Prevalensi ibu hamil dengan anemia di Kota Banjar pada tahun 2013 adalah
sebanyak 39 kasus dimana sebanyak 21 kasus terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas
Langensari II. Pada tahun 2014 angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kota
Banjar sebanyak 38 kasus dimana sebanyak 30 kasus terjadi di Wilayah Kerja
Puskesmas Langensari II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Langensari II Kota Banjar.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian survey analitik dengan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari II Kota Banjar sedangkan pengambilan
sampel diambil secara proporsional random sampling yaitu sebanyak 86
responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
checklist sedangkan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa univariat dan bivariat.
Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat ekonomi pada ibu hamil sebanyak
54 responden (62,8 %) adalah > UMK, kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak
49 responden (57,0 %) tidak anemia, dan hasil uji statistik diperoleh nilai =
0.029 yang menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil
I.
Latar Belakang
Kejadian
anemia
merupakan masalah gizi yang
paling lazim di dunia dan
menjangkit lebih dari 600 juta
manusia.Dengan frekuensi yang
cukup tinggi, berkisar antara
10% dan 35%. Pada tahun 2007
WHO
melaporkan
bahwa
prevalensi ibu hamil yang
mengalami defisiensi besi di
Filiphina berkisar 55%, Thailand
45%, Malaysia 30% dan
Singapura
2011).
7%
(Depkes
RI,
Prevalensi
ibu
hamil
dengan anemia di Kota Banjar
pada
tahun
2013
adalah
sebanyak 39 kasus dimana
sebanyak 21 kasus terjadi di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Langensari II. Pada tahun 2014
angka kejadian anemia pada ibu
hamil di Kota Banjar sebanyak
38 kasus dimana sebanyak 30
kasus terjadi di Wilayah Kerja
II. Tujuan
Tujuan
Umum
dalam
penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan antara
tingkat
ekonomi
dengan
kejadian anemia pada ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas
Langensari II Kota Banjar.
Sedangkan tujuan khususnya
adalah untuk mengetahui tingkat
ekonomi pada ibu hamil di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Langensari II Kota Banjar, untuk
mengetahui kejadian anemia
pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Langensari II Kota
Banjar,
dan
menganalisis
hubungan
antara
tingkat
ekonomi
dengan
kejadian
anemia pada ibu hamil di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Langensari II Kota Banjar.
III. Kepustakaan
Suatu keadaan kurangnya
jumlah
sel
darah
merah
(haemoglobin) dalam darah
(DepKes RI, 2010). Anemia
adalah
apabila
kadar
haemoglobin
dalam
darah
kurang dari 12g/100ml. Jadi
yang dimaksud anemia adalah
apabila seseorang mengalami
penurunan kadar haemoglobin
dalam
darah,
untuk
memudahkan pemahaman bagi
V. Pembahasan
Aspek kejadian anemia
responden dalam penelitian ini
dibagi menjadi empat, yaitu
tidak anemia, anemia ringan,
anemia sedang, dan anemia
berat. Hasil yang diperoleh
berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Langensari II Kota
Banjar terlihat bahwa sebanyak
49 responden (57,0 %) tidak
anemia, anemia ringan sebanyak
33 responden (38,4 %), anemia
sedang sebanyak 4 responden
(4,7 %).
Hasil
yang
diperoleh
berdasarkan penelitian yang
telah
dilakukan
mengenai
hubungan
antara
tingkat
ekonomi
dengan
kejadian
anemia pada ibu hamil di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Langensari II Kota Banjar
diketahui
bahwa
hubungan
antara tidak anemia dengan <
UMK sebanyak 14 responden
(16,3 %), hubungan antara tidak
anemia
dengan
>
UMK
sebanyak 35 responden (40,7
%), hubungan antara anemia
ringan dengan < UMK sebanyak
15
responden
(17,4
%),
hubungan antara anemia ringan
dengan > UMK sebanyak 18
responden (20,9 %),hubungan
antara anemia sedang dengan <
UMK sebanyak 3 responden (3,5
%), hubungan antara anemia
sedang dengan > UMK sebanyak
DAFTAR PUSTAKA
Arianto.