Anda di halaman 1dari 50

KELOMPOK 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uap air merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase air menjadi uap dengan
cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan diperlukan energi panas
yang diperoleh dari sumber panas, misalnya dari pembakaran bahan bakar (padat, cair,
gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai sisa proses kimia serta tenaga nuklir.
Sudah beribu-ribu tahun manusia melakukan proses perebusan (boiling) air
menjadi uap air, tetapi baru dua abad ini ditemukan bagaimana cara mempergunakan uap
untuk kebutuhan yaitu dengan diciptakannya boiler. Boiler menghasilkan uap dan uap
yang dihasilkan ini dapat dugunakan untuk membangkitkn listrik, menggerkkan turbin dan
sebagianya.
Pada dasarnya boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air
dalam suatu industri proses. Panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas
atau steam. Steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1600
kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga
boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dengan baik. Bahan bakar yang digunakan
untuk memanaskan boiler bisa berupa gas, minyak dan batu bara. Di Indonesia bahan
bakar yang umum digunakan adalah solar. Pemahaman lebih lanjut mengenai boiler akan
dibahas pada makalah ini.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan
digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanantemperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP),
dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan
dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial
and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Boiler ?
2. Bagaimana sistem kerja Boiler ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Boiler ?
4. Apa saja bagian-bagian dari Boiler ?
5. Bagaimana sketsa komponen-komponen serta prinsip instrumentasi atau alat
ukur pada Boiler ?
6. Bagaimana perawatan umum untuk Boiler ?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian Boiler
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Boiler
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dariBoiler
4. Mengetahui komponen-komponen dari Boiler
5. Mengetahui bentuk atau sketsa serta prinsip kerja instrumentasi atau alat ukur pada
Boiler
6. Mengetahui cara perawatan umum pada Boiler

BAB II
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui
sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar
adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Proses pemanasan pada boiler dilaksanakan dengan tiga tahap,

yaitu sebagai

berikut:
1. Proses pemanasan sehingga air menjdi uap basah ( wet steam ).
2. Proses pemanasan sehingga air jenuh menjadi uap jenuh ( saturated steam ).
3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap panas lanjut ( superheated steam).
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Syarat-syarat Boiler Yang Baik
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Boiler yang baik harus memenuhi persyaratan yang ditinjau dari segi teknis,
ekonomis, maupun keselamatan kerja. Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah:

Hemat dalam pemakaian bahan bakar.

Pengoperasian fleksibel ( dapat menyesuaikan naik turunnya beban ).

Konstruksi ringkas dan sederhana agar mudah dalam pengoperasian dan


perawatannya.

Mempunyai system pembuangan lumpur yang baik.

Dapat menghasilkan uap yang bersih.

Material yang digunakan memenuhi standar yang berlaku.

Dilengkapi peralatan pengaman yang memenuhi standar dari dinas pengawasan


keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja.

Jumlah panas yang hilang karena radiasi harus sekecil-kecilnya.

Peredaran gas panas dari pembakaran harus baik sehingga transfer panas dapat
maksimal.

Perbandingan ruang uap dan air, saluran luar dan sirkulasi air yang memadai

Boiler harus dapat dioperasikan dalam waktu singkat.

Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana
terdiri dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan panas
yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang
mengubah air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel untuk
berbagai proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur,
dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi


listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air
umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara
lain :
1.

Oksigen terlarut : Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada

2.

peralatan boiler.
Kekeruhan : Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta

3.

mengganggu proses.
pH : Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat

4.

menyebabkan korosi pada peralatan.


Kesadahan : Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan
kerak pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan lokal
overheating.

2.2 Klasifikasi Boiler


2.2.1 Berdasarkan tipe pipa
a. Fire Tube
Cara kerja : Pada boiler pipa api, api dan gas panas yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar mengalir melalui pipa-pipa yang dikelilingi oleh air yang
berfungsi sebagai penyerap panas. Panas dihantarkan melalui dinding-dinding pipa
dari gas-gas panas ke air disekelilingnya. Boiler pipa api dapat menggunakan
bahan bakar minyak, gas, dan bahan bakar padat.
Karakteristik:

Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000

kg/jam)dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).


Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan

bakar padat.
Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai
paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.1. Fire Tube Boiler (Anonim,2009)

b. Water tube
Cara Kerja : Pada boiler pipa air, air berada di dalam pipa-pipa yang dikelilingi
oleh api dan gas-gas panas yang berada di luar pipa, sehingga pembentukan uap
terjadi di dalam pipa-pipa. Pada dinding dapur boiler pipa air, hampir semuanya
tertutup oleh pipa-pipa air. Pipa-pipa air ini berfungsi sebagai permukaan
perpindahan panas, dan sebagai pendingin dinding dapur boiler sehingga akan
memperpanjang usia pakainya.
Karakteristik:

Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.

Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungankandungan lain yang larut dalam air.

Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit tenaga.

Kapasitas 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik

Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit
di pabrik.

Gambar 2.2 Water Tube Boiler (Anonim, 2009)

Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.

No. Tipe Boiler

Keuntungan
Kerugian
Proses pemasangan mudah dan cepat, Tekanan operasi steam terbatas untuk
Tidak membutuhkan setting khusus

tekanan rendah 18 bar


Kapasitas steam relatif kecil (13.5

Investasi awal boiler ini murah

TPH) jika diabndingkan dengan water


tube
Tempat pembakarannya sulit dijangkau

Fire
Tube

Bentuknya lebihcompact dan portable

Tidak membutuhkan area yang besar


untuk 1 HP boiler
2

Water

Kapasitas steam besar sampai 450

Tube

TPH

S-1 Teknik Kimia

untuk dibersihkan, diperbaiki, dan


diperiksa kondisinya.
Nilai effisiensinya rendah, karena
banyak energi kalor yang terbuang
langsung menuju stack
Proses konstruksi lebih detail

Boiler

KELOMPOK 4

Tekanan operasi mencapai 100 bar

Investasi awal relatif lebih mahal


Penanganan air yang masuk ke dalam

Nilai effisiensinya relatif lebih tinggi boiler perlu dijaga, karena lebih sensitif
dari fire tube boiler

Tungku mudah dijangkau untuk


melakukan pemeriksaan,
pembersihan, dan perbaikan.
2.2.2

untuk sistem ini, perlu komponen


pendukung untuk hal ini
Karena mampu menghasilkan kapasitas
dan tekanan steam yang lebih besar,
maka konstruksinya dibutuhkan area
yang luas

Klasifikasi berdasarkan bahan bakar yang digunakan

a. Solid Fuel
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu)
dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:

Harga bahan baku relatif lebih murah dari boiler yang menggunakan bahan
bakar cair dan listrik

Nilai efisiensinya lebih baik dari boiler tipe listrik.

b. Oil Fuel
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:

Harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua


tipe boiler.

