PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan
penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan
imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari
anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal
ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).\
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara
pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi
dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan
orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana
pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan
dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
jalannya
penyembuhan
pasien.
Secara
psikologis
mobilisasi
akan
gambaran
nyata
melibatkan
pihak
yang
pasien
untuk
dapat
memperoleh
pengetahuan
dan
perencanaan
keperawatan,
tindakan
keperawatan,
evaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
2. Anatomi Fisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot
Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua
tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik.
gambar 2.1
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi
berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat
tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem
skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu
mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah
merah.
a. Sendi adalah perhubungan 2 buah tulang atau beberapa tulang
kerangka. Klasifikasi sendi secara structural terbagi menjadi :
1) Sendi fibrosa, yatu sendi yang tidak memiliki rongga sendi dan
doperkokoh dengan jaringan fibrosa
2) Sendi kartilaginous yaitu sendi yang tidak memiliki rongga sndi
dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
3) sendi Sinovial yaitu sendi yang memiliki rongga sendi dan
diperkokoh
oleh
kapsul
membungkusnya.
dan
ligament
artikular
yang
f. Otot
Otot ialah Jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi, dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana.
Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama
dengan sel dari jaringan yang lain, semua ini di ikat menjadi berkas
berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung
unsure kontraktil ( Evelyn C Pearce, 2002 )
g. Sistem Skeletal
skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan berungsi dalam
pergerakan,
melindungi
organn
vital,
membantu
mengatur
tidur
menghasilkan
bermimpi
pada
siang
hari,halusinasi
b. Efek Imobilisasi pada Berbagai Sistem Organ
1) Muskuloskeletal perubahan yang terjadi akibat imobilisasi
Osteoporosis, penurunan massa tulang, hilangnya kekuatan otot,
penurunan area potong lintang otot, kontraktor, degenerasi rawan
10
sendi,
ankilosis,
peningkatan
tekanan
intraartikular,
maksimal
(VO2
max),
deconditioning
jantung,
adalah
tehnik
11
mengingat
imobilitas
dapat
menyebabkan
turunnya
12
13
14
atau toilet
Tatalaksana Khusus
1) Tatalaksana faktor risiko imobilisasi
2) Tatalaksana komplikasi akibat imobilisasi.
3) Pada keadaan-keadaan khusus, konsultasikan kondisi medik
kepada dokter spesialisyang kompeten.
4) Lakukan remobilisasi segera dan bertahap pada pasienpasien
yang mengalami sakit atau dirawat di rumah sakit dan panti
werdha untuk mobilitas yang adekuat bagi usia lanjut yang
c.
15
d.
e.
f.
g.
16
h.
1)
Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
2)
Fleksi dan ekstensi siku
3)
Pronasi dan supinasi lengan bawah
4)
Pronasi fleksi bahu
5)
Abduksi dan adduksi
6)
Rotasi bahu
7)
Fleksi dan ekstensi jari-jari
8)
Infersi dan efersi kaki
9)
Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
10)
Fleksi dan ekstensi lutut
11)
Rotasi pangkal paha
12)
Abduksi dan adduksi pangkal paha
Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi
respirasi sebagai dampak terjadinya imobilitas.
i.
drainase
merupakan
cara
klasik
untuk
17
18
Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
19
Karakteristik
0
1
0
10
25
3
4
50
75
100
Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan
Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan tahanan penuh
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan
menggambarkan
respon
manusia
menjaga
status
keadaan
atau
untuk
mengurangi,
20
postural
atau
hipoksia
serebral
dapat
21
pasien
untuk
melakukannya
sebanyak
mungkin.
R/ Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien
melakukan sesuatu sendiri.
8) Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien termasuk
aktivitas yang pasien pandang perlu. Tingkatkan aktivitas
sesuai dengan toleransi.
R/ Meninkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai
normal
dan
memperbaiki
tonuss
otot/stamina
tanpa
22
laporan
kelemahan,
keletihan
dan
menyelesaikan tugas.
