Home
About Us
Contact
Daftar isi
Privacy police
T.O.S
Hasil Penelusuran
Search
Custom Search
1)
2)
1.
2.
Vitamin; merupakan senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan seringkali
bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme.
Mineral; merupakan senyawa anorganik yang merupakan bagian terpenting dari enzim. Dan
mineral berguna untuk mengatur berbagai fungsi fisiologis dan dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang.
Kedua zat ini penting untuk metabolisme, mempertahankan kesehatan dan pemeliharaan dan
pertumbuhan jaringan.
Vitamin dapat terdapat sebagai prekursor (misalnya beta karoten untuk vitamin A) atau terdapat
lebih dari bentuk kimia (misalnya piridoksin, piridoksal, piridoksamin) kadang-kadang dinamakan
Vitamer.
Sumber Vitamin dan Mineral yang paling baik ialah: makanan yang bermutu baik. Orang yang
makan dengan jumlah cukup dan seimbang akan mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup
pula untuk kebutuhannya, kecuali pada diet rendah kalori (kurang dari 1200 kalori/hari) sering
kali asupan vitamin dan mineralnya kurang dan memerlukan tambahan.
Pembagian golongan vitamin:
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Vitamin larut lemak : Vitamin A; D; E dan K
Apabila berlebihan akan disimpan dalam tubuh sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh
lebih besar dari pada vitamin larut air.
Vitamin larut air: Vitamin B kompleks dan Vitamin C.
Vitamin golongan ini disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah yang terbatas dan sisanya
dibuang dari tubuh.
Beberapa vitamin baru aktif setelah mengalami aktivasi in vivo. Aktivasi vitamin larut air dapat
berupa fosforilasi (tiamin, riboflavin, niasin, piridoksin) dan dapat juga membutuhkan pengikatan
dengan nukleotida purin atau pirimidin (riboflavin, niasin).
Mineral menurut jumlahnya dibedakan menjadi dua:
Terdapat dalam jumlah relatif banyak:
Kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium, klorida, sulfur
Terdapat dalam jumlah relatif sedikit atau trace elements:
Flour, seng, selenium, iodium, besi, kronium, kobalt, tembaga, mangan, molybdenum.
Penggunaan vitamin dan mineral berlebihan dapat menimbulkan gejala keracunan, sebaliknya
bila kekurangan dapat menimbulkan gejala defisiensi.
a)
b)
c)
a)
b)
c)
d)
e)
CH3
= -- CH2 CH2 OH
CH2 N+
H 3C
Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif tiamin yang berfungsi sebagai koenzim dalam karboksilasi
asam purivat dan asam ketoglutarat.
Meskipun berperan dalam metabolisme karbihdrat, pemberian dosis besar tidak mempengaruhi
gula darah. Dan peningkatan kadar asam piruvat dalam darah merupakan salah satu tanda
defisiensi tiamin.
Defisiensi tiamin, dapat menimbulkan penyakit beri beri dengan gejala pada system saraf,
kardiovaskular dan saluran cerna.
1.
2.
3.
gangguan saraf = neuritis perifer; (berat dan lemah pada tungkai), gangguan sensorik
(hiperestesia, anesthesia, rasa nyeri dan rasa terbakat), kekuatan otot makin berkurang dan
dapat terjadi kelumpuhan.
Kelainan SSP = depresi, kelelahan, lekas tersinggung, serta menurunnya kemampuan
konsentrasi dan daya ingat.
gejala pada system kardiovaskular = insufiensi jantung (sesak napas setelah kerja jasmani,
palpitasi, takikardi, gangguan ritme serta pembesaran jantung dan perubahan EKG.
gangguan pada saluran cerna = konstipasi, napsu makan berkurang, perasaan tertekan dan
nyeri didaerah epigastrium.
Beri beri basah adalah defisiensi tiamin yang disertai udem, hal ini terjadi karena
hipoprotrombinemia dan gangguan fungsi jantung.
Kebutuhan sehari; karena tiamin penting untuk metabolisme energi terutama karbohidrat, maka
kebutuhan tiamin umumnya sebanding dengan asupan kalori.
