PENDAHULUAN
Virus Zika (ZIKV), merupakan flavivirus yang dibawa oleh nyamuk Aedes yang
menyebabkan penyakit demam disertai ruam, dilaporkan telah cepat menyebar di belahan
dunia barat selama beberapa bulan terakhir. Virus ini jarang diidentifikasi sampai wabah
terjadi pada Pulau Yap di Negara Federasi Mikronesia pada tahun 2007, kemudin berturutturut di France Polinesia pada tahun 2013, di Pulau Paskah pada tahun 2014, bagian Timur
Laut Brasil pada tahun 2015 dan kemudian menyebar di beberapa negara di kawasan
Amerika di mana vektor nyamuk Aedes berada. Penularan juga terjadi di wisatawan yang
kembali dari daerah yang terinfeksi ke negara-negara nonendemik, termasuk Amerika
Serikat, Kanada, Jepang, dan Eropa Barat. 1 Sampai Januari 2016, telah dilaporkan total 20
negara (Gambar 1), dengan perkiraan 1,6 juta kasus di seluruh dunia.2
kemudian diketahui disebabkan oleh virus yang diberi nama Virus Zika (ZIKV).
Selanjutnya pada tahun 1948, virus tersebut didapatkan pada nyamuk Aedes africanus di
hutan yang sama. Pada tahun 1956, dilaporkan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat
menularkan virus Zika ke tikus dan monyet. Dari tahun 19511981, serologic evidence
infeksi virus Zika ke manusia telah dilaporkan di Negara Afrika antara lain Uganda,
Tanzania, Mesir, Afrika Tengah, Sierra Leone, dan Gabon, sebagian Asia antara lain India,
Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. ZIKV diisolasi pada manusia di
Nigeria pada penelitian-penelitian di tahun 1968 dan selama 1971 sampai 1975. Pada
penelitian tersebut 40% pasien terdeteksi memiliki antibodi terhadap ZIKV.3
Pada tahun 2007, barulah ZIKV ini terdeteksi di luar Afrika dan Asia, ketika wabah
demam, ruam, konjungtivitis, dan arthralgia terjadi pada Pulau Yap, Micronesia. Meskipun
hasil serologi awal yang positif untuk IgM dengue, pengujian lebih lanjut dengan Reverse
Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dikonfirmasi virus Zika sebagai
penyebabnya. Diperkirakan 73% dari penduduk Pulau Yap berusia 3 tahun atau lebih,
terinfeksi virus Zika, sekitar 80% dari infeksi yang subklinis. 4 Kemudian pada Oktober
2013, virus Zika pertama kali diidentifikasi di Polinesia Perancis dan diduga menyebabkan
sekitar 19.000 kasus sindrom dengue seperti pada bulan Desember tahun itu. Sirkulasi virus
Zika kemudian terdeteksi di Kaledonia Baru, Kepulauan Cook, dan Pulau Paskah (Chili)
pada tahun 2014. Pada Maret 2015, kasus sindrom demam berdarah seperti dilaporkan dari
Natal di negara bagian Rio Grande do Norte, Brasil, dikonfirmasi virus Zika melalui RTPCR. Setelah itu, wabah terjadi di beberapa negara bagian di Brazil yang diduga akibat
wisatawan dari Asia dan sampai mencapai 1,5 juta kasus dan telah menyebar dengan cepat
di Amerika.5.6
Pada tahun 1981, Olson dkk melaporkan tujuh orang dengan bukti serologis
penyakit ZIKV di Jawa Tengah, selanjutnya sebuah studi serologi menunjukkan bahwa
9/71 (13%) relawan di Lombok ditemukan antibodi untuk ZIKV.5 Kemudian pada tahun
2013 dilaporkan kasus ZIKV di Australia setelah pasien bepergian di Jakarta selama 9 hari.7
Terakhir dilaporkan kasus bulan Mei 2015, penelitian Eijkman Institute for Molecular