Nilai efisiensinya lebih baik dari boiler berbahan bakar padat dan listrik

c. Gaseous Fuel
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG)
dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:

Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe


boiler.

Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

berdasarkan bahan bakar.


d. Electric
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber
panas.
Karakteristik:

Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang

menggunakan bahan bakar cair


Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakarnya.

Tabel 2.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.


No.

Tipe Boiler

Keuntungan

Kerugian

Bahan baku mudah didapatkan.

Sisa pembakaran sulit


dibersihkan

Murah konstruksinya.

Sulit mendapatkan bahan baku


yang baik.

Sisa pembakaran tidak banyak dan


lebih mudah dibersihkan.

Harga bahan baku paling mahal.

Bahan bakunya mudah didapatkan.

Mahal konstruksinya.

Harga bahan bakar paling murah.

Mahal konstruksinya.

Paling baik nilai effisiensinya.

Sulit didapatkan bahan


bakunya, harus ada jalur
distribusi.

Paling mudah perawatannya.

Paling buruk nilai effisiensinya.

Mudah konstruksinya dan mudah


didapatkan sumbernya.

Temperatur pembakaran paling


rendah.

Solid Fuel

Oil Fuel

Gaseous Fuel

Electric

2.2.3

Klasifikasi berdasarkan kegunaan boiler

a. Power Boiler
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga
mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Karakteristik:

Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik

Sisa steam digunakan sebagai proses industri.

b. Industrial Boiler
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan
tekanan yang sedang.
Karakteristik:

Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas untuk


menjalankan proses industri dan sebagai tambahan pemanas.

Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.

c. Commercial Boiler
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan
tekanan yang rendah.
Karakteristik:

Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas sebagai


pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan proses operasi

komersial.
Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan rendah.

d. Residential Boiler.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah.
Karakteristik:

Memiliki tekanan dan kapasitas steam yang rendah

Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam tekanan rendah


yang digunakan untuk perumahan.

e. Heat Recovery Boiler


Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas
yang besar.
Karakteristik:
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar

Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak
terpakai

Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.

Tabel 2.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan.


No.

Tipe Boiler

Power
Boiler

Keuntungan

Kerugian

Dapat menghasilkan listrik dan


sisa steamdapat menjalankan
proses industri.

Konstruksi awal relatif mahal.

Steam yang dihasilkan memiliki


Perlu diperhatikan faktor safety.
tekanan tinggi
Penanganan boiler lebih mudah.
2

Industrial
Boiler

Konstruksi awal relatif murah.

Steam yang dihasilkan memiliki


tekanan rendah.

Penanganan boiler lebih mudah.


3

Commercial
Boiler

Steam yang dihasilkan memiliki


tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah.
Penanganan boiler lebih mudah.

Steam yang dihasilkan memiliki


tekanan rendah.

Residential Boiler
Konstruksi awal relatif murah.
Penanganan boiler lebih mudah.

Heat Recovery
Boiler

Steam yang dihasilkan memiliki


tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah.

2.2.4 Klasifikasi berdasarkan konstruksi boiler


a. Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di pabrik
pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.
b. Site Erected Boiler

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di


tempat akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen.
Tabel 2.4. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No.

Tipe Boiler

Keuntungan
Mudah pengirimannya.

Package Boiler

Site Erected
Boiler

Dibutuhkan waktu yang singkat


untuk mengoprasikan setelah
pengiriman.
Tekanan dan kapasitas kerjanya
dapat disesuaikan keinginan.

Kerugian
Terbatas tekanan dan kapasitas
kerjanya.
Komponen-komponen boiler
tergantung pada produsen boiler.

Sulit pengirimannya, memakan biaya


yang mahal.
Perlu waktu yang cukup lama setelah
Komponen-komponen boiler dapat
boiler berdiri, setelah proses
dipadukan dengan produsen lain.
pengiriman.

2.2.5 Klasifikasi berdasarkan tekanan kerja boiler


a. Low Pressure Boilers
Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steam
operasi kurang dari 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah
160 psig atau temperatur dibawah 250 0F
b. High Pressure Boilers
Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steam
operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan diatas 160 psig
atau temperatur diatas 250 0F
Tabel 2.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.
No.

Tipe Boiler

Low Pressure

Keuntungan
Tekanan rendah sehingga
penanganannya tidak terlalu rumit
Area yang dibutuhkan tidak terlalu
besar, dan biaya konstruksi tidak lebih

Kerugian

Tekanan yang dihasilkan rendah,


tidak dapat membangkitkan listrik.

mahal dari high pressure boiler


Tekanan tinggi sehingga
Tekanan yang dihasilkan tinggi
2

High Pressure

penanganannya perlu diperhatikan

sehingga dapat membangkitkan listrik

aspek keselamatannya.
dan sisanya dapat didaur ulang untuk Area yang dibutuhkan besar dan
mengoprasikan proses industri

biaya konstruksi lebih mahal


darilow pressure boiler

2.2.6 Klasifikasi berdasarkan cara pembakaran bahan bakar


S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

a. Stoker Combustion
Cara kerja : tipe ini memanfaatkan bahan bakar padat untuk melakukan
pembakaran, bahan bakar padat dimasukkan kedalam ruang pembakaran
melalui conveyor ataupun manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang harus
diatangani berupa bottom ash atau fly ash yang dapat mencemari lingkungan.
b. Pulverized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan ball mill atau roller mill
sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 1 mm. kemudian batu bara berupa
bubuk ini disemprotkan ke dalam ruang pembakaran.
c. Fluidized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga batu
bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini pembakaran dilakukan
dalam lapisan pasir, batu bara akan langsung membara jika mengenai pasir.
d. Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar cair, padat,
dan gas untuk melakukan pembakaran, pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing fuel
dimasukkan ke dalam ruang pembakaran melalui oil gun. Setelah tercapai
temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.
Tabel 2.6. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.
No.

