Anda di halaman 1dari 34

GAMBARAN PNEUMONIA KOMUNITI: PERAN DARI PEMERIKSAAN

GAMBARAN, DIAGNOSIS GAMBARAN DARI PATOGEN SPESIFIK DAN


PERBEDAAN DARI PENYAKIT NON INFEKSIUS
Atsushi Nambu, Katsura Ozawa, Noriko Kobayashi, Masao Tago
Kata Kunci:
Pneumonia komuniti; computed tomography, infeksi, pneumonia, penyakit paru
Inti:
Artikel ulasan ini mendiskusikan diagnosis gambaran dari pneumonia komuniti (CAP).
Karena penemuan gambaran CAP dianggap non spesifik, topik ini jarang difokuskan
pada jurnal radiologi. Namun, kami percaya bahwa pemeriksaan gambaran ambil bagian
lebih daripada yang biasanya dipertimbangkan jika penilaian detail penemuan gambaran
dibuat. Pada artikel ini, kami akan memperkenalkan cara efektif menggunakan
pemeriksaan gambar untuk tatalaksana CAP.
ABSTRAK
Artikel ini mengulas peran pemeriksaan gambaran pada tata laksana pneumonia
komuniti (CAP), diagnosis gambaran dari CAP spesifik dan perbedaan antara CAP dan
penyakit non infeksius. Radiografi dada biasanya cukup untuk menegaskan diagnosis
CAP, sedangkan computed tomography dibutuhkan untuk mendapatkan patogen
spesifik dan untuk membedakan dari penyakit non infeksius. Pneumonia Mycoplasma
pneumonia, tuberkulosis, pneumonia Pneumocystis jirovecii dan beberapa kasus
pneumonia viral kadangkala menunjukkan penemuan gambaran spesifik. Nodul
peribronkial, khususnya tampilan tree-in-bud, cukup spesifik untuk infeksi. Bukti
adanya organisasi, misalnya kecekungan dari opasitas, bronkiektasis traksi, gambaran
bronkogram udara pada seluruh kepanjangan bronkus, atau distorsi parenkim ringan
merupakan gambaran yang mengarah pada pneumonia organisasi. Kami akan
memperkenalkan cara mudah yang efektif untuk menggunakan pemeriksaan gambaran
pada tata laksana CAP.

PENDAHULUAN
Pneumonia komuniti (CAP) didefinisikan sebagai pneumonia infeksius yang terjadi
pada komuniti sosial. Hal ini berkebalikan dengan pneumonia terkait rumah sakit
(sinonim dari pneumonia nosokomial), yang mana pasien terinfeksi di rumah sakit (24
jam setelah hospitalisasi). Yang ketiga, pneumonia terkait panti jompo adalah
pneumonia yang terjadi di panti jompo, baru-baru ini telah diusulkan, yang mana
memiliki karakteristik menengah antara pneumonia komuniti dan pneumonia terkait
rumah sakit. Patogen CAP termasuk jenis yang luas dari mikroba, termasuk tidak hanya
bakteri umum namun juga mikobakteri, virus, atau jamur. Mereka bermanifestasi
sebagai pneumonia dalam bentuk bermacam-macam, dan penemuan gambarannya
sering non spesifik. Namun, karakteristik penemuan gambaran dari beberapa patogen
kadangkala mengarah pada diagnosis pneumonia spesifik. Sebagai tambahan,
pemeriksaan gambaran kadangkala menawarkan petunjuk untuk perbedaan antara
pneumonia infeksius dan penyakit non infeksius. Pada artikel ini, kami mendiskusikan
peran pemeriksaan gambaran, dan mengilustrasikan karakteristik penemuan gambaran
dari beberapa patogen (Tabel 1), beberapa kondisi klinis tertentu yang berhubungan
dengan CAP (Tabel 2), dan perbedaan antara pneumonia infeksius dan penyakit non
infeksius (Tabel 3).
ASPEK KLINIS CAP
Penilaian klinis yang tepat merupakan langkah pertama diagnosis CAP. Pasien dengan
CAP selalu mengeluhkan demam, batuk, sputum, kesulitan bernafas atau nyeri dada.
Nyeri dada bersifat indikatif pada pleuritis yang terkait. Heckerling et al mengusulkan 5
kriteria yang mengarah pada pneumonia infeksius: temperatur > 37.8C, nadi > 100
kali/menit, bunyi gemercik, suara nafas menurun dan tidak adanya asma. Berdasarkan
pada nomogramnya untuk menentukan kemungkinan adanya pneumonia, ketika
menganggap prevalensi 10% pneumonia pada populasi pasien, bila kelima kriteria ini
bertemu, maka kemungkinan pneumonia mencapai 70%. Heckerling juga menyarankan
pada laporan yang lainnya bahwa pasien dengan serangan asma akut atau tidak adanya

penemuan suara abnormal pada auskultasi tidak perlu dilakukan radiografi dada karena
kemungkinan pneumonia rendah pada kondisi ini.
Ketika penemuan klinis disarankan pada CAP, uji darah, bermacam-macam uji
untuk menentukan patogen penyebab dan radiografi dada dilakukan. Data laboratorium
selalu menunjukkan peningkatan hitungan sel darah putih, protein C reaktif dan lau
sedimentasi eritrosit.
Uji untuk patogen meliputi kultur sputum, kultur darah (pada suspek sepsis),
bermacam-macam uji antigen termasuk uji hapusan faring untuk virus influenza atau uji
antigen urin untuk Legionella pneumophila dan Streptococcus pneumonia, uji antibodi,
pewarnaan gram, uji serum berpasangan dan uji aglutinasi dingin.
Pneumonia dengan gejala klinis relatif ringan, gejala klinis atipikal seperti
atralgia, ruam kulit atau nyeri kepala, atau kurangnya leukositosis mengarah kepada
pneumonia atipikal. Patogen penyebab pneumonia atipikal termasuk Mycoplasma
pneumonia, Chlamydophila pneumonia, bermacam-macam virus dan Legionella
pneumophila.
PERAN DARI PEMERIKSAAN GAMBARAN
Pemeriksaan gambaran sangat diperlukan untuk tata laksana CAP. Peran utama
pemeriksaan gambaran adalah untuk mengkonfirmasi diagnosis pneumonia. Jika pasien
memiliki gejala klinis yang mengarah ke pneumonia infeksius, seperti demam, batuk
atau sputum, dan penemuan gambaran yang cocok dengan pneumonia, diagnosis
definitif pneumonia infeksius dapat dibuat. Pemeriksaan gambaran juga memainkan
peran tambahan untuk evaluasi efek pengobatan dengan antibiotik walaupin efek
pengobatan ditentukan berdasarkan hanya dari penemuan klinis. Hal ini umumnya
menyulitkan untuk penentuan patogen spesifik pneumonia infeksius berdasarkan pada
penemuan gambaran. Namun, karena karakteristik penemuan gambaran dari beberapa
patogen telah dilaporkan, hal ini dapat membantu dalam pemilihan pemeriksaan
berturut-turut atau antibiotik pertama. Hal ini khususnya benar untuk melakukan
eksklusi untuk tuberkulosis, yang mana membutuhkan strategi pengobatan yang cukup
berbeda dari pengobatan pneumonia bakteri biasa. Karena uji untuk tuberkulosis tidak
rutin dilakukan di kebanyakan institusi, pemeriksaan gambaran dapat menjadi