Biology, menemukan satu kasus infeksi virus Zika di Jambi.8
VIROLOGI
2
Zika merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA) dalam family Flaviviridae, genus
Flavivirus. Virus ini memiliki hubungan kekerabatan dengan Dengue Virus (DENV),
Yellow Fever Virus (YFV), West Nile Virus (WNV), dan Japanese Enchephalitis Virus
(JEV). Virus ini berbentuk icosahedral, berdiameter sekitar 40 nm dengan tebal permukaan
kira-kira 5-10 nm.Nukleokapsid berdiameter 25-30 nm dikelilingi oleh membran lipid
bilayer mengandung protein Envelope E dan M. Genom virus Zika merupakan Genom
RNA dengan panjang 10.794 kb, berupa untai tunggal, diapit oleh dua daerah noncoding
(59 dan 39 NCR) dan tujuh protein non struktural (NS).9,10 (Gambar 2). ZIKV bisa mati
oleh potassium permanganate, ether, dan pada suhu >60C. Analisis filogenetik
menunjukkan dua garis keturunan utama, Afrika dan Asia, berasal dari virus nenek moyang
Zika, mungkin dari Uganda.3
Gambar 2 :
PATOGENESIS
Informasi mengenai patogenesis ZIKV masih sedikit, flavivirus yang ditularkan
oleh nyamuk diduga bereplikasi di sel dendritik dekat lokasi inokulasi kemudian menyebar
ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Meskipun replikasi flavivirus diduga terjadi
dalam sitoplasma sel, Buckley A, dkk mendapatkan bahwa antigen ZIKV dapat ditemukan
3
dalam inti sel yang terinfeksi. Untuk saat ini, ZIKV telah terdeteksi dalam darah manusia
pada awal onset penyakit, asam nukleat virus masih terdeteksi hingga akhir hari ke 11
setelah gejala klinis.3
TANDA DAN GEJALA
Infeksi virus Zika umumnya tidak bergejala. Sekitar satu dari empat orang yang
terinfeksi ZIKV akan menimbulkan gejala. 7 Gejala berkembang setelah gigitan oleh
nyamuk Zika terinfeksi dengan masa inkubasi diperkirakan dua sampai tujuh hari, mirip
dengan flavivirus lainnya. Gejala klinis utama pada pasien adalah demam ringan (<38,5
C), pada pasien biasanya tampak ruam makulopapular yang sering dimulai pada wajah dan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh (durasi 2 sampai 14 hari; median 6 hari), arthralgia
(durasi 1 sampai 14 hari; median 3,5 hari), dan hiperemis konjungtiva atau bilateral
konjungtivitis nonpurulen, kadang disertai dengan gejala umum nonspesifik seperti
mialgia, asthenia, sakit kepala, nyeri retro-orbital, vertigo, dan muntah. 1,12 Gejala infeksi
Zika umumnya ringan dan sembuh sendiri dalam seminggu.5
Hasil laboratorium beberapa kasus menunjukkan transient leukopenia dan dalam
beberapa kasus bisa trombositopenia. Kadar Aspartat Serum Aminotransferase (AST) dan
Alanine Aminotransferase (ALT) bisa normal dan kadang meningkat. Dari penelitian
Dennis dkk, menunjukkan adanya peningkatan beberapa sitokin pada fase akut dan
menurun pada fase convalesence.13 Sampai saat ini, belum ada kematian yang dilaporkan
akibat infeksi ZIKV.12
Beberapa komplikasi yang diduga berhubungan dengan ZIKV antara lain :
1. Guillain-Barr syndrome (GBS)
Sindrom Guillain-Barr adalah suatu penyakit saraf akut berupa defisit
sensorimotor pada bagian ekstremitas bawah, bilateral, dan simetris. Dalam banyak kasus
biasanya ada riwayat infeksi sebelum berkembang menjadi sindrom Guillain-Barr.
