Anda di halaman 1dari 19

.

A. Pendahuluan
Kromatografi gas-cair (GLC), atau kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC
dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan
berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu
dalam mengidentifikasi sebuah kompleks.

B.

Landasan Teori
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-

komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (sorben) yang diam. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase
diam dan fase gerak. Sebagaiman dalam dalam fase gas-cair, Kromatografi gas fase
gerak dan fase diamnya diantaranya :

Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan
tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak

Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap)
yang terikat pada zat padat penunjangnya.
Bagaimana kecepatan suatu senyawa tertentu bergerak melalui mesin, akan
bergantung pada seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk bergerak dengan gas
dan sebaliknya melekat dengan cairan dengan jalan yang sama.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase") adalah
sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive

seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan
cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa
kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan
kromatografi gas disebut gas chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah").
Senyawa gas yang sedang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom yang
dilapisi dengan berbagai tahapan stationary. Ini menyebabkan setiap kompleks ke
elute di waktu yang berbeda, yang dikenal sebagai ingatan waktu yang kompleks.
Perbandingan dari ingatan kali yang memberikan kegunaan analisis GC-nya.
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom
(serta yang lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa
perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran
dilakukan antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada
kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase
cair. (Jadi, nama lengkap prosedur adalah "kromatografi gas-cair", merujuk ke ponsel
dan stationary tahapan, masing-masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas
terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan
kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga,
konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan
uap dari gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua
proses memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan titik didih (atau
tekanan uap) perbedaan. Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk

memisahkan komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan


pada skala yang lebih kecil (yakni microscale).

Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi


(VPC), atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC). Alternatif nama ini, serta masingmasing singkatan, sering ditemukan dalam literatur ilmiah.
Diagram alir kromatografi gas-cair

C.

Mekanisme kerja GC dan Komponen dalam Kromatografi Gas

1.

Fase Mobile (Gas Pembawa)


Fasa mobile (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan

pengurangan tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika


hal ini terjadi, cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. Cara ini cocok
untuk cuplikan yang mudah menyerap.
Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni. Seringkali gas
pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering
digunakan adalah N2, H2 He dan Ar.

2.

Injeksi sampel
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin

menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal


(Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven
tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh
gas pembawa misalnya helium atau gas lainnya.
Fase bergerak dalam kromatografi ini adalah gas, yang paling lazim adalah
helium, hidrogen, atau nitrogen. Kompenen pilihan gas spembawa terutama
tergantung pada karakteristik detektor. Kromatografi gas komersial biasanya
menyediakan katup pengatur tambahan untuk pengendalian tekanan yang baik pada
inlet kolom. Dekat inlet kolom ada suatu alat dimana sampel-sampel dapat
4

dimasuukan kedalam aliran gas pembawa. Sampel-sampel tersebut bisa berupa gas
atau cairan yang mudah menguap. Lubang injeksi dipanaskan agar sampel cair
teruapkan dengan cepat.

3.

Kolom
Aliran gas selanjutnya menemui kolom yang diletakkan dalam oven

bertemperatur konstan. Ini adalah jantung instrumen tesebut, tempat dimana proses
kromartgrafi dasar berlangsung. Kolom memilki variasi dalam hal ukuran dan bahan
isian. Tabung diisi dengan bahan padat halus dengan luas permukaan besar yang
relatif inert. Padatan iitu sebenarnya hanya sebuah penyangga mekanik untuk cairan,
sebelum diisi kedalam kolom, padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang
diinginkan yang berpareran sebagai fasa stasioner sesungguhnya. Cairan ini harus
stabil dan nonfolatil pada temperatur kolom, pemisahan dan harus sesuai untuk
pemisahan tertentu.
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, Kolom
Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis cairan, disebut
Chromatography Gas Cair (GLC); Tipe kedua, Kolom Adsorbsi, berisi partikel
penyerap yang umumnya digunakan untuk analisa gas permanen dan hydrokarbon
rendah, biasa disebut Chromatography Gas Padat (GSC).
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai
4 meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat
disesuakan dengan oven yang terkontrol secara termostatis.Kolom dipadatkan dengan

tanah diatomae, yang merupakan batu yang sangat berpori. Tanah ini dilapisis dengan
cairan bertitik didih tinggi, biasanya polimer lilin.

Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur

kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa
komponen campuran dapat berkondensasi pada awal kolom. Kolom memulai pada
temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah
pengawasan komputer saat analisis berlangsung.

Proses pemisahan pada kolom


Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran

yang diinjeksikan pada kolom:

Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.

Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam

Molekul dapat tetap pada fase gas


Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang bersifat permanen.Senyawa
yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara jelas
cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa bagian
dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama seperti
air yang menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 1000C. Peluangnya
akan berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.

Sama halnya untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair.
Beberapa senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya.
Senyawa yang lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada
fase diam: sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih
banyak dalam fase gas.
Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak
bercampurkan karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu
lebih mudah dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda
bisa beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat
dijelaskan sebagai pelarut. Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam
kromatografi gas-cair.
Substansi antara fase diam cair dan gas. Beberapa molekul dalam substansi
menghabiskan waktu untuk larut dalam cairan dan beberapa lainnya menghabiskan
waktu untuk bergerak bersama-sama dengan gas.

4.