kesempatan pertama untuk mengarahkan ke kemungkinan adanya tuberkulosis. Juga,


karena banyak uji untuk patogen membutuhkan waktu, tidak ada waktu banyak untuk
penentuan pengobatan awal CAP yang mana krusial untuk mengontrol penyakit.
Menyarankan diagnosis yang mungkin dari pneumonia spesifik pada pemeriksaan
gambaran membantu menentukan pengobatan awal. Pemeriksaan gambaran dapat juga
berguna untuk membedakan penyakit non infeksius dari pneumonia infeksius. Sejak
penemuan gambaran penyakit non infeksius telah diteliti dengan ekstensif, hal ini dapat
mendukung informasi yang cukup untuk mendua penyakit tertentu meskipun studi
bandingan langsung antara pneumonia infeksius dan penyakit non infeksius berjumlah
terbatas. Pemeriksaan gambarang juga dapat menunjukkan penyakit dasar yang
menghasilkan pneumonia atau komplikasi. Radiografi dada selalu cukup untuk
mengkonfirmasi diagnosis pneumonia dan untuk evaluasi efek pengobatan, sedangkan
computed tomography (CT) dibutukan untuk melihat patogen penyebab, untuk
mengeksklusi pneumonia non infeksius dan untuk membuktikan penyakit dasar.
INDIKASI UNTUK DILAKUKANNYA CT PADA TATA LAKSANA CAP
Terdapat sedikit bukti untuk validitas CT pada tatalaksana CAP sejauh ini. Pedoman
Jepang untuk diagnosis gambaran CAP memberikan rekomendasi tingkat C (sedikit
bukti langsung) untuk penggunaan CT hanya pada situasi dimana radiografi dada
negatif untuk adanya pneumonia meskipun adanya dugaan klinis kuat. Indikasi umum
CT pada CAP termasuk pneumonia berat atau komples, pneumonia pada pasien dengan
immunocompromised, pneumonia yang tidak mempan dengan antibiotik, pneumonia
rekuren atau tidak bisa diatasi, pasien dengan dugaan klinis pneumonia namun dengan
penemuan radiografi normal atau dipertanyakan, dan pneumonia dengan dugaan adanya
penyakit dasar. Namun, pada indikasi praktek klinis dari CT yang dievaluasi untuk
setiap kasus individu tergantung dari keparahan pneumonia, atau kemungkinan
tuberkulosis atau penyakit non infeksius. Juga dicatat bahwa prevalensi penyakit non
infeksius atau tuberkulosis pada pasien dengan gejala respirasi relatif tinggi di rumah
sakit rujukan juga pasien dengan presentasi klinis atipikal lebih baik dirujuk ke rumah
sakit ini.

PENEMUAN GAMBARAN CAP


Pola Penemuan Gambaran
CAP dibagi ke dalam tiga pola khusus pada pemeriksaan gambaran, yaitu konsolidasi
(pneumonia alveolaris/lobaris), nodul peribronkial (bronkopneumonia) dan opasitas
ground-glass (GGO). Yang keempat, pola unik yang tidak umum dari CAP adalan nodul
acak, mengarah ke infeksi hematogen atau infeksi granulomatosa.
Faktanya, beberapa patogen dapat menyebabkan pneumonia dengan lebih dari
satu pola. Sebagai tambahan, konsolidasi, nodul peribronkial dan GGO dapat sering
ditemukan pada kasus pneumonia meskipun satu dari penemuan ini selaluPpredominan.
Keracunan, jumlah atau ukuran patogen, afinitas pada sel tertentu, dan respon imun dari
host dapat berhubungan dengan manifestasi CAP yang berbeda pada pemeriksaan
gambaran. Namun, alasan mengapa CAP memiliki pola yang berbeda-beda pada
penemuan gambaran masih belum diketahui.
Pola Predominan Konsolidasi (Pneumonia Alveolaris/Lobaris)
Pneumonia predominan konsolidasi mengarah pada pneumonia alveolar (Gambar 1-4).
Ketika mempengaruhi hamper semua lobus paru, hal ini disebut dengan pneumonia
lobaris. Konsolidasi ini dipercaya bahwa dibentu oleh [enyebaran inflamasi merewati
pori-pori dari Kohn atau kanal Lambert pada perifer dari paru. Juga, hal ini selalu
muncul pada konsolidasi non segmental pada tingkatan awal dari penyakit. Kebanyakan
pneumonia bacterial ditunjukkan dengan adanya pneumonia Stresptococcus dan
Klebsiella yang muncul pada pola predominan konsolidasi.

Gambar 1: Pneumonia Streptococcus; pneumonia menunjukkan pneumonia


alveolar pada pria usia 80an. A: Radiografi dada menunjukkan kosolidasi non
segmental pada lapangan paru tengah kanan, yang mana dibatasi oleh fisura minor yang
ditunjukkan pada pneumonia lobus atas (tanda panah); B,C: bagian tipis computed
tomography (B) dan sebuah gambaran potongan koronal (C) menunjukkan konsolidasi
non segmental dengan brokogram udara yang mengarah pada pneumonia alveolaris
(tanda panah).

Gambar 2: Pneumonia Mycoplasma; pneumonia menunjukkan pneumonia


alveolaris pada wanita usia 30an. A: radiografi dada menunjukkan konsolidasi buruk
pada lapangan paru kanan bawah (tanda panah); B: bagian tipis CT menunjukkan
konsolidasi non segmental dengan bronkogram udara pada bagian dorsal lobus kanan
bawah. Daerah opasitas ground-glass juga terlihat sekitar konsolidasi (tanda panah). CT:
Computed tomography.