Tipe Boiler

Keuntungan

Stoker
Combustion

Konstruksinya relatif
sederhana.

Pulverized

Fluidized Bed

Firing

S-1 Teknik Kimia

Kerugian
Limbah yang diproduksi pembakaran
lebih banyak
Panas yang dihasilkan kurang merata
jika tidak ada komponen pendukung.
Effisiensi relatif rendah

Efisiensi relatif tinggi


Konstruksinya rumit dan
Proses pembakaran lebih
membutuhkan dana investasi yang
merata pada tungku
mahal.
pembakaran.
Efisiensi relatif tinggi
Konstruksinya rumit dan
Suhu pembakaran tidak
membutuhkan dana investasi yang
mencapai suhu 10000C
mahal.
sehingga tidak
menimbulkan NOX
Limbah yang diproduksi Konstruksi relatif rumit, perlu nozzle.
pembakaran lebih sedikit
Panas yang dihasilkan lebih
merata
Boiler

KELOMPOK 4
Effisiensi relatif lebih baik

2.2.7 Klasifikasi berdasarkan material penyusun boiler


a. Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik : bahan baku utama boiler
terbuat menggunakan steel pada daerah steam.
b. Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik : bahan baku utama boiler
terbuat menggunakan besi corpada daerah steam.
Tabel 2.7. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan material.

No.

Tipe Boiler

Steel

Keuntungan
Kuat dan tahan lama.
Dapat dialiri steamuntuk
tekanan tinggi.
Biaya relatif murah.

2.2.8

Cast Iron

Konstruksi lebih sederhana.

Kerugian
Biaya relatif mahal.
Konstruksi lebih rumit.
Rentan dan mudah rusak.
Dapat dialiri steam untuk tekanan
yang terbatas.

Paket Boiler/ kombinasi boiler


Disebut paket boiler sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada

saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan
sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell
and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun
konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan
panas konvektif yang baik.
Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih
baik.
Tingkat efisiensi termisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass/lintasannya yaitu
berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang
paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan dua set firetube/pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

Gambar 2.3. Jenis Paket Boiler 3 Pass, bahan bakar Minyak (Gunawan Candra, 2011)

2.3 Sistem Pembakaran Boiler


2.3.1 Fluidized Bed Combustion (FBC) Boiler
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan antara lain
rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran
yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari
tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler
fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih
dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui
bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan
terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur
naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara
sehingga bed tersebut disebutterfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat


dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat
cairan mendidih dan terlihat seperti fluida yang disebut bed gelembung fluida
(bubbling fluidized bed). Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan
dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus
menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang
seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar
840C hingga 950C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka
pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu
pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan
panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang
efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas
dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini
menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur
gas.
Tingkat turbulensi ini juga dipengaruhi kecepatan masuk fluidizing air.
Turbulensi dari fluidized bed akan mempengaruhi pencampuran udara dengan bahan
bakar (batubara), semakin turbulen bed dari FBC, maka pencampuran bahan bakar
dengan udara akan semakin baik, tetapi ada saatnya di mana kecepatan udara akan
memperburuk pola pengembangan fluidized bed, yaitu ketika kecepatan masuk
fluidizing air terlalu besar. Jika hal ini terjadi, maka fluidized bed akan terlalu
mengembang, akibatnya fluidized bed akan ikut mengalir ke atas. Hal ini tentu tidak
diinginkan sebab fluidized bed akan terlalu kacau dan tidak dapat dikontrol. Oleh
karena itu, saya akan mencoba menganalisa kontur energi kinetik turbulen pembakaran
dan kontur pengembangan fluidized bed.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.4 Fluidized Bed Combtion (FBC) (Gunawan Candra, 2011)

2.3.2

Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler


Kebanyakan boiler yang beroperasi adalah Atmospheric Fluidized Bed

Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang
digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara
dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis
pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir yang bertindak sebagai udara
fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan
awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya
bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super
heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal
udara sebelum dibuang ke atmosfir.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.5 Skema Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler


(Bima, 2012)

Gambar 2.6 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler di industri


(Bima, 2012)

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

2.3.3

Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler


Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor

memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan.
Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang
dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi pembakaran danpeyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam
dihasilkan di dalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada di atasnya.
Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC
dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit
tenaga dengan siklus gabungan (combined cycle). Operasi combined cycle (turbin gas
& turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.

Gambar 2.7 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler(Johan, 2011)

2.3.4

Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)


Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan

melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat
padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi
padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed.
Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi,
dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih
ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih
dari 75 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan
bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC.

Gambar 2.8 CFBC Boiler (Anonim, 2010)

2.3.5

Stoker Fired Boilers


Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku

dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate
atau traveling-gatestoker.

Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran
grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran
batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar
akan jatuh ke grate,dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang
tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang
baik terhadap fluktuasi beban,dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat
bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai
dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.9 Spreader Stoker Boiler (Indriawati, 2005)

Chain-grate atau traveling-grate stoker


Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak
sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper
udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan
seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan
batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku.
Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang
diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran
batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna
pada waktu mencapai ujung grate.

Gambar 2.10 Traveling Grate Boiler (Ivan, 2012)

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

2.3.6

Pulverized Fuel Boiler


Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara

menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar
juga menggunakan batubara yang halus.Teknologi ini berkembang dengan baik dan di
seluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran
batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang berukuran
dibawah 75 microns sebesar70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang
terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu
kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan
kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk
dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui
serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan.
Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 C, tergantung pada kualitas
batubara.Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel
harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistem ini memiliki banyak
keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang
cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang
tinggi,dll. Salah satu sistem yang paling populer untuk pembakaran batubara halus
adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat
sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.

Gambar 2.11 Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus (Yuriandi, 2010)

2.3.7

Boiler Limbah Panas

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah
panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang
dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang
menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini
banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas
dan mesin diesel.

