PENDAHULUAN
Zink (Zn) termasuk dalam kelompok trace element
yaitu elemen-elemen yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil dan mutlak diperlukan untuk
memelihara kesehatan.
Bahwa zink esensial untuk kehidupan telah diketahui
sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Penelitian
mendalam selama 20 tahun terakhir menghasilkan
pengertian tentang peranan biokimia zink dalam tubuh
dan gejala klinik yang timbul akibat defisiensi zink pada
manusia (Almatsier, 2001). Zink memegang peranan
esensial dalam banyak fungsi tubuh, dan sebagai
bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan
lebih dari 300 enzim, berperan dalam berbagai aspek
metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan
dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein,
lemak, dan asam nukleat.
Sebagai bagian dari banyak metabolenzim, zink
sangat dibutuhkan dalam hampir semua aspek
metabolisme seluler. Kajian beberapa hasil penelitian
pada hewan percobaan menunjukkan bahwa zink
bersifat esensial untuk sintesis DNA oleh sel-sel
mamalia. Thimidinkinase, RNA polimerase, DNA
polimerase, ribonuklease dan reverse transkriptase
adalah beberapa enzim zinc-dependent yang
merupakan katalisator penting dalam replikasi dan
transkripsi DNA selama dalam pembelahan sel.
(Shankar & Prasad, 1998; McLange, 1998).
Pengaruh Zink terhadap Fungsi Imun
Telah diketahui bahwa zink memainkan peran
penting pada sistem imun. Anak yang menderita
defisiensi zink sangat rentan terhadap berbagai macam
kuman patogen. Zink mempengaruhi berbagai aspek
dalam sistem imun, mulai sistem pertahanan oleh kulit
sampai regulasi gen pada limfosit. Zink berperan pada
perkembang dan fungsi normal yang memperantarai
imunitas nonspesifik seperti netrofil dan sel NK.
Defisiensi zink juga mempengaruhi perkembangan
imunitas dapatan, mulai dari pertumbuhan dan fungsi
tertentu limfosit T seperti aktivasi, produksi sitokin oleh
Th-1 dan 2, perkembangan limfosit B serta produksi
antibodi, khususnya lgG. Makrofag, sel penting dalam
banyak fungsi imunologis, sangat dipengaruhi oleh
defisiensi zink, dimana dapat menyebabkan ketidakaturan komponen dalam intra sel, produksi sitokin, dan
fagositosis.
Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005
29
Hambatan
proses
pertumbuhan
perkembangan pada bayi, anak dan remaja.
dan
32
DAFTAR RUJUKAN
1.
33
2.
17. Monti D Trotiano L, Tropeaa etal (1992): Apoptosisprogrammed cell death: a role in aging process. Am J Clin
Nutr. 55 : 1208S 1214S.
18. McLange L Kathryn and Huethler Sue (1998):
Pathophysiology, the biologic basis for disease in adults
and children. Third ed. Mosby.
19. Meerarani P, Ramadass P, Toborek M et al. (2000): Zinc
protects against apoptosis of endothelial cells induced by
linoleic by linoleic acid and tumor necrosis factor alpha. Am
J Clin Nutr. 71 : 81 87.
34
36. Thaha dkk (1998): Studi makanan pendamping Air Susu Ibu.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Dep Kes RI.
37. Tracey J. Kevin (1992): The acute and chronic
pathophysiologic effects of TNF: Mediation of septic shock
and wasting (Cachexia). In: Tumor Necrosis Factors: The
molecules and their emerging roles in medicine. Edited by
Bruce Beutler. Raven Press, New York : 255 273.
38. Tran-Troung AQQ, Ho LH, Chai, Zalewski PD (2000): Cellular
zinc fluxec and the regulation of apoptosis/gene-detected
35