(kelompok
konsumen
yang
merasa
dirugikan),"
ujar
Syarkawi
saat
Atas dasar temuan itu, KPPU memutuskan untuk membawa lima operator yang
dinilai bersalah ke meja hijau karena telah merugikan konsumen hingga miliaran
rupiah. Terhadap putusan itu, para operator pun keberatan dan mengajukan
banding terhadap KPPU ke PN Jakpus dan dikabulkan. Tak terima, giliran KPPU
mengajukan kasasi ke MA.
Hasilnya, pada 29 Februari 2016 lalu ketua majelis hakim agung Syamsul Maarif SH
LLM PhD dengan anggota hakim agung Dr Abdurrahman dan hakim agung I Gusti
Agung Sumanatha mengabulkan kasasi KPPU dan menghukum kelima operator
seluler tersebut.
Sumber: http://news.detik.com/berita/3156336/kartel-sms-vonis-mamodal-konsumen-gugat-operator-karena-merugi-rp-28-triliun
PEMBAHASAN :
Kartel dianggap sebagai dosa terberat pelaku usaha yang tidak saja merugikan
konsumen tetapi juga menciderai alokasi efisiensi sumber daya nasional.
Amerika Serikat memandang perilaku kartel sebagai tindak pidana sehingga
pelaku dapat dijatuhi hukuman penjara. Selanjutnya ditegaskan bahwa kartel
pada dasarnya adalah perjanjian satu pelaku usaha dengan pelaku usaha
persaingan untuk menghilangkan persaingan diantara keduanya.(Sumber: Farid
Nasution dan Retno Wiranti, Kartel dan Problematikanya, KOMPETISI, Media Berkala Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, Edisi, 11 tahun 2008, hlm. 4 )
Jika dicermati kasus kartel ini telah melanggar prinsip-prinsip etika bisnis, yaitu :
pertama, prinsip otonomi. Setiap perusahaan yang terdiri dari individu-individu
dalam perusahaan telekomunikasi yang terlibat dalam kasus kartel ini, tidak
memiliki prinsip otonomi yang baik. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa
dilakukan
Dalam
sebuah
bisnis
seharusnya
bukan
hanya
produsen
yang
diuntungkan, tetapi konsumen juga harus merasakan keuntungan yang sama akibat
pembelian barang atau penggunaan jasa mereka.
Kelima, prinsip integritas moral. Dilakukannya persekongkolan untuk menetapkan
tariff sms diluar tariff sewajarnya, tentunya berpotensi untk mencoreng nama baik
dan integritas moral sebuah perusahaan. Kartel sms yang dilakukan beberapa
perusahaan
telekomunikasi
menunjukkan
adanya
integrasi
moral
yang
rendahkarenatidak bertujuan melakukan bisnis yang berpedoman pada prinsipprinsip etika bisnis pada umunya.
(Sumber:
http://dokumen.tips/documents/etika-bisnis-5584680150a84.html)
SARAN :
PT Telkom melaui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia yang merupakan
salah satu dari perusahaan-perusahaan yang telah melakukan kartel sms tersebut
harus melaksanakan putusan Mahkamah Agung dan meminta maaf kepada
konsumen yang dirugikan terhadap praktek kartel sms ini yang telah berlangsung
selama
bertahun-tahun.
Perusahaan-perusahaan
tersebut
juga
harus
terhadap
perilaku-perilaku
perusahaan
tidak
hanya
di
bidang
kasus seperti ini tidak berlangsung lama untuk penyelesaiannya dan dapat
dideteksi lebih awal.
Dari sisi konsumen kita juga harus dapat menjadi konsumen yang pintar dan cerdas
yang memahami produk yang kita gunakan sehingga dengan adanya pemahaman
ini diharapkan perhatian terhadap adanya praktek-praktek yang tidak bagus ini
dapat kita laporkan lebih awal lagi. Dimana kita sebagai konsumen dapatm
engajukan gugatan ke pengadilan dengan dasar perlindungan terhadap konsumen
terhadap praktek yang melanggar etika bisnis maupun hukum yang berlaku
Saran :
Untuk langkah yang diambil telkom group sendiri untuk memblokir layanan netflix merupakan
langkah yang cukup bagus. Karena seperti yang kita ketahui layanan Netflix sendiri, sebagian
menampilkan konten-konten yang berbau pornografi, yang tentu saja dapat mengancam moral
generasi generasi penerus indonesia.
Netflix sebagai penyedia layanan streaming seharusnya lebih mempersiapkan produknya
khususnya untuk negara-negara yang akan dijadikan market. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
seperti berita diatas netflix terancam untuk tidak dapat memasarkan produknya di negara yang
dituju. Seharusnya netflix dapat menyesuaikan isi konten yang ada layanan streaminnya. Seperti
yang telah diketahui bahwa sebagian dari layanan film atau tv series yang dipasarkan oleh netflix
memiliki konten-konten yang berbau pornografi.
Untuk pemerintah sendiri seharusnya bisa lebih tegas terhadap isu netflix ini, karena masih ada
beberapa penyedia telekomunikasi indonesia masih menunggu keputusan dari pemerintah terkait
isu netflix ini. Pemerintah juga harus cepat membuat suatu mekanisme penyaringan terhadap
konten-konten yang ada khususnya kategori PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) seperti
Netflix. Selain terkait mekanisme pemerintah harus segera menyelesaikan regulasi yang ada
terkait dengan layanan sejenis PSE.