Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
dan
usaha
kecil
dan
menengah;
kependudukan
dan
catatansipil;
pertanahan; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; oronomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;
pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaan; statistik; kerasipan; dan
perpustakaan.
Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang
diprioritaskan oleh pemerintahan daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan
upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan
daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan wajib dan urusan pilihan yang
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah yang
bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang bersangkutan.
Dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 disebutkan
bahwa: urusan wajib sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (2) berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap.
Penyusunan SPM mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur
urusan wajib mencakup jenis pelayanan dasar, indikator SPM dan batas waktu
pencapaian SPM. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi
Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Pemerintahan daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang
memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian
SPM sesuai dengan Peraturan Menteri, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
1.3
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dan menyimpang dari permasalahan diatas, maka
batasan masalah dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
1.5
Manfaat Penelitian
Kajian studi ini diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Salatiga,
BAB I
STUDI PUSTAKA
2.1
Daerah (SKPD). Selanjutnya RPJM Daerah yang disusun, akan menjadi acuan untuk
menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Program Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Salatiga yang dijabarkan selama 5 (lima) tahun.
2.2.1. Visi dan Misi Kota Salatiga
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi adalah suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi
pemerintah. Visi pembangunan Kota Salatiga sebagaimana tertuang dalam RPJM
Daerah Kota Salatiga Tahun 2007 2012, adalah salatiga yang lebih maju dan asri,
dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa
mendatang oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi untuk mewujudkan
visi. Misi pembangunan Kota Salatiga sebagaimana tertuang dalam RPJM Daerah Kota
Salatiga Tahun 2007 2012, adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih maju dari berpagai aspek Politik,
Sosial Budaya , dan Ekonomi;
2. Mewujudkan prasarana dan sarana Kota yang lebih memadai;
2.
3.
4.
5.
5. Strategi demokratisasi
Adapun prioritas pembangunan daerah Kota Salatiga dalam RPJM Daerah
Kota Salatiga Tahun 2007 2012 adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.2
tahunan,
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
2.3
dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang diperoleh setiap warga
secara minimal.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam pemnyusunan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang pekerjaan umum untuk kabupaten/kota, sebagai
berikut:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Pencapaian Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 Pasal 5 ayat (2)
berkaitan dengan pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, meliputi
jenis pelayanan berdasarkan indikator kinerja dan target tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014:
1. Sumber Daya Air
Prioritas utama penyediaan air untuk kebutuhan masyarakat.
a. Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari.
b. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah
ada.
2. Jalan
a. Jaringan
1) Aksesibilitas
Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten/kota.
2) Mobilitas
Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan
perjalanan.
3) Keselamatan
Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat.
b. Ruas
1) Kondisi Jalan
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat
dan nyaman.
2) Kecepatan
Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan
kecepatan rencana.
3. Air Minum
Tersedinya akses air minum yang aman melalui system penyediaan Air Minum
dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.
4. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan Persampahan)
a. Air Limbah Permukiman
1) Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.
2) Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota.
b. Pengelolaan Sampah
1) Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan.
2) Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan.
c. Drainase
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga
tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2
kali setahun.
5. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
6. Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
10
pedoman
Harga
Standar
Bangunan
Gedung
Negara
di
kabupaten/kota.
7. Jasa Konstruksi
a. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah persyaratan
lengkap.
b. Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun.
8. Penataan Ruang
a. Informasi Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah
kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital.
b. Pelibatan Peran Masyarakat dalam Proses Penyusunan RTR
Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program
pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR
dan program pemanfaatan ruang.
c. Izin Pemanfaatan Ruang
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai
dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana
rincinya.
d. Pelayanan Pengaduan Pelanggaran Tata Ruang
Terlaksanakannya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang
pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja.
e. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan
perkotaan.
Jaringan
Aksesibilitas
Mobilitas
Keselamatan
INDIKATOR
JENIS PELAYANAN
DASAR
60%
100%
100%
70%
100%
NILAI
4
KET
2014
2014
2014
2014
BATAS WAKTU
PENCAPAIAN
11
2014
60%
100%
80%
70%
50%
KET
2014
2014
60%
40%
NILAI
BATAS WAKTU
PENCAPAIAN
2.
1.
NO
JALAN
SUMBER DAYA
AIR
12
KET
3.
NO
AIR MINUM
INDIKATOR
Sangat baik
Baik
Sedang
Cluster Pelayanan Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan
Sangat buruk bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan
pokok minimal 60 ltr/org/hr
Buruk
Ruas
Tabel 2.16 SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (lanjutan)
13
4.