Pada pemberian parenteral absorpsi berlangsung cepat dan sempurna. Dan pada pemberian
per oral absorpsi berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8 15 mg/ hari yang
dicapai dengan pemberian 40 mg.
Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degredasi di jaringan tubuh, jika asupan
melebihi jumlah tersebut, maka zat ini akan dibuang / dikeluarkan melalui urin sebagai tiamin
atau pirimidin.
Reaksi toksik setelah pemberian parenteral biasanya berupa reaksi alergi.
Contoh sediaan:
Biotamin : benfotiamin
2. Riboflavin.
Dikenal pertama kali pada tahun 1879 sebagai suatu zat berwarna kuning yang terdapat dalam
susu, dan dinamkan laktokrom. Ternyata juga ditemukan dalam daging, hati, ragi telur dan
berbagai sayuran dan selanjutnya disebut sebagai flavin. Diberi nama riboflavin karena adanya
ribose dalam rumus kimianya seperti terlihat dalam gambar dibawah ini:
CH2 (CHOH)3 CH2OH
H 3C
N
N
O
H 3C
NH
O
Dalam badan diubah menjadi koenzim riboflavin fosfat atau flavin mononukleotida (FMN) dan
flavin adenosin dinukleotida (FAD), melalui rekasi berikut:
Riboflavin + ATP
FMN + ADP
FMN
+ ATP
FAD + PP (pirofosfat)
Keduanya merupakan bentuk aktif riboflavin dan berperan sebagai koenzim dalam berbagai
proses metabolisme.
Defisiensi Riboflavin:
Ditandai dengan gejala sakit tenggorok dan radang disudut mulut (stomatis angularis), keilosis,
glositis, lidah berwarna merah dan licin, gejala pada mata: fotofobia, lakrimasi, gatal dan panas.
3. Vitamin P
Sinonimnya : vitamin permeaabilitas, sitrin
Vitamin ini terdapat dalam kulit buah jeruk dan di dalam paprika dan berguna untuk mengurangi
permeabilitas sel sel darah merah. Kekurangan vitamin ini mengakibatkan timbulnya bintikbintik merah kecil (perdarahan di bawah kulit).
Yang sering digunakan di dalam pengobatan adalah rutin, suatu zat dengan khasiat vitamin P.
4. Asam Nikotinat.
Atau niasin dikenal juga sebagai factor PP (pellagra preventive), karena dapat mencegah
penyakit pellagra pada manusia atau penyakit lidah hitam pada hewan.
Sumber alami vitamin ini adalah hati, ragi dan daging.
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
COOH
N
5. Piridoksin / vitamin B 6
Defisiensi piridoksin mempengaruhi kulit (radang radang), susunan saraf sentral dan
pembentukan sel sel darah merah.
Defisiensi ini juga dapat terjadi pada waktu pengobatan dengan INH, dan dapat menyebabkan
neuritis perifer.
6. Asam folat.
Asam ini juga disentesa oleh mikro organisme di dalam usus, mempunyai peran sangat penting
dalam pembentukan asam asam nukleinat dan pertumbuhan sel - sel darah merah.
Defisiensi asam folat dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia macrocyter). Namun
penggunaan asam folat yang berlebihan tidak dianjurkan karena akan mengaburkan gejala
gejala anemia permiciosa, tanpa menghindarkan kerusakan pada sumsum tulang belakang.
Oleh karena itu penggunaan asam folat dalam preparat preparat multivitamin tidapat
dibenarkan.
asam folinat adalah derivat asam folat, yang digunakan bersama dengan
antagonis antagonis folat (methotreksat, aminopterin).
7. Biotin / Vitamin H
Biotin bukan saja merupakan suatu koenzim, tetapi adalah juga apoenzim dari suatu sistim
enzim CO2-biotin-enzim
Enzim ini penting sekali bagi reaksi karboksilat-dekarboksilasi dari karbohidrat dalam tubuh,
serta pada pertukaran zat lemak, zat putih telur dan asam nukleinat.
Kekurangan vitamin ini mengakibatkan bahwa kolesterol yang telah disintesa tubuh, tidak
disimpan dalam hati, melainkan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan kadar kolesterol
yang tinggi dalam darah.
8. Vitamin B12
Sianokobalamin.