Gambar 3: Pneumonia Chlamydophila; pneumonia menunjukkan pneumonia


alveolaris pada pria usia 60an. A: radiografi dada menunjukkan konsolidasi buruk
pada lapangan paru kanan bawah (tanda panah); B: pada bagian tipis CT, konsolidasi
fokal subpleural terlihat pada S8 kanan dari lobus kanan bawah, sebagian melebar ke
dalam lobus tengah (tanda panah hiyam). Fisura interlobular menebal sedikit (kepala
panah). Penebalan dinding bronkial ringan juga terlihat (tanda panah putih). CT:
Computed tomography.

Gambar 4: Pneumonia tuberkulosis pada wanita usia 80an. A: Radiografi dada


menunjukkan konsolidasi ekstensif dengan aerasi buruk pada paru kiri dan konsolidasi
peribronkovaskuler pada paru kanan (tanda panah); B: bagian tipis computed
tomography menunjukkan konsolidasi ekstensif dengan bronkogram udara dan kavitas
pada lobus kanan atas (tanda panah hitam). Perhatikan bahwa bronkus pada konsolidasi
melebar. Nodul sentrilobuler padat terlihat pada lobus kanan bawah (tanda panah putih).

Gambar 5: Pneumonia Mycoplasma; pneumonia menunjukkan bronkopneumonia


pada anak laki-laki usia 10an. A: Radiografi dada menunjukkan opasitas
retikulonoduler dan konsolidasi fokal pada lapangan paru kiri tengah tingga paru bawah
(tanda panah). Hilum pulmoner kiri tampak membesar; B: bagian tipis dari computed
tomography menunjukkan nodul sentrilobuler halus dengan dikelilingi opasitas groundglass pada lobus kiri bawah (tanda panah). Perhatikan bahwa dinding bronkial sentral
menebal (kepala panah).

Gambar 6: Tuberkulosis post primer pada wanita usia 40an. A: Radiografi dada
menunjukkan opasitas noduler tipis pada lapangan paru kanan tengah (tanda panah).
Juga terdapat hilangnya volume pada paru kiri dengan konsolidasi bercak dan penebalan
pleura dan kemungkinan efusi pleura kiri, indikasi dari tuberkulosis lama; B: bagian
tipis computed tomography menunjukkan opasitas bercabang sentrilobuler pada lobus

kanan atas (tanda panah). Opasitas bercabang lebih padat, lebih terdistribusi dan
berlokasi lebih perifer daripada milik bronkopneumonia umum (dibandingan dengan
Gambar 3).

Gambar 7: Pneumonia Chlamydophila; pneumonia menunjukkan bronkioliyis


infeksius pada wanita usia 60an. A: radiografi dada menunjukkan opasitas
retikulonoduler tipis pada kedua lapangan paru bawah (tanda panah); B: bagian tipis
computed tomography menunjukkan nodul sentrilobuler (tanda panah) dengan
bronkiektasis (kepala panah) pada lobus tengan dan lingula.
Pola Predominan Nodul Peribronkial (Bronkopneumonia)
Pola ini dikarakterisasi oleh predominannya nodul peribronkial termasuk nodul
sentrilobuler dengan atau tanpa konsolidasi peribronkial (Gambar 5). Berkebalikan
dengan pola predominan konsolidasi, konsolidasi ini kemungkinan dibentuk oleh
pembesaran dan penggabungan dari beberapa nodul peribronkial. Penebalan dinding
bronkial

sering

dihubungkan.

Pneumonia

dengan

pola

ini

disebut

dengan

bronkopneumonia. Namun, bronkopneumonia kadangkada tidak dapat dibedakan


dengan pneumonia alveolaris. Ketika nodul sentrilobuler predominan, yaitu ketika
daerah bronkiolus dan peribronkiolus terutama terkena, hal ini dapat mengarah ke
bronkiolitis infeksius (Gambar 6-9). Hemophilus influenza, Mycoplasma pneumonia,
Chlamydophila pneumonia, dan virus merupakan anggota patogen dari penyakit ini.
Tuberkulosis dan infeksi mikobakterial atipikal juga berada dalam kategori ini. Namun,
faktanya, kebanyakan patogen dapat membawa pola pneumonia ini.

Bronkopneumonia dapat mengikuti rangkaian klinis kronik. Pada kasus seperti


ini, bronkiektasis, opasitas retikuler prominen atau distorsi arsitektur, indikatif untuk
proses kronis penyakit, selalu ada (Gambar 7-9).

Gambar 8: Infeksi transbronkial kronis (bronkiolitis aspirasi difus) pada pria usia
70an. Pasien ini memiliki riwayat karsinoma esofagus dan aspirasi berulang yang
berhubungan. Bagian tipis dari computed tomography pada tingkatan dasar paru
menunjukkan nodul sentrilobuler (tanda panah) dengan bronkiektasis (kepala panah).
Area redaman rendah yang mengarah pada emfisema pulmoner juga tampak (*)

10

Gambar 9: Sindroma sinobronkial pada pria usia 70an. A: radiografi dada


menunjukkan pasitas retikulonoduler bilateral pada kedua lapangan paru bawah (tanda
panah); B: computed tomography (CT) pada tingkatan sinus maksilaris menunjukkan
opasifikasi sinus maksilaris (*) dan sclerosis tulang pada dinding sinus (tanda panah),
mengarahkan pada sinusitis paranasal; C: bagian tipis CT menunjukkan penebalan

11

dinding bronkial dengan bronkiektasis (tanda panah) dan opasitas sentrilobuler minimal
(kepala panah).
Pola Predominan Opasitas Ground-Glass
Pneumonia infeksius kadangkala muncul sebagai GGO predominan (Gambar 10-14).
Secara patologis GGO dapat sesuai untuk pengisian alveolar inkomplit oleh sel
inflamasi atau eksudar, edema pulmoner sekunder dari infeksi meninggalkan udara di
alveoli, atau infiltrat interstisial atau sel inflamasi (pneumonia interstisial). Pola
pneumonia infeksius ini kadangkala mengarah pada pneumonia interstisial.
Virus, Mycoplasma pneumonia dan Pneumocystis jirovecii merupakan patogen
tambahan pneumonia dengan pola ini.
Juga harus diperhatikan bahwa pneumonia alveolar resolving juga dapat muncul
pada pola predominan GGO karena aerasi alveolar kembali saat pneumonia berkurang.
Predominan Nodul Acak
Pola khusus keempar dari pneumonia umum adalah nodul acak. Nodul acak
kemungkinan

dihasilkan

oleh

penyebaran

hematogen

penyakit

atau

infeksi

granulomatosa. Beberapa pneumonia viral yang dilambangkan oleh pneumonia


varicella-zoster dapat menampakkan pola ini (Gambar 15). Diseminasi hematogen dari
patogen seperti tuberkulosis militer (Gambar 16) atau emboli sepsis (Gambar 17) juga
termasuk dalam kategori ini.
Infeksi granulomatosa, seperti tuberkulosis) infeksi mikobakterial tuberkulous
atau infeksi jamur (Gambar 18), kadangkala berbentuk nodul yang tidak berhubungan
ke gabungan bronkovaskuler pada pemeriksaan gambaran. Nodul biasanya lebih besar
dan lebih jarang daripada yang ditemukan pada pneumonia karena penyebaran
hematogen.