NO
INDIKATOR
2
50%
2014
2014
2014
70%
20%
2014
5%
4
2014
BATAS WAKTU
PENCAPAIAN
60%
NILAI
PENYEHATAN
Air Limbah Permukiman Tersedianya system air limbah
LINGKUNGAN
setempat yang memadai
PERMUKIMAN
(SANITASI
LINGKUNGAN
Teredianya system air lmbah
DAN
skala komunitas/kawasan/kota
PERSAMPAHAN)
Tabel 2.16 SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (lanjutan)
14
15
TINGKAT PELAYANAN
KUANTITAS
KET
SPM keandalan
ketersediaan air
irigasi =
Ketersediaan air
irigasi (lt/dtk) pada
setiap musim
tanam/Kebutuhan air
irigasi (lt/dtk)
berdasarkan rencana
tata tanan
SPM keandalan
ketersediaan air baku
= Ketersediaan air
baku (m3/thn) dari
instalasi pengolahan
air/Kebutuhan air
baku (m3/thn)
berdasarkan target
MDGs
KUALITAS
16
SPM Mobilitas =
Angka mobilitas
yang ditargetkan
pada akhir waktu
pencapaian
SPM/Angka
Mobilitas yang
ditentukan
2.
1.
I.
JALAN
SPM Aksesibilitas =
Panjang jalan
penghubung Pusat
Kegiatan/Panjang
jalan penghubung
Pusat Kegiatan
NO
KET
INDIKATOR
Kebutuhan
minimal setiap
orang akan air
bersih 60 ltr/hari
atau 0,06 m3/hari
CAKUPAN
pertanian rakyat
pada sistem
irigasi yang
sudah ada
baku untuk
memenuhi
kebutuhan
pokok minimal
sehari-hari
BIDANG
PELAYANAN
17
2,003,005,00 11,0018,50
KUALITAS
18
(jiwa/km2)Kerapatan Penduduk
Target
pencapaian SPM adalah sebesar 100% pada Tahun 2014
5.0001.000 < KP 5.000500 < KP < 1.000 100 < KP < 500< 100
TINGKAT PELAYANAN
KUANTITAS
19
SPM Mobilitas =
Angka mobilitas
yang ditargetkan
pada akhir waktu
pencapaian
SPM/Angka
Mobilitas yang
ditentukan
SPM Aksesibilitas =
Panjang jalan
penghubung Pusat
Kegiatan/Panjang
jalan penghubung
Pusat Kegiatan
II.
JALAN
B.
A.
1.
NO
KET
INDIKATOR
Aspek Mobilitas
Seluruh jaringan
jalan
CAKUPAN
menghubungkan
pusat-pusat
kegiatan dalam
wilayah
kabupaten/ kota
Aspek
Tersedianya
Aksesibilitas jalan yang
BIDANG
PELAYANAN
20
2,003,005,00 11,0018,50
KUALITAS
21
(jiwa/km2)Kerapatan Penduduk
Target
pencapaian SPM adalah sebesar 100% pada Tahun 2014
5.0001.000 < KP 5.000500 < KP < 1.000 100 < KP < 500< 100
TINGKAT PELAYANAN
KUANTITAS
22
1.
B.
A.
II.
NO
INDIKATOR
Aspek Mobilitas
Seluruh jaringan
jalan
CAKUPAN
menghubungkan
pusat-pusat
kegiatan dalam
wilayah
kabupaten/ kota
Aspek
Tersedianya
Aksesibilitas jalan yang
BIDANG
PELAYANAN
23
24
2.4
25
terhadap keterbatasan anggaran baik dalam penyusunan APBN maupun APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten/Kota.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Pasal
150 ayat (3), bahwa perencanaan pembangunan daerah disusun secara berjangka
meliputi:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) untuk jangka waktu
20 tahun,
2. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJM Daerah) untuk jangka
waktu 5 tahun,
3. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.
Perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun tersebut, dijabarkan lebih
lanjut oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan menyusun Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sebagaimana Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Pasal 151 ayat (1). Renstra SKPD dirumuskan dalam
bentuk rencana kerja satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Alur perencanaan
program dan penganggaran dapat dilihat dalam Gambar 2.3.
26
PENDAPATAN
PAD
Dana perimbangan
Lain-lain pendapatan yang syah
BELANJA
Belanja langsung
Belanja tak langsung
PEMBIAYAAN
Penerimaan pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan
Macam
Hasil pajak daerah
Hasil retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
27
Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi.
Dalam Pasal 159 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dana perimbangan terdiri atas
dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Lain-lain pendapatan
daerah yang sah dapat berupa hibah atau dana darurat dari pemerintah.