Anda di halaman 1dari 1

11

FRAME JUSTICIA

RABU, 25 NOVEMBER 2015 / 13 SAFAR 1437 H

UNIVERSITAS SURYAKANCANA

RADAR CIANJUR

Mahasiswa FH Unsur Siap Uji Kualitas


Dalam Ujian
Proposal Skripsi
CIANJUR Sedikitnya 21
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Hukum Universitas Suryakancana
(FH Unsur) yang terdiri dari 15
mahasiswa dan enam mahasiswi
mengikuti Ujian Proposal Skripsi
kelas Reguler B Tahun Akademik
2015-2016, Sabtu (21/11) kemarin,
bertempat di komplek kampus FH
Unsur.
Sistem pelaksanaan ujian tersebut
dilangsungkan dalam beberapa
tahapan. Pertama, mahasiswa
menyiapkan tiga buah judul skripsi,
yang sebelumnya telah dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan dosen wali
mahasiswa yang bersangkutan.
Setelah itu, kemudian dilakukan
pengecekan di database bagian
akademik, bilamana terdapat
kesamaan judul-judul dengan skripsi
sebelumnya. Apabila terdapat judul
yang sama, maka kemudian judul
yang kedua dan ketiga dilakukan
pengecekan ulang hingga tak ada
yang sama dengan judul skripsi
yang terdahulu.
Hal tersebut dibenarkan oleh Tenaga
Kependidikan Bagian Akademik FH
Unsur, Leny Megawati. Ia menjelaskan,
setelah dilakukan pengecakan, maka
kemudian bagian akademik
memberikan informasi Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing
II untuk mahasiswa, yang sebelumnya
telah ditunjuk oleh Wakil Dekan I.
Setelah mahasiswa mendapatkan
Dosen Pembimbing I dan Dosen
Pembimbing II, maka kemudian proses
bimbingan bisa dilakukan sampai waktu
jadwal sidang ujian proposal tiba.
Pelaksanaan sidang ujian proposal
biasanya peserta sidang di panelkan,

Kriteria Penilaian Ujian Proposal Skripsi


FH Unsur Tahun Akademik 2015-2016

Sistematika penulisan
Permasalahan (relevansi, urgensi,
aktualisasi)
Analisis (metodologi, teknik
analisis, interprestasi)
Kebahasaan
Pertanggungjawaban
(pemahaman terhadap karya,
kemampuan mendasarkan.

jelas Leny.
Leny menambahkan, khusus dalam
sidang ujian proposal, mahasiswa
diwajibkan untuk mempresentasikan
proposal Bab I di depan Dosen Penguji
I dan Dosen Penguji II, serta penelaah
yang diberikan durasi waktu lima
menit. Setelah itu para penguji
memberikan masukan, pertanyaan
dan tambahan untuk materi di bab I
proposal.
Setelah pelaksaan sidang ujian
proposal telah selesai dilakukan oleh
peserta sidang, maka kemudian bagian
akademik bertugas untuk melakukan
tabulasi nilai yang diberikan oleh
para penguji, imbuhnya.
Informasi yang dihimpun, usai
sidang, akan diketahui mahasiswa
yang layak (lulus), layak dengan
catatan dan yang tidak layak (tidak
lulus) yang kemudian diwajibkan
pada peserta sidang yang tidak layak
(tidak lulus) untuk mengulang
bimbingan dan sidang kembali sampai
mendapatkan nilai layak atau layak
dengan catatan. Kesempatan
mengulang diberi tiga kali
pengulangan. Pengumuman sidang
ujian proposal (kelulusan) di
publikasikan sehari setelah sidang
ujian proposal berlangsung di Majalah

SERIUS: Sejumlah mahasiswa tengah fokus mempersiapkan hingga menjalani Ujian Sidang Proposal, Sabtu (21/11) kemarin.

Dinding (Mading) FH Unsur.


Tidak ada penelitian yang sempurna,
pasti ada saja kekurangannya. Maka
dari itu intensif untuk komunikasi dan
bimbingan dengan para pembimbing
akan lebih baik, pesannya.
Leny pun mengakui, di mata para
mahasiswa, pemaknaan sidang, baik itu

sidang ujian proposal, sidang skripsi


maupun sidang filsafat seringkali
dipandang mengerikan. Namun dibalik
sidang tersebut, terdapat makna yang
dalam mengenai proses yang dilakukan
mahasiswa.
Jangan lupa tujuan penguji adalah
menguji peserta sidang, bukan yang

lainnya. Jadi rileks saja, percaya


diri dengan proposal yang di buat.
Jika kita menguasai materi yang
kita buat sendiri maka pertanyaan
apapun dari penguji pasti dapat
kita jawab, pungkasnya.
Selain intensif melakukan
komunikasi dan bimbingan dengan

FOTO: HERLANHERYADIE/RADARCIANJUR

para pembimbing, Leny juga berharap


agar para mahasiswa tidak
menyepelekan kondisi badan agar
tetap dalam keadaan prima.
Dan yang terakhir, berdoa. Minta
doa kepada orang tua kita agar
diberikan kelancaran dalam sidang,
tutupnya kembali berpesan. (cr2)

Sambut MEA, Mahasiswa Siapkan Kuliah Umum

Caecilia Retno Susilawati, SH.,MH


(Pakar Hukum Bisnis Internasional)

CIANJUR Fakultas Hukum Universitas


Suryakancana (FH Unsur) kini tengah
berbenah menyambut momentum
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dalam
waktu dekat ini, rencananya akan digelar
kuliah umum tentang hukum bisnis
internasional dalam rangka menyambut
MEA.
Pembentukan pasar tunggal yang
diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan
satu negara menjual barang dan jasa dengan
mudah ke negara-negara lain di seluruh
Asia Tenggara sehingga kompetisi akan
semakin ketat.

