KEPERAWATAN ANAK I
TUMBUH KEMBANG ANAK
Disusun oleh :
Titik Erawati
(11141040000002)
Luluk Nafisah
(11141040000006)
Arini Nur Indah
(11141040000010)
Sri Utami
(11141040000014)
Fatrichia Nurachma (11141040000018)
Abdul Har
(11141040000022)
Diana Zaen
Eno Permata Sari
Yoyoh Rokayah
Dini Khaerani
Pujiati
Ratih Yulia Ningsih
(11141040000026)
(11141040000030)
(11141040000034)
(11141040000038)
(11141040000042)
(11141040000046)
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MARET/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan kuasa-Nya kami mampu menyelesaikan dengan baik laporan discovery learning 2
mengenai Tumbuh Kembang Anak. Makalah ini dibuat agar dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang konsep Tumbuh Kembang terutama apabila oleh Anak serta hal- hal
yang terkait dengannya.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca baik
memperdalam atau menambah wawasan dan pengetahuan tentang Tumbuh Kembang
Anak . Jika terdapat kata maupun penulisan yang salah, kami mohon maaf. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan agar makalah selanjutnya dapat kami
kerjakan lebih baik lagi.
Tangerang Selatan, Maret 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I
1.1
PENDAHULUAN....................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................4
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Peran Perawat (petugas lapangan) dalam Upaya Deteksi Tumbuh Kembang Balita.......46
BAB III.................................................................................................................................50
PENUTUP.............................................................................................................................50
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................50
3.2 Saran...........................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Banyak
orang
yang
menggunakan
istilah
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan
penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik
dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar tumbuh kembang anak?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak?
3. Apakah saja kebutuhan dasar tumbuh kembang anak?
4. Apa saja gizi yang dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak?
5. Bagaimana fase pertumbuhan fisik seorang anak beserta permasalahan yang terkait?
6. Bagaimana fase perkembangan seorang anak beserta permasalahan yang terkait?
7. Bagaimana cara penilaian atau deteksi tumbuh kembang anak?
8. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak?
9. Bagaimana cara menstimulasi proses tumbuh kembang anak?
10. Bagaimana peran perawat dalam upaya mendeteksi proses tumbuh kembang anak?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Memahami konsep dasar tumbuh kembang anak
2. Memahami faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak
3. Memahami kebutuhan dasar tumbuh kembang anak
4. Memahami gizi yang dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak
5. Memahami fase pertumbuhan fisik seorang anak beserta permasalahan yang terkait
6. Memahami fase perkembangan seorang anak beserta permasalahan yang terkait
7. Memahami cara penilaian atau deteksi tumbuh kembang anak
8. Memahami upaya untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak
9. Memahami cara menstimulasi proses tumbuh kembang anak
10. Memahami peran perawat dalam upaya mendeteksi proses tumbuh kembang anak
makalah
ini
menggunakan
metode
studi
pustaka,
yaitu
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Pertumbuhan merupakan suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan
perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan
ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh. sedangkan perkembangan berhubungan dengan perubahan
secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk
berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan
pembelajaran. Proses pematangan berhubungan dengan peningkatan kematangan
dan adaptasi. Proses tersebut terjadi secara terus menerus dan saling berhubungan
serta ada keterkaitan antara satu komponen dan komponen lain. Jadi, jika tubuh
anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin
matang.
b. Prinsip
Secara umum pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa prinsip
dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri atau pola dari
pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek
kematangan susunan saraf pada manusia, di mana semakin sempurna atau
kompleks
kematangan
saraf
maka
semakin
sempurna
pula
proses
atau
mengemukakan
sesuatu,
atau
terbatas
dalam
jaringan tubuh.
Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar
down.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal , yaitu saat janin
berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin
yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu, kelenjar tiroid juga
tumbuh
kembang
anak
adalah
gizi,
penyakit
mempengaruhi
kecepatan
pertumbuhnan
dan
kematangan
tulang,
alat
seksual,
serta
saraf,
sehingga
mulai
dari
(growth
mempengaruhi
Hormon)
pertumbuhan
yang
tinggi
berperan
badan,
alam
dengan
Hormon
tiroid
menstimulasi
metabolisme
tubuh,
esterogen
selanjutnya
hormone
tersebut
yang
terbaik
bagi
anak,
Hak
untukhidup
bertumbuh
dan
berkembang.Bertumbuh
berarti
dan
dan
perkembangan
terjadi
secara
bersamaan
tumbuh
kembang
anak
ditentukan
oleh:Kebutuhan-
kebersihan
tubuh
&lingkungan,
pakaian,
selaras
dengan
ibunya
untuk
menjamin
tumbuh
kemandirian,
kreativitas,
kepemimpinan,
moral
Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang mendominasi proses tumbuh
kembang anak. Selain itu, nutrisi berfungsi menyuplai kebutuhan energi bagi
aktivitas sehari-hari, menjaga fungsi normal tubuh, serta terapi yang sangat
menguntungkan dalam mencegah juga memulihkan penyakit anak. Kekurangan
asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi kurang (marasmus, kwashiorkor, marasmik
kwashiorkor, defisiensi besi, dan sebagainya), sedangkan kelebihan asupan nutrisi
dapat menyebabkan gizi lebih (overweight dan obesitas). Baik gizi kurang maupun
gizi lebih, yang keduanya dikenal dengan istilah malnutrisi, menunjukkan adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan nutrisi anak. Oleh karena itu,
asupan nutrisi yang cukup sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak.
(Damayanti, 2009)
Panduan Diet dan Kelompok Dasar Makanan
Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan nutrisi yang diasup oleh anak. Tidak
ada panduan kaku yang membatasi jenis makanan. Anda dapat mengajak anak untuk
mengatur dietnya sendiri secara fleksibel dan tetap memiliki gizi seimbang.gizi
seimbang di sini, terdapat dalam konsep piramida makanan. Yaitu dengan lemak 2530%, diikuti oleh protein 10-20% dari produk susu, daging, ikan, telur dan lainnya,
kemudian sayur mayur dan buah-buahan. Lalu dengan porsi yang paling besar
adalah karbohidrat.
Nutrien biasanya dibagi menjadi 8 kategori utama: (a) air, (b) energi, (c) protein, (d)
karbohidrat, (e) lemak, (f) vitamin, (g) mineral utama dan (h) elemen renik.
a. Air
Air membentuk sekitar 50% sampai 60 % berat tubuh pada orang dewasa muda
dan 70% sampai 75% berat tubuh pada bayi (Rudolph,2006). Keseimbangan
cairan dan elektrolit ditentukanoleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran
cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan(Tarwoto,2006).
Kebutuhan pemeliharan cairan untuk bayi berdasarkan berat badan 1-10 kg
dibutuhkan cairan sebanyak 100mL/kg (Rudolph,2006). Menurut usia,
kebutuhan cairan sehari-hari berdasarkan usia 3 bulan membutuhkan cairan
sebanyak 140-160 ml/kg/hari, Pemberian nutrisi dalam jumlah memadai tanpa
cairan yang cukup akan menyebabkan dehidrasi. Bayi sangat rentan terhadap
dehidrasi. Kebutuhan mereka akan air jauh lebih besar karena besarnya luas
permukaan tubuh insensible water loss. Mereka juga memiliki presentasi air
tubuh totalyang lebih besar dengan kapasitas ginjal untuk menangani beban zat
telarut terbatas dan keterbatasan dalam mengemukakan rasa haus (Rudolph,
2006). Bagi bayi, ASI atau susu formula merupakan sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan cairan. ASI dan susu formula dengan densitas energi
standar (20 Kkal/oz atau 0,66 Kkal/mL), mengandung air sekitar 89%.