Gambar 2.12 Skema sederhana Boiler Limbah Panas (Anonim, 2009)

2.3.8

Pemanas Fluida Termis


Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai

penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida


petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang
konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft
mekanis. Pemanas fluida termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah
kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida
termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan
disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida memindahkan panas untuk
proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran
fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang
dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api
yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi
tergantung beban sistem.
Keuntungan pemanas tersebut adalah:
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Operasi sistem tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler

steam.
Operasi sistem tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 0C dibandingkan

kebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2 dalam sistem steam yang sejenis.


Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.
Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang diakibatkan
oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.
Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada

penerapan spesifikdan dasar acuannya. Pemanas fluida termis berbahan bakar batubara
dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling nyaman digunakan
dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan
kembali panas dalam gasbuang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.

Gambar 2.13 Konfigurasi Pemanas Fluida Termis (Energi Mechin, India)

2.4 Bagian-Bagian Boiler


2.4.1

Bagian Utama Boiler


Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu
kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya,diantaranya:
a. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari
furnace diantaranya: refractory,ruang perapian,burner, exhaustfor flue gas,
chargeand dischargedoor.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Ruang bakar atau lorong api ini

digunakan untuk memanaskan air.

Diameternya kurang dari 1 meter. Api yang dihasilkan adalah hasil pengabutan dari
bahan bakar,udara dan bahan lain yaitu LPG serta dengan bantuan elektroda untuk
penyalaan awal. Api yang dihasilkan tersebut dihembuskan ke seluruh lorong api oleh
motor blower dan melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan. Biasanya
lorong pipa api di dalam boiler dibuat bergelembung memanjang dengan tujuan:

Menghambat jalannya panas atau gas dari hasil reaksi pembakaran


Memperluas bidang yang dipanaskan
Pada saat pemuaian akibat pembakaran, lorong api dapatfleksibel

Gambar 2.14 Furnace (Imam Budi, 2009)

b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam). Tangki atau drum sering disebut
juga badan ketel uap yaitu tempat beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat
instrument-instrumen yang menjalankan proses pemindah panas seperti lorong api
dan pipa api, dalam badan ketel inilah sejumlah air ditampung untuk dipanaskan.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.15 Stem drum (Anonim, 2011)

c. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui
main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses
industri.

Gambar 2.16 Skema Superheater (Anonim, 2011)

Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat
untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap
yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi
di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang
diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan
vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi.
Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu Superheater I, Superheater IB dan
Superheater II, kontrol temperatur menggunakan feed water spraying (Attamperator),
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Attemperator I diletakkan diantara Superheater I dan Superheater IB, Attemperator II


diletakkan diantara Superheater IB dan Superheater II.
d. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang
akan masuk kedalam tungku pembakaran.

Gambar 2.17 Air Heater(Anonim, 2011)

Fungsinya merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan


udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk
ke dalam tungku pembakaran. Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke
ruang bakar berarti mengurangi kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di
dalam ruang bakar, manfaat lain dengan memanaskan udara pembakaran terlebih
dahulu adalah agar dapat mempercepat penguapan air yang terkandung dalam bahan
bakar.
e. Pipa Api
Adalah pipa-pipa dengan diameter 55 mm yang jumlahnya mencapai 1062
buah yang fungsinya untuk menguapkan air.
f. Burner
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot bahan bakar ke
dalam ruang pembakaran sehingga pembakaran mudah terjadi.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.18 Sketsa Burner (Salman, 2011)

g. Cerobong Asap
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang
asap

sisa

reaksi pembakaran yang terjadi di

dalam boiler dengan tujuan

menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan
sekitar. Di dalam cerobong asap ini terdapat water spray yang fungsinya untuk
menyemprotkan air di dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke
bawah dan mengalir ke bak sedimen.

Gambar 2.19 CerobongAsap (Salman, 2011)

h. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air
umpan baru sebelum masuk ke dalam ketel. Economizer terdiri dari pipa-pipa air
yang ditempatkan pada lintasan gas asap sebelum meninggalkan ketel. Gas asap yang
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

akan melewati cerobong temperaturnya masih cukup tinggi sehingga merupakan


kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat cerobong.
Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan air isian
ketel.

Gambar 2.20 Economizer (Salman. 2011)

2.4.2

Alat Bantu Ketel Uap (Boiler)


Appendages adalah alat-alat perlengkapan ketel uap/boiler yang dapat bekerja

sendiri dan dipasang dengan maksud untuk menjamin agar ketel uap/boiler dapat bekerja
dengan aman. Adapun yang termasuk alat bantu ketel uap sebagai berikut:
a. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
permukaan air dalam pesawat ketel uap. Pemasangan gelas penduga pada pesawat
ketel uap sekurang - kurangnya 2

buah dan tentang pemasangannya dengan

ketinggian maksimum100 mm dibawah garis api.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.21 Gelas Penduga (Andi Agus, 2011)

b. Katup Pengaman (Safety Valve)


Katup pengaman mempunyai fungsi untuk menjaga tekanan kerja ketel uap
agar tidak melebihi tekanan maksimum.
Katup pengaman ini akan bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kelebihan
tekanan kerja yaitu uap akan dikeluarkan sehingga ketel bekerja sesuai dengan
tekanan yang diinginkan. Namun apabila melebihi tekanan maksimal dan katup ini
tidak berfungsi maka akan menyebabkan peledakan.
Terdapat empat macam jenis katup pengaman, yaitu:

Lever safety valve


Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada tekanan yang
melebihiseting, maka katup akan terangkat dari kedudukannya dan uap

akan keluar secaraotomatis,sehngga tekanan dalam air akan turun.


Dead weight safety valve
Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan normal pemberat
akanmenyebabkan katup terletak pada kedudukannya. Jika tekanan
melebihi seting, katupakan terangkat dari kedudukannya dan uap akan
keluar sehingga tekanan normallagi. Jumlah pemberat disesuaikan dengan
tekanan perencanaan.

High steam and lower safety valve

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan Lancashire. Katup
inidigunakan jika tekanan kerja uap lebih besar daripada seting, dan jika

level air dalam boiler terlalu rendah.


