Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar
ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka
kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena, akan
tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan
karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non
melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun
faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak
terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar
matahari.

Kanker kulit non malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus.
Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah
satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke
tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah
5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 80% dari semua kanker
kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan

20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena
kemampuan metastasinya.

Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit,
melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas
dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam selain di
kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat melanoma maligna
merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak. Melanoma maligna dapat
terjadi pada semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada
pria sama dengan wanita, faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma
antara lain : Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma
sebelumnya, faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi
berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat paparan/terbakar
sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit putih,hereditas, tinggal di
daerah tropis.

BAB II
ILUSTRASI KASUS
I. STATUS PENDERITA
Nomor Rekam Medik

: 420051

Tanggal dan Pukul Masuk RSAM

: 10 Agustus 2015 / 08.58 WIB

I. ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Nama

: Ny. SM

Jenis kelamin

: Wanita

Umur

: 57 tahun

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Dusun I Kec. Purbolinggo, Kab. Lampung Timur

Pekerjaan

: Wiraswasta

b. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

: Benjolan di lipat paha kiri

KeluhanTambahan : -

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien datang ke RSAM dengan keluhan timbul benjolan pada lipat paha kiri.
Keluhan diawali dengan timbulnya tahi lalat pada lipat paha sejak 1 bulan
SMRS, tidak gatal dan tidak terasa nyeri. Os mengaku tahi lalat semakin lama

semakin membesar dan menonjol, disertai rasa nyeri dan panas hilang timbul pada
benjolan tersebut. Os mengaku terdapat riwayat keluhan serupa pada bagian
pinggang kiri yang timbul sejak tahun 2011. Os kemudian pergi berobat alternatif
dan disarankan untuk ke rumah sakit. Kemudian pada 2 bulan SMRS dilakukan
pemeriksaan dengan pengambilan jaringan pada benjolan dan dikatakan
mengalami keganasan kulit. Os kemudian dirujuk ke RSAM agar dilakukan
tindakan lebih lanjut. Riwayat demam, mual muntah, gangguan pada BAB dan
BAK disangkal.
Riwayat Keluarga :
Pasien menyangkal dalam keluarga terdapat keluhan serupa dan tidak pernah ada
riwayat kanker di keluarga, riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-).
Riwayat Masa Lampau :
-

Penyakit terdahulu
Trauma Terdahulu
Operasi
Sistem saraf
Sistem Kardiovaskular
Sistem Gastrointestinal
Sistem urinarius
Sistem Genitalis
Sistem Muskuloskeletal

: (-)
: (-)
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada

B. Status Present
a. Status Umum
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis ; GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Suhu

: 36,8 oC

Frekuensi nadi

: 82x/menit

Frekuensi nafas

: 18x/ menit

Berat Badan

: 69 kg

Kulit

: Akral hangat, turgor cukup, sianosis (-)

Status gizi

: Kesan baik
Tinggi: 165 cm Berat badan : 69 kg
IMT : 25,35 (berat badan lebih)

Kepala dan Muka


o Kepala
o Rambut
o Muka

: Normochepal
: rambut hitam sedikit beruban, tidak mudah dicabut
: simetris, terdapat lesi hiperpigmentasi pada muka
bagian kiri
o Mata
:
- Konjungtiva
: Anemis -/- Sklera
: Ikterik -/- Reflek Cahaya : Langsung +/+, Tidak Langsung +/+
- Pupil
: Isokor +/+
- Palpebra
: edem (-)
o Telinga
: Bentuk normal, liang lapang, membrane timpani
intake, Otorhea (-), pus (-)
o Hidung
: Rinore (-), pus (-), sekret (-), mukosa merah muda,
deformitas (-), edema (-), napas cuping hidung (-)
o Tenggorokan
o Mulut

: Tonsil T1-T1, mukosa merah muda


: Laserasi (-), sianosis (-), tumor (-), bibir kering (-),

lidah
o Gigi

Leher
o KGB
o Kelenjar Gondok
o JVP
Dada (Thorax)
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi

kotor (-),Tonsil T1-T1, mukosa merah muda


: Karies (-), Gigitivitis (-)

