Pada
biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting, yaitu kelistrikan dan kemagnetan yang
timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Aktivitas organ dan berbagai sistem di dalam tubuh manusia tidak hanya berhubungan erat satu
sama lain tetapi juga bekerjasama dalam menanggapi perubahan lingkungan, baik lingkungan
dalam maupun lingkungan luar tubuh. Di dalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang
meliputi sistem saraf yang berfungsi mengendalikan aktivitas dan keserasian kerja antara sistem
organ.
Sejarah perkembangan biolistrik diawali oleh Luigi Galavani (1780) dengan mempelajari
kelistrikan pada tubuh hewan. Enam tahun kemudian, Luigi Galvani melaporkan hasil
eksperimennya bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu
konduktor. Pada tahun 1856, Caldani menunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah mati.
Pada tahun 1892, Arons menyatakan bahwa ada aliran frekuensi tinggi melalui tubuhnya sendiri.
Pada tahun 1899, Van Seynek mengamati terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan aliran
frekuensi tinggi. Kemudian Schlephake menemukan pengobatan dengan menggunakanShort
Wave di tahun 1982.
Dalam percobaan joule di atas, energi listrik berubah menjadi energi kalor. Joule mendapatkan
bahwa 1 Joule = 0,24 kalori.
Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh
Kelistrikan saraf
Kecepatan impuls saraf dipengaruhi serat saraf dan ada/tidaknya myelin.
Mielin merupakan isolator yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengaliri listrik
rendah.
Kecepatan akson tanpa mielin = 20-50 m/detik ( = 1 mm)
Kecepatan akson dengan mielin = 100 m/detik ( = 10 m)
Aktivitas kelistrikan sel adalah perpindahan ion dari dalam sel ke luar sel atau sebaliknya
melalui membran sel.
Pada keadaan istirahat:
Ion Na+ luar sel >> potensial dalam sel > negatif
potensial membran negatif/ istirahat (-90 mVolt) = polarisasi
*beri gambar ilustrasi peristiwa ini
Metode kondensor
Prinsip : elektroda diletakkan pada masing-masing sisi yang akan diobati & dipisahkan dari kulit
dengan bahan isolator
Metode isolasi/ kabel
kabel dililitkan pada daerah yang akan diobati
2.3 Cara Kerja
Terapi ini menggunakan kabel yang ditancapkan langsung ke listrik PLN 220 volt dan
disalurkan ke sebuah konduktor. Terapis akan menyentuh konduktor itu. Dengan kemampuan
individunya, terapis menyalurkan energi listrik yang aman dan dapat diterima oleh tubuh
manusia. Jangan takut apabila energi listrik yang disalurkan terlalu menyengat, karena terapis
dengan mudahnya dapat meregulasi atau menaik-turunkan kadar listrik yang mengalir ke
pasien. #
Cara kerja terapi ini bagi tubuh manusia adalah dengan menyeimbangkan ion-ion yang
ada di tubuh manusia. Energi yang dihasilkan oleh tubuh kita akan menjadi seimbang bila terdiri
dari 80% ion-ion negatif dan 20% ion-ion positif. Gaya hidup yang tidak sehat dan tingkat stress
yang tinggi mempermudah datangnya ion-ion positif dalam tubuh kita. Ion-ion positif ini bila
tidak dikurangi jumlahnya tentunya akan merusak keseimbangan dan berujung pada menurunnya
kondisi kesehatan kita. Tubuh kita akan lebih cepat memproduksi ion negatif bila diberi stimulus.
Jadi, cara kerja terapi listrik adalah mempengaruhi tubuh kita supaya dapat lebih cepat
memproduksi ion-ion negatif yang dapat melawan pengaruh buruk dari ion positif. Ion negatif
yang cukup akan mengaktifkan sel tubuh, meningkatkan metabolisme, mengaktifkan kerja
enzim-enzim pada tubuh dan juga bermanfaat dalam proses detoksifikasi zat-zat tidak berguna
dalam tubuh.
*beri skema alat, agar terlihat komponen2nya
Terapi ini sangat bermanfaat bagi manusia. Tidak hanya untuk mempertahankan
kesehatan, tetapi juga mengobati penyakit yang diderita. Dengan dibantu pijatan-pijatan kecil
yang dilakukan penterapis, terapi ini dapat melancarkan peredaran darah di tubuh pasien.
Banyak penyakit yang berhasil diobati dengan terapi ini terutama penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan urat syaraf seperti vertigo, migrain, dan stroke. Selain itu, kesemutan,
asma dan rematik juga dapat disembuhkan. Penderita insomnia pun bisa bernafas lega,
karena terapi ini juga dapat membantu memperbaiki lamanya waktu tidur. Kelelahan dan
stress juga dapat dikurangi sehingga menimbulkan rasa rileks yang sekaligus melepaskan
hormon endorfin yang berguna untuk menghasilkan perasaan senang, santai, dan nyaman.
Meski alat terapi memberikan tegangan listrik yang tinggi pada tubuh, namun tidak
menimbulkan sengatan listrik. Selain itu juga tidak menimbulkan efek samping karena arus
listrik yang berbahaya bagi tubuh hampir tidak mengalir. Sehingga aman digunakan untuk
semua orang tanpa batasan usia.
Sekilas orang yang melakukan terapi tidak akan merasakan apapun kecuali getaran.
Antara satu orang dengan orang lain pun tingkat getaran yang dirasakan juga berbeda-beda
tergantung tingkat kepekaan tubuh. Arus listrik yang mengalir dapat dirasakan jika
melakukan kontak dengan orang lain seperti dengan menyentuh tangan.
c. Kelemahan
Bagi penderita kelainan jantung dan alat pacu jantung, penderita demam tinggi, pengguna
alat bantu dengar, penderita tumor, wanita hamil, atau penderita epilepsi disarankan untuk
tidak melakukan terapi listrik.
http://dc219.4shared.com/doc/g2OMKtQY/preview.html