POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 6
Pneumatik
BAB 2.
KOMPONEN SISTEM PNEUMATIK
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas struktur dan aliran sinyal serta berbagai komponen
sistem kontrol pneumatik. Komponen sistem kontrol pneumatik tersebut antara
lain; komponen pengadaan dan penyaluran udara yang berfungsi menyiapkan
kebutuhan udara bertekanan, berbagai macam katup kontrol untuk pengontrolan
pada sistem, silinder pneumatik sebagai elemen kerja pada sistem kontrol
pneumatik tersebut.
Hasil Pembelajaran
Setelah berhasil menyelesaikan, melengkapi tugas-tugas dan latihan dari bab
ini, saudara dapat ;
Membuat struktur sistem pneumatik lengkap dengan fungsi komponen
Menjelaskan persyaratan untuk memperoleh udara bertekanan yang berkualitas
Mengklasifikasikan dan menjelaskan karakteristik berbagai macam katup
kontrol pada sistem pneumatik
Mengklasifikasikan dan mengidentifikasikan serta menjelaskan karakteristik
silinder pneumatik
Kriteria Penilaian
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria
kemampuan sebagai berikut:
Dapat menjelaskan struktur sistem pneumatik dengan benar
Dapat menjelaskan persyaratan untuk memperoleh udara bertekanan yang
berkualitas
Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan katup kontrol
Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan aktuator
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 7
Pneumatik
Aktuator
1.1
1.6
A
Y
1.2
Sinyal prosesor
1.4
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 8
Pneumatik
Kompresor udara
Tangki udara
Pengering udara
Pengatur tekanan
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 9
Pneumatik
Pelumas
gangguan dan menurunkan daya tahan sistem pneumatik. Beberapa gejala yang
terjadi akibat kualitas udara yang kurang baik antara lain;
-
Keausan yang cepat pada seal dan elemen yang bergerak pada sistem kontrol
pneumatik seperti pada katup dan silinder
Ukuran saluran
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 10
Pneumatik
ql = 20 m3/ menit
z = 20
Kerugian tekanan
Hasil :
Besarnya tangki penyimpanan
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
VB = 15 m3 ( lihat diagram )
Bab II Komponen Sistem Pneumatik
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 11
Pneumatik
bagian yang bergesekan pada komponen sistem pneumatik (silinder, katup dsb)
dapat bekerja terus menerus. Keuntungan adanya sistem pelumasan antara lain;
terjadinya penurunan angka gesekan, perlindungan terhadap korosi, dan umur
pemakaian komponen lebih lama.
Penyaring udara bertekanan
Penyaring udara bertekanan
bersih. Termasuk menyaring air kondensat dari udara bertekanan yang mengalir
melaluinya. Parameter penyaring udara adalah ukuran porinya. Ukuran pori
penyaring menunjukkan ukuran partikel-partikel minimum yang dapat disaring
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 12
Pneumatik
Korosi dalam pipa, katup, silinder, dan elemen pneumatik lainnya. Ini akan
menambah biaya pemakaian dan perawatan
Mencemarkan dan merusak hal tertentu misalnya pada industri makanan dan
pengecatan.
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 13
Pneumatik
2.3 Katup
Fungsi utama katup adalah; untuk merubah, membangkitkan atau
membatalkan sinyal untuk tujuan penyensoran, pemrosesan dan pengontrolan.
Klasifikasinya menurut; jenis sinyal, cara aktif dan konstruksinya:
Katup kombinasi
Jumlah saluran
: 2, 3, 4, 5 saluran dst
: 2, 3 posisi, dst
Operasi tertentu
Contoh katup:
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 14
Pneumatik
exhaust
valve
(katup
pembuang
cepat)
digunakan
untuk
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 15
Pneumatik
Katup pengatur tekanan: mengatur tekanan kerja dalam rangkaian kontrol, dan
menjaga tekanan agar konstan
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 16
Pneumatik
2.4. Aktuator
Aktuator
Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah
energi suplai menjadi energi kerja yang
dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh
sistem kontrol dan aktuator bertanggung jawab
pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol
akhir.