Perut (Abdomen)
o Inspeksi

: Pembesaran (-), nyeri tekan (-)


: dalam batas normal
: tidak terdapat peningkatan

: Simetris (-), ikterik (-), scar (-), deformitas (-)


: Femitus taktil kanan sama dengan kiri, ictus cordis
teraba di arcus costae, tidak ada nyeri tekan
: Sonor di seluruh lapang paru , kardiomegali (-)
: Vesikuler, bunyi jantung BJ1-BJ2 reguler

: Cembung, tampak luka tertutup kasa pada bagian

o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi

Ekstremitas
o Superior
o Inferior

lateral di sebelah kiri


: Nyeri Tekan (-), organomegali (-)
: Timpani
: Bising Usus (+)

: Edema (-), fraktur (-), sianosis (-)


: Edema (-), fraktur (-), sianosis (-)
Pada inguinal tampak massa hiperpigmentasi,
ukuran 3x2x1cm, menonjol, nyeri tekan (-).

Neuromuskular
o Sensibilitas
o Reflek fisiologis
o Reflek patologis

: regio superior (+++), regio inferior (+++)


: + (positif)
: - (tidak ada)

Tulang Belakang
o skoliosis (-), kifosis (-), deformitas (-), lordosis (-)

C. Status Lokalis
Genitalia
o Inspeksi : massa (-), pembesaran vulva (-), tanda inflamasi (-)
o Palpasi : nyeri tekan (-) massa (-) discharge (-)

Vesika urinaria
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
Perianal
o Inspeksi

: Datar, tanda-tanda inflamasi (-)


: Tidak ada nyeri tekan
: Redup

: deformitas (-), hemoroid (-), tumor (-), tanda


inflamasi (-)
Pemeriksaan Penunjang
o Darah Rutin
Hb = 12,2 ( N : 12 16 gr/dl)
Ht = 33 ( N: 37 47 %)
LED = 35 (N: 0 -15 mm/jam)
Leukosit = 5000 (N: 4800- 10.800)
Trombosit = 326.000 (N: 150.000-400.000)
Eritrosit = 4,1 x 106 (N: 4,2-5,4 uL)
CT/BT = 11/3
Hitung jenis
Basofil 0

Eosinofil 0
Batang 0
SegmeN 63
Limfosit 33
Monosit 4

o Patologi Anatomi
Makroskopik

: Diterima 1 buah jaringan berukuran


3,5x3,2x2 cm. Pada irisan tampak massa

Mikroskopik

padat coklat kehitaman.


: Sediaan berupa massa tumor terdiri dari
sel-sel bentuk bulat, oval yang tumbuh
hiperplastis, memadat dengan inti sel
polimorfi,

hiperkromatis,

ditemukan.

Sebagian

mitosis
sitoplasma

mengandung pigmen melanin. Stroma


jaringan

disekitarnya

bersebukan

sel

limfosit. Tampak jaringan lemak matur


Kesimpulan

dalam batas normal.


: Melanoma Malignant a/r Lumbalis Sinistra

Resume
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan timbul benjolan pada lipat paha
kiri. Keluhan diawali dengan timbulnya tahi lalat pada lipat paha sejak 1
bulan SMRS, tidak gatal dan tidak terasa nyeri. Os mengaku tahi lalat
semakin lama semakin membesar dan menonjol, disertai rasa nyeri dan
panas hilang timbul pada benjolan tersebut. Os mengaku terdapat riwayat
keluhan serupa pada bagian pinggang kiri yang timbul sejak tahun 2011.
Os kemudian pergi berobat alternatif dan disarankan untuk ke rumah sakit.

