Anda di halaman 1dari 9

19-May-10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN


ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME

By Trinoval Yanto Nugroho

DEFINISI
Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks,
yang biasanya pada usia 1-3 tahun.
Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif
pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan
keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi, dan interaksi sosial.
Autisme merupakan istilah untuk perilaku yang aneh atau
ganjil dan kelambatan perkembangan sosial dan
komunikasi yang berat (Krik & Gallagher, 1986).

www.trinoval.web.id

ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari autisme belum diketahui,
yang pasti hal ini bukan disebabkan karena pola asuh
yang salah.
Menurut penelitian para ahli menunjukkan bahwa
autisme mempunyai penyebab neurobiologist yang
sangat kompleks.
Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan oleh
interaksi faktor genetik dan lingkungan seperti
pengaruh negatif selama masa perkembangan otak .
Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negatif
selama masa perkembangan otak , antara lain ;
penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat,
trauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik
selama masa dalam kandungan maupun setelah
dilahirkan, gangguan imunologis, gangguan absorpsi
protein tertentu akibat kelainan di usus.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala autisme mulai tampak pada
anak sebelum mencapai usia 3 tahun.
Secara umum, gejala paling jelas
terlihat antara umur 2-5 tahun.
Gejala pada anak autisme mencakup
gangguan pada komunikasi, interaksi
sosial, perilaku dan bermain, perasaan
dan emosi, persepsi sensori.

19-May-10

GANGGUAN PADA
KOMUNIKASI
Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
Mengeluarkan katakata yang tidak dapat dimengerti
oleh orang lain
Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam
konteks yang sesuai
Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
Meniru atau membeo, beberapa anak sangat pandai
menirukan nyanyian, nada, maupun kata-kata tanpa
mngerti artinya
Kadang bicara monoton seperti robot
Mimik muka datar
Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang
disukainya akan bereaksi dengan cepat

GANGGUAN PADA PERILAKU &


BERMAIN
Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan
melakukan gerakan yang sama berulang-ulang
Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara
bermainnya juga aneh
Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil-mobilan terusmenerus untuk waktu lama) atau sesuatu yang berputar
Terdapat kelekatan dengan benda-benda tertentu, seperti
sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa
kemana-mana
Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar,
air yang bergerak
Perilaku ritualistik sering terjadi
Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal: tidak dapat diam, lari
kesana-sini, melompat-lompat, berputar-putar, memukul benda
berulang-ulang
Dapat pula duduk benging dengan tatapan kosong

GANGGUAN PADA INTERAKSI


SOSIAL

Menolak atau menghindar untuk bertatap muka


Anak mengalami ketulian
Merasa tidak senang dan menolak jika dipeluk
Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang terdekat
dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya
Bila didekati untuk bermain justru menjauh
Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk
di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik
apapun
Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya
dibandingkan terhadap orangtuanya

GANGGUAN PADA PERASAAN &


EMOSI
Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal
melihat anak menangis tidak merasa kasihan,
bahkan merasa terganggu
Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marahmarah tanpa sebab yang jelas
Sering mengamuk tidak terkendali (temper
tantrum), terutama bila tidak mendapatkan apa
yang yang diinginkan, bahkan dapat menjadi
agresif dan destruktif

19-May-10

GANGGUAN PADA PERSEPSI


SENSORI
Mencium-cium, menggigit, atau menjilat mainan
atau benda apa saja
Bila mendengar suara keras langsung menutup
telinga
Tidak menyukai rabaan dan pelukan, bila
digendong cenderung merosot untuk melepaskan
diri dari pelukan
Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian
dengan bahan tertentu

PENCEGAHAN
upaya pencegahan hanya bertujuan agara
gangguan perilaku yang terjadi tidak
semakin parah bukan untuk mencegah
terjadinya autis.
Pencegahan ini dapat dilakukan sedini
mungkin sejak merencanakan kehamilan,
saat kehamilan, persalinan dan periode
usia anak.