12

PENEMUAN GAMBARAN CAP REPRESENTATIF YANG DISEBABKAN


OLEH PATOGEN SPESIFIK
Pneumonia Streptococcus pneumoniae
Pneumonia Streptococcus pneumonia adalah jenis CAP yang paling umum, terhitung
sejumlah 40% dari CAP. Jenis ini biasanya muncul pada pneumonia alveolaris/lobaris
pada radiografi dada dan CT (Gambar 1). Lobus bawah lebih sering terlibat namun
keterlibatan berbagai lobus juga umum ditemukan. Penyakit paru bilateral terlihat kirakira pada separuh dari kasus.

Gambar 10: Pneumonia Mycoplasma; pneumonia menunjukkan opasitas groundglass pneumonia predominan pada wanita usia 30an. A: radiografi dada
menunjukkan opasitas ground-glass bercak (GGO) dengan nodul peribronkial pada
lapangan paru kanan tengah (tanda panah); B: bagian tipis computed tomography
menunjukkan daerah GGO pada lobus kanan atas. Perhatikan bahwa GGO dibatasi
sebagian oleh septa interlobular (tanda panah).

13

Gambar 11: Pneumonia Chlamydophila; pneumoniae menunjukkan opasitas


ground-glass pneumonia predominan pada pria usia 60an. Bagian tipis computed
tomography menunjukkan opasitas ground-glass bercak pada lobus kiri bawah, yang
mana ikatan bronkovaskuler yang menebal terlihat (tanda panah).

Gambar 12: Pneumonia Legionella pneumophila pada pria usia 50an. Bagian tipis
computed tomography menunjukkan pelebaran opasitas ground-glass (GGO) pada lobus
kiri bawah yang bercampur dengan konsolidasi fokal yang dibatasi dengan jelas dari
GGO sekitarnya (tanda panah).

14

Gambar 13: Pneumonia influenza H1N1 pada pria usia 40an. Bagian tipis computed
tomography menunjukkan opasitas ground-glass bercak yang dibatasi dengan jelas dari
parenkim paru sekitarnya oleh septa interlobular (distribusi geografis) pada kedua paru.
Nodul sentrilobuler tipis juga terlihat (tanda panah).
Pneumonia Mycoplasma pneumoniae
Pneumonia Mycoplasma pneumonia umumnya mengenai anak muda. Hal ini secara
klinis ditandai dengan batuk kering, demam, dan kelemahan umum. Radiografi dada
menunjukkan opasitas retikulonoduler atau konsolidasi bercak. Pada CT, nodul
sentrilobuler dan lobuler ke daerah asiner dari konsolidasi atau GGO dengan penebalan
dinding bronkial merupakan penemuan yang paling umum (Gambar 5). Penemuan ini
sesuai dengan bronkopneumonia. Penebalan dinding bronkial sering terlihat pada
bronkus sentral. Penemuan ini kemungkinan berhubungan dengan fakta bahwa
Mycbacterium pneumonia mentarget epitel bronkial. Bronkopneumonia dengan
penebalan dinding bronkus sentral pada anak dan dewasa muda cukup spesifik
penemuannya untuk pneumonia Mycoplasma. Namun, GGO ekstensif (Gambar 10) atau
konsolidasi (Gambar 2) juga tidak jarang. GGO predominan pada pneumonia
Mycoplasma pneumonia dapat memperlihaatkan edema permeabilitas dibandingkan
infiltrate seluler dengan edema. Sindrom respiratori akut dapat terjadi.

15

Pneumonia Chlamydophila pneumoniae


Telah diketahui dengan baik bahwa pneumonia Chlamydophila pneumonia sering
muncul sebagi bagian dari infeksi tambahan. Oleh karena itu, kriteria diagnosis ketat
harus digunakan untuk mendiagnosis pneumonia ini. Kami telah menggunakan kriteria
diagnosis untuk infeksi akut Chlamydophila pneumonia menggunakan kotak ELISA
buatan Kishimoto et al; pneumonia Chlamydophila pneumonia dipertimbangkan
kehadirannya ketika indeks IgA atau IgG melebihi 3.0, atau terdapat peningkatan
interval lebih dari 1.0 pada IgA atau 1.35 pada IgG di spesimen serum berpasangan.
Kriteria ini dibuktikan akurat untuk infeksi Chlamydophila pneumonia akut,
memberikan spesifisitas sebesar 93.4% (contohnya, 7.6% populasi sehat menunjukkan
lebih dari nilai batas ini) dan sensitifitas sebesar 64.9%.
Radiografi dada menunjukkan konsolidasi bercak atau opasitas retikuler
(Gambar 3, Gambar 7). Pada waktu reinfeksi, opasitas retikuler predominan. Pada CT,
berbagai pola terlihat, termasuk pneumonia alveolaris (Gambar 3), bronkopneumonia
(Gambar 7) dan pneumonia predominan GGO (Gambar 11). Karena itu, penemuan
gambaran pneumonia Chlamydophila pneumonia terlihat non spesifik dengan mata.
Namun, bronkopneumonia atau bronkiolitis infeksius pada pasien tua dengan emfisema
pulmoner atau penyakit paru kronik yang melemahkan lainnya dapat menjadi salah satu
manifestasi karakteristik pneumonia Chlamydophila pneumoniae.

Gambar 14: Pneumonia Pneumocystis jirovecii pada pria usia 20an. A: Radiografi
dada menunjukkan opasitas retikulonoduler; B: Computed tomography dada dengan
ketebalan potongan 5 mm memperlihatkan opasitas ground glass dengan retikulasi.