Detektor
Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sis lain detektor. Maka

elusi zat terlarut dari kolom itu mengatur ketidakseimbangan antaradua sisi detektor
yang direkam secara elektrik. Laju aliran gas pembawa adalah hal yang sangat
penting, dan biasanya pengukur aliran untuk itu tersedia. Secara normal gas-gas yang
muncul dialirkan keluar pada tekanan atmosfir. Karena pekerja laboratorium secara
terus menerus terpapar oleh uap senyawa-senyawa yang terkromatogafi yang
mungkin tak baik walaupun kadarnya biasanya kecil maka ventilasi pada keluaran
7

instrumen harus diperhatikan. Ketentuan bisa dibuat untuk menjebak zat terlarut yang
dipisahkan setelah muncul dari kolom jika hal ini dibutuhkan untuk penyelidikan
lebih lanjut.
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan
lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Detektor ionisasi nyala

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang


sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan
temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.

Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki nyala
hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa dalam
campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.
Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron
dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan
elektron-elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan
anoda.Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan
menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada
elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada
elektroda dan menjadi netral.
Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda
lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke
katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.
Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawasenyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ionion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah
pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa
yang serupa, arus yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.
Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang
keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke
spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan
detektor tipe ini.

5.

Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah

kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).


Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili
satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol
secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk
membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain
telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah
melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang
dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang
berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan.
Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area
dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak
tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal
seharusnya..
10

Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti
dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area
selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.

Waktu retensi
Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom

menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu
dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak
maksimum untuk senyawa itu.
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa
tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada: Titik didih senyawa.
Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur
kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai
cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki
waktu retensi yang lama.
Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair,
akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan
yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.
Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekulmolekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau
karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan.
Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya
di dalam kolom.

11

Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan
menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat
mempunyai pengatur temperatur.
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda
dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena
kondensasi yang lama pada bagian awal kolom.
Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan
melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya
melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara
puncak-puncak dalam kromatogram.
Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian
perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.
Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas
akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit
pertambahan temperatur akan memperjelas perlekatan senyawa. Peningkatan
temperatur masih dapat lebih `melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.

12

D. PENERAPAN KROMATOGRAFI GAS


1.

Untuk identifikasi senyawa

Dengan suatu kolom tertentu dan dengan semua fariabelnya seperti temperatur dan
laju alir, dikendalikan secara cermat, waktu retensi atau volume retensi suatu zat
terlarut merupakan suatu besaran dari zat terlarut tersebut, seperti halnya titk didih
atau halnya indek bias adalah besaran. Ini menunjukkan bahwa sifat retensi dapat
digunakan untuk mengetahui suatu senyawa.
2.

Analisis kuantitatif

Dengan GC tergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan ukuran
dari pita elusi yang dihasilkan. Secara umum dengan detektor diferensial, ukuran
jumlah zat terlarut yang paling baik adalah luas dibawah pita elusi. Jumlah zat terlarut
= faktor kalibrasi x luas dibawah pita elusi.
Keterbasan GC adalah volatilitas sampel itu harus mempunyai tekanan uap
yang cukup pada temperatur kolom tersebut, dan ini segera menghilangkan banyak
jenis sampel. Suatu perhitungan yang aktual tidak mungkin dilakukan tetapi harus
diperkirakan bahwa sekitar 20% senyawa kimia yang diketahui kurang cukup
volatil.kebanyakan sampel organik tidak cukup volatil untuk memungkinkan
penerapan langsung dari GC.

13

E. CARA KERJA KROMATOGRAFI GAS

1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak
sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali.
2. Tarik beberapa sampel Anda ke dalam jarum suntik. Anda mungkin perlu untuk
menghilangkan gelembung udara di dalam tabung suntik oleh plunyer bergerak cepat
ke atas dan ke bawah sementara jarum dalam sampel. Biasanya 1-2 mL sampel
disuntikkan ke dalam GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum
suntik. Namun, Anda tidak ingin menyuntikkan sebagian besar udara atau puncak
Anda akan terlalu kecil pada tabel perekam.
3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A).
Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di
tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai
kertas) dan kertas bergerak.
4. Menyuntikkan sampel Anda baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi.
Pegang tingkat jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah
Anda tidak dapat lagi melihat jarum, dengan cepat mendorong pendorong dan
kemudian

tarik

jarum

suntik

injeksi

keluar

dari

pelabuhan.

Injeksi Catatan : injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh
perak disk. Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa
perlawanan. Untuk beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam
injector, sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa
14

Anda mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi,
mungkin di sudut yang sedikit berbeda. Jarum harus benar-benar menghilang ke
dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke kolom GC.Suntikkan dengan cepat
untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan
di pelabuhan injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan
catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC
kolom di sekitar waktu yang sama.)
5. Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu
orang untuk menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu
injeksi di bagan perekam.
6. Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat
dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap
penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui
kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah
bawah GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan
suhu injektor pelabuhan dalam C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA.
Perhatikan bahwa ada dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang
tepat.

15

F.

SAMPEL YANG DAPAT DIANALISIS DENGAN GC

Sampel yang dapat dianalisis dengan GC diantaranya adalah :


1.

Produk Gas Alam

2.

Kemurnian Pelarut

3.

Asam Lemak

4.

Residu Pestisida

5.

Polusi Udara

6.

Alkohol

7.

Steroid

8.

Minyak Atsiri

9.

Flavor

10. Ganja (mariyuana)

G. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS


Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa
dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam,
karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat
analisa dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidangbidangmya adalah :
1. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang
digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang
ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor,
16

KGCdipakai untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO ,


H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dll.
2. Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam
klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam
lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan
vitamin
3. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resinresin sintesis.
4. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau
pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan,
juga dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa
peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen,
dan fosfor.

17

7. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasilhasildari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru
dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9. Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI GAS

Kelebihan dari kromatografi Gas yaitu :


1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan
yang tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis
relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

18

Kekurangan dari kromatografi Gas, yaitu :

1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap


2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan
kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.

19

Anda mungkin juga menyukai