Spring loaded safety valve
Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada kereta api.
Terdapat duakatup yang di tempatkan pada dudukan katup. Jika tekanan
melebihi seting, makauap mendesak katup.

Gambar 2.22 Safety Valve (Andi Agus, 2011)

c. Katup Uap Induk


Katup ini berfungsi untuk mengalirkan uap hasil dari pesawat ketel uap. Katup
ini diletakkan tepat diatas tangki ketel. Pengaturan kapasitas uap yang disalurkan
dapat dilakukan dengan mengatur kran katup uap induk.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar 2.23 Katup Uap Induk (Andi Agus, 2011)

d. Manometer
Manometer ini digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tekanan uap pada
ketel uap. Pemasangan manometer ini ditujukan agar besar kecilnya tekanan di dalam
ketel uap dapat diketahui sehingga memudahkan untuk mengontrolnya. Penempatan
manometer adalah pada bagian dimana uap hampir tidak mengalir, kebanyakan
manometer yang dipasang adalah manometer bourdon.

Gambar 2.24 Manometer (Andi Agus, 2011)

e. Katup Buang (Blow Down Valve)


Katup buang adalah katup untuk membuang segala kotoran-kotoran yang
mengendap pada dasar tangki,endapan ini apabila tidak dibersihkan atau dibuang
maka akan menyebabkan aliran buntu dan akhirnya membahayakan boiler tersebut.
Katup ini juga berfungsi untuk membuang sebagian air dari dalam ketel karena
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

permukaan terlalu tinggi. Permukaan air yang terlalu tinggi menyebabkan uap yang
dihasilkan terlalu banyak mengandung air.

Gambar 2.25 Blow Down Valve (Andi Agus, 2011)

f. Garis Api
Garis api adalah garis horizontal pada plat logam yang ditempelkan pada
permukaan luar dinding ketel uap yang merupakan batas tertinggi bagian ketel uap
yang mendapatkan pemanasan gas asap. Permukaan air didalam ketel tidak boleh
turun sampai dibawah garis api. Jika hal itu terjadi maka temperatur dinding ketel
diatas pemukaan air akan turun sehingga bagian ini akan pecah Karena tidak kuat
menahan kerja ketel uap.
g. Lubang Laluan Orang (Man Hole) dan Lubang Tangan (Hand Hole)
Man hole adalah suatu lubang laluan orang dengan ukuran tubuh manusia
berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan cara masuk kedalam ketel dan
melihat bagian dalam ketel. Man hole ini dibuka hanya pada saat boiler ini tidak
beroperasi atau overhaule.

Gambar 2.26 Man Hole (Anonim, 2011)


S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Sedangkan hand hole berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel


dengan cara meraba melalui luar ketel. Letak dari man hole biasanya diatas dari
badan ketel dan hand hole terletak pada bagian samping badan ketel.
h. Tanda Bahaya/Peluit Bahaya
Tanda bahaya ini berfungsi sebagai tanda bila ada peralatan-peralatan
elektronik kontrol dan pengaman-pengaman lainnya yang tidak bekerja
sebagaimana mestinya, kecuali itu alat ini juga berfungsi sebagai pemberi tanda
apabila pesawat ketel uap kekurangan air isian.
2.4.3

Perlengkapan Elektronik Boiler


Pada sebuah boiler kegunaan dari sistem elektronik sangatlah penting sekali

karena sebuah boiler tidak akan beroperasi bila tidak ada sistem elektroniknya.
Instrument elektronik yang ada pada boiler digunakan untuk sistem kontrol operasional
boiler.Sistem kontrol pada boiler dengan pola elektrik diantaranya:
a. Sensor
Sensor adalah instrumen tuntuk memberi informasi bahwa kondisi yang kita
inginkan telah tercapai dan sekaligus menginstruksikan agar sistem itu bekerja.
Macam-macamsensor yang ada pada boiler diantaranya : Floater switch, elektrik
Floater switch, foto elektrik floater switch, sensor temperatur dan thermostat,
pressure controller, dan flame detector.

Gambar.2.27 Floater Switch (salah satu jenis sensor)(Anonim, 2011)

b. Monitor
Monitor adalah alat pemantau kondisi suatu proses karena dengan indera
manusia tidak dapat mengetahui kondisi tersebut. Pada ketel uap, lingkup kerja
monitor diantaranya : memonitor tinggi permukaan air, monitor aliran, monitor
tekanan, monitor suhu, monitor fungsi instrument, monitor peringatan fungsi
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

kerusakan sistem dan monitor langkah kerja.

Gambar 2.28 Monitor (Anonim, 2011)

c. Actuator/Servo Motor
Adalah alat gerak yang berfungsi untuk mengerjakan instruksi dan sumber
gerak untuk alat lain. Jenis actuator ini diantaranya:

actuator elektromagnetic,

actuator motorlistrik, dan actuator tenagaangin.

Gambar. 2.29 Actuator Elektromagnetic (Anonim, 2011)

d. Kontaktor
Adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari satu jaringan
kejaringan yang lain. Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

dengan seperangkat alat control beban, seperti :


1.
2.
3.
4.

Penerangan
Pemanas
Pengontrolan Motor motor Listrik
Pengaman Motor motor Listrik

Pada pengaman motor motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah.
Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 %
dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan
bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar.
Kontaktor mempunyai kontak kontak UTAMA dan kontak kontak BANTU yang
terdiri dari :

NORMALLY OPEN ( NO )
NORMALLY CLOSE ( NC )

Gambar.2.30 Kontaktor (Prima Pramudita, 2010)

e. Recorder
Adalah instrument yang digunakan untuk mengetahui debit yang mengalir
pada suatu saluran,hal ini sangat dibutuhkan guna mengetahui efisiensi dan biaya
produksi.Macam dari recorder ini diantaranya: flowrate recorder, flowrecorder jarak
jauh, temperatur jarak jauh,dan recorder terpadu.