Sianokobalamin merupakan satu-satunya kelompok senyawa alam yang mengandung unsur Co
dengan struktur yang mirip derivat porfirin alam lain. Molekulnya terdiri atas bagian-bagian cincin
porfirin dengan satu atom Co, basa dimetilbenzimidazol, ribosa dan asam fosfat. Umumnya
senyawa dalam kelompok ini dinamakan kobalamin; penambahan gugus CN menghasilkan
sianokobalamin, sedangkan penambahan gugus OH menghasilkan hidroksikobalamin.
Sianokobalamin dan hidroksikobalamin (dari obat maupun makanan) didalam tubuh diubah
menjadi bentuk aktif yaitu deoksiadenosil kobalamin dan metil kobalamin.
Vitamin B12 bersama asam folat sangat penting untuk metabolisme intrasel. Jumlah vitamin
B12 yang tidak adekuat ternyata juga mempengaruhi metabolisme intrasel dari asam folat melalui
interaksi yang kompleks. Interaksi ini merupakan rangkaian reaksi inti dalam sintesa purin dan
pirimidin untuk pembentukan DNA. Inilah yang mendasari terjadinya anemia megaloblastik pada
defisiensi vitamin B12
Defisiensi Vitamin B12.
Ditandai dengan gangguan hemotopoesis, gangguan neurology, kerusakan sel epitel, terutama
epitel saluran cerna, dan debilitas umum.
Defisiensi vitamin B12 pada orang dewasa lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsinya.
Defisiensi ini juga dapat disebabkan karena terjadi gangguan fungsi ataupun struktur pada ileum,
penyakit pancreas dan adanya infestasi parasit dalam usus.
Berbeda dengan manusia, usus halus hewan mengandung mikroorganisme yang menyababkan
hewan dapat memperoleh vitamin B12 dari flora ususnya sendiri.
Jadi sumber untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah makanan hewani, sebab tumbuhtumbuhan tidak mengandung vitamin B12 misalnya jeroan (hati, ginjal, jantung) dan kerang.
Kuning telur, susu kering bebas lemak dan makanan yang berasal dari laut (ikan sarden,
kepiting) mengandung vitamin B12 dalam jumlah sedang.
Absorpsi.
Diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK, kadar puncak dicapai 1 jam setelah
pemberian IM.
Hidroksikobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, karena ikatannya lebih kuat dengan
protein. Absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum; kadar puncak dicapai 8 12 jam setelah
pemberian 3 mcg.
Transport.
Hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat protein plasma; sebagian besar terikat pada globulin (transkobalamin II), sisanya terikat pada -glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-glikoprotein (transkobalamin III). Vitamin B12 yang terikat pada transkobalamin II akan diangkut
ke berbagai jaringan, terutama hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B 12 (50
90 %). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg/ml dengan simpanan
sebanyak 1-10 mg dalam hepar.
Ekskresi.
Sianokabalamin dan hidroksikobalamin didalam hati akan diubah menjadi koenzim B 12.
Ekskresi melalui saluran empedu dan hanya melalui urin dalam bentuk yang tidak terikat protein.
Bila kapasitas ikatan protein dari hati, jaringan dan darah telah jenuh, vitamin B 12 bebas akan
dikeluarkan melalaui urin, sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B 12 dalam jumlah
yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk ke dalam sirkulasi bayi.
Sediaan dan dosis.
Pada penderita anemia pernisiosa yang berat, selain gejala anemia mungkin terdapat
trombositopenia dan leukopenia yang berat, kerusakan neurologik yang menyolok, kerusakan
hati berat atau komplikasi bentuk lain. Sebaiknya disuntik 100 mcg sianokobalamin dan asam
folat 15 mg secara IM, selanjutnya 100 mcg sianokobalamin IM dan 1-2 mg asam folat per oral
diberikan selama 1-2 minggu. Tindkan ini dilakukan untuk menghindari kerusakan neurologik
yang lebih berat.
Tersedia dalam bentuk sediaan peroral dan suntikan.
Terapi awal: dosis 100 mcg sehari parenteral selama 5-10 hari.
Terapi penunjang: dosis 100-200 mcg sebulan.