Tambahan air yang dihasilkan dari oksidasi susu yang dikomsumsi tersedia
dalam bentuk air bebas. Apabila konsentrasi susu formula melebihi 24 kkal/oz
terdapat resiko bahwa walaupun kalori dikomsumsi adekuat, bayi kurang
mendapat air bebas sehingga terjadi peningkatan beban zat terlarut pada ginjal
dan dehidrasi (Rudolph, 2006).
b. Energi
Untuk bayi, RDA mengajurkan rata-rata 108 kkal/kg/hari sampai usia 6 bulan,
dengan 98 kkal/kg/hari untuk bayi berusia 6 sampai 12 bulan. Walaupun angkaangka tersebut didasarkan pada penelitian terhadap asupan normal, tetapi 5
asupan energi yang sebenarnya bervariasi dalam rentang ini. Sebagian besar
peneliti melaporkan asupan bayi sehat rata-rata 107 kkal/kg/hari pada usia 1
bulan tetapi kemudian turun menjadi 85 kkal/kg/hari pada usia 6 bulan
(Rudolph, 2006). Kategori anak bayi usia 0,0 sampai 0,5 tahun rata-rata
normalnya memiliki berat badan 6 kg dengan tinggi 60 cm, maka kecukupan
energi rata-rata per kilogram adalah 108 kkal dan perhari 650 kkal
(Rudolph,2006)
c. Protein
ASI memiliki kandungan protein rata-rata 9 g/L. Sebagian dari protein ini tidak
disediakan untuk tujuan nutrisional. Tiga perempat IgA dalam ASI disekresikan
utuh melalui tinja. Selain itu, baik laktoferin maupun lisozim mungkin tidak
dicerna atau diserap. Ketiga protein ini mungkin membentuk sampai 30% dari
semua protein didalam ASI, sehingga jumlah protein ASI yang tersedia untuk
nutrisi mungkin serendah 7,2 g/L atau 1,3 g/kg/hari. RDA untuk bayi didasarkan
pada jumlah protein total yang tersedia dalam ASI. Angka tersebut diperkirakan
adalah 2,0 sampai 2,4 g/kg/hari selama bulan pertama kehidupan dan secara
bertahap turun menjadi sekitar 1,5 g/kg/hari pada usia 6 bulan untuk kemudian
menetap sepanjang tahun pertama kehidupan. Susu formula saat ini diizinkan
oleh peraturan federal untuk mengandung antara 1,8 sampai 4,5 g protein per
100 kkal, yang akan menyediakan rata-rata asupan protein antara 2,0 dan 5,4
g/kg.hari. Sebagian besar ahli gizi menganjurkan asupan kurang dari 3,5
g/kg/hari pada bayi sehat (Rudolph, 2006).
d. Karbohidrat
ASI menyediakan sekitar 40% dari kalorinya dalam bentuk laktosa yang
mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa. Buah dan sayuran
mengandung gula sederhana, termaksud glukosa dan fruktosa. Sukrosa (gula
pasir) adalah kombinasi glukosa dan fruktosa. Pada anak dan dewasa, sebagian
besar karbohidrat makanan dikomsumsi dalam bentuk polisakarida. Makanan
Amerika rata-rata mengandung karbohidrat 35 sampai 60%. Asupan karbohidrat
murni (refined) yang berlebihan meningkatkan resiko karies gigi (Rudolph,
2006).
e. Lemak
Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal
sebagai bahan makanan adalah mentega, margarine, minyam tumbuhan, minyak
daging sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam susu, kuning telur, daging,
kacang-kacangan dan lain-lain. (Poedjiadi, 2006)
Sumber energy utama dari lemak adalah asam-asam lemaknya. Di dalam tubuh
lemak digunakan sebagai cadangan energy yang disimpan pada jaringan
adiposa. Dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein tampak adanya
interelasi metabolik di antara sumber-sumber energy tersebut. Oleh karenanya
seseorang dapat menjadi gemuk apabila makan banyak sumber karbohidrat atau
protein, meskipun hanya sedikit sekali makan sumber lemak. (Poedjiadi, 2006)
f. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organik dalam jumlah kecil pada makan yang
esensial untuk metabolisme normal (Potter dan Perry, 2005). Vitamin berfungsi
sebagai kofaktor dalam berbagai reaksi metabolik penting (Rudolph, 2006).
