PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kepulauan ini diperkirakan berjumlah antara 4.000 5.500 ekor per tahun
(Tomascik dkk., 1997). Namun menurut Spotila (2004), populasinya sudah
berubah menjadi hanya sekitar 1.800 ekor per tahun penyu betina yang bertelur di
kepulauan ini. Kepulauan yang terletak di Kabupaten Berau Kalimantan Timur
ini memiliki beberapa lokasi peneluran bagi penyu Hijau, di antaranya adalah
pulau Sambit, pulau Bilang-bilangan, pulau Maratua, pulau Derawan, pulau
Mataha, pulau Balikukup, pulau Belambangan, dan pulau Sangalaki.
Pulau Sangalaki merupakan salah satu habitat peneluran penyu hijau
yang utama di Kepulauan Derawan. Penyu hijau bertelur sepanjang tahun di pulau
dengan luas daratan sekitar 15 hektar ini. Menurut Adnyana dkk. (2007), total
pendaratan dan peneluran di Sangalaki per bulan berturut-turut adalah antara 160
1.166 (rata-rata SD = 584 234.5) dan 93 812 (354 153), dengan
aktivitas peneluran tertinggi antara Mei Oktober dan aktivitas peneluran
terendah antara bulan Nopember April. Populasi pendaratan ini jauh menurun
apabila dibandingkan dengan perkiraan total pendaratan penyu di Sangalaki pada
tahun 1950-an dan 1970-an (Lindsay dan Watson dalam Adnyana dkk. (2007),
yaitu 200 dan 150 ekor penyu per malam. Sementara sensus yang dilakukan oleh
sebuah operator selam Sangalaki antara bulan April 1993 sampai bulan Juli 1994
mendapatkan populasi pendaratan penyu per malam yang lebih sedikit (39 9.4)
(G.F. Taylor dalam Tomascik dkk., 1997).
Penempatan sarang, bagi hewan yang meletakkan telurnya seperti penyu,
mempunyai konsekuensi penting bagi kesuksesan reproduksinya. Menurut
Bjorndal dan Bolten (1992), ketika seekor penyu muncul dari laut ke pantai untuk
kesuksesan
dan
kebugaran
reproduksinya
dilihat
dari
warna pasir, distribusi ukuran butir pasir, kandungan air, pH, kandungan organik,
dan kandungan kalsium karbonat.
Ada bermacam hipotesis yang berhubungan dengan preferensi lokasi
bersarang penyu. Turkozan dkk. (2011) menyatakan bahwa beberapa peneliti
menyebut bahwa preferensi lokasi bersarang adalah random, namun yang lain
menemukan bahwa pasir pantai, kemiringan pantai, cahaya buatan, dan jarak dari
pemukiman terdekat dan/atau vegetasi pantai dapat mempengaruhi pemilihan
lokasi bersarang. Pada umumnya preferensi tersebut secara alami dilakukan secara
adaptif dan berhubungan dengan keberhasilan kelangsungan hidup dan
reproduksinya.
Pulau Sangalaki mempunyai panjang pantai sekitar 1.500 meter, yang
terbagi ke dalam 60 sub sektor pantai yang masing-masing berjarak 25 meter.
Seluruh sub sektor pantai di pulau seluas 15 hektar ini mempunyai akses
langsung ke laut lepas. Hal inilah yang menjadikan pantai pulau Sangalaki
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan lokasi bersarang penyu hijau.
Namun berdasarkan data seri pendaratan penyu hijau selama periode tahun 2004
2011 menunjukkan bahwa penyu hijau yang ada mempunyai kecenderungan
untuk lebih menyukai sektor pantai tertentu dibandingkan sektor pantai yang lain.
Berdasarkan kecenderungan tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Adakah preferensi lokasi bersarang yang dilakukan oleh penyu hijau di
pantai pulau Sangalaki, Kabupaten Berau Kalimantan Timur?
yang
berbeda-beda
mengenai
parameter
lingkungan
yang
No
1.
Factors
influencing
beach
selection
by
nesting sea turtles
Jeanne A.
Mortimer / 1982
2.