Kejadian tahunan GBS diperkirakan antara 0,4 dan 4,0 kasus per 100.000 penduduk per
tahun. Di Amerika Utara dan Eropa, GBS lebih umum pada orang dewasa dan meningkat
sejalan dengan usia. Beberapa studi menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih banyak
daripada wanita.14
PENULARAN
1. Melalui gigitan nyamuk
Virus Zika dominan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Awalnya diketahui
oleh nyamuk Aedes africanus di hutan di Uganda. Kemudian diketahui juga Ae. hesilli di
Pulau Yap, Ae. aegypti dan Ae. polynesiensis di Polinesia Perancis. Aedes aegypti dan Ae.
albopictus yang banyak di kawasan Amerika.
menyebarkan demam berdarah dan Chikungunya.4 Nyamuk ini biasanya bertelur pada
genangan air seperti ember, mangkuk, piring hewan, pot bunga dan vas. Mereka lebih
memilih untuk menggigit orang, dan hidup di dalam ruangan dan di luar ruangan dekat
orang. Nyamuk ini menggigit agresif pada siang hari namun mereka juga bisa menggigit di
malam hari. Nyamuk terinfeksi ketika mereka menggigit orang yang sudah terinfeksi virus.
Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitan.1
2. Melalui kontak seksual
Penyebaran virus melalui kontak seksual telah dilaporkan. Satu laporan kasus
penularan oleh seorang ilmuwan ke istrinya (diagnosis berdasarkan serologis), dia
memperoleh penyakit dari Senegal dan mulai muncul gejala setelah seminggu kembali ke
Amerika Serikat. Sebelum timbulnya gejala, ia melakukan hubungan seksual dengan
istrinya, yang tidak pernah meninggalkan Amerika Serikat. Beberapa hari kemudian
istrinya mengalami gejala yang sama dengan suaminya. Hal ini dibuktikan pula dengan
studi yang menunjukkan tingginya viral load dan replikasi virus pada air mani dan urine
dari pasien yang telah mengalami kesembuhan klinis selama seminggu.12-18
3. Penularan dari ibu ke anak
Penularan perinatal virus Zika sudah dibuktikan sebelumnya dalam sebuah
penelitian di Polinesia Prancis, berhubungan dengan komplikasi mikrosefali kongenital.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan adanya RNA virus Zika di cairan ketuban dari dua
ibu hamil dengan anak mikrosefali. Departemen Kesehatan Brasil melaporkan deteksi virus
genom Zika dalam darah dan jaringan sampel empat kasus malformasi kongenital,
meninggal tak lama setelah dilahirkan. Pada bulan Januari 2016, Infeksi virus Zika
serologis dikonfirmasi pada bayi mikrosefali yang lahir di Hawaii, dari seorang ibu yang
memperoleh infeksi saat tinggal di Brazil. Karena hubungan ini belum diamati di awal
wabah virus Zika dan karena penyebab lain dari mikrosefali bawaan belum
6
dikesampingkan dalam banyak kasus, sehingga ECDC menyatakan belum cukup bukti
yang tersedia untuk mengkonfirmasi atau membantahnya.18-20
4. Penularan dari transfusi darah
Potensi untuk transmisi ZIKV melalui transfusi darah telah dilaporkan. Saat wabah
di Polinesia, untuk mencegah penularan Zika oleh transfusi darah, tes virus Zika dengan
PCR dilaksanakan pada pendonor. Dari November 2013 sampai Februari 2014 didapatkan
42 (3%) dari 1.505 donor darah, meskipun tanpa gejala pada saat donor darah, ditemukan
positif ZIKV dengan PCR. 21
DIAGNOSA
Diagnosis infeksi ditegakkan dengan RT-PCR selama minggu pertama sakit;
viremia telah dibuktikan dari hari 0-11 setelah onset gejala. 7 Uji serologi (IgM dengan
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dapat mendeteksi virus, meskipun dengue dapat
menyebabkan hasil positif palsu. Oleh karena itu, hasil positif harus dikonfirmasi oleh
Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT). Virus Zika juga dapat dideteksi dalam air