R/ Mepemgaruhi pilihan intervensi/bantuan
2) kaji kehilangan/gangguan keseimbangan
kesulitan
gaya
jalan,
kelemahan otot
R/ Menunujukan perubahan neurologi karena deisiensi
vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera
3) Awasi td, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas.
Catat respon terhadap tingkat aktivitas (missal : peningkatan
denyut jantung/td, disritmia, pusing, dispnea, takipnea dan
sebagainya)
R/ Manifestasi kardio pulmunal dari upaya jantung dan paru
untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
4) ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap
puing
R/ Hipotensi
postural
dan
hipoksia
serebral
dapat
bantuan
dalam
aktivitas/ambulasi
bila
perlu,
BAB III
24
TINJAUAN KASUS
No Register
: RI 1503100022
: Lukas/RSMM
Diagnose Medis
Caput
Femoralis
Sinistra,Susp.DM, Paraprese
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Diagnose KDM
: Tn.A
: 30 tahun
: Laki-laki
: SMP
: Khatolik
: Petani
: Intan jaya
: MOBILITAS
25
mampu
melakukan
aktivitasnya
sendiri,
untuk
dapat
26
b. Genogram
3
0
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
27
: Tinggal serumah
30
: Umur Pasien
6. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Pasien mengerti bahwa kedua kaki menjadi lemah karena cedera
terkena panah.
b. Pola nutrisi
Sebelum Sakit : pasien mengatakan pola makan baik 3x sehari,
dengan komposisi : daging,umbi-umbian, sayur dan porsi makan
di habiskan. Minum antara 4-6 gelas/hari.BB paien 54 kg.
Selama sakit : pasien mengatakan pola makan baik 3x sehari,
sesuai dengan makanan yang di berikan di rumah sakit yaitu :
nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang ada buah dan prosi makanan
dihabiskan . Minum Minum antara 6-8 gelas/hari.BB pasien : 50
kg
c. Pola eliminasi
Sebelum Sakit : pasien mengatakan BAK 5-6 x sehari dengan
warna kuning jernih. BAB 1 x sehari dengan konsistensi lembek
warna coklat kekuningan.
Selama sakit : pasien mengatakan BAK 4-5 x sehari dengan
warna kuning jernih. BAB 1 x sehari dengan konsistensi lembek
warna coklat.
28
dengan
keluarga
harmonis
dan
baik
29
dengan
mengatakan
jika
ada
masalah,
pasien
biasanya
7. Pemeriksaan Fisik
a. status kesehatan umum
1) keadaan umum : sakit sedang
2) kesadaran : Compos Mentis
3) BB
: 50 kg (saat sakit)
4) TB
: 150 cm
5) TTV
a) TD
: 120/80 mmHg
b) N
: 82 x/m
c) S
: 36,5 C
d) R
: 22 x /m
30
3) hidung
a) inspeksi : tidak tampak adanya polip,
septum hidung tampak di tengah tidak ada
perdarahan /peradangan, fungsi penciuman
baik karena bisa
b) palpasi
mencium aroma
4) telinga
a) inspeksi : tampak simetris ki/ka, canalis
bersih, tidak adanya tanda peradangan
fungsi
peradangan
baik
karena
bisa
31
adanya
pembesaran tyroid.
b) palpasi
7) thoraks/dada
a) inspeksi
b) palpasi
c) perkusi
d) auskultasi
8) jantung
a) inspeksi
b) palpasi
c) perkusi
32
clavikularis sinistra.
: Bunyi jantung II A : di ICS 2
linea
sternalis
kanan,
Bunyi
b) palpasi
c) perkusi
d) auskultasi
teraba linen.
: tidak terdapat nyeri pada saat
perkusi ginjal.