16

Gambar 15: Pneumonia predominan nodul acak (oneumonia varicella-zoster)


pada pria usia 30an. Bagian tipis computed tomography menunjukkan nodul solid
kecil tersebar atau opasitas ground glass yang mana tidak berhubungan dengan struktur
sentrilobuler (tanda panah).

Gambar 16: Tuberkulosis milier pada pria usia 60an. A: Radiografi dada
mendifusikan opasitas retikulonoduler pada kedua paru; B: Bagian tipis computed
tomography menunjukkan nodul militer difus dengn distribusi acak.

17

Pneumonia Legionella pneumophila


Pneumonis Legionella pneumophila merupakan pneumonia yang fatal, dan oleh karena
itu, diagnosis awal dan pengobatan sangat penting. Penemuan pada radiografi dada
termasuk konsolidasi wilayah udara definisi buruk non segmental unilateral. Penemuan
CT termasuk utamanya konsolidasi dan GGO. Penyakit paru bilateral terlihat dua
pertiga dari kasus. Telah dilaporkan bahwa konsolidasi peribronkial tajam dalam GGO
yang adalah karakteristik pneumonia Legionella terlihat pada sekitar sepertiga kasus
(Gambar 12).
Pneumonia Viral
Terdapat banyak sekali virus penyebab pneumonia. Oleh karena itu, penemuan
gambaran virus penyebab pneumonia sangat beragam. Pneumonia viral dapat terlihat
dalam berbagai bentuk dari pola yang telah disebutkan. Diantaranya, bronkopneumonia
dan GGO predominan merupakan presentasi yang paling umum dari pneumonia viral
(Gambar 13). Pola nodul acak adalah karakteristik pneumonia varicella-zoster (VZ)
(Gambar 15) meskipun tuberkulosis atau mikosis milter, atau emboli bakteri juga
memiliki gambaran ini. Hal ini dapat dibayangkan bahwa nodul acak yang terlihat pada
pneumonia VZ disebabkan karena fakta bahwa VZ menginfeksi paru secara hematogen.
Nodul kecil yang menyebar denga kalsifikasi juga kadangkala terlihat pada pasien
dengan riwayat terdahulu pernah mengalami pneumonia VZ.
Infeksi campuran, yang disebut pneumonia bacterial penyerta, juga umum pada
pneumonia viral. Pada kasus seperti ini, konsolidasi sering predominan. Namun,
pneumonia viral murni juga memperlihatkan konsolidasi. Oleh karena itu, sulit
membuat diagnosis infeksi campuran dengan pemeriksaan gambaran saja.

18

Gambar 17: Emboli sepsis pulmoner dari abses paratonsiler pada pria usia 20an.
Computed tomography (CT) yang ditingkatkan pada tingkatan orofaring menunjukkan
abses pada daerah paratonsiler kanan (tanda panah); B: CT dada dengan ketebalan
potongan 5 mm menunjukkan nodul kecil pada kedua paru (tanda panah), yang mana
beberapa diantaranya berhubungan dengan pembuluh pulmoner perifer (kepala panah).

Gambar 18: Pneumonia Cryptococcus neoformans pada wanita usia 50an. A:


Radiografi dada menunjukkan massa pada dasar paru kanan (tanda panah); B:
Computed tomography dada dengan ketebalan potongan 5 mm menunjukkan massa dan
nodul pada lobus kanan bawah (tanda panah). Nodul/massa multipel pada lobus paru
yang sama dipertimbangkan sebagai penemuan khas dari pneumonia Cryptococcus.

19

TUBERKULOSIS
Walaupun tuberkulosis berbeda dari pneumonia bacterial yang umum di bagian
presentasi klinis dan pengobatan, hal ini dapat bermanifestasi sebagai CAP.
Tuberkulosis diklasifikasikan ke dalam dua bentuk dalam bagian manifestasi klinis,
yaitu tuberkulosis primer dan post primer. Pada CT, tuberkulosis primer menunjukkan
limfadenopati hilar dan mediastinal, efusi pleura dan nodul pulmoner atau konsolidasi,
sedangkan tuberkulosis post primer menunjukkan nodul sentrilobuler dengan tampilan
tree-in-bud, dan nodul besar relatif mengarah ke granuloma dengan atau tanpa kavitas.
Tuberkulosis menunjukkan opasitas percabangan yang lebih halus dan lebih padat
dibandingkan dengan bronkopneumonia dari bakteri yang umum, yang mana secara
patologis merespon pengisian bronkiolus dengan bahan kaseous (Gambar 6). Tampilan
ini dinamakan tampilan tree-in-bud. Tuberkulosis kadangkala muncul pada
pneumonia alveolaris (pneumonia tuberkulous atau pneumonia kaseous). Pada kasus ini,
tuberkulosis meniru pneumonia alveolaris yang disebabkan oleh bakteri yang umum.
Pneumonia tuberkulous, meskipun demikian, menunjukkan bronkogram udara yang
berdilasi ringan di dalam konsolidasi (Gambar 4). Tuberkulosis dapat memiliki nodul
yang lebih besar daripada nodul sentrilobuler dan tidak memiliki hubungan khusus
dengan struktur lobules sekunder dengan atau tanpa kavitas. Nodul-nodul ini mengarah
sebagai tuberkuloma, sebagai granuloma pada patologi. Tuberkulosis juga dapat muncul
sebagai nodul milier acak (tuberkulosis milier) (Gambar 16).
INFEKSI JAMUR
Pneumonia fungal biasanya terlihat pada pasien dengan supresi imun. Karenanya, relatif
jarang hal ini bermanifestasi sebagai CAP. Namun, kriptokokus dapat terjadi pada
pasien imunokompeten. Pneumonia fungal dapat muncul pada pneumonia alveolaris,
bronkopneumonia, atau lesi noduler yang lebih umum dengan atau tanpa kavitas,
mengarah ke granuloma (Gambar 18).
Pneumosistis yang menginfeksi manusia diklasifikasikan sebangan fungus dan
dinamakan lagi dengan Pneumocystis jirovecii dari Pneumocystis carinii. Ini merupakan
patogen yang umum dari infeksi oportunistik. Namun, harus diperhatikan bahwa