liur dan urine.. Kesulitan diagnosis bila terjadi koinfeksi dengan dengue (terbukti) dan
Chikungunya (potensial).22,23
Dianjurkan untuk mempertimbangkan Penyakit virus Zika, demam berdarah, dan
Chikungunya dalam diagnosis diferensial bagi wisatawan demam dengan ruam, arthralgia,
dan mialgia setelah perjalanan ke Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia, mengingat
adanya Ae.aegypti dan khususnya Ae. Albopictus di banyak negara.2
Berdasarkan rekomendasi Pan American Health Organization/World Health
Organization (PAHO/WHO)18, pasien dikatakan Suspek Penyakit Virus Zika bila Pasien
dengan ruam atau suhu tubuh meningkat (> 37,2 C) dengan satu atau lebih dari gejala
berikut (menyingkirkan kondisi medis lain) :
1. Artralgia atau mialgia
2. Non-purulen konjungtivitis dan hiperemia konjungtiva
3. Sakit kepala atau malaise
Kemudian dikonfirmasi dengan laboratorium (Gambar 2). Dipertimbangkan infeksi virus
Zika pada pelancong, bila muncul gejala di atas selama atau dalam waktu dua minggu dari
daerah dengan yang sedang berlangsung transmisi virus Zika.24
Wanita hamil dapat terinfeksi virus Zika di setiap trimester. Kejadian infeksi virus
Zika pada wanita hamil saat ini tidak diketahui, dan data pada wanita hamil yang terinfeksi
virus Zika terbatas. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi virus Zika atau pengalaman penyakit yang lebih parah saat hamil.25
istirahat
dan
penggunaan
kampanye
sanitasi
massa
untuk
penghapusan
tempat
12
RINGKASAN
Virus Zika (ZIKV), merupakan flavivirus yang dibawa oleh nyamuk Aedes yang
menyebabkan penyakit yang biasanya asimptomatis. Gejala klinis yang biasa muncul
adalah demam ringan (<38,5 C), tampak ruam makulopapular, arthralgia dan hiperemi
konjungtiva. Komplikasi penyakit GBS dan mikrosefali telah banyak dilaporkan. Diagnosa
ditegakkan dengan pemeriksaan PCR, serologis dan dikonfirmasi dengan PRNT. Penularan
bukan hanya melalui gigitan nyamuk, melainkan telah dilaporkan pula melalui kontak
seksual, penularan dari ibu ke anak, dan penularan dari transfusi darah. Penanganan utama
virus Zika saat ini adalah pencegahan, dengan mengikuti langkah-langkah preventif yang
direkomendasikan CDC/WHO. Pengobatan saat ini hanya bersifat supportif. Saat ini
sirkulasi virus berada di kawasan Amerika, Afrika dan Pasifik.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Chen LH, Hamer DH. Zika Virus: Rapid spread in the western hemisphere. Ann
Intern Med. 2016. doi:10.7326/M16-0150
2. European Centre for Disease Prevention and Control. Areas with Zika virus. ECDC.
2016. Diambil dari: http://www.cdc.gov/zika/geo/
3. Hayes EB. Zika virus outside Africa.
Emerg
Infect.
2009.
doi:
10.3201/eid1509.090442
4. Duffy MR, et al. Zika virus outbreak on Yap Island, Federated States of Micronesia.
N Engl J Med. 2009; 360:2536-43
5. Hennessey M, Fischer M, Staples JE. Zika virus spreads to new areas-region of the
Americas, May 2015 January 2016. MMWR Morb Mortal Wkly Rep.2016;
65(3):5558
6. Foy BD, et al. Probable non-vector-borne transmission of Zika virus, Colorado,
USA. Emerg Infect Dis. 2011; 17:880-2
7. Kwong JC, Druce JD, Leder K.Case Report: Zika Virus Infection Acquired During
Brief Travel to Indonesia. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2013; 89(3)516517
8. Perkasa A, et al. Isolation of Zika virus from febrile patient, Indonesia. Emerg Infect
Dis. 2016. DOI: 10.3201/eid2205.151915
9. Faye O, et al. Molecular Evolution of Zika Virus during Its Emergence, in the 20th
Century. PLoS Negl Trop Dis. 2014; 8(1): e2636
10. Aryal S. Zika Virus- Structure, Genome, Symptoms, Transmission, Pathogenesis,
Diagnosis.
