waktu yang
lama atau kegiatan yang intensif. Tingkat keparahan gangguan ini
dapat bervariasi antara nyeri sesekali atau rasa sakit untuk penyakit
tertentu
seperti
nyeri
diakibatkan
resiko
untuk
terjadinya
muskuloskeletal
disorder
pekerjaan
yang
mempunyai
hazard
MDSs,
baik
pekerjaannya itu sendiri atau cara kerja yang dilakukan yang dapat
meningkatkan risiko MSDs pada seorang pekerja. Penyebab utama
MSDs yang berhubungan dengan kerja adalah beban, postur statis atau
janggal dan repetisi/pengulangan (Sander, Martha J(2004).
28
1) Beban/kekuatan (force)
Beban mengacu pada jumlah usaha yang dilakukan oleh otot,
dan jumlah tekanan pada bagian tubuh sebagai akibat dari tuntutan
pekerjaan yang berbeda. Semua tugas pekerjaan memerlukan
pekerja untuk menggunakan otot, namun, ketika pekerjaan
mengharuskan mereka mengerahkan tingkat kekuatan yang terlalu
tinggi untuk setiap otot tertentu, hal itu dapat merusak otot atau
tendon, sendi dan jaringan lunak lainnya pada organ yang
digunakan.
Kerusakan ini dapat terjadi dari gerakan atau tindakan
tunggal yang memerlukan otot untuk mengangkat beban yang
sangat berat. Namun, pada umumnya, kerusakan dihasilkan ketika
otot menghasilkan tingkat beban sedang sampai tinggi secara
berulang kali, untuk durasi yang panjang, dan / atau saat tubuh
dalam
postur
yang
canggung.
Beberapa
task
pekerjaan
merusak
cakram
dan
vertebra.
Sumber
lain
dari
29
adalah
posisi
berbagai
bagian
tubuh
selama
yang
berulang,
tidak
hanya
penting
untuk
30
pengkajian
dimensi
psikologis
perawat
komunitas
psikologi
dapat
dimanifestasikan
dengan
adanya
peptikum).
c. Dimensi Fisik
31
sosial
dalam
lingkungan
kerja
yang
dapat
jenis
kelamin
atau
tekanan
lain
yang
32
dapat
3. Perumusan Diagnosa
Resiko peningkatan penyakit akibat kerja b/d kurang pengetahuan
pekerja & perusahaan ttg standar keselamatan dan kesehatan kerja
penggunaan APD, posisi kerja yg benar, Fasilitas kerja.
4. Rencana keperawatan
Prioritas masalah menggunakan skoring
Intervensi :
a. Pendidikan kesehatan
b. Skrining
c. Pembekalan kader P3K
BAB III
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Deskripsi Singkat Area Kajian
Wilayah RW 02 kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota
Sukabumi dengan batas wilayah sebelah barat yaitu RW 01 sebelah Selatan
yaitu RW 04 sebelah Timur yaitu RW 08, sebelah utara RW 03 dan RW 13.
Jumlah kepala keluarga di wilayah RW 02 adalah 379 KK, dengan jumlah
warga .. jiwa.
B. Tabulasi Data dan Analisa Data
1. Tabulasi Data
a. Karakteristik Responden
33
1) Jenis Kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW
02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota
Sukabumi
No
1
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Frekuensi
4
0
Persentase (%)
100
0
100
Jumlah
2) Umur
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur di di Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02
Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota
Sukabumi
No
1
2
3
Umur
20-25
26-35
>35
Jumlah
Frekuensi
0
0
4
4
Persentase %
0
0
100
100
34
Pendidikan
SD
SMP
Madrasah
Pesantren
Jumlah
Frekuensi
1
1
1
1
4
Persentase %
25
25
25
25
100
Frekuensi
Persentase
4
0
4
%
100
0
100
<8 jam
>8 jam
Jumlah
35
No
Mempunyai Jaminan
Kesehatan
1
2
Frekuensi
Ya
Tidak
Jumlah
0
4
4
Persentase
%
0
100
100
Pengolahan Limbah
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Limbah
Ditempat Kerja di Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW
02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong
Kota Sukabumi
No
Pengolahan Limbah
Frekuensi
1
2
Ya
Tidak
Jumlah
4
0
4
Persentase
%
100
0
100
Konstruksi Bangunan
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konstruksi Bangunan Di
Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02 Kelurahan
Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
No
1
2
Konstruksi
Frekuensi
bangunan
Aman
Tidak aman
4
0
36
Persentase
%
100
0
Jumlah
100
Hari Libur
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hari Libur Di Pabrik Hills
Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02 Kelurahan Sukakarya
Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
No
1
2
Hari libur
Frekuensi
Ada libur
4
Tidak libur
0
Jumlah
4
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat
Persentase
%
100
0
100
dilihat bahwa seluruh
Pemeriksaan Alat
Frekuensi
Persentase
Kerja
%
Tidak ada
0
0
Ada
4
4
Jumlah
4
100
Berdasarkan data tabel 3.8 dapat dilihat bahwa seluruh
37
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Alat Pelindung
Diri Di Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02
Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota
Sukabumi
No
1
2
3
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
%
Baik
4
4
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Jumlah
4
100
Berdasarkan data tabel 3.9 dapat dilihat bahwa seluruh
kedalam
kategori
pengetahuan
baik
dengan
persentase 100%.
i. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Pelindung Diri Di
Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02 Kelurahan
Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
No
Penggunaan Alat
Frekuensi
Persentase %
Pelindung Diri
1
Baik
0
0
2
Cukup
0
0
3
Kurang
4
100
Jumlah
4
100
Berdasarkan data tabel 3.10 dapat dilihat bahwa penggunaan
alat pelindung diri di Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW
02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
termasuk dalam kategori Kurang yaitu dengan persentase 100%.