20

pneumonia Pneumocystis jirovecii dapat terjadi sedikit pada pasien imunokompromi,


sepeti mereka dengan diabetes atau pengguna steroid. Oleh karena itu, hal ini mungkin
ditemui pada kondisi klinis CAP. Pneumonia Pneumocystis jirovecii secara radiologis
ditandai dengan GGO bercak bilateral dengan atau tanpa distribusi parahiler (Gambar
14). Kecuali pasien diobati, GGO dapat berkembang menjadi konsolidasi. Pada CT<
GGO simetris bilateral merupakan penemuan yang paling umum (Gambar 14). Nodul
kecil, foki dari konsolidasi, dan opasitas linier dapat terlihat. Kista juga dapat terlihat.
Tabel 1: Penemuan gambaran spesifik patogen representatif untuk pneumonia
komuniti
Patogen
Streptococcus pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
Chlamydophila pneumoniae
Legionella pneumophila
Varicella-zoster

Tubercle bacillus

Cryptococcus neoformans
Pneumocystis jirovecii

Tampilan gambaran spesifik


Pneumonia alveolaris/lobaris
Bronkopneumonia dengan penebalan dinding bronkus
sentral
Bronkiolitis infeksius dengan dilatasi bronkial
Konsolidasi peribronkial tajam dalam opasitas groundglass
Nodul tersebar dengan distribusi acak
Tampilan tree-in-bud dengan opasitas percabangan
lebih halus dan lebih padat dibandingkan dengan pada
bronkopneumonia yang disebabkan oleh bakteri umum
(tuberkulosis post primer)
Nodul/massa multipel dengan atau tanpa kavitas pada
lobus paru yang sama
Opasitas ground-glass bercak bilateral dengan distribusi

geografis
Perhatikan bahwa penemuan gambaran ini kemungkinan spesifik namun tidak sensitif
(contohnya penemuan gambaran lain juga tidak umum) untuk patogen-patogen ini

Tabel 2: Kondisi klinis tertentu yang berhubungan dengan pneumonia komuniti


Kondisi patofisiologis
Pneumonia aspirasi

Penemuan gambaran
Bronkopneumonia atau opasitas ground-glass bercak
pada bagian yang tergantung dari paru (S2, S1+2, S6

21

dan S10), bahan intrabronkial


Nodul sentrilobuler atau peribronkial dengan penebalan
Sindroma sinobronkial

dinding bronkial dan bronkiektasis, dan mukus pada


bronkus, penemuan sinusitis paranasal
Konsolidasi
dengan
pseudokavitas

Pneumonia dengan latar


belakang emfisema pulmoner

atau

pseudohoneycomb, emfisema dari paru yang terkait


(lebih mudah untuk melihat jendela yang lebih sempiy
dan kondisi tingkatan yang lebih rendah dan dengan
potongan yang lebih tipis), resolusi yang tertunda

KONDISI KLINIS TERTENTU TERKAIT DENGAN PNEUMONIA KOMUNITI


Pneumonia aspirasi
Pneumonia aspirasi disebabkan karena menghirup bakteri, makanan, asam lambung atau
bahan lainnya yang menyebabkan inflamasi atau edema paru (contohnya cairan
paraffin). Oleh karena itu, pneumonia aspirasi memiliki beberapa aspek patofisiologi
yang berbeda, yaitu pneumonia bacterial yang disebabkan karena flora mulut (biasanya
bakteri anaerobik), pneumonitis kimiawi yang disebabkan oleh asam lambung atau
lemak eksogen, dan reaksi granulomatous badan asing. Pneumonia aspirasi umumnya
terjadi pada pasien dengan kesadaran yang memburuk, penyakit kronis yang
melemahkan, dan selang trakea atau gaster. Oleh karena itu, hal ini lebih umum terjadi
pada pneumonia terkait rumah sakit. Namun, status post operatif untuk kanker esofagus
atau gaster dan esophagitis refluks juga diketahui faktor resiko pneumonia aspirasi dan
kemudia pneumonia aspirasi dapat bermanifestasi sebagai CAP.
Hal ini umumnya mengenai bagian dorsal paru (S2, S1+2, S6 dan S10) dan
mendemonstrasikan penemuan bronkopneumonia atau bronkiolitis infeksius (Gambar
19). Bahan yang dihirup kadang terlihat pada lumen bronkial (Gambar 19). GGO
bebercak dengan distribusi peribronkial juga merupakan manifestasi yang umum
(Gambar 20). Penemuan ini dipertimbangkan berhubungan dengan permeabilitas edema
karena cedera endotel oleh aspirasi asam lambung. Sindrom distres respiratori akut
(ARDS) dapat dihasilkan dari aspirasi dan mengarah pada sindrom Mendelson.

22

Bronkiolitis infesius kronis yang secara radiologis meniru panbronkiolitis difus


dinamakan bronkiolitis aspirasi difus (Gambar 8).
Sindrom sinobronkial
Sindrom sinobronkial didefinisikan sebagai infeksi kronis dan berulang dari traktur
respiratori bagian bawah dan sinus paranasal, yang mana termasuk panbronkiolitis
difus. Hal ini dulu dipercaya bahwa disebabkan oleh aspirasi keluaran purulent pada
sinus paranasal. Namun, status imun yang berubah sekarang dipertimbangkan sebagai
penyebab yang merah pada baik sinusitis paranasal dan bronkiolitis infeksius.
Radiografi dada menunjukkan opasitas retikulonoduler dengan lapangan paru bagian
bawah predominan (Gambar 9). Pada CT, nodul sentrilobular atau peribronkial dengan
penebalan dinding bronkial dan mukus pada bronkus terlihat (Gambar 9). Juga terdapat
bukti dari infeksi kronis dan berulang, misalnya seperti bronkiektasis, distorsi
parenkimal atau opasitas retikuler. Perbandingan dengan pemeriksaan gambaran
sebelumnya penting untuk membuat diagnosis eksaserbasi akut dari infeksi.
Pneumonia dengan latar belakang emfisema pulmoner
Ketika pneumonia berkembang dengan latar belakang emfisema pulmoner, konsolidasi
parenkimal yang disebabkan karena pneumonia muncul dan memiliki banyak kavitas
karena area redaman rendah yang mendasarinya. Tampilan ini mengarah pada tampilan
keju Swiss. Bila area redaman rendah predominan, hal ini dapat meniru pembentukan
serupa sarang lebah (Gambar 22). Presudokavitas dan pseudohoneycomb harus
dibedakan dari kavitas asli dan sarang lebah. Juga, resolusi yang tertunda pada
pneumonia berhubungan dengan emfisema pulmoner. Hal ini harus diperhatikan bahwa
infeksi adalah penyebab yang paling umum dari eksaserbasi akut dari penyakit paru
obstruktif kronis.