Online
Microbiology
Notes;
2016.
Diambil
dari:
http://www.microbiologyinfo.com/zika-virus-structure-genome-symptoms
transmission-pathogenesis-diagnosis
11. Goldsmith C. Zika virus details. CDC. 2005. Diambil dari:http://phil.cdc.
gov/phil/details.asp?pid=20487
14
dari:www.paho.org/hq/index.php?
option=com_topics&view=article&id=427&Itemid=41484&lang=en
13. Tappe D, et al. Cytokine kinetics of Zika virus-infected patients from acute to
reconvalescent phase. Med Microbiol Immunol.2015. DOI 10.1007/s00430-0150445-7
14. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid risk assessment: Zika
virus epidemic in the Americas: potential association with microcephaly and
Guillain-Barr
syndrome.
ECDC.
2015.
Diambil
dari:
http://ecdc.
europa.eu/en/publications/Publications/zika-virus-americas-association-with-micro
cephaly-rapid-risk-assessment.pdf
15. Oehler E, et al. Zika virus infection complicated by Guillain-Barr syndrome case
report, French Polynesia, December 2013. Euro Surveill. 2014;19(9)
16. Foy BD, et al. Probable NonVector-borne Transmission of Zika Virus, Colorado,
USA. Emerg Infect Dis. 2011;17(5):880-2
17. Musso D, et al. Potential Sexual Transmission of Zika Virus. Emerg Infect Dis.
2015.doi: 10.3201/eid2102.141363
18. Goorhuis A, et al. Zika virus and the risk of imported infection in returned travelers:
implications for clinical care. Travel Medicine and Infectious Disease. 2016. doi:
10.1016/j.tmaid.2016.01.008
19. Oliveira Melo AS, et al. Zika virus intrauterine infection causes fetal brain
abnormality and microcephaly: tip of the iceberg? Ultrasound Obstet Gynecol. 2016;
47(1):6-7
20. European Centre for Disease prevention and Control (ECDC). Rapid risk
assessment: Microcephaly in Brazil potentially linked to the Zika virus epidemic
24 November 2015. ECDC. 2015. Diambil dari:
http://ecdc.europa.eu/
en/publications/Publications/zika-microcephaly-Brazil-rapid-risk-assessment-Nov2015.pdf
21. Musso D, et al. Potential for Zika virus transmission through blood transfusion
demonstrated during an outbreak in French Polynesia, November 2013 to February
2014. Euro Surveill. 2014;19(14)
22. Lanciotti RS, et al. Genetic and serologic properties of Zika virus associated with an
epidemic, Yap State, Micronesia, 2007. Emerg Infect Dis. 2008;14:1232-9
15
23. Pan American Health Organization. Epidemiological Update: Zika virus infection,
16 October 2015. PAHO. 2015. Diambil dari:http://www.paho.org/hq/ index.php?
option=com_docman&task=doc_view&Itemid=270&gid=32021&lang=e
24. Pan American Health Organization. Zika virus (ZIKV) Surveillance in the Americas:
Interim guidance for laboratory detection and diagnosis 29 June 2015. PAHO. 2015.
Diambil
dari:
http://www.paho.org/hq/index.php?option=com_docman&task=
doc_download&Itemid=&gid=30176&lang=fr
25. Petersen EE, et al. Interim Guidelines for Pregnant Women During a Zika Virus
Outbreak-United States, 2016. MMWR Morb Mortal Wkly Re.p 2016;65:3033
26. Oster AM, et al. Interim Guidelines for Prevention of Sexual Transmission of Zika
Virus-United States, 2016. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2016;65:12
27. Staples JE, et al. Interim Guidelines for the Evaluation and Testing of Infants with
Possible Congenital Zika Virus Infection-United States, 2016. MMWR Morb Mortal
Wkly Rep. 2016; 65(3):63-67
16