g. Mineral Utama
ASI atau susu formula memasok mineral-mineral pada bayi dan anak. Namun
demikian, bayi yang banyak minum susu apapun alasannya beresiko tinggi
mengidap defisiensi mineral (Rudolph, 2006). Berikut adalah tabel mengenai
mineral utama yang dibutuhkan tubuh, kerja biokimiawi, efek defisiensi,
toksisitas dan sumber makanan :
h. Elemen Renik
Elemen renik hanya membentuk kurang dari satu persepuluh ribu berat tubuh
total, tetapi banyak yang dianggap esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan
reproduksi. Elemen renik berfungsi sebagai kofaktor dalam reaksi enzim,
komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan sebagai komponen
struktural untuk makromolekul nonenzimatik. Tabel dibawah meringkaskan
kerja biokimiawi efek defisiensi toksisitas dan sumber elemen renik dalam
makanan.
Di masa tiga bulan ketiga, proses pertumbuhan dari ukuran janin akan
berkembang sangat cepat. Biasanya di masa ini, ukuran tubuh janin
sudah proporsional seperti tubuh bayi pada umumnya. Dikarenakan
bentuk ukuran dari tubuhnya yang semakin besar, maka gerakkan janin
tidak terlalu leluasa di dalam rahim. Saat saat menjelang kelahiran dari
bayi, ukuran tubuhnya pada umumnya sudah mencapai panjang sekitar
50 cm. Selanjutnya di bulan ke sembilan inilah bayi akan lahir di dunia.
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan sampai masa dewasa. Selama tahun
pertama, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari
panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah 3 kalinya. Sejak
lahir sampai umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari
pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia
sampai dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
A. Tahap Usia lahir hingga 12 bulan
1. Bayi usia 1 bulan, umumnya sudah bisa:
Menggerakkan bagian kepala dari sisi ke sisi di saat posisi
tengkurap
Cengkraman tangan yang kuat
Menatap tangan dan jari-jari
Mengikuti gerakan dengan mata
2. Bayi usia 2 bulan, umumnya sudah bisa:
Menahan kepala dan leher sebentar di saat telungkup
Membuka dan menutup tangan, pukulan diarahkan tanpa arah
Mulai bermain dengan jari-jari, membuat asosiasi (menangis
berarti digendong atau diberi makan)
Tersenyum dengan responsif, mengadakan kontak mata
3. Bayi usia 3 bulan, umumnya sudah bisa:
Meraih dan mengambil objek, kepala tegak saat digendong,
meninju
Berguman, memekik
sarung tangan
Tertawa keras, mengamati dengan akurat,Menikmati bermain
dan mungkin menangis ketika dihentikan, mengangkat lengan
tangan
untuk
mengatakan naik
Belajar memahami sebab akibat. Contoh: saya menangis,
mama dating
11. Bayi usia 11 bulan, umumnya sudah bisa:
Menjelajah menggunakan perabotan
Membalik halaman saat anda membaca
Memanggil mama atau papa dengan mama atau dada
12. Bayi usia 12 bulan, umumnya sudah bisa:
Berdiri tanpa dibantu & mungkin memulai langkah pertama
Membantu pada saat dipakaikan baju (memasukkan tangan ke
lengan baju)
Mengucapkan kira-kira 2 sampai 3 kata (biasanya mama &
dada)
Bermain permainan meniru seperti pura-pura sedang nelpon
B. Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 2-9 tahun
Setelah usia 2 5 tahun disebut masa kanak-kanak manusia atau balita.
Pada usia ini anak sudah mampu berbicara & mengenal lingkungannya.
Setelah usia 5 tahun, anak sudah mampu bersosialisasi dan mulai
sekolah. Masa ini merupakan masa anak-anak, yaitu masa anak
mengalami perkembangan yang luar biasa. Anak dapat berbicara &
berkomunikasi dengan sesamanya. Kerja otaknya makin baik sehingga
anak mulai dapat berpikir & bersikap.
a) Anak Usia 5 Tahun
Mampu melompat dan menari
Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan
dan badan
Dapat menghitung jari jarinya
bercerita
Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
Mampu membedakan besar dan kecil
b) Anak Usia 6 Tahun
Ketangkasan meningkat
Melompat tali
Bermain sepeda
Mengetahui kanan dan kiri
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c) Anak Usia 7 Tahun
Mulai membaca dengan lancer
Cemas terhadap kegagalan
Peningkatan minat pada bidang spiritual
Kadang Malu atau sedih
d) Anak Usia 8 9 Tahun
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
Ketrampilan lebih individual
Ingin terlibat dalam sesuatu
Menyukai kelompok dan mode
Mencari teman secara aktif.