j. Kesehatan Keselamatan Kerja
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Kesehatan Keselamatan Kerja Di Pabrik
Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02 Kelurahan Sukakarya
Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
38
No
Kesehatan
Frekuensi
Keselamatan Kerja
1
Baik
2
Cukup
3
Kurang
Jumlah
Berdasarkan data tabel 3.11 dapat
Persentase %
0
0
0
0
4
100
4
100
dilihat bahwa kesehatan
Kategori Data
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kecelakaan
1. Pekerja di pabrik
penyuluhan tentang
sepatu akibat
keselamatan,
Idam mengatakan
ketidaksesuaian pekerja
keamanan, dan
jarang menggunakan
dengan karakteristik :
sedang bekerja
DO :
sepatu mengatakan
1. Sebanyak 100%
sepatu berjenis
menggunakan alat
kelamin laki-laki.
2. Sebanyak 100%
(APD)
Alternatif Solusi
1. Melakukan
2. Melakukan
penyuluhan tentang
APD
SD 25%, Pesantren
25% dan Madrasah
25%.
4. Seluruah pekerja
pabrik hills sepatu
memiliki lama jam
kerja 8 jam/hari
3. Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Resiko tinggi kecelakaan kerja dipabrik tahu akibat ketidaksesuaian
pekerja dalam penggunaan APD dengan karakteristik : Pekerja di pabrik
hills sepatu mengatakan seluruhnya atau dari 100 % pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD).
40
4. Intervensi Keperawatan
No
1
Dx
Tujuan
Resiko
tinggi Tupan :
Strategi
1. Penyulu
Rencana
Kegiatan
1. Mempersiapka
Indikator
1. Acara
Kriteria Hasil
1. Peserta
Waktu
PJ
selasa,
Mahasiswa
han
n bahan
berlangsung
menghadiri
22
khusus
penyuluhan
sesuai dengan
penyuluhan
Septem
akibat
tindakan
kepada
yaitu power
pada waktu
ber
ketidaksesuaian
keperawatan
pegawai
point dan
yang
2015
pabrik
leaflet
pekerja
dalam selama 1
terjadinya
karakteristik
: kecelakaan
hills
sepatu.
2. Menyampaikan
izin untuk
melaksanakan
penyuluhan
3. Mengundang
pegawai untuk
dari
mengikuti
pekerja
100
% Setelah
tidak dilakukan
menggunakan
penyuluhan.
tindakan
rencana
2. pekerja
mengerti
tentang
ditentukan
2.Peserta
keselamatan,
antusias
keamanan dan
terhadap
kesehatan
kegiatan
kerja (K3)
3. Tidak ada
penyuluhan
3.Peserta dapat
hambatan saat
menjelaskan
pelaksaanaan
kembali
penyuluhan
tentang materi
yang
41
Pukul
16.00
WIB
alat
bantu keperawatan
(APD).
dijelaskan
selama 1
ketika ditanya
minggu,
diharapkan :
1. Kesadaran
pegawai
terhadap
pentingnya
APD
Diagnosa
Tanggal/
Keperawatan
Resiko
tinggi
Waktu
22
kecelakaan kerja di
September
pabrik
hills
sepatu
Bapak
Idam
ketidaksesuaian
pekerja
2015
WIB
dalam
Implementasi
Evaluasi
Paraf
Mahasiswa
1. Memberikan
penyuluhan
tentang
keselamatan,
keamanan
dan
42
sepatu
mengerti
Bapak
Idam
mengatakan
mengenai
pentingnya
penggunaan APD.
penggunaan
APD
menggunakan
dengan karakteristik :
dapat
RW
Kelurahan
mengatakan
Sukakarya Kecamatan
Warudoyong
APD.
Sukabumi.
menggunakan
02
Kota
menyebutkan
A: Masalah teratasi
alat
P: Intervensi dihentikan
bantu (APD).
43
kembali
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu kegiatan pokok dari keperawatan komunitas adalah melaksanakan
asuhan kesehatan kerja, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat,
perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan menggunakan proses
keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan. Pengenalan masalah
merupakan salah satu tahap yang penting dalam keperawatan kesehatan kerja .
Dengan ditemukannya masalah kesehatan yang ada melalui pengkajian yang
komprehensif, diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk
memecahkan
44
maksimal
45
BAB V
46
A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenaga kerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak
terjadi kecelakaan kerja.
Di RW 02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong kota
Sukabumi mahasiswa profesi STIKES Kota Sukabumi menemukan prioritas
masalah kesehatan yaitu : Resiko tinggi kecelakaan kerja di pabrik hills sepatu
Bapak Idam akibat ketidak sesuaian pekerja dalam penggunaan APD dengan
karakteristik : Pekerja di pabrik hills sepatu Bapak Idam mengatakan
seluruhnya atau dari 100 % pekerja tidak menggunakan alat bantu (APD).
B. Rekomendasi
Untuk Karyawan Pabrik Hills Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02
Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi Diharapkan
setelah diadakannya praktik keperawataan kesehatan kerja yang dilakukan
Mahasiswa profesi Ners STIKES Kota Sukabumi karyawan pabrik Hills
Sepatu Bapak Idam RT 01 RW 02 Kelurahan Sukakarya Kecamatan
Warudoyong Kota Sukabumi mampu mengaplikasikan pengetahuan tentang
keamanan dan keselamatan kerja dalam bekerja sehari- hari.
1. Untuk Kedepannya
47
48