23

Gambar 19: Pneumonia aspirasi pada wanita usia 70an (patogen penyebab tidak
diketahui). Gambaran bagian tipis dari computed tomography menunjukkan nodul
sentrilobuler dengan opasitas ground-glass di sekelilingnya dan konsolidasi non
segmental subpleura (tanda panah) pada bagian dorsal paru kanan. Perhatikan bahwa
lumen bronkus segmental dipenuhi dengan bahan yang dihirup (kepala panah).

Gambar 20: Pneumonia yang disebabkan oleh aspirasi asam lambung pada pria
usia 50an. A: bagian tipis awal dari computed tomography (CT) menunjukkan opasitas

24

ground-glass bercak pada paru kiri dengan retikulasi; B: bagian tipis CT 2 hari
kemnudian menunjukkan redaman yang meningkat sebagian dengan batas opasitas yang
cekung seperti pada gambaran umum pneumonia.

Gambar 21: Pneumonia dengan latar belakang emfisema pulmoer pada pria usia
70an (patogen penyebab tidak diketahui). Bagian tipis computed tomography
menunjukkan konsolidasi bercak dengan celah berisi udara yang kecil yang konsisten
dengan area redaman rendah pre eksisten pada lobus kiri bawah.

25

Gambar 22: Pneumonia dengan latar belakang emfisema pulmoner yang


menyerupai pembentukan sarang lebah pada pria usia 60an (patogen penyebab
belum diketahui). Bagian tipis computed tomography menunjukkan perluasan area
opasitas ground-glass bercampur dengan konsolidasi pada lobus kanan bawah.
Pseudohoneycomb terlihat sepanjang fisura interlobaris (tanda panah).
DIAGNOSIS BANDING REPRESENTATIF DARI PNEUMONIA KOMUNITI
Pertimbangan Umum
Tidak ada penemuan gambaran yang 100% spesifik untuk pneumonia infeksius.
Konsolidasi dan GGO juga tidak spesifik secara penglihatan mata. Namun, nodul
peribronkial , khususnya tampilan tree-in-bud cukup spesifik untuk infeksi. Ketikan
dilihat dengan CT, konsolidasi, GGO dan nodul peribronkial ditemukan pada
kebanyakan kasus pneumonia infeksius. Oleh karena itu, nodul peribronkial sering
menjadi petunjuk diagnosis untuk pneumonia infeksius.

26

Pneumonia organisasi kriptogenik


Pneumonia organisasi kriptogenik (COP) (sebelumnya pneumonia organisasi obliteran
bronkiolitis) secara klinis ditandai dengan batuk kering dan dispnea yang berlanjut
selama beberapa bulan. Skenario klinis tipikal adalah bahwa gejala respiratori tidak
membaik meskipun dengan pengobatan antibiotic. Pada pemeriksaan gambaran, hal ini
secara khas akan memperlihatkan konsolidasi bercak yang mana terkadang mengenai
daerah peribronkial dengan atau tanpa perluasan daerah GGO. Nodul tidak umum
ditemukan. Sering ditemukan bukti organisasi, seperti misalnya kecekungan opasitas,
bronkiektasis traksi, gambaran bronkogram udara sepanjang bronkus, atau distorsi
parenkim ringan (Gambar 23). Tanda halo terbalik atau tanda atoll juga mengarahkan ke
COP (Gambar 24). Tanda ini mengindikasikan GGO sentral dikelilingi oleh cincin
konsolidasi dengan ketebalan 2 mm atau lebih (seperti kebalikan tanda halo atau atoll di
laut). Hal ini terlihat di 20% pasien dengan COP. Walaupun tanda ini awalnya
dipertimbangkan spesifik untuk COP, namun terlihat bahwa penyakit lainnya dapat
memperlihatkan tanda halo terbalik sejak itu. Penyakit ini termasuk infeksi fungal paru
invasif, parakokidioidomikosis, pneumonia Pneumocystis jirovecii, tuberkuloasis,
granulomatosis lumfomatoid, granulomatosis Wegener, pneumonia lipoid dan
sarkoidosis. Juga terlihat neoplasma dan infark pulmoner, dan diikuti terapi radiasi dan
ablasi radiofrekuensi keganasan pulmoner. Namun, sejak hal ini tidak dilaporkan bahwa
tanda halo terbaik terlihat pada CAP sejauh ini, hal ini dipertimbangkan berguna untuk
membedakan COP dari CAP.
Pneumonia organisasi yang secara histologis identik dengan COP dapat
berkembang sekunder ke pneumonia infeksius, transplantasi organ, penggunaan obat
atau hubungan dengan penyakit vaskuler kolagen. Penemuan gambaran bersifat penting
sama dengan COP. Namun, penemuan yang berhubungan dengan penyakit primer dapat
terlihat, seperti misalnya bronkopneumonia atau sarang lebah.

27

Tabel 3: Diagnosis banding representatif dari pneumonia komuniti


Pembeda dari pneumonia komuniti
Pneumonia non infeksius
Pneumonia organisasi

Rangkaian klinis kronik relatif (sering lebih dari satu

kriptogenik

bulan), bukti adanya organisasi (kecekungan opasitas,


bronkiektasis traksi, visualisasi jelas dari bronkogram
udara perifer, atau distorsi parenkim ringan), tanda halo

terbalik
Pneumonia eusinofilik kronik Konsolidasi non segmental bilateral dengan predominan
Pneumonia lipoid

peripheral
Adanya lemak dalam konsolidasi pada kedua penilaian

Neoplasma

visual dan perhitungan nilai computed tomography


Kurangnya respons inflamasi pada data laboratorium,

Adenokarsinoma invasif

rangkaian klinis kronis


Kontur menonjol, tarikan atau penipisan bronkus,

musinus
Limfoma maligna

kavitas
Infiltrate menyebar sekitar konsolidasi (tanda halo,
tanda galaksi atau penebalan pembuluh sekitar, dll)

28

Gambar 23: Pneumonia organisasi kriptogenik pada wanita usia 50an. A:


radiografi dada menunjukkan konsolidasi pada lapang paru kanan bawah dengan depresi
fisura minor kanan mengarah pada hilangnya volume lobus tengah (tanda panah putih).
Konsolidasi retrokardiak terlihat di batas (tanda panah hitam); B,C: bagian tipis
computed tomography pada paru kanan (B) dan paru kiri (C) menunjukkan konsolidasi
dengan bronkogram udara pada kedua paru. Perhatikan bahwa bronkus dalam
konsolidasi melebar ringan dan konsolidasi memiliki batas cekung (tanda panah),
mengarahkan organisasi penyakit ini.