Kemudian pada 2 bulan SMRS dilakukan pemeriksaan dengan


pengambilan jaringan pada benjolan dan dikatakan mengalami keganasan
kulit. Os kemudian dirujuk ke RSAM agar dilakukan tindakan lebih lanjut.
Sesampainya di RSAM dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah: 130/80 mmHg, nadi

: 82 x/menit, suhu : 36.8oC, pernafasan

18x/menit. Pasien tampak sakit sedang dan konjungtiva anemis -/-. Status
Lokalis abdomen: tampak cembung, tampak luka tertutup kasa pada
bagian lateral abdomen sebelah kiri. Pada inguinal tampak massa
hiperpigmentasi, ukuran 3x2x1cm, menonjol, nyeri tekan (-).
Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang yakni Darah Rutin dengan
hasil Hb = 12,2 ( N : 12 16 gr/dl), Ht = 33 ( N: 37 47 %), LED = 35
(N: 0 -15 mm/jam), Leukosit = 5000 (N: 4800- 10.800), Trombosit =
326.000 (N: 150.000-400.000), Eritrosit = 4,1 x 106 (N: 4,2-5,4 uL),
CT/BT = 11/3 , Hitung jenis Basofil 0, Eosinofil 0, Batang 0, Segmen 63,
Limfosit 33, . Monosit 4.

Diagnosis banding
o Karsinoma sel basal
o Karsinoma sel skuamosa
o Sarcoma kaposi

Diagnosis kerja
o Melanoma Maligna
Penatalaksanaan dan Pengobatan :
1. Non Medikamentosa
: Diet biasa, tirah baring, biopsy eksisi total
2. Medikamentosa
: IVFD NaCl 0,9% gtt xx/min

III.

Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Fungtionam
Quo ad Sanationam

: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.

Definisi

Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang


terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran
pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma
hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar
kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah
cara terbaik untuk mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin, 2012).

Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan
merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan
pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang
individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai
perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah
atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang
melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel.

Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering
penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang
berlansung bertahun-tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja
bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa
meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak
pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika
di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas.
(Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 335).

3.2.

Epidemologi
Melanoma maligna predileksi pada orang kulit putih,wilayah Queensland
Australia merupakan daerah insiden tinggi yang terkenal. Pada tahun 1982
insidennya pada pria 18/100.000, pada wanita 17,6/100.000, angka itu masih terus
meningkat. Amerika Serikat dalam 60 tahun silam memiliki pertumbuhan insiden
melanoma maligna yang tercepat, pada tahun 1935 dari 1500 orang Amerika
Serikat ada 1 orang menderita melanoma maligna, tahun 1987 dari 135 orang ada
1 orang, pada tahun 2000 sudah berkembang menjadi dari 75 orang ada 1
menderita tumor ini, di kalangan kulit berwarna kejadian melanoma maligna lebih
rendah. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada
atau yang baru muncul.

Asia Tenggara termasuk kawasan Katulistiwa, insiden melanoma maligna belum


terdata secara tepat, tapi dalam beberapa kesempatan bakti sosial sudah
menemukan 6 kasus, tampaknya penyakit ini tidak jarang terjadi di wilayah ini.
Insiden diantara kulit pria kulit putih meningkat 5,1% setiap tahun,93,3% secara
keseluruhan, sedangkan pada wanita peningkatan hanya sebesar 3,8%
pertahun,6,7 secara keseluruhan. Melanoma maligma lebih sering terjadi kulit
putih. Tempat yang paling sering terkena pada kulit gelap dalah telapak tangan,
telapak kaki, jari tangan dan kaki, dan membare mukosa. Melanoma dapat terjadi
pada usia remaja dan awal dua puluh tahun dan tiga puluh tahun. Bukti
epidemiologis yang melibatkan pamparan matahari dalam menyebabkan
melanoma didukung oleh bukti biologis bahwa kerusakan yang disebabkan oleh

radiasi ultraviolet khusunya kerusakan DNA,memaikan peran inti dalam


patogenesis tumor ini.

3.3.

Anatomi & Fisologi


1. Ciri-ciri Kulit
a.

Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh


lingkungan.

b.

Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.

c.

Luas : 1,50 1,75 m.

d.

Tebal rata rata : 1,22mm.

e.

Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan
paling tipis : 0,5 mm

2. Anatomi Fisiologi
Bagian dan Lapisan Kulit :
a.

Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
a)

Stratum korneum

Berlapis lapis sel tanduk (keratin)

Sel gepeng kering tak berinti

Makin keluar makin tipis dan terlepas untuk digantikan lapisan


dibawahnya

Hampir tidak mengandung air dan sangat efektif untuk pencegahan


penguapan air

Protoplasmanya berubah menjadi keratin.

b)

Stratum lusidum

Langsung dibawah stratum korneum

Protoplasma berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Lapisan terdiri dari sel yang gepeng dan bening

Sel tak keliahatan karena bening sehingga membentuk satu


kesatuan lapisan yang bening

c)

Lihat pada telapak tangan dan kaki

Stratum granulosum (keratohialin)

Terdiri 2 3 lapisan sel yang agak gepeng dengan inti ditengah

citoplasmanya berisi butiran (granula) KERATOHIALIN.

Lapisan ini berfungsi untuk menghalangi benda asing, kuman, dan


bahan kimia masuk ke dalam tubuh.

d)

Diniding mucosa tidak mempunyai lapisan ini

Stratum spinosum
Terdiri dari banyak lapisam sel yang berbentuk kubus dan
poligonal yg besarnya berbeda-beda karena proses mitosis, inti
ditengah.

Diantara sel terdpt intreceluler bridges, brlekatan membentuk


nodulus Bizzozero

Sitoplasmanya berisi berkas serat yang terpaut pada dermosom


(jembatan sel)

Masing sel terikat kuat melalui serat-serat

Bentuknya tebal dan kuat terdapat pada bagian tubuh yang sering
bersentuhan atau menahan tekanan seperti tumit, telapak kaki.

e)

Berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan

Stratum basale

Terdiri dr sel berbentuk kubus (kolumner)

Tersusun vertikal pd berbatasan dermo-epidermal berbaris seperti


pagar.

b.

Merupakan lapisan epidermis yg paling bawah yang reproduktif

Dermis

Lapisan dermis ini menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis) dengan


ketebalan 0,5 3 mm. Lapisan dermis memiliki sifat ulet, elastis,
berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam . Terdiri dari seratserat kalogen, serabut-serabut elastis , bersama pembuluh darah dan
pembuluh getah bening anyaman yang memberi perdarahan untuk kulit .
Lapisan dermis terdiri dari :

a)

Dermis pars papilaris

Pars papilaris mengandung lekuk-lekuk dan membentuk


lapisan spongiosum (bunga karang)

b)

Berperan dalam peremajaan dan penggandaan unsur kulit.

Menonjol kearah epidermis.

Berisi serabut syaraf dan pembuluh darah.

Dermis pars retikularis


Pars retikularis mengandung jaringan ikat rapat.

Unsur sel dalam dermis adalah fibroblas, makrofag dan sel


lemak berkelompok dan jaringan berpigmen

Terdapat juga sel otot musculus erektor fili.

Menonjol kearah subcutan, terdiri serabut2 penunjang :


kalogen,elastin dan retikulin.

c.

Subkutis

a)

Merupakan jaringan ikat longgar dengan komponen serat longgar,


elastik dan jaringan lemak .

b)

Terdiri dari sel2 lemak yang besar dan bulat dengan inti dipinggir.

c)

Mendukung mobilitas kulit diatasnya dengan adanya bantal lemak


penikulus adiposa.

d)

e)

Berfungsi sebagai cadangan makanan.

Terdapat arteri, vena, dan anyaman syaraf, dan kelenjar getah


bening

3.4.

ETIOLOGI
1.

Sinar Matahari.
Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan ozon
yang berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB
sampai ke bumi. Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu
dapat menyebabkan lapisan ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan
pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan

kejadian kanker kulit. Selain sinar matahari sinar pengion yang dipakai
untuk pengobatan (radiasi atau radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker
kulit.

2.

Hereditas.
Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker kulit
sehingga resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.

3.

Umur.
Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada
umur 30-60 tahun, jarang pada anak.

4.

Iklim.
Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih banyak
sinar ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini dapat
menyebabkan kanker kulit.

5.

Ras Kulit.
Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai resiko tinggi
mendapat tumor melanoma maligna.

3.5. KLASIFIKASI MELANOMA MALIGNA

Melanoma maligna kutan primer dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe mayor, yaitu

1.