9. Asam pantotenat / vitamin B 3
Asam ini berupa suatu cairan kental yang agak tidak stabil, sehingga kebanyakan digunakan
sebagai garam kalsium atau natriumnya
Gejala gejala defisiensi berupa dermatitis dan hilangnya warna rambut.
A.2. Vitamin C (Asam Askorbat)
Defisiensi vitamin C yang dinamakan skorbut atau scurvy telah dikenal semenjak tahun 1720.
Diketahui bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian sayuran atau buah buahan
segar terutama golongan jeruk yang ternyata mengandung vitamin C. Mula mula dikenal
sebagai asam heksuronat dengan rumus C 6H8O6. Karena berkhasiat antiskorbut maka dinamkan
asam askorbat dengan rumus bangun sebagai berikut:
CH2OH
HO C H O
C
CO
H
C
C
OH
OH
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering.
Dalam bentuk larutan diwadah terbuka, zat ini cepat rusak.
Defisiensi vitamin C;
Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung,
hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie.
gangguan emosi,
Skorbut; bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2 mg/dl, setelah diet tidak
mengandung vitamin C selama 3 5 bulan; sangat peka untuk orang tua, alkoholisme,
penderita penyakit menahun.
artralgia,
sehingga
trauma
ringan
mudah
Bila skorbut tidak diobati dapat terjadi kejang, koma dan kematian.
Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna. Didistribusikan keseluruh tubuh dengan
kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin
dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang
rangsang ginjal 1,4 mg%.
Kebutuhan akan vitamin C meningkat pada penyakit infeksi, tuberculosis, tukak peptic, penyakit
neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi.
Beberapa obat dapat menpercepat ekskresi vitamin C misalnya tetrasiklin, fenobarbital dan
salisilat. Perokok diperkirakan membutuhkan tambahan vitamin C 50% untuk mempertahankan
kadar normal dalam serum.
Efek sampingan;
Diare; dosis lebih dari 1 g/hari; karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang
mengakibatkan peningkatan peristaltik
Terbentuknya batu ginjal; dosis besar; karena sebagian besar dimetabolisme dan
diekskresi sebagai oksalat.
Contoh sediaan : Redoxon.
B.
1.
Proses keratinization (pembentukan selaput tanduk) ini dapat menjalar ke seluruh tubuh. Juga
pembentukan yang abnormal dari tulang dan gigi.
Kelebihan asupan vitamin A (hypervitaminosis A) dapat menimbulkan kercunan dengan gejala
gejala perubahan pada tulang tulang (hyperosteosis), bengkak bengkak dibawah kulit dan
gatal gatal.
Minyak ikan (levertraan) adalah salah satu sumber vitamin A yang terpenting selain minyak
kelapa sawit dan daun ketela. Kemampuan tubuh untuk menyimpan vitamin A sangat besar
sakali, cukup untuk memenuhi kebutuhan 6 12 bulan.
2.
3.
Vitamin E / alfa-tokoferol
Vitamin yang mudah teroksidasi ini, terdiri dari persenyawaan persenyawaan alfa, beta- gama
dan delta tokoferol. Diantara persenyawaan ini alfa tokoferol yang memiliki khasiat yang
terbesar.
Fungsi vitamin E:
Antioksidan ; mencegah pembentukan produk produk abnormal dan toksik, terutama yang
berasal dari asam asam lemak tak jenuh.
Sebagai kofaktor atau gugusan prostetik dalam beberapa sistim enzim.
Vitamin E penting untuk fungsi reproduksi dapat mencegah kemandulan, untuk kesehatan
jantung dan pembuluh pembuluh darah terutama untuk orang diatas 50 th.
Gejala defisiensi adalah gangguan pada otot otot termasuk myocard.
4.
Menadion / vitamin K3
Vitamin K adalah gugusan prostetik dari enzim enzim hati yang mensintesis salah satu unsure
pembekuan darah, yairu prothrombin. Gejala defisiensi adalah hipoprothrombinemia dan
perdarahan (haemorrhagia) di bawah kulit, disaluran lambung usus dan kandungan. Penyakit
ini dapat diakibatkan antara lain gangguan gangguan pada hati (radang, cirrhosis) dan
tersumbatnya saluran empedu, yang menyebabkan berkurangnya absorpsi dari lemak dan
vitamin K. Lazimnya kebutuhan vitamin ini dipenuhi dari makanan (sayuran hijau) dan yang
disintesa bakteri bakteri usus.
