RGANGGU
Silviana Sari, S.Ked*,
PENDAHULUAN
Merupakan kehamilan yg terjadi di luar rahim misalnya dalam
tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di
dalam rahim yaitu cervix, pars interstitialis tubae atau dalam
tanduk rudimenter rahim. Kebanyakan kehamilan ektopik
terjadi di dalam tuba.1
Di Indonesia, kejadiannya sekitar 5-6 dari 1.000 kehamilan.
Risiko meningkat pada wanita kulit hitam >> wanita kulit putih.
KE berulang pada 25% pasien. Hanya 50% yang dapat hamil
normal lagi.2
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 21 Tahun
Suku / Bangsa : Melayu/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: IRT
Alamat : RT 08/RW 02.Kel.Paal V. Kec.Kota Baru
MRS : Selasa, tanggal 29 april 2014 pukul 20.50 wib.
Nama Suami : Tn. Ij
Umur : 30 Tahun
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak + 2 hari yang lalu.
Data Kebidanan
Menarche
: Umur 13 tahun
HPHT : 10-03-2014
Haid : Teratur
Lama haid : 8 Hari
Siklus : 28 hari
Dismenorrhea : Iya
Warna: Merah tua,bergumpal
RW. Perkawinan : Pasien menikah satu kali. Lamanya 1 Tahun. Pada usia 20 tahun
P1 : ini
RW Kontrasepsi : tidak ada
Keadaan Umum
: Baik
: 36,5 C
Berat Badan
Tinggi Badan
: 56 Kg
: 158 Cm
Thorax
Kepala
Rambut : Kebersihan Cukup, Rontok
(-)
Wajah : Pucat (+), Sianosis (-),
Cloasma Gravidarum (-)
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-), Pupil : Isokor,
Refleks Cahaya (+/+)
THT : Dalam Batas Normal
Mulut : Simetris, Bibir Sianosis (-),
Gigi Karies (-), Gusi Perdarahan (-),
Lidah Kotor (-)
Inspeksi
: bentuk simetris kanan dan
kiri, tarikan dada (-), retraksi (-),
mammae dbn
Palpasi
Abdomen
Inspeksi : simetris, abdomen datar,
bekas luka operasi (-), striae (-), linea
(-)
Pemeriksaan ginekologi
Perkusi : timpani
Inspekulo : portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (+) darah tak
aktif, erosi (-), laserasi (-), polip (-), infiltrasi (-)
VT: serviks: portio lunak, OUE tertutup, nyeri tekan portio (+), nyeri
goyang portio (+)
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Darah
GDS
: 105 mg/dl
Urine rutin
Hb serial:
Hb I : 10,6 g/dl
Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan
Rawat inap
IVFD RL 20 gtt/menit
Observasi keadaan umum dan TTV, dan perdarahan.
Bed rest total
Konsul ke dr.Herlambang: pemeriksaan hb serial
Rencana USG besok pagi
Rencana laparotomi
Persiapan operasi (izin, obat)
Laporan Operasi
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri
Tempat kehamilan normal ialah di dalam cavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam
tuba, ovarium atau rongga perut tetapi dapat juga terjadi di
dalam serviks, pars interstitialis tuba, atau dalam tanduk
rudimenter Rahim.
Lebih dari 95 % kehamilan ektopik berada di saluran telur (Tuba
fallopii).
EPIDEMIOLOGI
Kehamilan ektopik ditemukan pada hampir 1% kehamilan,
Lebih dari 90% kasus implantasi terjadi di tuba fallopii
(kehamilan tuba).
Di Indonesia, kejadiannya sekitar 5-6 dari 1.000
kehamilan.
Insidensi kehamilan ektopik pada wanita bukan berkulit
putih >> dibandingkan wanita berkulit putih.
Risiko kematian akibat kehamilan ekstra uterin lebih besar
daripada angka kelahiran per vaginam atau induksi
aborsi.