Melanoma Maligna Lentigo (LMM)


LMM disebut juga Hutchinsons melanotic freckle atau prakanker Dubreilh.
LMM timbul dari lesi lentigo maligna yang telah ada sebelumnya. LMM
menduduki kira-kira 5% dari melanoma kulit primer, terutama terjadi pada
orang tua. Berlawanan dengan substipe melanoma lainnya, LMM mengenai
daerah tubuh yang terpapar sinar matahari, terutama wajah. Lesi pada lentigo
maligna biasanya berupa bercak makula kecil, berwarna coklat gelap, coklat,
atau hitam. Pada permukaannya dapat dijumpai adanya bercak-bercak
pigmentasi, yang tersebar tidak teratur. Lesi meluas secara perlahan dan
ireguler. Dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif dan
agak hiperkeratotik.

2. Melanoma Maligna Permukaan (SSM)


Pada umumnya timbul dari nevus atau pada kulit normal (de novo).
Merupakan jenis yang sering dijumpai, yaitu sekitar 70% dari seluuh
melanoma maligna. Lebih sering dijumpai pada usia yang lebih muda
dibandingkan dengan LMM, yaitu berkisar antara 40-50 tahun. Lesi berupa
plak archiformis berukuran 0,5-3 cm dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada
permukaannya terdapat campuran dari bermacam-macam warna seperti coklat,
abu-abu, biru, hitam, dan sering kemerahan. Meluas secara radial. Pada
umumnya setelah lesi mencapai ukuran 1-2,5 cm, terjadi fase pertumbuhan
secara vertikal dan berkembang menjadi nodul biru kehitaman. Predileksinya
pada wanita dijumpai pada tungkai bawah dan punggung, sedangkan pada pria
dibadan dan leher.

3. Melanoma Maligna Bernodul (NM)


Dapat terjadi tanpa didahului fase pertumbuhan radial. Sehingga aturan ABCD
tidak dapat diterapkan pada subtipe ini. Kira-kira 10-30% kasus melanoma
adalah tipe noduler. Tempat yang sering terkena adalah kepala, leher dan
badan. Lesi biasanya berupa nodul yang meninggi, berpigmen seragam.
Warnanya berkisar dari biru kehitaman sampai coklat gelap, atau kadangkadangamelanotik.

4. Melanoma Maligna Lentigo Akral (ALM)


Pada umumnya timbul pada kulit normal (de novo). Merupakan tipe yang
paling jarang terjadi (1%), tapi dapat sangat ganas karena keterlambatan
diagnosis. Predileksinya pada telapak kaki dan tangan, jari-jari tangan dan
kaki, dasar kuku, dan membrana mukosa. Lesi berupa bercak dengan pigmen
yang tersebar dengan intensitas yang bervariasi. Pada permukaannya dapat
timbul papul, nodul, dan dapat mengalami ulserasi

3.6.

Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen
pada kulit yang normal paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar
matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.
Melanoma mudah menyebar kebagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan
terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan
melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya,
jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit akan lebih mungkin menyebar
melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan

kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma


bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan sistem kekebalan
tubuh. Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik bisa bertahan hidup
selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.

Tanda-tanda akan terbentuknya melanoma

bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru
tua) yang semakin membesar

Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan
biru di kulit sekelilingnya

Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan


konsistensi atau bentuk

Tanda- tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat

Melanoma berasal dari melanosit yang timbul dari puncak saraf dan bermigrasi ke
epidermis, uvea, meninges, dan mukosa ectodermal. Melanosit berada di kulit dan
menghasilkan melanin pelindung yang terkandung dalam lapisan basal epidermis
di antara dermis dan epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi
yang sudah ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah melanoma
ganas yang berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul de novo,
tanpa bukti adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang diinduksi oleh
radiasi matahari risiko terbesar yang disebabkan paparan sinar matahari yang

dapat menyebabkan melanoma dikaitkan dengan terbakar oleh sinar matahari


secara akut, intens, dan berselang. Risiko ini berbeda dibandingkan dengan kanker
sel skuamosa dan basal kulit, yang terkait dengan lama, paparan sinar matahari
jangka panjang. Melanoma juga dapat terjadi didaerah tidak terbakar kulit
termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan perineum. Lesi tertentu dianggap
prekursor lesi melanom termasuk nevus diperoleh secara biasa nevus displastik,
nevus kongenital, dan nevus biru selular.

Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal. Selama fase


pertumbuhan radial sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada epidermis
dengan waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase pertumbuhan
vertikal,di mana sel-sel ganas menginvasi dermis dan mengembangkan
kemampuan untuk bermetastasis.

3.7.

Manifestasi klinis

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen
pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar
matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.
Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan
terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. (Graham, R. 2005).

Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar


peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam

kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan
pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau
tahun. (Graham, R. 2005)

Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh


kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2006). Beberapa
penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahuntahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja, 2006)

Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah
perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk
menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,
pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya
pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma
maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka
kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,
kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Kunci penyembuhan melanoma maligna
adalah penemuan dini, sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila
penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang
berubah, seperti: berpigmen, yaitu:
1. perubahan dalam warna

2. perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)


3. timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
4. terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen
6. berkembangnya lesi satelit
7. Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat
mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu Asimetri, Border irregularity,
Color variegation, Diameter yang lebih dari 6 mm.
3.8.

Pemeriksaan Penunjang
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma
dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macammacam tes.
a. Tes laboratorium
1.

Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis
pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT
mempengaruhi liver.

2.

Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas


hematologi.

3.

Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang


abnormal).

b. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:


1.

Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan


melanoma. Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena
dibawah ini lebih komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop.
Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma, karena ketebalan dan
dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan tentang prognosis
dan pengobatan sangat sulit.

2.

CTscan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan


luasnya metastasis dari hati lebih akurat.

3.

X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.

4.

Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat


menentukan nyeri tulang.

5.

CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis
jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.

6.

Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan
untuk mengidentifikasi metastasis.

3.9.

Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia
profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening
regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.

b. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk
pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak
besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga
harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin
jantung paru).

c.

Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga
berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti
vaksin BCG kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi
tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan
pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat
satu, kemungkinan kambuh cukup besar.

d. Operasi Eksisi
Breslow Thickness

Batas Eksisi

0.75 mm or less

1 cm

0.76 to 4.0 mm

2 cm

4.0 mm and greater

3 to 5 cm

e. Diseksi limfonodi

Lymphoscintigraphy untuk mengidentifikasi cairan nodus.

f. Kemoterapi

Topical atau sistemik.

5-fluorouracil, doxorubicin, atau cisplatin.

Mencegah penyebaran tumor dan terkadang mengurangi gejala.

Tidak dapat mengobati melanoma yang sudah metastasis.

Efek samping : imunodefisiensi.

g. Radioterapi
Menggunakan energy tinggi dengan dosis rendah untuk melanoma dengan
kedalaman yang bervariasi.

Teletherapy (external source), untuk terapi jangka panjang dan efektif sebagai
paliatif.

Sebagai terapi adjuvant.

h. Imunoterapi

Non-spesifik stimulan :
BCG, Corynebacterium parvum, levimasole.

Interferon a-2b gives a 24% improvement in 5 YSR

Vaccines:

Viral oncosylates

Gangliosides

3.10

Komplikasi

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat
menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi,
hypercholesterolemia.

3.11 Prognosis
Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh banyak faktor,
diantaranya:

1.

Sifat tumor
Jenis tumor : untuk LMM mempunyai prognosis paling baik, kemudian SSM,
sedangkan NM dan ALM mempunyai prognosis yang paling buruk
lokasi tumor: lesi pada ekstremitas mempunyai prognosis lebih baik daripada
dibadan. Tingkat invasi dan kedalaman (ketebalan): makin dalam invasi
tumor, prognosis makin buruk.

1.

Stadium klinis

Angka ketahanan hidup 5 tahun pada melanoma berdasarkan stadium klinik yaitu:
Stadium I (penyakit terbatas pada kulit): 80-85%
Stadium II (mengenai limfonodi regional): 36%
Stadium III (penyakit disseminata): kurang dari 5%

DAFTAR PUSTAKA

1.

Buditjahyono, Susanto. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. EGC. Jakarta.

2.

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.

3.

Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi III. FK UI.
Jakarta.

4.

Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi II. EGC. Jakarta.

5.

Steigleder, Gerd Klaus. 1995. Atlas Saku Penyakit Kulit. Binarupa Aksara.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai