TUJUAN PEMBELAJARAN
Dapat mengetahui definisi epilepsy, gejala dan tanda
adanya
dalam
keparahan,
penampilan,
hal
penyebab,
konsekuensi,
manajemennya.
dan
Epilepsi
Pasien
menunjukkan
yang
menderita
keterlambatan
epilepsi
perkembangan
mungkin
saraf,
juga
masalah
60
tahun.
Kejang
terjadi
akibat
lepasnya
muatan
berdasarkan
usia
memperlihatkan
pola
konsisten
bayi
baru
lahir
dan
anak-anak
dan
yang
kedua
puncak terjadi pada pasien yang lebih tua dari usia 65 tahun.
Paling
10%
sedikit
dari
pasien
di
fasilitas
mengambil
perawatan
jangka
setidaknya
panjang
satu
internasional
dari
kejang
epilepsy
(International
Berdasarkan
(International
klasifikasi
Classification
of
internasional
dari
epilepsi
Epileptic
Seizures)
secara
3
4
kompleks
dapat
berkembang
menjadi
kejang
GTC
(Generalizd Tonic-Clonic).
Kejang umum memiliki manifestasi klinis yang menunjukkan
keterlibatan kedua belahan otak. Kejang umum terjadi secara
berasal dari
umumnya menurun.
Kejang Absans
Hilangnya
kesadaran
mendadak
disertai
sessat
amnesia.
(beberapa
Serangan
detik)
tersebut
dan
tanpa
berulang.
Kejang Tonik-Klonik
Sering disebut dengan kejang grand mal. Kesadaran hilang
dengan cepat dan total disertai kontraksi menetap dan masif
di seluruh otot. Mata mengalami deviasi ke atas. Fase tonik
berlangsung 10 - 20 detik dan diikuti oleh fase klonik yang
berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik, tampak
jelas fenomena otonom yang terjadi seperti dilatasi pupil,
sampai 2 menit.
Kejang Tonik
Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita
sering mengalami jatuh akibat hilangnya keseimbangan,
2.5 Etiologi
Apa pun yang mengganggu homeostasis normal neuron dan mengganggu
stabilitas dapat memicu aktivitas abnormal dan kejang. Pasien dengan
keterbelakangan mental dan cerebral palsy dapat meningkatkan resiko terjadinya
kejang. Penyebab kejang pada orang tua (lansia) kemungkinan multifaktorial dan
termasuk penyakit serebrovaskular (iskemik dan stroke hemoragik), gangguan
2.6 Prognosis
Prognosis epilepsi
tergantung
pada
beberapa
hal,
10
mengalami pengaktifan.
Neuron-neuron
hipersensitif
dengan
ambang
untuk
asetilkolin
aminobutirat (GABA).
Ketidakseimbangan ion
atau
yang
defisiensi
asam
gama-
mengubah
keseimbangan
11
neuron.
Gangguan
keseimbangan
ini
menyebabkan
fasilitatorik,
focus-fokus
tersebut
lama
mengontrol
atau
adalah
untuk
vagal
12
implan
terapi
kurang
karbohidrat
untuk
kebutuhan
ini
diperkirakan
berkontribusi
kejang.
2.7.2 Terapi Farmakologi
13
terhadap pengontrolan
14
15
16
17
III.
DESKRIPSI KASUS
An. Manis berusia 8 tahun, berat badan 40 kg, tiba-tiba
terjatuh,
kehilangan
kesadaran
dan
mengalami
kejang
18
kejang yang dialamai An. Manis sudah terjadi sejak 2 tahun yang
lalu akibat demam tinggi. Tetapi kejang terjadi hanya beberapa
detik saja. hampir 3 bulan terakhir kejang sudah tidak lagi terjadi
sehingga ornag tua An. Manis tidak memerikan obat yang biasa
diminumnya
(DilantinTM
300
mg/hari)
untuk
mengontrol
kejangnya.
IV.
: An. Manis
: 8 tahun
: 40 kg
:
terjatuh, hilang kesadaran, dan mengalami
19
dimana
20
Indikasi
Mekanisme Aksi
Status
meningkatkan
Fenitoin
epileptikus
Keterangan
Tepat indikasi
ikatan
pada
kecuali benzodiazepine
reseptor barbiturate.
epileptikus
Sehingga
kejang
berhenti.
Inaktivasi kanal Na
sehingga
menurunkan
kemampuan
syaraf
untuk
menghantarkan
muatan listrik
Tepat Obat
Nama Obat
Diazepam
Fenitoin
Tepat Pasien
21
Keterangan
Tepat obat
Nama Obat
Kontra Indikasi
Diazepam
Hipersensitif
Fenitoin
dan fenitoin
Tepat Dosis
Nama Obat
Dosis Standar
Diazepam
Fenitoin
200-300 mg/hari
300 mg/hari
Keterangan
Keterangan
Tepat dosis
Nama Obat
Diazepam
Saran
Beristirahat yang cukup dan
Fenitoin
diluar
rumah.
dapat
Untuk
diberikan
fenitoin
anemia
terjadi.
VI.
EVALUASI OBAT
Diazepam rectal 10 mg (Stesolid)
1 suppos
25.500
Diazepam i.v 0,5 mg/kg (valium) 1 ampul injeksi
Rp.
Rp.
10.250
Terapi pemeliharaan / pengontrolan untuk 1 bulan :
Fenitoin Na kapsul 100 mg (Dilantin) 1 botol
Rp. 287.775
Jumlah
Rp.
323.025
VII.
22
obat
dalam
darah
dan
IX.
X.
sepengetahuan dokter.
PERTA NYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
KESIMPULAN
23
tanpa