Hasil Survey Bimbingan Akreditasi Jci, Rsup. Fatmawati: Temuan Standard & ME Rekomendasi
Hasil Survey Bimbingan Akreditasi Jci, Rsup. Fatmawati: Temuan Standard & ME Rekomendasi
STANDARD &
REKOMENDASI
2013
Identifikasi Pasien
IPSG 1
ME 1 ; 2 ; 5
penerapan
IPSG 1
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
Terdapat temuan ketidak seragaman
2013
identifikasi pasien.
RS harus melakukan edukasi kembali kepada semua staf rumah sakit terkait
pasien.
belum dijalankan.
pembuatan matriks dengan skala dan target setiap bulannya sampai fully
compliance
Melakukan re-edukasi, monitoring dan evaluasi dalam waktu sesingkatsingkatnya.
Komunikasi Efektif
Pemahaman tentang komunikasi efektif
dengan penggunaan metode SBAR dan
TBAK belum seragam di seluruh area
rumah sakit. Penggunaan stempel TBAK
belum dijalankan di seluruh area rumah
sakit
IPSG 2
Melakukan peninjauan kembali terhadap SPO yang berkaitan dengan standar ini.
ME 1,2,3,4
Terdapat perbedaan pemahaman dan penerapan aplikasi SBAR dan TBAK sesuai
standar
Terdapat pemahaman yang berbeda diantara staf medik terkait penerapan SBAR dan
TBAK ini
Melakukan reedukasi ulang terhdapa penerapan TBAK
IPSG 3
Melakukan tinjauan terhadap obat-obat apa saja yang masuk dalam daftar obat High
ME 3 ; 4
Alert Medication.
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Pihak Instalasi Farmasi harus benar-benar paham dan mengatur distribusi serta
Obat high alert medication yang ada di dalam trolley emergency harus diberikan label
yang jelas
IPSG 4
tindakan invasif
ME 1,2,3
SEGERA membuat dan menetapkan daftar tindakan invasif rumah sakit yang merupakan
masukan dari setiap SMF, berisi tentang nama tindakan, dan keperluan protokol
universal (informed consent, site marking dan time out).
Membuat SPO dan Instruksi Kerja, serta satu formulir yang berlaku umum di RS.
Fatmawati tentang daftar tindakan invasif.
Melakukan reedukasi secepatnya, terhadap penerapan daftar tindakan invasive serta
tindakan yang baik dan benar, melakukan dan mencatat site marking dengan benar
materi QPS, dimana hal ini dianggap penting mengingat hal ini belum mendapat
perhatian khusus dan diharapkan dalam tempo 4 bulan, hal ini dapat terimplementasi
dilakukan
baik
IPSG 5
Melakukan reedukasi dan monitoring terhdap penerapan hand hygiene bagi staf medik.
ME 2,3
monitoring
dan evaluasi penerapan hand hygiene ini dapat pula ditetapkan sebagai
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, Hal
RSUP.
FATMAWATI
2013
Para staf medik belum melakukan hand
hygiene dengan benar.
QPS
Melakukan reedukasi masal serta menetapkan pola penerapan yang tepat agar seluruh
IPSG 6
ME 1-3
Penerapan penilaian awal resiko jatuh di
IGD sudah tepat. Namun penerapan
penilaian ulang dalam rangka monitoring
dan evaluasi belum dipahami dan
dikerjakan dengan baik. Dengan demikian
intervensi selanjutnya yang diharapkan
tidak dapat dilakukan.
Melakukan reedukasi tentang penetapan skor resiko jatuh, kapan resiko jatuh
dilakukan evaluasi ulang serta intervensi yang dilakukan terhdap skor yang ditetapkan.
Dalam pengkajian awal dan lanjutan dokter/staf medik harus tertulis dengan jelas
tentang diagnosis dan tatalaksana resiko jatuh yang dimiliki pasien.
ACC 1
Meninjau kembali proses yang di tetapkan rumah sakit tentang proses penerimaan
ME 1
pasien di IGD.
Hal ini terkait dengan penetapan diagnosa awal triase serta tindakan
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Proses penerimaan pasien yang
yang segera harus dilakukan pada saat pasien masuk ke ruang IGD.