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
Faktor tuba
Faktor di luar dinding tuba
Faktor abnormalitas dari zigot
Faktor hormonal
Faktor lain
MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis
Jika perempuan masa reproduksi: nyeri perut bagian bawah atau
kelainan haid pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
Anamnesis
Haid (amenorrhea) dan kadang-kadang terdapat
Gejala subjektif kehamilan. Kadang didapat nyeri perut bagian
bawah,
Nyeri bahu dan tenesmus,
Perdarahan biasanya terjadi setelah nyeri perut bagian bawah
Pemeriksaan umum
Keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai
buruk.
tampak kesakitan dan pucat.tanda syok atau akut
abdomen.
Cavum douglas yang menonjol menunjukkan adanya
hematocele retrouterina.
Suhu kadang naik
Pemeriksaan Laboratorium
leukosit berturut-turut,
Pemeriksaan Ginekologi
Tes kehamilan
Ultrasonografi
Tampak kantung gestasi yang berisi mudigah hidup yang
letaknya di luar cavum uterus
Tampak massa hiperekoik ireguler tidak berbatas tegas, dan
di sekitarnya didapatkan cairan bebas (gambaran darah intra
abdominal).
Gambaran yang tampak ialah cairan bebas dalam rongga
peritoneum terutama di kavum Douglas.
Kuldosentesis
Merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah terdapat darah dalam kavum Douglas.
Hasil positif bila dikeluarkan merupakan darah
berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku
atau berupa bekuan-bekuan kecil, darah ini
menunjukkan darah hematokel retrouterina.
Laparoskopi
Diagnosis Banding
Salpingitis,
Abortus immines
Appendicitis
Kista corpus uteri
Infeksi pelvik
Torsi kistoma ovarii
PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah
laparotomi.
Beberapa hal perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu
:1
Kondisi pasien pada saat itu,
Keinginan pasien mengenai fungsi reproduksinya,
Lokasi kehamilan ektopik,
Kondisi organ pelvik,
Kemampuan tekhnik bedah dokter dan
KEMOTERAPI
Pemberian kemoterapi diberikan jika :
a. Kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah
b. Diameter kantong gestasi 4cm
c. Perdarahan dalam rongga perut 100 ml
d. Tanda vital baik dan stabil
PROGNOSIS
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung
turun dengan diagnosis dini dan persedian darah yang
cukup.
Akan tetapi jika pertolongan terlambat, angka kematian
dapat tinggi.1
Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan
ektopik bersifat bilateral.
Sebagian perempuan menjadi steril setelah mengalami
kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain.
Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan antara
ANALISIS KASUS
2.
3.
4.
5.
appendisitis.
Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan bimanual
OUE tertutup,
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011.
2. Stulberg DB, Cain RL, Dahlquist I, Lauderdale DS. Ectopic pregnancy rates in the Medicaid population.
American Journal of Obstetrics & Gynecology 2013, 208:274.e1-7.
3. Chunningham FG, Gent NF, Leveno KJ, Gilstrap L, Hauth JC, Wenstrom KD. Williams Obstetrics, Vol 1 Edisi
21. McGraw-Hill: EGC, 2006
4. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Edisi kelima. Jakarta: JNPK-KR;
2008.
5. Robbins S, Cotran R, Kumar V. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi ketujuh. Jakarta: EGC; 2007.
6. Sepilian VP. Ectopic Pregnancy. 2014 Maret (diakses 20 Aprl 2014). Diunduh dari: URL:
http://www.emedicine.medscape.com/article/204923-overview
7. Anwar s, uppal t. recurrent viable ectopic pregnancy in the salpingectomy stump. 2010 agustus (diakses 7
april 2014). diunduh dari: url: http://www.minnisjournals.com.au
8. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
9. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bandung: FK Unpad; 1981. Hal .49-69
10.Mansjoer, A. 2001. Kehamilan Ektopik Terganggu. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius. FKUI,
Jakarta : 267-270.
TERIMA KASIH