Fitomenadion (vitamin K1).
Mineral
Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dan merupakan bahan anorganik yang banyak
terdapat di dalam makanan. Bahan mineral yang banyak terdapat di dalam makanan ialah :
Kalsium, Natrium, Ferrp (Fe+), Mangan dan Klor. Bahan mineral yang terdapat dalam
jumlahsedikit di dalam bahan makanan ialah Iodium dan Tembaga disebut juga dengan Trace
element.
Di dalam makanan, zat mineral ini di dapatkan sebagai :
garam organic
ikatan dengan bahan organic.
Bahan mineral ini selalu dikeluarkan oleh badan sehingga setiap saat selalu harus diganti.
Kebanyakan mineral ini hanya dipakai dalam jumlah sedikit oleh badan dan cukup diganti
dengan bahan yang diambil dari makanan kita, jika makanan kita sehari-hari cukup bergizi.
Ca (kalsium), Fe (Ferro) dan fosfor kadang-kadang dibutuhkan dalam jumlah banyak sekali,
sehingga tidak cukup bila hanya didapatkan dari makanan saja dan harus ditambahkan dari luar
misalnya dalam bentuk vitamin. Iodium hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sekali, tetapi
kadang-kadang tidak terdapat didalam makanan kita.
Yang dibicarakan disini hanya Ca (kalsium). Iodium, fosfat, natrium, dan klorida.
1. Kalsium (Ca)
kalsium ini sangat dibutuhkan untuk:
Pembentukan tulang dan gigi
Memegang peranan penting dalam proses pembekuan darah
Mempengaruhi kerja jantung dan urat syaraf.
Didalam makanan kalsium banyak terdapat didalam susu, keju, kuning telur, dan
kedelai. Juga banyak terdapat didalam buah-buahan dan sayur-sayur yang berwarna hijau.
Kalsium ini terutama dibutuhkan pada anak-anak yang sedang tumbuh dan pada ibu sedang
hamil (menyusui). Didalam keadaan yang demikian perlu ditambahkan kalsium dalam bentuk
vitamin, misalnya vitamin erceevit, bekamin 10, tablet lactas calsium dan sebagainya.
Bila makanan kurang mengandung kalsium, maka Ca ini akan diambil dari depot Ca didalam
tubuh misalnya didalam tulang dan gigi, akibatnya tulang dan gigi mudah patah.
Supaya kadar Ca dalam darah tetap maka mobilisasi Ca diatur oleh hormon parathiroida.
Didalam tulang dan gigi Ca terdapat sebagai Ca3(PO4)2 dan CaCO3. penyerapan Ca terjadi
didalam usus dibawah pengaruh vitamin D, sehingga kekurangan Vitamin D selalu disertai
dengan kekurangan Ca.
2.
Fosfat (PO4)
Phosphor dibutuhkan untuk:
1. Pembentukan tulang dan gigi (sama seperti Ca)
2. Untuk mempertimbangkan keseimbangan asam basa didalam cairan badan.
3. untuk proses fosforisasi.
4. untuk mengatur metabolisme dan mengatur kadar kalsium didalam darah.
Didalam darah, kalsium dan fosfat mempunyai imbangan tertentu dan diatur oleh kelenjar
gondok.
Didalam makanan selalu terdapat fosfat dalam jumlah yang cukup, maka pada penyakit
kekurangan fosfat tentu disebabkan oleh gangguan lain didalam tubuh yang berhubungan
dengan metabolisme fosfat.
3.
Iodium
Didalam kelenjar gondok (glandula thiroida) iodium ini dipakai untuk pembentukan hormon
thyroxine.
Hormon ialah suatu zat organik yang dibuat didalam kelenjar endoktrin (kelenjar darah) dan
masuk kedalam darah untuk dibawa ke berbagai alat tubuh kit sehingga mempengaruhi
bekerjanya alat-alat didalam badan.
Horon thyroxine ini mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Kekurangan iodium dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar gondok.
6.