Petugas medis (perawat) yang ditugaskan sebagai triase saat ini belum dapat
ACC 1.1.1
melakukan justifikasi yang jelas dan benar terhadap keadaan gawat darurat yang
ME 1 ; 2
dimiliki pasien. Hal ini akhirnya berdampak pada proses serah terima dengan dokter
ACC 1.2
Membuat dan menerapkan batasan waktu perlakuan pasien di triase dengan jelas.
Hal ini akan digunakan sebagai response time dalam proses penerimaan sampai
fisik tertentu.
ACC 1.1.2
ME 1 ; 2
ME 1 ; 2
Melakukan reedukasi terutma bagi petuga smedis di triase dan gawat darurat
Kesinambungan Perawatan
ACC 2
Proses serah terima pasien harus diperbaiki dengan segera. Hal ini akan berawal
ME 1
pada justifikasi
stf medis penerima tentang bagaimana keadaan pasien saat itu sampai
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Belum adanya koordinasi yang terlihat
pada saat transfer. Hal-hal penting dan urgen harus teraktualisasi dengan jelas pada
proses transfer.
Formulir transfer yang ada di rumah sakit sudah ada, namun, sebaiknya dapat
dibedakan antara transfer pasien untuk kebutuhan diagnostic dan transfer pasien untuk
terapeutik. Demikian juga harus ada formulir transfer pasien ke luar RS dan resume
terintegrasi
medis lengkap sebagai bagian dari formulir transfer eksternal rumah sakit.
ACC 3
ME 1,2,3,4
Harus terdapat time frame yang jelas tentang penetapan dan pembuatan discharge
planning.
Membuat kebijakan yang mengatur tentang summary list : poin-poin penting apa
ACC 3.3
ME 1-5
saja yang harus ada didalamnya, instruksi kerja pengisian summary list, sampai
menetapkan unsur medis siapa saja yang terkait pengisian summary list.
Transfer Pasien
ACC 4
ME 1 ;2 ; 3; 4
RSUP.
Melakukan
reedukasi serta melakukan kajian monitoring dan evaluasi terhadap hal
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI,
FATMAWATI
2013
Proses transfer pasien belum dilakukan
ini.
PFR 1,2
ME 1
Pimpinan Rumah Sakit dan Pimpinan IGD bersama Komite Mutu, harus melakukan
identifikasi terhadap masalah stagnasi di IGD, mencoba melakukan analisisi akar
Apabila poin pertama sudah dapat dilakukan. Perbaikkan proses pelayanan pasien di
IGD dengan menetapkan respons time sampai durasi rawat di IGD harus ditetapkan dan
diterapkan.
Kesemua hal ini tentunya akan membantu pihak IGD untuk melayani pasien dengan
baik , dalam jumlah yang terprediksi sehingga data menetapkan batasan zona atau ruang
pasien yang melindungi privasi pasien baik itu di triase maupun di IGD.
Segera membuat sekat pembatas pasien / gordyn di triase dan ruang gawat darurat.
PFR 1.3
ME 1 ; 2; 3
perlakuan terhadap keluarga pasien yang menunggu di luar atau didalam IGD.
COP
Kerahasiaan Pasien
PFR 1.5
ME 3
RSUP.
Melakukan
sosialisai akan hal ini di seua tempat pelayanan di RS.
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI,
FATMAWATI
2013
Status rekam medik pasien telah
PFR 2.5
ME 2
SEGERA membuat SPO tentang end of life, definisi, batasan, hala-hal apa saja
yang perlu dilakukan, keterlibatan unsur medis apa saja yang diperlukan dalam proses
ini.
Melakukan reedukasi terutama kepada staf medis dokter dan perawat akan hal ini.
Melakukan sosialisasi dan reedukasi kembali tentang proses ini serta pengisian
PFR 5
ME 1 ; 3
formulirnya.
Proses ini harus dilakukan sejak awal pasien masuk rumah sakit, yang akan terus
dilakukan setiap ada perkembangan terbaru pasien selama proses perawatan, termasuk
dengan benar.
Hak pasien mendapat penjelasan medis terhadap diagnosis yang baru ditetapkan sampai
Informed Consents
PFR 6.1
Melakukan peninjauan SPO tentang informed consent apa sajakah yang diperlukan
ME 1
rumah sakit.