KLASIFIKASI
Jenis Persepsi
Autisme persepsi merupakan autisme yang timbul sebelum lahir
dengan gejala adanya rangsangan dari luar, baik kecil maupun kuat
dapat menimbulkan kecemasan.
Jenis Reaksi
Autisme reaktif yaitu dengan gejala penderita membuat gerakangerakan tertentu berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat
diamati pada usia 6-7 tahun, memiliki sifat rapuh, mudah terpengaruh
oleh dunia luar.
Jenis Autisme yang Timbul Kemudian
Jenis ini diketahui setelah anak agak besar dan akan mengalami
kesulitan dalam mengubah perilakuknya karena sudah melekat atau
ditambah adanya pengalaman yang baru.

PENCEGAHAN SEJAK
KEHAMILAN
Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kandungan lebih awal
Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi
virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes)
Segara periksa ke dokter spesialis kandungan jika terjadi perdarahan
selama kehamilan
hati-hati minum obat selam kehamilan, bila perlu konsultasi ke dokter
lebih dulu.
Hindari paparan alergi berupa asap rokok atau makanan penyebab
alergi sejak usia kandungan di atas 3 bulanjaga higiene, sanitasi, dan
kebersihan diri serta lingkungan.
Konsumsi makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi mineral dan vitamin tertentu sesuai anjuran dokter secara
teratur.
Hindari keadaan stress atau depresi.

19-May-10

PENCEGAHAN SEJAK
USIA BAYI

PENCEGAHAN SAAT PERSALINAN

Konsultasi dengan dokter spesialis


kandungan tentang rencana persalinan.
Pemantauan perkembangan secara cermat
sejak usia dini segera setelah bayi lahir.

PENGOBATAN

Bergabung dengan anak ketika anak sedang bermain, jauhkan anak


dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah
mereka menuju kegiatan yang lebih beragam.
Misalnya, orang tua mengajak anak mengitari kamarnya, kemudian
tuntun
mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu
memasuki dunia mereka untuk
membantu mereka masuk ke
dunia luar.
Berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika
anak telah melakukan tugasnya dengan baik karena kata-kata pujian
kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Sehingga orangtua
harus mencari cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan
untuk mengangkat harga diri anak.
Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan secara visual
(melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Misal,
menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat tangan
untuk membantu anak mengutarakan kebutuhan, perasaan dan
gagasannya.
Buat jadwal kegiatan sehari-hari, berikan makanan dan aktivitas
favorit, serta teman dan anggota keluarga lainnya untuk membantu
anak berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.

Amati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir, meliputi:


sering muntah, BAB sulit (mengejan), sering kembung, rewel
pada malam hari (kolik), cegukan berlebihan, sering flatus.
Bila terdapat kelainan bawaan seperti: kelainan jantung bawaan,
kelainan genetik, kelainan metabolik, maka harus dilakukan
perawatan oleh dokter ahli dan amati tanda dan gejala autisme
secara cermat sejak dini.
Bila terjadi gangguan saraf seperti trauma kepala, gangguan
kelemahan otot, maka deteksi secara dini gangguan
perkembangan.
Pada bayi prematur, hiperbilirubenemia, infeksi berat saat usia
bayi, maka harus dilakukan monitoring tumbuh kembang dan
perilaku pada anak secara rutin.
Pada bayi dengan gangguan pencernaan yang disertai gejala
alergi atau terdapat riwayat alergi pada orangtua, sebaiknya
menunda pemberian makanan yang beresiko alergi (telor, ikan
laut, kacang tanah, keju) hingga usia 2 atau 3 tahun dan juga
menghindari MSG, dan zat pewarna makanan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan neurologis
Tes neuropsikologi
Tes pendengaran
Tes ketajaman penglihatan
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
EEG (Electro Encephalogram)
Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas kromosom
Pemeriksaan darah
Pemeriksan air seni