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Gambar.2.31 Flowrate Recorder (Prima Pramudita, 2010)

f. Vacum flame
Adalah alat yang berfungsi untuk mensensor rangkaian api yang ada diruang
bakar.
g. Timer/Program Relay
Yaitu komponen yang mengatur sequence operasi instrument lainnya sesuai
dengan rangsangan yang diterima.
h. Safety Relay
Safety relay ini berupa 2 buah kontak relay yang bekerja memutuskan atau
menghubungkan 2 buah terminal bila waktu kerja relay terlampaui yang dapat
disebut dengan pembatas waktu kerja.

Gambar.2.32 Safety Relay (Anonim, 2011)

i. Power Supply
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Power supply ini berfungsi untuk menyesuaikan tegangan listrik untuk


mengerjakan peralatan lainnya.
2.4.4

Perlengkapan Boiler Lainnya


a. Blower
Adalah instrument yang berbentuk kipas yang digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan dari motor listrik juga berfungsi sebagai penghisap udara luar
sebagai udara pembakaran yang diteruskan kedalam ruang bakar boiler sebagai
penekan bahan bakar yang telah membara sehingga pembakaran berlangsung dengan
cepat.
b. Header
Adalah sebuah tabung atau pipa yang digunakan untuk terminal uap hasil dari
ketel uap yang kemudian dari header ini uap akan dibagi ke bagian-bagian yang
memerlukan dengan melakukan pengaturan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Thermometer
Thermometer ini digunakan untuk mengetahui temperatur pada air pengisi
ketel uap yang dihasilkan,temperatur asap keluar cerobong,temperatur ruang bakar
dan lain sebagainya.
d. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menaikkan air pengisidari tangki cadangan
yang berada disisi yang airnya berasal dari tangki induk bila terjadi keterlambatan
pengisian air umpan dari tangki induk.
e. Safety Test
Adalah suatu bejana / tabung yang akan dipanas kan pada boiler yang sesuai
dengan tekanan pada ketel uap yang baru di over haule. Masih normal kah dan masih
amankah safety valve itu digunakan untuk operasi lagi.

2.5 Evaluasi Kinerja Boiler


Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang
terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas
dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boileryang baru sekalipun,
alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan
buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi
kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan
target area permasalahan untuk tindakan perbaikan.
a) Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir
energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk
dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan
menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi
yang dikandung dalam aliran masing-masing.

Gambar 2.33 Diagram neraca energi boiler (Bambang S, 2011)

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler


terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan
steam.

Gambar 2.34 Kehilangan pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara


(Bambang S, 2011)

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi
energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
1. Kehilangan gas cerobong:
i. Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung dari
teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)
ii. Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler)
2. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
abu(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burneryang lebih
baik)
3. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang
kondensat)
4. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
5. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih
baik)
b) Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah proses terjadinya perpindahan panas dari temperature
tinggi ke temperatur rendah melalui suatu media. Panas selalu bergerak dari tempat
yangpanas ke tempat dingin. Perpindahan panas dibagi dalam tiga cara, yaitu
konduksi, radiasi dan konveksi.

Perpindahan

panas

secara

konduksi,

konduksi

merupakan

proses

perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel.

Qk = - kA
di mana ,

: laju perpindahan kalor

: konduktivitas terma

: luas permukaan

dt/dx

: gradien suhu ke arah perpindahan kalor

Perpindahan panas secara radiasi, radiasi merupakan perpindahan energi


kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

q= - hAT4
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

di mana,

q : kalor
: proporsionalitas/Stefan- Boltzmann, 5,669 x 10-8 W/m2.K4
A: luas permukaan
T : perubahan temperatur

Perpindahan

panas

secara

konveksi,

konveksi

merupakan

proses

perpindahan panas dari suatu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh
pergerakan fluida itu sendiri. Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan
dalam konveksi alami (natural convection) dan konveksi paksa (force
convection) menurut cara menggerakkan alirannya. Bila perpindahannya
dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi alami (natural
convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa disebut
konveksi paksa (forced convection).

Q = hAT
di mana,

q : kalor
h : koefisien perpindahan kalor
A : luas permukaan
T: perubahan temperatur

c) Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:

Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)

dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.


Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk.

Untuk

menghitung

efisiensi

boiler

diperlukan

data

hasil

perhitungan

keseimbanganmassa dan energi. Perhitungan yang akan dilakukan merupakan


efisiensi termal denganmenggunakan metode langsung. Efisiensi dihitung
menggunakan parameter-parameterenergi masuk dan energi keluar sistem boiler
yang berguna.
effesiensi =

S-1 Teknik Kimia

x 100%

Boiler

KELOMPOK 4

effisiensi =

Di mana:

= laju alir air umpan (kg/jam)


H

= entalpi air pengisi boiler (kJ/kg)

Mb

= laju alir bahan bakar (kg/jam)

NHF = nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

2.5.1

Mu

= laju alir udara (kg/jam)

Hu

= entalpi udara (kJ/kg)

Hu

= entalpi uap (kJ/kg)

Pengolahan Air Umpan Boiler


Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem didepannya. Kinerja boiler, efisiensi, dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam boiler.
Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan
dalam keadaan terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir
seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikulat, kadangkadang dalam bentuk kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika
kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan
kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat
supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan efisien dan harus tidak korosif
terhadap logam boiler.
a) Pengendalian endapan
Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan hasil korosi
dari sistem kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat terjadi karena
kurangnya sistem pelunakan.Endapan dan korosi menyebabkan kehilangan
efisiensi

yang

dapat

menyebabkan

kegagalan

dalam

pipa

boiler

dan

ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai isolator dan


S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler dapat


mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan efisiensi
boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler secara berbedabeda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik endapan. Efek
pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu logam boiler dan
mungkin dapat menyebabkan kegagalan pipa karena pemanasan berlebih.