Ada satu kebijakan yang menjadi payung tentang semua informed consent
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Pemahaman tentang proses informed
ini, yang akan diikuti oleh berbagai instruksi kerja pengisian berbagai macam informed
SK.
Prose pemberian informed consent terdiri dari 2 proses besar yaitu informed dan
consent. Informasi yang diberikan kepada pasien harus bersifat awam dan yang mudah
dimengerti pasien, sehingga penggunaan istilah atau singkatan medis yang tidak awam
seharusnya dihindari agar proses edukasi dan penerimaan pasien dapat tercapai dengan
baik.
daftar singkatan.
Informed Consents Keadaan Khusus
Penetapan poin-poin apa sajakah yang harus ada dalam initial assessment harus
AOP 1.3.1
dilakukan dengan
segera. Berkoordinasi dengan semua SMF serta Komite Medik
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Penetapan kebutuhan medik dan
dengan saran dan input dari Unit Rekam Medik untuk proses ini.
AOP 1.4
AOP 1.4.1
Pengkajian awal pasien harus sama dan berlaku universal dalam rumah sakit.
Penegakan diagnosis yang tepat serta perlunya presisi waktu tepat akan dapat
pengkajian awal.
Pengkajian awal tidak diisi lengkap dalam
menetapkan kebutuhan medis apa saja yang diperlukan pasien dalam perawatannya.
Melakukan reedukasi khusus bagi dokter dan perawat tentang formulir pengkajian
medis yang baru serta bagaimana proses pengisiannya.
Tulisan harus terbaca dengan jelas, hal ini kan berdampak bagi unsur terkait pelayan
pasien lainnya yang akan bekerja setelah itu.
Penggunaan singkatan harus selalu berpedoman pada Buku Daftar Singkatan RS.
Meninjau kembali SPO yang mengatur tentang pengkajian status fungsional dan
ME 1 ; 2 ; 3 ; 4
status nutrisi.
IPSG 6
ME 1 ; 2
10
Melakukan penetapan unsure medis yang mana yang bertanggung jawab tentang
proses pengkajian dan pengisian awal status nutrisi dan status fungsional ini.
Pengkajian Nyeri
AOP 1.7
ME 1 ; 2
RSUP.
Pengkajian
nyeri harus juga dilakukan oleh dokter, melakukan pengkajian awal
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI
JCI,
FATMAWATI
2013
Pengkajian nyeri belum sepenuhnya
nyeri dengan benar dan mengetahui dengan tepat terapi apa yang perlu diambil serta
dilakukan.
Proses pengkajian nyeri ini menjadi penting mulai dari penegakan diagnosis awal
nyeri yang akan berdampak terhadap penetapan terapi serta evaluasi berkala yang harus
dilakukan.
AOP 1.8
Melakuakn reedukasi kembali terhadap hal ini untuk dokter dan perawat.
ME 1 ; 2
Tidak dilakukan pengkajian pra tindakan
Pengkajian pra tindakan, pra sedasi dan nastesi ini sangat oenting karena, dalam
proses ini klinisi dapat memperhitungkan proses tindakan apa yang terbaik untuk pasien
endoskopi
sampai kepada antisipasi apa yang akan dilakukan kepada pasien apabila terdapat
keadaan yang tidak diinginkan selama tindakan.
Proses pengkajian pra tindakan ini harus tercatat dengan baik dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi, dan bukan hanya pada formulir khusus pengkajian ra
sedasi/anastesia.
SMF. Anastesiologi harus melakukan kunjungan persiapan pra sedasi dan pra
anastesia dan menetapkan diagnosis nya lengkap dengan proses informed consent
terhadap tindakan nastesia apa yang akan dijalani pasien.
11
Reassessment
AOP 2 ME 1
2013
ASC 3 ME 1
diimplementasikan dilapangan
ASC 5.3 ME 1
tatalaksana pasien. Hal ini harus dilakukan setiap hari mengingat proses perawatan
Melakukan reedukasi kembali kepada dokter dan perawat tentang hal ini.