C. Pertumbuhan Manusia Masa Remaja
Setelah mengalami masa anak-anak, manusia mengalami masa remaja.
Saat masa remaja, manusia berusia belasan tahun. Saat masa peralihan
manusia dari anak-anak menuju manusia remaja, manusia mengalami
pertumbuhan serta pekembangan penting menyangkut organ reproduksi
(alat perkembangbiakan). Masa ini sering disebut masa pubertas
manusia atau akil balig.Pada anak perempuan, pubertas berlangsung
antara usia 9 13 tahun. Di masa tersebut anak perempuan mengalami
perubahan fisik dan psikologis yang berkaitan dengan perkembangan
organ-organ reproduksinya.
a) Anak Usia 10 12 Tahun
orang lain
Mulai tertarik dengan lawan jenis.
b) Remaja awal (11-13 tahun)
Perkembangan fisik
Beberapapertumbuhan fisik yang terjadi pada periode ini adalah
pertumbuhan rambut pada beberapa area tubuh, meningkatnya
produksi dan pengeluaran keringat serta minyak pada rambut
dan kulit, kejadian ini biasa juga disebut dengan istilah tandatanda pubertas pada seseorang.
Pada remaja perempuan, payudara mulai mengalami pembesaran
serta mulai mengalami menstruasi, sedangkan pada remaja lakilaki, alat kelamin mulai mengalami pertumbuhan, mimpi basah
serta perubahan suara. Periode ini juga merupakan periode
dimana berat badan dan tinggi badan mengalami perkembangan
yang luar biasa.
Perkembangan Kognitif
Pada tahapan ini, kemampuan berfikir mulai tumbuh dan pada
umumnya sudah mulai berfikir tentang masa depan meskipun
dalam taraf terbatas dan aspek moral selalu menjadi perhatian.
Perkembangan Sosial-Emosional
Remaja pada tahapan ini mulai berusaha menunjukkan identitas
dirinya, muncul perasaan canggung saat bertemu dengan
seseorang, konflik dengan orang tua meningkat, pengaruh teman
sebaya sangat besar, memiliki perasaan bebas dan tidak mau
diatur, memiliki kecenderungan berperilaku kekanak-kanakan
khususnya jika mereka mengalami stress, sifat moodi meningkat,
ketertarikan kepada lawan jenis juga meningkat.
sel
telur
pada
indung
telur
(ovarium).
Munculnya jakun.
Terjadi perubahan suara yang biasanya menjadi lebih
organ kelamin.
Mulai terlihat otot-otot yang berkembang menjadi lebih
besar serta menonjol.
kelamin.
Suara akan lebih nyaring.
Munculnya jerawat di area wajah
merasa
terbelenggu
kebebasannya.
yang
gemar
berkreativitas
baik
itu
daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini
karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda
dari anak perempuan.
Status sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah,
cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang
status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat
memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga
miskin tidak akan dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya
secara memadai.
Kesehatan
Anak-anak sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang
lebih berat daripada anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan
kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Cara
makan yang salah dalam arti makan tanpa memerhatikan
keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh
menjadi sakit.
Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf,
ektomorf,
atau
endomorf
akan
Toksin/zat kimia
Endokrin
Radiasi
Infeksi
Stres
Imunitas
setidak-tidaknya
hingga
masa
remaja.
Beberapa
Umur
Sensorimotor
0-2 tahun
Praoperasi
2-7 tahun
Operasi konkret
8-11 tahun
Operasi formal
11 tahun ke atas
(Suparno, : 24-25)
Persepsi visual
lebih besar.