b) Kotoran yang mengakibatkan pengendapan


Bahan kimia yang paling penting dalam air yang mempengaruhi pembentukan
endapan dalam boiler adalah garam kalsium dan magnesium yang dikenal dengan
garam sadah. Kalsium dan magnesium bikarbonat larut dalam air membentuk
larutan basa/alkali dan garam-garam tersebut dikenal dengan kesadahan alkali.
Garam-garam tersebut terurai dengan pemanasan, melepaskan karbon dioksida dan
membentuk lumpur lunak, yang kemudian mengendap. Hal ini disebut dengan
kesadahan sementara (kesadahan yang dapat dibuang dengan pendidihan). Kalsium
dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, jika dilarutkan dalam air secara kimiawi
akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non-alkali. Bahan tersebut
disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak yang keras pada
permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali terlepas
dari larutannya karena penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu, dengan
pemekatan karena penguapan yang berlangsung dalam boiler, atau dengan
perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang kurang larut.
c) Silika
Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan kerak silika
yang keras. Silika dapat juga berinteraksi dengan garam kalsium dan magnesium,
membentuk silikat kalsium dan magnesium dengan daya konduktivitas panas yang
rendah. Silika dapat meningkatkan endapan pada sirip turbin, setelah terbawa
dalam bentuk tetesan air dalamsteam, atau dalam bentuk yang mudah menguap
dalam steam pada tekanan tinggi.
d) Pengolahan air internal

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah


pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang
mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada
boiler dimana air umpan mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan
rendah, kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah
airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi
diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut menjadi tidak ekonomis
sehubungan dengan kehilangan air dan panas.Jenis sumber air yang berbeda
memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium karbonat,
sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan komponen sayuran atau
senyawa inorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk setiap
kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan dengan seorang
spesialis dalam menentukan bahan kimia yang paling cocok untuk digunakan pada
setiap kasus. Pengolahan air hanya

dengan pengolahan internal

tidak

direkomendasikan.
e) Pengolahan Air Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan
telarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama
pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:

Pertukaran ion
Deaerasi (mekanis dan kimia)
Osmosis balik (reverse osmosis)
Penghilangan mineral/demineralisasi

Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan warna dari
bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada
bagian pengolahan berikutnya.Metode pengolahan awal adalah sedimentasi
sederhana dalam tangki pengendapan atau pengendapan dalam clarifiers dengan
bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk
menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan
garam-garam

logam

dari

air

sumur.Tahap

pertama

pengolahan

adalah

menghilangkan garam sadah dan garam non-sadah. Penghilangan hanya garam


sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut
penghilangan mineral atau demineralisasi.
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

f) Rekomendasi untuk boiler dan kualitas air umpan


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang
tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin
besar sensitifitas terhadap kotoran.

BAB III
PERHITUNGAN DESAIN ALAT
1. Super heated steam untuk steam turbine dihasilkan oleh boiler. Air umpan boiler
berasal dari dearator. Jenis boiler yang digunakan adalah water tube boiler,dimana
air mengalir dalam pipa sedangkan gas hasil pembakaran berada diluar pipa.
Data Perancangan
Kebutuhan steam
: 40.734,345 kj/jam
Laju alir kondensat : 10.044,039 kj/jam
Suhu kondensat
: 1000C
Laju alir air umpan : 40.734,345 kj/jam
Suhu air sungai
: 500C
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur kondensat dari 1000C
menjadi 197,780C adalah :
HK = m
= 10.044,039 x 2,257
= 22.669.395,35 kj/jam
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur air sungai dari 3030K
menjadi 470,7780K adalah :
HW = m
= 18,2964 + 47,212 .10-2T (33,880.10-5T2 + 1.314,2.10-9T3)
= 19.491.773,83 kj/jam
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk membuat super heated steam adalah :
Hs = HFg . m
= 2.665,32 x 40.734,345
= 108.570.126,345 kj/jam

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Jika diasumsikan effisiensi panas boiler 85%,maka total energy yang dibutuhkan
boiler adalah :
H

= HK + HW + HS / E
= 22.669.395,35 + 19.491.773,83 + 108.570.126,345 / 0.85
= 150.661.059,048 kj/jam

Penentuan jumlah tube boiler.


Diameter tube : 5 in
Panjang tube : 38 ft (kern,1965)
Luas permukaan perpindahan panas, A :
A = DL
= 3,14 x 5 x 38
= 49,717 ft2
Heat flux,U = 15000 btu/hr.ft2
Perkiraan jumlah tube yang digunakan:
Nt = H total / ( A. U )
= 150.661.059,048 / 49,717 x 15000
= 191,483
= 192 buah.
2. Steam untuk kebutuhan proses dihasilkan oleh boiler. Air umpan boiler berasal dari
dearator . Air umpan segar masuk boiler pada T 3680K . Produk boiler berupa
steam saturated pada T 4830K . Jenis boiler yang digunakan adalah water tube
boiler,dimana air mengalir dalam pipa sedangkan gas hasil pembakaran berada
diluar pipa.
Data perancangan
Kebutuhan steam
: 11.912,113 kj/jam
Laju alir air umpan segar
: 11.912,113 kj/jam
Temperature air masuk
: 3780K
Jumlah enargy yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature air umpan segar
dari 3780K menjadi 4530K adalah :
Hw = m
= 11.912,113 . ( 269,945 )
= 3.215.614,957 kj/jam
Jumlah energy yang dibutuhkan untuk membuat saturated steam adalah :
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Hs = HFg . m
= 966,78 x 11.912,113
= 11.516.392,165 kj/jam
Jika diasumsikan effisiensi panas boiler 80% ,maka total energy yang diperlukan
boiler adalah :
Ht = Hw + Hs / E
= 3.215.614,957 + 11.516.392,165 / 0.8
= 18.415.008,903 kj/jam
Direncanakan digunakan bahan-bahan fuel oil 200 API dengan heating value
17.850 btu/lb ( 41.519,400 kj/jam ) .
Kebutuhan bahan bakar = H total / heating value
= 18.415.008,903 / 41.519,480
= 443,527 kj/jam
Reaksi pembakaran
C11H28 + 18O2

11CO2 + 14H2O

BM fuel oil = 160


Bahan bakar (C11H28) = 443,527 / 160
= 2,772 kmol / jam
Oksigen yang dibutuhkan = 2,772 x 18
= 49,897 kmol / jam
= 1.596,697 kj/jam
Diasumsikan udara terdiri dari 21% Oksigen dan 79% Nitrogen maka :
Keperluan udara = 1.596,697 / 0,21
= 6.852,492 kj/jam

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

BAB IV
KESIMPULAN

4.1

Kesimpulan
1. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
2. Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap panas yang digunakan di imdustri
maupun di laboratorium. Selain itu juga digunakan untuk pembangkit listrik.
3. Klasifikasi Boiler :

