DEFINISI
Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks,
yang biasanya pada usia 1-3 tahun.
Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif
pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan
keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi, dan interaksi sosial.
Autisme merupakan istilah untuk perilaku yang aneh atau
ganjil dan kelambatan perkembangan sosial dan
komunikasi yang berat (Krik & Gallagher, 1986).
www.trinoval.web.id
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari autisme belum diketahui,
yang pasti hal ini bukan disebabkan karena pola asuh
yang salah.
Menurut penelitian para ahli menunjukkan bahwa
autisme mempunyai penyebab neurobiologist yang
sangat kompleks.
Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan oleh
interaksi faktor genetik dan lingkungan seperti
pengaruh negatif selama masa perkembangan otak .
Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negatif
selama masa perkembangan otak , antara lain ;
penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat,
trauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik
selama masa dalam kandungan maupun setelah
dilahirkan, gangguan imunologis, gangguan absorpsi
protein tertentu akibat kelainan di usus.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala autisme mulai tampak pada
anak sebelum mencapai usia 3 tahun.
Secara umum, gejala paling jelas
terlihat antara umur 2-5 tahun.
Gejala pada anak autisme mencakup
gangguan pada komunikasi, interaksi
sosial, perilaku dan bermain, perasaan
dan emosi, persepsi sensori.
19-May-10
GANGGUAN PADA
KOMUNIKASI
Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
Mengeluarkan katakata yang tidak dapat dimengerti
oleh orang lain
Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam
konteks yang sesuai
Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
Meniru atau membeo, beberapa anak sangat pandai
menirukan nyanyian, nada, maupun kata-kata tanpa
mngerti artinya
Kadang bicara monoton seperti robot
Mimik muka datar
Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang
disukainya akan bereaksi dengan cepat
19-May-10
PENCEGAHAN
upaya pencegahan hanya bertujuan agara
gangguan perilaku yang terjadi tidak
semakin parah bukan untuk mencegah
terjadinya autis.
Pencegahan ini dapat dilakukan sedini
mungkin sejak merencanakan kehamilan,
saat kehamilan, persalinan dan periode
usia anak.
KLASIFIKASI
Jenis Persepsi
Autisme persepsi merupakan autisme yang timbul sebelum lahir
dengan gejala adanya rangsangan dari luar, baik kecil maupun kuat
dapat menimbulkan kecemasan.
Jenis Reaksi
Autisme reaktif yaitu dengan gejala penderita membuat gerakangerakan tertentu berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat
diamati pada usia 6-7 tahun, memiliki sifat rapuh, mudah terpengaruh
oleh dunia luar.
Jenis Autisme yang Timbul Kemudian
Jenis ini diketahui setelah anak agak besar dan akan mengalami
kesulitan dalam mengubah perilakuknya karena sudah melekat atau
ditambah adanya pengalaman yang baru.
PENCEGAHAN SEJAK
KEHAMILAN
Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kandungan lebih awal
Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi
virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes)
Segara periksa ke dokter spesialis kandungan jika terjadi perdarahan
selama kehamilan
hati-hati minum obat selam kehamilan, bila perlu konsultasi ke dokter
lebih dulu.
Hindari paparan alergi berupa asap rokok atau makanan penyebab
alergi sejak usia kandungan di atas 3 bulanjaga higiene, sanitasi, dan
kebersihan diri serta lingkungan.
Konsumsi makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi mineral dan vitamin tertentu sesuai anjuran dokter secara
teratur.
Hindari keadaan stress atau depresi.
19-May-10
PENCEGAHAN SEJAK
USIA BAYI
PENGOBATAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan neurologis
Tes neuropsikologi
Tes pendengaran
Tes ketajaman penglihatan
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
EEG (Electro Encephalogram)
Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas kromosom
Pemeriksaan darah
Pemeriksan air seni
19-May-10
PATHWAY KEPERAWATAN
Nutrisi
ibu yg
buruk
saat hamil
Kelainan
neurobiologis
Ketidak
seimbangan
biokimia
Faktor
genetik
ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan
kekebalan
Autisme
Gangguan
komunikasi
verbal &
non verbal
Hambatan
interaksi
sosial
Gangguan
persepsi
sensori
Gangguan
emosi
Resiko
kekerasan
thd diri
sendiri
PENGKAJIAN
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai:
Gangguan interaksi sosial. Contoh: suka menyendiri
Gangguan komunikasi verbal dan non verbal. Contoh: sulit
bicara atau bicara berulang-ulang
Gangguan respon emosi. Contoh: sering marah-marah dan
tertawa tanpa alasan
Ganguan sensori, seperti tidak sensitif terhadap rasa
sakit/takut
Gangguan pola bermain. Contoh: tidak suka bermain dengan
teman sebaya
Gangguan tingkah laku
19-May-10
DIAGNOSA
INTERVENSI
Diagnosa I
NIC
: Peningkatan sosialisasi
Aktivitas :
Fasilitasi kemampuan dengan orang lain
Identifikasi perubahan perilaku yang spesifik
Identifikasi permainan yang dapat
meningkatkan interaksi sosial
Libatkan pendukung sebaya dalam memberikan
umpan balik dalam interaksi sosial
Gunakan teknik bermain peran untuk
meningkatkan ketrampilan dan teknik
berkomunikasi
Berikan umpan balik positif jika pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain
19-May-10
NIC
: Pencapaian komunikasi
Aktivitas
:
Kaji kemampuan bicara dan berkomunikasi
Anjurkan kehadiran pada pertemuan
kelompok untuk melakukan kontak
interpersonal
Sering berikan pujian positif pada pasien
bila mau berkomunikasi
Pelihara atau mengusahakan kontak mata
dengan pasien
Libatkan keluarga dalam latihan komunikasi
NIC
: Pengelolaan sensori perifer
Aktivitas :
Pantau kemampuan untuk membedakan
tajam atau tumpul, panas atau dingin
Pantau adanya parestesia: mati rasa
Tingkatkan jumlah stimuli untuk mencapai
input sensori yang sesuai (peningkatan
interaksi sosial, jadwal kontak)
Kurangi jumlah stimulus untuk mencapai
input sensori yang sesuai (hindarkan dari
suara yang keras atau bising)
Hindari atau pantau secara ketat
penggunaan dingin dan panas
Pantau adanya barang-barang yang
membahayakan di lingkungan
Diagnosa IV
Tujuan
NOC
Keterangan skala:
1 : tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan
19-May-10
NIC
: Mood management
Aktivitas :
Monitor kemampuan perawatan diri
Monitor intake cairan dan nutrisi
Monitor status fisik pasien
Berikan kesempatan untuk latihan fisik, contoh:
berjalan atau membaca
Monitor status mental dan psikologis pasien
setelah dilakukan terapi
Diagnosa II
Dx
II
: Kerusakan komunikasi
verbal dan non verbal berhubungan
dengan hambatan psikologis.
Kriteria hasil
EVALUASI
Diagnosa I
Dx
Skala
Diagnosa III
Skala
Dx
III
Kriteria Hasil
Skala
19-May-10
Diagnosa IV
Dx
IV
Skala