Individual
nest
site
preference of green
turtle, Chelonia mydas,
on Mak Kepit beach and
its relation with hatching
success
Ahmad Ali, Ku
Kassim Ku
Yaacob,
Solahuddin A.
Razak, dan
Zulkifli Talib /
2005
3.
Eduardo
Cuevas, Maria
de Los Angeles,
Liceaga-Correa,
dan Ismael
Marino-Tapia /
2010
Mengkaji hubungan
antara
kepadatan
sarang
dengan
karakteristik pantai,
serta
menentukan
adanya
hubungan
antara
prosentase
penetasan
dan
kepadatan
sarang
yang ada
Meneliti preferensi
lokasi bersarang di
antara individu penyu
dan mengkuantifikasi
pengaruh
perilaku
penyu betina pada
kesuksesan
reproduksinya
Mengkaji pengaruh
fitur morfologi pantai
terhadap preferensi
bersarang dari penyu
sisik dan penyu hijau.
Penyu di Ascension
cenderung
menyukai
pantai
tak
berlampu
dengan pantai pasir
terbuka dan relatif
bebas
hambatan
batu
di
muka
pantai.
Mayoritas penyu
hijau di Mak Kepit
lebih
menyukai
bersarang di bawah
kanopi
No
Judul
4.
Oguz Turkozan,
Kristina
Yamamoto, dan
Can Yilmaz /
2011
Mengkaji preferensi
lokasi bersarang dan
kesuksesan menetas
dari penyu tempayan
dan penyu hijau
Daniel W.
Wood dan
Karen A.
Bjorndal / 2000
6.
Spatial distribution of
green turtle (Chelonia
mydas) at Tortuguera,
Costa Rica
Karen A.
Bjorndal dan
Alan B. Bolten /
1992
7.
Jeanne A.
Mortimer / 1990
Mengevaluasi
pengaruh
habitat
mikro
sebagai
petunjuk
dalam
pemilihan
lokasi
bersarang
penyu
tempayan
Mengevalusi
distribusi sarang di
antara zona pantai
antar tahun, baik pada
level
populasi
maupun
individu
penyu
Menguji
pengaruh
karakteristik
kimia
dan fisika dari pasir
pantai
terhadap
perilaku
bersarang
dan
kelangsungan
hidup anakan penyu
hijau
5.
Hasil Penelitian
Penyu hijau di
pantai
Akyatan
banyak bersarang
di
daerah
bervegetasi yang
jauh dari air laut.
Faktor lingkungan
yang
memiliki
pengaruh terbesar
dalam penempatan
sarang di pantai
Merlbourne adalah
kemiringan pantai
Pola sebaran sarang
penyu hijau di
antara zona di
Tortuguero tidak
konsisten.
Penelitian ini berusaha untuk mengisi celah di antara penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dengan mengambil beberapa kajian
yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya serta lokasi penelitian yang
memang belum pernah dilakukan penelitian preferensi lokasi bersarang penyu.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui adanya preferensi lokasi bersarang penyu hijau di pulau
Sangalaki, Kabupaten Berau Kalimantan Timur;
kecenderungan bahwa penyu hijau di pulau Sangalaki lebih memilih sektor pantai
tertentu dibandingkan sektor pantai yang lain untuk meletakkan telurnya. Untuk
itulah penelitian ini akan mencoba mengetahui adanya preferensi lokasi bersarang,
perbedaan karakter lingkungan di antara sektor pantai peneluran yang ada, serta
mencoba mengetahui parameter lingkungan yang mungkin memengaruhi perilaku
preferensi lokasi bersarang penyu hijau yang ada. Adapun bagan alir kerangka
penelitian ini disajikan pada Gambar 1.1.
Penyu Hijau Bersarang di Pulau Sangalaki
Data Pendaratan
Penyu Hijau Aktual
Data Pendaratan
Penyu Hijau tahun
2004 - 2011
Uji
Chi-Square
Preferensi
Lokasi
Bersarang
Data Parameter
Lingkungan pada
Sektor Penelitian
PCA + MLR
Parameter Lingkungan
yang memengaruhi
Perilaku Preferensi
Uji KruskalWallis
Perbedaan
Karakter
Lingkungan