Memori jangka panjang
Dalam studi yang dilakukan oleh Brown dan Scout, terlihat bahwa
anak usia 4 tahun mencapai ketepatan 75% dari waktunya dalam
merekognisi gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu
sebelumnya. Beberapa studi juga menunjukan bahwa anak-anak
memiliki memori rekognisi yang baik sekalipun telah mengalami
penundaan untuk jangka waktu yang lama. Untuk mengungkapkan
recognition,
sebab
recall
membutuhkan
strategi
masa awal anak-anak, diantaranya hubungan dengan orang lain (orang tua
& teman sebaya), bermain dan perkembangan moral.
Hubungan dengan orang tua
Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua atau pengasuhnya
selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama
perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki
kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun
prasekolah dan sesudahnya.
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya
pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Studi klasik tentang hubungan
orang tua dan anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 ( dalam
Lerner & Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang
dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak,
yaitu otoritatif, otoriter dan permisif. ( Desmita, 2012: 144).
Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi
dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga.Melalui teman anak
memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya.
Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun
manfaat bermain adalah :
Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
Menghilangkan ketegangan
Meningkatkan perkembangan kognitif
Meningkatkan eksplorasi
Memperluas kesempatan bagi anak untuk
mengobrol
dan
Pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat dan mereka dapat menguasai
tata bahasa. Mereka juga sudah dapat belajar menguasai lebih dari satu
bahasa (multilingualisme). Secara formal mereka sudah dapat diajarkan
membaca dan menulis.
Perkembangan sosial anak mulai meningkat yang ditandai dengan adanya
pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai kebutuhan ketentuan
maupun peraturan-peraturan. Selain itu hubungan-hubungan antara anak
dengan keluarga, teman sebaya dan sekolah sangat mewarnai perkembangan
sosialnya.
Perkembangan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
dan kognitifnya. Hal ini akan membentuk persepsi anak mengenai dirinya
sendiri, dalam kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan
dalam menegakan pendapatnya mengenai apa yang benar dan salah.
E. Permasalahan pada Perkembangan
Gangguan Perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu
seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana
pada keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat dan faktor
lingkungan pula seperti anak tidak kesempatan untuk belajar karena terlalu
dimanjakan, selalu digendong atau diletakkan di babywalker terlalu lama
dan juga anak yang mengalami deprivasi maternal. Disamping itu, faktor
kepribadian anak misalnya anak sangat penakut, gangguan retardasi mental
juga adalah penyebab perkembangan motorik yang lambat. Selain itu,
kelainan tonus otot, obesitas, penyakit neuromuskular seperti penyakit
duchenne muscular dystrophy dan buta juga merupakan antara gangguan
perkembangan motorik (Soetjiningsih, 2002).
Gangguan Perkembangan bahasa
Gangguan perkembangan bahasa dapat diakibatkan oleh berbagai faktor
termasuk faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi yang rendah,
adalah
kelainan
neurobiologisyang
menunjukkan
gangguan
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang dalam proses pertumbuhan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).
Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
jumlah kromosom 21 yang berlebihan. Perkembangan pada anak anak
dengan sindrom down biasanya lebih lambat dari anak yang normal. Anak
dengan sindrom down biasanya juga menderita kelainan seperti kelainan
jantung kongenital, hipotonia yang berat dan juga masalah biologis lainya
yang dapat berperan dalam menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan menolong diri sendiri (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005).
(infantometer) yang portable , 3). Anthropometer; 4). Alat dengan desain sendiri.
Diperlukn dua orang untuk mengukur tinggi badan, seorang mengantur posisi dan
memberi instruksi pada subyek, yang lain memegang, mencek posisi dan mengatur
alat pengukur.
Berat Bedan
Motorik kasar
Motorik halus dan penglihatan
Berbicara, bahasa dan pendengaran
Sosial emosi dan perilaku
Adanya kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut diatas dapat
mempengaruhi aspek yang lain misalnya gangguan pendengaran dapat
mempengaruhi perkembangan sosial dan perilaku anak. Pada pertumbuhan
selanjutnya kemampuan-kemampuan seperti perhatian, kemampuan konsentrasi
dan sejauh mana kemampuan individual anak terintegrasi, menjadi sangat penting
artinya.