Aktuator digolongkan atas:
Aktuator gerak lurus:
- Silinder kerja tunggal
- Silinder kerja ganda
Aktuator gerak putar
- Jenis ayun
- Motor pneumatik
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 17
Pneumatik
Silinder kerja Tunggal hanya bisa memberikan gaya kerja pada satu arah
saja ( maju ) sedangkan mundur dengan gaya pegas. Langkah kerja pada silinder
ini maksimum kira-kira 80 mm.
1.0
2(A)
1.1
3(R)
memungkinkan
pemasangannya
lebih
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 18
Pneumatik
Fth = A x P
Fth = Gaya piston teoritis ( N )
A = Luas piston yang terpakai ( m2 )
P = Tekanan kerja ( Pa )
Dalam prakteknya untuk kondisi normal ( 4 8 bar ) diasumsikan kerugian
10 %nya.
Gaya pada silinder kerja tunggal
Feff = ( A x p ) - ( Fr + F f )
Gaya pada silinder kerja ganda
Feff = ( A x p ) - Fr
Langkah maju A =
D 2 x
4
Langkah mundur A = ( D 2 d 2 )
P = Tekanan kerja ( Pa )
Fr = Gaya gesekan ( kira-kira 10 % dari Fth ( N )
Ff = gaya kembali spring ( N )
D = Diameter silinder ( m )
D = diameter rod silinder ( m )
Besarnya gaya dan tekanan yang dihasilkan oleh silinder dapat diketahui
juga melalui garfik berikut;
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 19
Pneumatik
Panjang Langkah
Langkah silinder tidak boleh lebih dari 2 m. Langkah yang panjang dapat
menyebabkan tekanan mekanik batang piston dan bantalan menjadi lebih besar.
Untuk menghindari bahaya tekanan, diameter batang piston pada langkah yang
panjang harus sedikit lebih besar.
Dalam memilih panjang langkah perlu memperhatikan buckling yang
mungkin terjadi pada silinder. Diagram buckling seperti pada gambar:
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 20
Pneumatik
Kecepatan Piston
pengontrol aliran satu arah dan dapat ditingkatkan dengan katup pembuang cepat.
Rata rata kecepatan piston dapat dilihat pada diagram berikut:
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 21
Pneumatik
Untuk penyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi perlu
diketahui konsumsi udara pada sistem yaitu dengan rumus:
Konsumsi udara = Perb kompresi x luas bidang piston x panjang langkah
Perb kompresi =
Rangkuman
1. Struktur sistem pneumatik dan aliran sinyalnya terdiri dari ; Sumber ( pasokan
energi), Sinyal sensor ( pengolah), Sinyal prosesor, Elemen kontrol akhir dan
Aktuator
2. Aliran sinyal mengalir dari bawah keatas
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 22
Pneumatik
3. Air Service Unit dibutuhkan dalam penyediaan udara bertekanan yang bersih
dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan sistem, karena memiliki filter udara,
lubrikator dan regulator udara
4. Fungsi
utama
katup
adalah;
untuk
merubah,
membangkitkan
atau
Kecepatan piston standar sekitar 0,1 - 1,5 m/s dan silinder khusus dapat
mencapai 10 m/s. Kecepatan silinder dapat diatur dengan katup
pengontrol aliran satu arah dan dapat ditingkatkan dengan katup pembuang
cepat.
Soal Pelatihan
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Hal. - 23
Pneumatik
Daftar Pustaka
1. Peter Croser , 1990; Pneumatics Textbook Basic Level, Festo didactic
2. Peter Croser , 1990; Pneumatics Workbook Basic Level, Festo didactic
3. PEDC Bandung, 1984; Dasar-Dasar Pneumatik, PEDC Bandung
4. Sugihartono, 1985, Dasar dasar Kontrol Pneumatik, Bandung: Tarsito
HADIMI
ROGRAM STUDI TEKNIK MESIN