: peristaltic 16x/menit
10) Ekstremmitas
a) inspeksi
bawah
susah
di
5
2
5
2
keterangan :
nilai 5 : kekuatan penuh
nilai 4 : kekuatan kurang di banding sisi lain
nilai 3 : mampu menahan gerak tapi tidak mampu
melawan tekanan
33
: 9,3 g/dl
: 12.400 / mm3
: 552 ribu / mm3
: 4.09 juta / mm
: 31%
: 75rl
: 23 pr
: 30 g / dl
Nilai normal
L:13.0-18.0 P:11.5-16.5
5,0-10,0
150-400
L : 4,5-6,5 P : 4,0-5,5
L : 40-54 P : 36-47
80,0 - 97,0
28,0 38,0
32,0 36,0
9. terapi
a. neurobat 1 x 1 tab ( vitamin untuk melindungi sel-sel saraf)
b. cefixime 2 x 1 cap (antibiotic untuk pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh microorganisme)
Data Obejctif
34
5
2
5
2
TTV
TD
N
S
R
Penyebab
35
Masalah
: 120/80 mmHg
: 82 x/m
: 36,5 C
: 22 x /m
Ds :
pasien
mengatakan
kedua kaki tidak dapat
di gerakan.
pasien
mengatakan
sebagian aktivitas di
bantu oleh keluarga
dan perawat
.
Do :
Gangguan
Neuromuskular
pasien
tampak
berbaring di tempat
tidur.
Kekuatan otot.
5
2
Hambatan Mobilitas
Fisik
TTV
TD
N
S
R
5
2
:120/80mmHg
: 82 x/m
: 36,5 C
: 22 x /m
B. Diagnosa keperawatan
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan
Neuromuskular
36
E. Umur
: 30 Thn
Tanggal Masuk RS
: 10 Maret
No register
2015
RI
1503100022
M.
F. Dx Keperawatan
J.
K. Hambatan
Mobilitas Fisik
berhubungan
dengan Gangguan
Neuromuskular
yang
ditandai
dengan :
L.
Ds :
pasien mengatakan kedua
kaki tidak dapat di
gerakan.
N.
pasien
sebagian
mengatakan
aktivitas di
G. Tujuan
AK.
AL.Setelah
di
lakukan tindakan
keperawatan 2 x
16
jam
di
harapkan pasien
dapat
meningkatkan
dan melakukan
aktivitas secara
mandiri
sesuai
dengan
kemampuan
dengan
kriteria
hasil :
AM.
37
H. Intervensi
BB.
1. Kaji secara teratur fungsi
motorik
dengan
menginstruksikan pasien
untuk melakukan gerakan
seperti meregangkan jari,
mengangkat kaki.
BC.
2. observasi
tanda-tanda
vital
BD.
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.
I. Rasional
BX.
1. Mengevaluasi
keadaan
secara
khusus.
Pada
beberapa lokasi trauma
mempengaruhi
tipe
pemilihan intervensi.
BY.
BZ.
CA.
2. Manifestasi
kardio
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V. Do :
W.
X.
aktivitas di bantu oleh
perawat dan keluarga
kedua kaki tidak dapat di
gerakan dengan maksimal
pasien
beraktivitas
dengan kursi roda
pasien
berbaring
tidur.
tampak
di tempat
Y.
kekuatan otot.
Z.
AA.
AB.
AC.
TTV
AD.
TD
AN.
AO.
Kedua
Kaki
Dapat
Bergerak Secara Bertahap
AP.
Pasien mampu melakukan
aktivitas secara bertahap
dengan bantuan minimal
AQ.
AR.
AS.
AT.
Pasien dapat melakukan
aktivitas
sehari-hari
secara bertahap
AU.
AV.
AW.
kekuatan otot naik secara
bertahap
AX.
AY.
E.
AZ.
G.
BA.
A.
C.
38
F.
H.
B.
D.
3. bantu
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan
aktivitas sehari-hari
BJ.
BK.
BL.
4. ganti
posisi
secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
BM.
BN.
BO.
BP.
5. dekatkan alat-alat yang
dibutuhkan pasien
BQ.
BR.
BS.
6. anjurkan keluarga pasien
untuk selalu mendampingi
pasien dalam melakukan
aktivitasnya.