Kemajuan perkembangan pada anak yang ditentukan oleh pencapaian kemampuan
fungsional dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
khusus
(specific
Penilaian Psikologi
Pada penanganan kasus tumbuh kembang anak sering didapatkan gangguan
perilaku dan kesukaran belajar sebagai manifestasi gangguannya, untuk itu
diperlukan penilaian osikologi yang meliputi analisa perilaku, IQ (Inteligence
Quoetient), SQ (Social Quotient).
EQ (Emotional Quotient). Akhir-akhir ini willatts P (1998) meneliti
perkembangan kognitif pada bayi dengan menilai visual recognition memory
(VRM) dan kemampuan pemecahan masalah (means- end problem solving) yang
sudah mulai berkembang pada bayi berusia 7 dan 8 bulan dan ada korelasi
dengan IQ pada masa kanak-kanak.
2.8 Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak
sayang, tidak tergesa-gesa, tidak memaksa, beri contoh, dorong untuk mencoba,
bervariasi, sesuai dengan minat &
Mencoret-coret
Menyusun kubus, puzzle sederhana
Masuk keluarkan benda dari wadah
Main boneka, sendok, piring, gelas
Peran Perawat (petugas lapangan) dalam Upaya Deteksi Tumbuh Kembang Balita
Dalam upaya mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal,
khususnya pada masa balita, diperlukan persiapan-persiapan baik dari orangtua maupun
petugas kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada
orangtua mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan stimulus kepada
anaknya , sehingga anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Di lapangan,
petugas yang mempunyai peran cukup penting dalam upaya tersebut adalah perawat.
Peran perawat dimulai ketika anak tersebut dalam kandungan, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara berkala dan deteksi resiko tinggi saat kehamilan, kemudian
menolong persalinan. Sesuai dengan siklus kehidupan, peran perawat pada masing-masing
tahap adalah sebagai berikut:
1. Dalam kandungan (Masa Pranatal)
Agar pada masa ini janin dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, maka
diperlukan tindakan-tindahan sebagai berikut:
a. Memantau perubahan fisik yang normal baik dari ibu maupun janinnya. Hal ini
sesuai kewenangan perawat untuk memberikan asuhan kehamilan fisiologis
b. Deteksi awal riisiko tinggi selama kehamilan. Apabila ditemukan adanya tanda
tanda resiko tinggi maka harus segera dilakukan rujukan
c. Menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi secara baik selama hamil. Orang
tua perlu mengetahui bahwa saat hamil kebutuhan gizi meningkat karena untuk
keehatan anak dan ibu
d. Anjurkan untuk menghindari penggunaa obat bebas. Apabila ibu sakit, segera
periksa ke dokter danjangan gunakan obat obatan bebas tanpa sepengetahuan
dokter. Ada beberapa obat yang bila dinimiun selama hamil dapat menimbulkan
kecacatan atau gangguan pada janin.
e. Anjurkan untuk menghidari penyakit infeksi. Ada beberapa penyakit infeksi
yang dapat menimbulkan gangguan fisik atau mental pada janin, sehingga janin
beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Kelompok penyakit tersebut
adalah TORCH yaitu Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan (growth)
merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut
membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah
berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan (development), adalah
perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh,
meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau
kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).
3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
mengerti, memahami, menambah wawasan serta menerapkan ilmu yang telah diterima
tentang konsep tumbuh kembang anak.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, M. Rudolph.. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 1. Jakarta:
EGC.
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Akyas Azhari. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Bandung: Teraju Mizan Publika.
Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat
PAUD.
DepKes RI & IDAI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : DepKes
RI&IDAI.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Moersintowati. 2010. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: IDI.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Nursalam & Utami, Sri. 2008. Asuhan keperawatan bayi dan Anak (untk keperawatan dan
bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan
A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Poedjiadi, A. 2006. Dasar Dasar Biokimia.Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.
Ranuh IGN, Soeyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasamita C. 2001. Buku imunisasi di
Indonesia. Edisi ke-1. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Saomah, Aas. 2004. Permasalahan-permasalahan Anak dan Upaya Penyelesaiannya.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Soedjtmiko. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
Tony Buzan. 2005. Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar, Terj. Marselita
Harapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Balita. Jakarta: EGC.