Bukan tanpa alasan, lebih dari satu dekade


lalu, para pemimpin Asean telah bersepakat
membentuk sebuah pasar tunggal di
kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015
mendatang. Hal tersebut dilakukan agar
daya saing Asean meningkat hingga
menyaingi Tiongkok dan India untuk
menarik investasi asing. Penanaman modal
asing di wilayah ini sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan lapangan pekerjaan
dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Atas dasar tersebut, para mahasiswa
yang tergabung dalam Himpunan
Mahasiswa Perdata (HIMAPER) FH

Unsur menggelar kuliah umum yang


rencananya akan digelar pada tanggal
lima Desember 2015 mendatang. Dalam
kuliah umum yang bertema
Implementasi Hukum Bisnis Dalam
Praktiktersebut, seorang pakar Hukum
Bisnis Internasional, Caecilia Retno
Susilawati akan turut diundang dan
menjadi narasumber utama.
Ketua Himaper, Ispan menjelaskan, acara
tersebut bertujuan juga untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang hukum bisnis, hal
yang substansial yang diberikan sebagai
bekal menyambut MEA, terutama bagi

mereka yang berminat di dunia enterpreneur.


MEA tidak hanya membuka arus
perdagangan barang atau jasa, tetapi juga
pasar tenaga kerja profesional, seperti
dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya,
jelas Ispan.
Mahasiswa semester tujuh itu juga
menambahkan, MEA akan lebih membuka
peluang tenaga kerja asing untuk mengisi
berbagai jabatan serta profesi di Indonesia
yang minim tenaga kerjanya.
Dengan demikian, persaingan semakin
ketat dalam dunia kerja, oleh karena itu
peluang dan tantangan ini perlu disikapi
dengan baik, tambahnya. (cr2)

FH Unsur Jalankan Spiritual Education Payment


CIANJUR Dalam rangka meningkatkan keimanan
dan ketakwaan di era globalisasi masa kini, lingkungan
Fakultas Hukum tidak hanya berfokus dalam
pembelajaran semata, namun juga menjaga keimanan
dan ketakwaan dianggap perlu untuk meningkatkan
keharmonisan dalam hidup.
Berangkat dari hal tersebut, Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana (FH Unsur) tengah bersiap
diri jelang gelaran Spiritual Education Payment ,
Senin, 21 Desember 2015 mendatang bertempat di
Aula Perpustakaan Universitas Suryakancana.
Program Fakultas Hukum yang dilaksanakan oleh
mahasiswa ini digelar bukan tanpa alasan. Pasalnya,
dalam diri perlu adanya cash keimanan dan ketakwaan.
Oleh karena itu Fakultas Hukum sebagai lembaga
pendidikan tinggi juga memperhatikan wilayah
tersebut, ungkap Ketua Panita Pelaksana, Firman
Yuliansyah.
Firman menambahkan, untuk kedepannya, kegiatan
semacam ini akan menjadi agenda rutin yang
dilaksanakan di lingkungan FH Unsur.
Dalam pelaksanaannya, kami panitia berusaha
FOTO: HERLANHERYADIE/RADARCIANJUR
mandiri dengan pencarian dana dengan berwirausaha,
MANDIRI: Sejumlah panitia pelaksana tengah menggalang dana melalui wirausaha jelang gelaran Spiritual Education Payment tegas mahasiswa semester satu tersebut. (cr2)
yang rencananya akan digelar tanggal 21 Desember 2015 mendatang.

Peningkatan Kualitas
Dosen Diperhatikan
Melalui Lokakarya
Rancangan Peraturan Daerah
CIANJUR - Ketidakberdayaan masyarakat
miskin dalam menghadapi permasalahan
hukum perlu mendapat bantuan hukum untuk
memberikan pengakuan, jaminan dan kepastian
hukum kepada masyarakat dalam masalah
hukum.
Karenanya, maka dianggap perlu penetapan
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat
tentang bantuan hukum bagi masyarakat.
Berangkat dari hal tersebut, FH Unsur mengirimkan
dua orang dosennya untuk mengikuti Lokakarya
Rancangan Peraturan Daerah di ruang rapat
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
(BKKP) Wilayah I Bogor, Jalan Ir H Juanda,
Rabu (18/11) kemarin.

Kami Yuyun Yulianah dan Hesti Dwi


Astuti selaku akademisi merasa perlu untuk
mengikuti lokakarya tersebut, ungkap
Yuyun.
Ia menambahkan, dosen tidak hanya
melaksanakan pembelajaran semata, melainkan
juga melaksanakan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, selayaknya Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Selain dari akademisi dari Fakultas Hukum
di Wilayah I Jawa Barat, turut hadir pula
peserta dari Organisasi Bantuan Hukum
terakreditasi Kementrian Hukum dan HAM
Republik Indonesia (Kemenkumham RI)
dan juga lembaga terkait lainnya, imbuh
Yuyun yang juga menjabat sebagai Ketua
Unit Pelaksana Teknis Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (UPT LPPM)
FH Unsur. (cr2)

Yuyun Yulianah

Hesti Dwi Astuti

Anda mungkin juga menyukai