Melakukan peninjauan kembali tentang poin-poin apa saja yang diperlukan staf
staf medis
Care of Patients
Keseragaman Penatalaksanaan Pasien COP 1ME 3
ASC ME 3
Penatalaksanaan pasien pada perlakuan
medis untuk melakuakn pengkajian awal pasien di triase, IGD, ruang rawat, ruang
Poin-poin yang ditetapkan ini harus sama dan seragam dimana saja dan disemua
formulir. Formulir pengkajian awal pasien dapat terbagi tiga yaitu pengkajian awal
pasien rawat IGD, rawat inap dan pengkajian pasien rawat jalan. Apabila diperlukan
pengkajian awal khusus oleh salah satu SMF dapat dibuatkan formulir pengkajian
khusus misalnya pengkajian awal khusus obstetric dan ginekologi, namun tidak
mengurangi poin-poin yang ada dalam formulir pengkajian awal medis umum.
12
Care Plan
terintegrasi)
ASC 5.2 ME 1
COP 2.3 ME 1 ; 2
Proses pencatatan ini harus dilakukan dalam rekam medis pasien sehingga dapat
menggambarkan dengan jelas proses apa saja yang sudah dilalui pasien dalam perawatn
pasien.
RS
13
Edukasi Pasien
COP 2.4 ME 1 ; 2
Proses pemberian informed consent terdiri dari 2 proses besar yaitu informed dan
consent. Informasi
yang diberikan kepada pasien harus bersifat awam dan yang mudah
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Sudah terdapat konten dalam informed
dimengerti pasien, sehingga penggunaan istilah atau singkatan medis yang tidak awam
seharusnya dihindari agar proses edukasi dan penerimaan pasien dapat tercapai dengan
baik.
14
Melakukan peninjauan tentang SOP yang mengatur tentang troli emergensi dan
2013
anestesiologi, dokter emergensi serta unit farmasi tentang obat-obat dan alat-alat
emergensi apa saja yang harus tersedia dalam troli emergensi, dan tentunya isi troli
pasien.
Peralatan resusitasi tidak dilakukan
FMS ; MMU
lebih sederhana sehingga memudahkan instalasi farmasi dan petugas medis diruangan
Membuat kartu monitoring pengisian obat dan pembukaan troli emergensi yang
memonitor kelengkapan troli medis.
Peralatan medis terkait hal ini juga harus dilakukan monitoring pengecekan harian
serta kalibrasi yang terjadwal.
defibrillator, ekg dan ventilator sesuai keberadaan alat dan petugas yang diharapakan
dapat menggunakan hal tersebut.
Staf medik yang telah mendapatkan pelatihan harus memiliki bukti sertifikat
pelatihan yang harus ada dalam file kredensial staf medis tersebut.
Pembersihan alat emergensi harus dilakukan dengan baik sesuai saran dari tim
pencegahan infeksi RS.
Melakukan reedukasi tentang troli emergensi dan sitim tim medis reaksi cepat bagi
semua staf RS.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap troli emergensi serta kinerja tim medis
reaksi cepat di RS.
15
COP 3.3 ME 1 ; 2
RSUP.
Melakukan
edukasi kembali kepada perawat bahwa handling sampel darah harus
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI,
FATMAWATI
2013
Proses pengambilan sampel darah serta
Melakukan identifikasi pasien yang benar sesuai SOP terkait IPSG bagi semua
sampel dan produk darah di RS.
Pengkajian awal medis yang dilakukan akan memberikan tuntunan terhadap staf
COP 4 ME 2
medis terhadap kebutuhan diet pasien. Oleh karena itu, baik dokter dan perawat harus
Tidak terdapat bukti order makanan
COP 5 ME 2 ; 3 ; 4
medis dilakukan.
COP 4 ME 5
Penyesuaian kebutuhan diet pasien akan berlangsung setiap hari terkait dengan
perubahan keadaan umum, diagnosis dan tatalaksana pasien. Oleh karena itu pengkajian
Bukti order makanan harus dilakukan dalam masa tertentu setelah pengkajian awal
Melakukan edukasi kepada keluarga tentang rencana diet pasien selama di RS serta
memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga terhadap target diet yang ingin
dicapai dalam masa perawatan.
16
Pengkajian Nyeri
COP 6 ME 2 ; 3 ; 4
dilakukan berikut
monitoring dan evaluasi tatalaksana nyeri selanjutnya.
HASIL SURVEY BIMBINGAN AKREDITASI JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
Pengkajian nyeri tidak dilakukan setiap
medik
ASC 3 ME 3
Melakukan reedukasi / pelatihan khusus tentang hal ini serta melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan hal ini.