Berdasarkan isi tube/pipa:

Boiler lorong api

Boiler pipa api (fire tube/smoke tube boiler)

Boiler pipa air (water tube boiler)

Boiler kombinasi

4. Bagian Utama Boiler :


a.
Furnace
b.
Steam Drum
c.
Superheater
d.
Air Heater
e.
Pipa Api
f.
Burner
g.
CerobongAsap
h.
Economizer
5. Dari semua bagian-bagian boiler diatas, juga terdapat peralatan pendukung lainnya
yang sama penting yaitu diantaranya alat pengukur tekanan, katup pengaman,
economizer, furnace dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Anonim.
(2010).
Pengetahuan
Umum
Boiler.
Tersedia
di
http://id.scribd.com/doc/84032826/28323850-Pengetahuan-Umum-Boiler.
(Diunduh tanggal 25 April 2013)

Anonim. (2011). Makalah tentang Pengoperasian Boiler Serta Cara Perawatannya


(online).
Tersedia
di
:
http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/11/29/pengoperasian-boiler-serta-caraperawatannya/. (Diunduh tanggal 25 April 2013)
Anonim. (2010). Boiler (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/79009980/p1Boiler-Bim. (Diunduh tanggal 25 April 2013)
Anonim.
(2009).
Makalah
Boiler
(online).
Tersedia
di :http://www.scribd.com/doc/65921161/ Makalah-Boiler. (Diunduh tanggal 25
April 2013)
Anonim. (2011). Katel Uap (online). Tersedia di : http://onnyapriyahanda.com/boilerketel-uap/. (Diunduh tanggal 25 April 2013)
Anonim.
(2009).
Perawatan
Boiler
(online).
Tersedia
di :http://www.scribd.com/doc/69808966/25/ Perawatan-Boiler. (Diunduh tanggal
25 April 2013)
Aulia,

Bima.
(2012).
Analisa
Boiler
(online).
Tersedia
http://bimoauliac.blogspot.com/2012/10/sinopsis-tugas-besar-analisapengaruh.html. (Diunduh tanggal 25 April 2013)

di

Candra, Gunawan. (2011). Boiler (Katel Uap) (online). Tersedia di :


http://id.scribd.com/doc /55880842/Boiler-2. . (Diunduh tanggal 25 April 2013)
EnergyMachine,India.
(2005).
Energy
Products,ThermicFluidHeater:Flowthermseries.
di :www.warmstream.co.in/prod- e m- thermic-fluid- heaters.html.
tanggal 25 April 2013)

Machine
Tesedia
(Diunduh

Felani, Johan, dkk. (2011). Rancang Bangun Dan Instalasi Sistem Kontrol Boiler
Kapasitas 155 Kg/Jam Dengan Tekanan Kerja 3 Bar (online). Diploma III Teknik
Mesin-Univesitas Diponegoro : Semarang. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/
52686220/Instalasi-Sistem-Kontrol-Boiler . (Diunduh tanggal 25 April 2013)
Indriawati, Katherin ST. MT dan Dwi Tri Cahyono A S. 2005. Penerapan Reliability
Centered Maintenance Pada Sistem Gas Buang Boiler Di Pt. Ipmomi Paiton
Probolinggo. Jurusan Teknik Fisika ITS : Surabaya
Ivan. (2012). Perawatan (Maintenance) Boiler(online). Tersedia di :http://ivanemmoy.
wordpress.com/2012/08/10/perawatan-maintenance-boiler/.(Diunduh tanggal 25
April 2013)

S-1 Teknik Kimia

Boiler

KELOMPOK 4

Kusumah, Yuriandi, Ir, M.Sc. (2010). Boiler dan Pemanas Fluida Termis. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana : Jakarta.
Marsela. Vera dan Yulia Maharani. (2011). Sistem Air Boiler (online).
http://id.scribd.com /doc/ 56802697/Sistem-Air-Boiler. . (Diunduh tanggal 25
April 2013)
Nurcan.
(2008).
Boiler
(online).
Tersedia
di
:
http://nuchan.blogspot.com/2008/06/boiler.html.(Diunduh tanggal 25 April 2013)
Pramudita , Prima. (2010). Klasifikasi Boiler (online). Tersedia di : http://primardp.
blogspot.com/2010/11/klasifikasi-boiler.html. (Diunduh tanggal 25 April 2013)
Purnamasari, Esti. (2009). Efisiensi Boiler di Utility Cold Rolling Mill (CRM) (online).
Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/35222816/Efisiensi-Boiler-CRM.(Diunduh
tanggal 25 April 2013)

Raharjo, Imam Budi. (2009). Teknologi Pembakaran pada PLTu Batu Bara (online).
Tersedia di : http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologipembakaran-pada-pltu-batubara/. (Diunduh tanggal 5 November 2012)
Salman. (2011). Jenis-jenis boiler (online). http://achsalmanal-farisi.blogspot.com/
2011/01/jenis-jenis-boiler.html. (Diunduh tanggal 15 Okt. 2012)
Salim, Andi Agus. (2011). Makalah tentang Pengoperasian Boiler Serta Cara
Perawatannya
(online).
http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/11/29/pengoperasian-boiler-serta-caraperawatannya/. (Diambil tanggal 15 Okt. 2012)
Setiadi. (2009). DASAR PROCESS PEMBENTUKAN STEAM (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/16385591/Steam-Boiler.(Diunduh tanggal 25 April 2013)
Setiaji,

Bambang.
(2011).
Boiler
(online).
Tersedia
di
http://id.scribd.com/doc/50193118 /BOILER. (Diunduh tanggal 25 April 2013)

Suwarti, Dwiana Hendrawati. (2010). Perbaikan Karakteristik Kontroller Temperatur


Pada Model Boiler. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang :
Semarang.
Yulita, Chartika G, dkk. (2010). Boiler / Ketel Uap Pipa Api. D3 Teknik KimiaUniversitas Riau : Pekanbaru
http://en.wikipedia.org/wiki/Boiler_(power_generation). (Diunduh tanggal 25 April 2013)

S-1 Teknik Kimia

Boiler

Anda mungkin juga menyukai