BT.
BU.
7. berikan suatu alat agar
pasien mampu untuk
meminta
pertolongan,
seperti bel atau almpu
3. mencegah
kelelahan,
memberikan kesempatan
untuk berperan seerta
melakukan upaya yang
maksimal
CC.
CD.
4. mengurangi tekanan pada
salah satu area dan
meningkatkan
sirkulasi
perifer
CE.
CF.
CG.
5. memudahkan pasien untuk
menjangkau
dan
mengurangi
perasaan
ketergantungan
dengan
orang lain.
CH.
6. support dari orang terdekat
akan meningkatkan mental
pasien.
CI.
CJ.
7. Membuat pasien memiliki
rasa aman, dpat mengatur
diri
dan
mengurangi
kekuatan karena di tinggal
120/80 mmHg
AE.N
: 82 x/m
AF. S
: 36,5 C
AG.
R
:
22 x /m
AH.
AI.
AJ.
CN.
pemanggil
BV.
8. kolaborasi dengan ahli
terapi fisik
BW.
9. berikan
obat
sesuai
kebutuhan
sendiri
CK.
8. berguna dalam membuat
aktivitas/program latihan
CL.
9. member vitamin untuk selsel saraf
CM.
Tanggal Masuk RS
: 10 Maret
No register
2015
CP.Umur
: 30 Thn
ri
1503100022
CQ.
No dx
CW.
CR.
H
ari/Tgl
CX.
K
CS.
m
CY.
Ja
07.
CT.
Implementasi
1. Mengkaji
secara
39
teratur
CU.
Evaluasi
CV.
Paraf
HE.
ID.
Dina
M. N.
O. P.
amis, 16
-04-2015
30
CZ.
DA.
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
DO.
00
DP.
DQ.
DR.
DS.
DT.
DU.
DV.
DW.
25
DX.
DY.
DZ.
EA.
EB.
08.
08.
fungsi
motorik
dengan
menginstruksikan
pasien
untuk melakukan gerakan
seperti menggoyangkan kaki.
FZ.
GA.
Hasil
:
terdapat
sedikit
gerakan tetapi tidak
dapat
melawan
gravitasi.
GB.
GC.
I. J.
GD.
K. L.
GE.
GF.
GG.
2. Mengobservasi tanda-tanda
vital
GH.
Hasil :
GI. TD
:
120/80
mmHg
GJ. N
: 82 x/m
GK.
S
:
36,4 C
GL.R
: 22 x /m
GM.
3. Membantu pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
aktivitas sehari-hari
40
HF.
Jam 15.00 WIT
HG.
S:
HH.
Pasien mengatakan masih merasa
lemah dan belum bisa beraktifitas seperti
biasa karena kedua kaki masih sulit untuk di
gerakan dan pasien masih di bantu oleh
keluarga dalam melakukan aktivitas seperti
mandi, berpindah ke kursi roda, BAB, BAK.
HI.
HJ.
O:
1. pasien tampak lemah dan berbaring
di tempat tidur
2. keluarga sering membantu membantu
pasien
dalam
melakukan
aktivitasnya.
HK.
HL.
HM.
HN.
HO.
HP.
HQ.
3. TTV
HR.
TD : 120/80 mmHg
HS. N : 76 x/menit
HT.S : 36, 2 c
HU.
R : 20x/m
4. kekuatan otot.
HV.
s Pagi
IE.
IF.
Marthanti
IG.
IH.
Sipriana
II.
IJ.
Marlince
IK.
IL.
Yopie
EC.
ED.
30
EE.
EF.
EG.
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
45
EN.
EO.
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
05
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC.
FD.
FE.
08.
08.
09.
GN.
Hasil
:
membantu
dalam
pemenuhan BAK dan
BAB dan berpindah
ke kursi roda.
GO.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
GP. Hasil : posisi pasien
di uabh setiap 2 jam
(mika/miki,semi
fowler)
GQ.
GR.