ASC 3.0
ME 7
didentifikasi
17
ASC 4.0
Pokja ASC bersama Dept. Anastesiologi harus membuat 1 form yang berlaku umum
ME 1,2
Melakukan telaah lanjut, monitoring dan evaluasi kepatuhan pengisian formulir ini
dan dapat dijadikan indicator klinis sebagai target yang ingin dicapai untuk perbaikkan
sistem pelayanan
ASC 5
formulir tersebut.
ASC 5.1
kamar operasi. Hal ini akan sangat membantu monitoring dan evaluasi serta kepatuhan
ME 1, 2
ASC 5.2
ME 1,2
ASC 5.3
ME 1,2
18
ASC 6.0
atau anastesia
tidak dapat
ME 2
yang lebih FATMAWATI
ramah penggunaanya sehingga memudahkan staf medis mengisi dan
HASILsedasi
SURVEY
BIMBINGAN
AKREDITASI
JCI, RSUP.
2013
diidentifikasi dengan tepat oleh staf medis
melengkapinya.
dikamar operasi.
Staf medis di ruang pulih paska operasi
ASC 6.0
ME 2, 4
Menetapkan durasi waktu yang tetap dan seragam untuk semua pasien di ruang
Melakukan diskusi lanjut antara pokja ASC dengan semua SMF yang melakukan
tindakan operasi / tindakan invasive di kamar bedah, untuk melakukan revisi formulir
laporan operasi serta melakukan pengkajian terhadap poin-poin penting apa saja yang
Melakukan skrining rekam medis terhadap semua pasien yang akan pulang ke
ruang rawat (kelengkapan pengisian laporan operasi oleh dokter pelaksana tindakan /
operator)
Instruksi paska operasi harus ditulis ditempat yang seragam yang memudahkan
unsur terkait pelayanan pasien selanjutnya menjalankan instruksi tersebut diruang rawat
PCI 7
Membuat satu SOP yang mengatur kebijakan tentang perlakuan / tata cara kamar
alasBIMBINGAN
kaki setelah keluar AKREDITASI
ME 1-3
operasi, dengan
berkoordinasi dengan SMF surgical yang melakukan tindakan, serta
HASILmenggunakan
SURVEY
JCI, RSUP.
FATMAWATI
2013
dari area ruang ganti.
Pokja PCI.
terhadap hal ini bekerjasama dengan PJ kamar operasi. Mealkukan analisa resiko infeksi
kamar operasi.
PCI 7.1
pasien.
Probe endoskopi di lemari penyimpanan
Mengganti lemari probe endoskopi yang sesuai dengan standard an ukuran skop
yang dimiliki.
Membuat pemisahan antara ruang alat steril dan tidak steril, berikut lemari nya, hal
ini sangat penting dan akan memudahkan staf medis untuk mengambil peralatan yang
diperlukan.
20
Melakukan reedukasi kepada petugas dan staf medis di unit tersebut tentang hal ini.
PCI 7.1.1
Membuat SPO dan instruksi kerja yang mengatur perlakuan terhadap alat-alat medis
instrument
steril yang
ME 1.2
serta instrument
medis yang kedaluarsa
HASILtermasuk
SURVEY
BIMBINGAN
AKREDITASI
JCI, RSUP.
FATMAWATI
kedaluarsa.
2013
Membuat SPO dan instruksi kerja yang mengatur tentang single dan re-use alat
medis.
Melakukan penetapan terhdapa alat-alat medis apa sajakah yang termasuk dalam
daftar single dan re-se
Membuat suatu sistem yang jelas tentang perlakuan alat single use ; serta re-use
seperti penandaan denagn pita berwarna yang dijadikan indikator penggunaan alat
medis tersebut.
MMU
Melakukan reedukasi kepada perawat, petugas sterilisasi, dan dokter akan hal ini.
Reedukasi harus dilakukan terhadap petugas farmasi, terhadap apa keadaan yang
21
FMS
22
2013
23
2013
24
2013
25
2013
26
2013
27
2013
28
2013
29
2013
30
2013
31
2013
32
2013
33
2013
34
2013
35
2013
36
2013
37
2013
38
2013
39
2013
40
2013
41
2013