Gambar 24: Pneumonia organisasi kriptogenik dengan tanda halo terbalik pada
wanita usia 50an: milik Dr. Takahiro Haruyama dan Dr. Asako Yamamoto, dokter
spesialis radiologi di Departemen Radiologi, Sekolah Medis Universitas Teikyo. A:
radiografi dada menunjukkan konsolidasi definisi buruk pada lapang paru kiri bawah
(tanda panah); B: bagian tipis computed tomography menunjukkan opasitas groundglass bibasilar dengan cincin konsolidasi (tanda halo terbalik (tanda panah)).
Pneumonia eosinofilik kronis
Pneumonia eosinofilik kronis (CEP) didefinisikan sebagai pneumonia eusinofilik yang
terjadi lebih dari 2 minggu dan merupakan subtipe yang paling umum pada penyakit
paru eusinofilik. Hal ini ditandai khusus dengan eusinofilia, dan adanya otitis media
atopik dan asma.
Radiografi dada menunjukkan konsolidasi non segmental dengan predominan
peripheral. Tampilan ini mengarah pada edema pulmoner negatif fotografik (Gambar

29

25). Pada CT, konsolidasi perifer bilateral atau unilateral dan GGO terlihat. Opasitas
linear atau seperti pita pararel dari pleura dapat terlihat pada tingkatan lanjut dari
penyakit. CEP dapat terlihat seperti COP. Penebalan septa interlobular lebih umum
terlihat pada CEP, yang mana nodul dan distribusi peribronkial opasitas lebih umum
pada COP.
Neoplasma
Adenokarsinoma musinus invasif (sebelumnya karsinoma bronkioalveolar musinus) dan
limfoma maligna dapat muncul pada konsolidasi alveolar, dan kemudian dapat mirip
dengan pneumonia alveolaris (Gambar 26,27). Neoplasma ini kekurangan bukti
inflamasi pada data laboratorium, dan jika ada, nilai markrt inflamasi lebih rendah
daripada yang diduga dari perluasan penyakit pada pemeriksaan gambaran. Pada CT,
bronkus pada konsolidasi meregang atau menyempit, dan konsolidasi dapat memiliki
kontur menonjol pada fisura interlobaris pada adenokarsinoma musinus invasif (Gambar
26). Juga dilaporkan bahwa daerah fokal dari opasifikasi parenkimal pada CT dapat
mengarah pada pneumonia infeksius dibandingkan dengan adenokarsinoma musinus
invasif ketika menunjukkan penebalan dinding bronkus proksimal dari lesi dan
penebalan pleura yang berhubungan dengan lesi, yang mana adenokarsinoma musinus
invasif ditandai dengan adanya daerah redaman rendah seperti gelembung di dalam
tumor.
Limfoma maligna sering dianggap sebagai pertumbuhan infiltratif, yang mana
dapat muncul sebagai tanda halo (opasitas ground-glass yang mengelilingi nodul atau
konsolidasi) atau sebagai nodul milier di sekelilingnya atau penebalan pembulu
sekitarnya (Gambar 27).

30

Gambar 25: Pneumonia eusinofilik kronik pada wanita usia 30an. Radiografi dada
menunjukkan konsolidasi subpleural bilateral dengan lapang paru tengah predominan,
konsisten dengan tampilannya, edema pulmoner negatif fotografik.

Gambar

26:

Adenokarsinoma

musinus

invasif

(sebelumnya

karsinoma

bronkioalveolar musinus) pada wanita usia 60an. Bagian tipis computed tomography

31

menunjukkan konsolidasi non segmental dengan fisura yang menonjol (tanda panah
putih) dan bronkogram udara menyempit (tanda panah hitam).

Gambar 27: Limfoma maligna pulmoner (limfoma jaringan limfoid terkait


mukosa) pada wanita usia 30an. Bagian tipis computed tomography menunjukkan
konsolidasi fokal dengan bronkogram udara yang melebar pada lingula lobus kiri atas.
Perhatikan penebalan ringan pembuluh yang berpenetrasi pada konsolidasi (tanda
panah), mengarahkan pada pertumbuhan limfoma maligna sepanjang pembuluh.

32

Gambar 28: Pneumonia lipoid eksogen pada wanita usia 30an: Milik Dr. Kazuhiro
Suzuki, dokter spesialis radioologi, departemen Radiologi, Sekolah Medis
Universitas Juntendo. Pasien ini telah mengkonsumsi petrolatum (parafin) untuk
konstipasi yang membandel. Adanya lemak dikonfirmasi dengan biopsy paru
transbronkial. A: radiografi dada menunjukkan konsolidasi bilateral pada lapang paru
bawah (tanda panah); B: bagian tipis dari CT menunjukkan daerah opasitas ground-

33

glass dengan batas helas dengan konsolidasi subpleural (tanda panah); C: Computed
tomography (CT) dada dengan kondisi jendela mediastinum menunjukkan konsolidasi
subpleura menjadi redaman lemak (tanda panah, nilai rerata CT -45HU).
Pneumonia lipoid
Pneumonia lipoid dibagi menjadi jenis endogen dan eksogen. Pneumonia lipoid eksogen
dihasilkan dari aspirasi kronik atau inhalasi hewan, sayuran, atau minyal atau lemak
berbasis petroleum. Pneumonia lipoid eksogen dipertimbangkan sebagai subtipe
pneumonia aspirasi. CT menunjukkan konsolidasi dan GGO dengan opasitas retikuler
(tampilan crazy-paving). Konsolidasi dapat memiliki nilai CT indikatif untuk lemak (150-300HU) (Gambar 28). Penilaian visual pada kehadiran lemak juga sama pentingnya
dengan konsolidasi walaupun tanpa lemak tampaknya memiliki daerah dengan nilai CT
rendah dibandingkan dengan pada lemak karena rerata volume antara infiltrat udara dan
inflamasi atau eksudat.
KESIMPULAN
Penemuan gambaran CAP beragam dan sering non spesifik. Namun, beberapa
penemuan khas kadangkala mengarahkan ke patogen yang spesifik. Sebagai tambahan,
pemeriksaan gambaran, khususnya CT, menawarkan petunjuk untuk membedakan
antara pneumonia infeksius dan penyakit non infeksi. Untuk menyempurnakan
pembedaan ini, pengenalan akan ciri-ciri gambaran CAP dan juga penyakit non
infeksius sangat diperlukan.

34

Anda mungkin juga menyukai