5. Mendekatkan alat-alat yang
dibutuhkan pasien
GS. Hasil : alat-alat
makan dan minum
yang di butuhkan
pasien diletakan pada
meja dekat pasien.
GT.
GU.
6. Menganjurkan
keluarga
pasien
untuk
selalu
mendampingi pasien dalam
melakukan aktivitasnya.
GV.
41
HW.
HX.
HY.
HZ.
IA. A : masalah belum teratasi
IB.
IC. O : lanjutkan 1,2,3,4,5,6
FF.
FG.
FH.
15
FI.
FJ.
FK.
FL.
FM.
FN.
FO.
FP.
FQ.
FR.
20
FS.
FT.
FU.
FV.
FW.
FX.
FY.
00
09.
09.
12.
GW.
GX.
Hasil
:
keluarga
pasien
selalu
ada
mendampingi pasien
dan
membantu
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan.
GY.
7. Memberikan suatu alat agar
pasien
mampu
untuk
meminta pertolongan, seperti
bel atau almpu pemanggil
GZ.Hasil
:
pasien
menggunakan
bel
yang di sediakan
untuk
memanggil
perawat
HA.
8. kolaborasi dengan ahli terapi
fisik
HB.
Hasil
:
mengantar
pasien
untuk
fisioterapi,pasien
merasa
nyaman
setelah di fisioterapi
HC.
42
9. berikan
obat
sesuai
kebutuhan
HD.
Hasil
:
Neurobat 1 x 1 tab
IM.
IN.
IO.
No dx
IP.
H IQ.
ari/Tgl
am
IU.
1
IV.
K IW.
amis, 16 5.10
-04-2015 IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
JG.
JH.
JI.
JJ.
5.20
JK.
JL.
JM.
IR.
Implementasi
IS.
43
Evaluasi
LP.
Kamis, 16 april 2015
LQ.
Jam 21.30 WIT
LR.
LS.
S:
LT.
Pasien mengatakan masih merasa
lemah dan belum bisa beraktifitas seperti
biasa karena kedua kaki masih sulit untuk
di gerakan dan pasien masih di bantu oleh
keluarga dalam melakukan aktivitas
seperti mandi, berpindah ke kursi roda,
BAB, BAK
LU.
LV.
O:
1. pasien tampak lemah dan
berbaring di tempat tidur
2. keluarga sering membantu pasien
dalam melakukan aktivitasnya.
LW.
IT.
af
Par
MM. Din
as Siang
MN.
MO. Agustina
MP.
MQ. Arnold
JN.
JO.
JP.
JQ.
JR.
JS.
5.30
JT.
JU.
JV.
JW.
JX.
JY.
JZ.
KA.
5.45
KB.
KC.
KD.
KE.
KF.
KG.
KH.
5.50
KI.
KJ.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
LB. TD
: 120/80
mmHg
LC. N
: 84 x/m
LD.S
: 36 C
LE. R
: 22 x /m
LF.
LG.
3. Membantu pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
U.
V.
aktivitas sehari-hari
W. X.
LH.Hasil
:
:
membantu dalam
pemenuhan BAK,
BAB,
dan
berpindah ke kursi
roda.
LI.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
LJ. Hasil : posisi
pasien di uabh
setiap
2
jam
(mika/miki,semi
fowler)
LK.
5. Mendekatkan
alat-alat
yang dibutuhkan pasien
LL. Hasil : alat-alat
44
3. TTV
LX.TD : 110/70 mmHg
LY. N : 72 x/menit
LZ. S : 36,7 c
MA.
R : 18x/m
MB.
4. kekuatan otot.
MC.
MD.
ME.
MF.
MG.
MH.
MI.
MJ. A : masalah belum
teratasi
MK.
ML.
P : lanjutkan
intervensi 1,2,3,4,5,6
6.00
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
MR.
MS.
MT.
No
dx
MZ.
1
MU. H MV.
ari/Tgl
m
Ja
NA.
J
umat, 17
NB.
8.00
MW.
Implementasi
MX.