19-May-10

PATHWAY KEPERAWATAN
Nutrisi
ibu yg
buruk
saat hamil

Kelainan
neurobiologis

Ketidak
seimbangan
biokimia

Faktor
genetik

ASUHAN KEPERAWATAN

Gangguan
kekebalan

PADA PASIEN AUTISME

Autisme

Gangguan
komunikasi
verbal &
non verbal

Hambatan
interaksi
sosial

Gangguan
persepsi
sensori

Gangguan
emosi

Resiko
kekerasan
thd diri
sendiri

PENGKAJIAN
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai:
Gangguan interaksi sosial. Contoh: suka menyendiri
Gangguan komunikasi verbal dan non verbal. Contoh: sulit
bicara atau bicara berulang-ulang
Gangguan respon emosi. Contoh: sering marah-marah dan
tertawa tanpa alasan
Ganguan sensori, seperti tidak sensitif terhadap rasa
sakit/takut
Gangguan pola bermain. Contoh: tidak suka bermain dengan
teman sebaya
Gangguan tingkah laku

Gangguan tingkah laku


Untuk membantu mengobservasi tingkah laku anak antara lain:
Apakah penampilan anak tenang, cemas, tegang, sesuka
hati, marah, pemalu, banyak bicara, agresif, lebih memikirkan
diri sendiri(egois), stabil, atau murung.
Apakah anak aktif, diam di tempat, gelisah atau tidak dalam
diam.
Apakah mudah atau susah untuk memperhatikan sesuatu.
Apakah anak diam duduk, memanjat, lari, buka pintu, ingin
tahu sesuatu di lingkungannya.
Apakah ada reaksi terhadap perintah dengan perasaan
takut dan senang.
Kemampuan mengikuti perintah, dapat mengikuti 2 atau 3
perintah dengan baik tanpa diulangi.
Kaji riwayat kehamilan ibu, nutrisi saat hamil dan terjadi gangguan
pada saat hamil atau tidak.
Kaji riwayat partum dan post partum
Uji perkembangan seperti Denver II

19-May-10

DIAGNOSA

INTERVENSI
Diagnosa I

Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan tidak


adanya teman sebaya atau orang lain yang penting.
Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan
dengan hambatan psikologis.
Gangguan persepsi sensori: penciuman dan taktil
berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori,
transmisi atau integrasi.
Resiko kekerasan terhadap diri sendiri berhubungan
dengan status emosi.

NIC
: Peningkatan sosialisasi
Aktivitas :
Fasilitasi kemampuan dengan orang lain
Identifikasi perubahan perilaku yang spesifik
Identifikasi permainan yang dapat
meningkatkan interaksi sosial
Libatkan pendukung sebaya dalam memberikan
umpan balik dalam interaksi sosial
Gunakan teknik bermain peran untuk
meningkatkan ketrampilan dan teknik
berkomunikasi
Berikan umpan balik positif jika pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain

: Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan


tidak adanya teman sebaya atau orang lain yang
penting.
Tujuan
: Pasien dapat menggunakan aktivitas yang
diperlukan untuk kesenangan, hiburan dan
perkembangan.
NOC
: Partisipasi bermain
Berpartisipasi dan menikmati permainan
Meningkatkan ketrampilan interaksi sosial
Menunjukkan perilaku yang menunjukkan perbaikan
interaksi sosial
Memahami efek perilaku diri terhadap interaksi sosial
Memainkan permainan interaktif dengan teman
seusia/sebaya
Keterangan skala:
1 : tidak adekuat
2 : sedikit adekuat
3 : sedang
4 : banyak
5 : adekuat

Diagnosa II : Gangguan komunikasi verbal


dan non verbal berhubungan
dengan hambatan psikologis.
Tujuan
: Pasien dapat mengungkapkan
pesan verbal dan non verbal.
NOC
: Komunikasi: kemampuan ekspresif
Berbicara pada orang lain
Menggambar
Pertukaran pesan dengan orang
lain
Keterangan skala:
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak

19-May-10

NIC
: Pencapaian komunikasi
Aktivitas
:
Kaji kemampuan bicara dan berkomunikasi
Anjurkan kehadiran pada pertemuan
kelompok untuk melakukan kontak
interpersonal
Sering berikan pujian positif pada pasien
bila mau berkomunikasi
Pelihara atau mengusahakan kontak mata
dengan pasien
Libatkan keluarga dalam latihan komunikasi

NIC
: Pengelolaan sensori perifer
Aktivitas :
Pantau kemampuan untuk membedakan
tajam atau tumpul, panas atau dingin
Pantau adanya parestesia: mati rasa
Tingkatkan jumlah stimuli untuk mencapai
input sensori yang sesuai (peningkatan
interaksi sosial, jadwal kontak)
Kurangi jumlah stimulus untuk mencapai
input sensori yang sesuai (hindarkan dari
suara yang keras atau bising)
Hindari atau pantau secara ketat
penggunaan dingin dan panas
Pantau adanya barang-barang yang
membahayakan di lingkungan

Diagnosa III : Gangguan persepsi sensori:


penciuman dan taktil berhubungan
dengan perubahan penerimaan
sensori, transmisi, atau integritas.
Tujuan
: Pasien mampu menahan diri dari
gangguan persepsi, proses pikir, isi
pikir.
NOC
: Pengendalian distorsi pikir
Berinteraksi sesuai dengan orang lain dan
lingkungan
Memperlihatkan pengaturan pikiran yang logis
Penuh perhatian, konsentrasi dan orientasi
Keterangan skala:
1 : tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan secara konsisten

Diagnosa IV
Tujuan
NOC

: Resiko kekerasan terhadap diri sendiri


berhubungan dengan status emosi.
: Pasien mampu mengendalikan emosinya
sehingga tidak beresiko untuk menyakiti diri
sendiri.
: Mood equilibrium

Melaporkan tidur yang adekuat


Melaporkan adanya nafsu makan yang normal
Menunjukkan ketertarikan dalam

Keterangan skala:
1 : tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan

19-May-10

NIC
: Mood management
Aktivitas :
Monitor kemampuan perawatan diri
Monitor intake cairan dan nutrisi
Monitor status fisik pasien
Berikan kesempatan untuk latihan fisik, contoh:
berjalan atau membaca
Monitor status mental dan psikologis pasien
setelah dilakukan terapi

Diagnosa II

Dx
II

: Kerusakan komunikasi
verbal dan non verbal berhubungan
dengan hambatan psikologis.
Kriteria hasil

1. Berbicara pada orang lain


2. Menggambar
3. Pertukaran pesan dengan
orang lain

EVALUASI
Diagnosa I

Dx

: Hambatan interaksi sosial


berhubungan dengan tidak ada
teman sebaya atau orang lain yang
penting.
Kriteria Hasil

Skala

1. Berpartisipasi dan menikmati permainan


2. Meningkatkan ketrampilan interaksi
sosial
3. Menunjukkan perilaku yang menunjukkan
perbaikan interaksi sosial
4. Memahami efek perilaku diri terhadap
interaksi sosial
5. Memainkan permainan interaktif dengan
teman seusia/sebaya

Diagnosa III

: Gangguan persepsi sensori


berhubungan dengan perubahan
penerimaan sensori, transmisi, atau
integrasi.

Skala
Dx
III

Kriteria Hasil

Skala

1. Berinteraksi sesuai dengan orang


lain dan lingkungan
2. Memperlihatkan pengaturan pikiran
yang logis
3. Penuh perhatian, konsentrasi dan
orientasi

19-May-10

Diagnosa IV

Dx
IV

: Resiko kekerasan terhadap


diri sendiri berhubungan
dengan status emosi
Kriteria Hasil

Skala

1. Melaporkan tidur yang adekuat


2. Melaporkan adanya nafsu makan
yang normal
3. Menunjukkan ketertarikan dalam

Anda mungkin juga menyukai