Evaluasi
MY.
af
Par
QC.
QD.
RA.
Din
as pagi
-04-2015
NC.
ND.
NE.
NF.
NG.
NH.
NI.
NJ.
NK.
NL.
NM.
NN.
NO.
NP.
8.30
NQ.
NR.
NS.
NT.
NU.
NV.
NW.
NX.
8.45
NY.
NZ.
OA.
OB.
OC.
OD.
OE.
OF.
menginstruksikan pasien
untuk melakukan gerakan
seperti
menggoyangkan
kaki.
PC. Hasil : terdapat
sedikit
gerakan
tetapi tidak dapat
melawan gravitasi.
PD.
Y. Z.
PE.
AA.
AB.
PF.
PG.
PH.
2. Mengobservasi
tandatanda vital
PI. Hasil :
PJ. TD
: 120/80
mmHg
PK. N
: 88 x/m
PL. S
: 37 C
PM.
R
:
22 x /m
PN.
3. Membantu pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
AC. AD.
aktivitas sehari-hari
PO. Hasil AE.: AF. :
membantu dalam
pemenuhan BAK
46
QE.
QF.
S:
QG.
Pasien mengatakan masih merasa
lemah dan belum bisa beraktifitas seperti
biasa karena kedua kaki masih sulit untuk
di gerakan dan pasien masih di bantu oleh
keluarga dalam melakukan aktivitas
seperti mandi, berpindah ke kursi roda,
BAB, BAK.
QH.
QI.
QJ.
QK.
O:
1. pasien tampak lemah dan
berbaring di tempat tidur
2. keluarga sering membantu pasien
dalam melakukan aktivitasnya.
3. TTV
QL.TD : 110/80 mmHg
QM.
N : 72 x/menit
QN.
S : 36,8 c
QO.
R : 20x/m
QP.
4. kekuatan otot.
QQ.
QR.
QS.
QT.
QU.
QV.
RB.
RC.
Agustina
RD.
RE.
Arnold
RF.
RG.
RH.
RI.
-
OG.
9.15
OH.
OI.
OJ.
OK.
OL.
OM.
ON.
9.25
OO.
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.
OU.
9.29
OV.
OW.
OX.
OY.
OZ.
PA.
PB.
2.00
dan BAB
PP.
PQ.
PR.
PS.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
PT. Hasil : posisi
pasien di uabh
setiap
2
jam
(mika/miki,semi
fowler)
PU.
5. Mendekatkan
alat-alat
yang dibutuhkan pasien
PV. Hasil : alat-alat
makan dan minum
yang di butuhkan
pasien diletakan
pada meja dekat
pasien.
PW.
6. kolaborasi dengan ahli
terapi fisik
PX. Hasil : mengantar
pasien
untuk
fisioterapi,pasien
merasa
nyaman
47
QW.
QX.
A : masalah
belum teratasi
QY.
QZ.O : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
setelah
fisioterapi
di
PY.
7. berikan
obat
sesuai
kebutuhan
PZ. Hasil : Neurobat 1
x 1 tab
QA.
QB.
48
AW.
BC.
1
No dx
AX.
BD.
Ju BE.
mat,
17 15.45
BF.
-04-2015
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
BP.
BQ.
BR.
BS.
BT.
15.55
BU.
BV.
BW.
BX.
BY.
BZ.
CA.
CB.
16.05
CC.
CD.
CE.
CF.
CG.
CH.
CI.
CJ.
CK.
17.15
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.
CQ.
CR.
17.30
AZ.
asi
1. Mengkaji secara teratur
fungsi motorik dengan
menginstruksikan pasien
untuk melakukan gerakan
seperti
menggoyangkan
kaki.
CX.
Hasil
:
terdapat
sedikit
gerakan
tetapi
tidak
dapat
melawan gravitasi
CY. .
EX. EY.
CZ.
EZ.
FA.
DA.
Hari/Tgl
AY.
Jam
Implement
BA.
Evaluasi
BB.
DT.
Jumat, 16 april 2015
DU. Jam 21.00 WIT
DV.
DW. S :
DX.
Pasien mengatakan masih merasa
lemah dan belum bisa beraktifitas seperti
biasa karena kedua kaki masih sulit untuk
di gerakan dan pasien masih di bantu oleh
keluarga dalam melakukan aktivitas
seperti mandi, berpindah ke kursi roda,
BAB, BAK.
DY.
DZ.
EA.
EB.
EC.
O:
DB.
1. pasien tampak lemah dan
DC.
berbaring di tempat tidur
DD.
2. keluarga seiring membantu pasien
2. Mengobservasi
tandadalam melakukan aktivitasnya.
tanda vital
ED.
DE.
Hasil :
3. TTV
DF. TD
: 110/70
EE.TD : 120/80 mmHg
mmHg
EF. N : 72 x/menit
DG.
N
:
EG.
S : 36 c
80 x/m
EH.
R : 24x/m
DH.
S
:
EI.
36,4 C
4. kekuatan otot.
DI. R
: 20 x /m
EJ.
DJ.
EK.
3. Membantu pasien FB.
dalam
FC. EL.
pemenuhan
kebutuhan
FD. FE.
EM.
aktivitas sehari-hari
EN.
DK.
Hasil : :
EO.
membantu dalam
EP. A : masalah belum
pemenuhan BAK
teratasi
dan BAB
EQ.
DL.
ER.O : lanjutkan intervensi
DM.
1,2,3,4,5
49
DN.
DO.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
Paraf
ES.
Din
as siang
ET.
EU.
Martanti
EV.
EW. Marlince
RK.
RL.
RM.
RN.
RO.
RP.
RQ.
RR.
RS.
RT.
RU.
No dx
RV.
H RW.
ari/Tgl
am
J RX.
Implementasi
RY.
50
Evaluasi
RZ.
af
Par
SA.
1
SB.
S
abtu, 1804-2015
SC.
8.05
SD.
SE.
SF.
SG.
SH.
SI.
SJ.
SK.
SL.
SM.
SN.
SO.
SP.
SQ.
SR.
8.15
SS.
ST.
SU.
SV.
SW.
SX.
SY.
SZ.
8.35
TA.
TB.
TC.
TD.
TE.
WT.
Sabtu , 16 april 2015
WU. Jam 15.00 WIT
WV.
WW. S :
WX. Pasien mengatakan mulai merasas
segar, pasien mampu untuk mendi sendiri
dengan alat mandi yang sudah disiapkan,
pasien dapat berpindah ke kursi roda
dengan sendirinya
WY.
WZ.
XA.
XB.
O:
1. pasien tampak lebih segar
2. keluarga
masih
berusaha
membantu
pasien
dalam
melakukan aktivitasnya.
3. pasien dapat mandi sendiri
XC.
4. TTV
XD.
TD : 110/70
mmHg
XE.N : 84 x/menit
XF. S : 37 c
XG.
R : 24x/m
XH.
5. Kekuatan otot.
XI.
XJ.
XK.
XR.
Din
as pagi
XS.
XT.
Martanti
XU.
XV.
Marlince
XW.
XX.
Arnold
XY.
XZ.
Agustina
TF.
TG.
TH.
TI.
9.00
TJ.
TK.
TL.
TM.
TN.
TO.
TP.
TQ.
9.15
TR.
TS.
TT.
TU.
TV.
TW.
TX.
TY.
9.20
TZ.
UA.
UB.
UC.
UD.
UE.
UF.
UG.
UH.
dalam pemenuhan
BAK dan BAB
VW.
VX.
VY.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
VZ.Hasil : posisi
pasien di uabh
setiap
2
jam
(mika/miki,semi
fowler)
WA.
WB.
5. Mendekatkan
alat-alat
yang dibutuhkan pasien
WC.
Hasil
:
alat-alat
makan
dan minum yang
di butuhkan pasien
diletakan
pada
meja dekat pasien.
WD.
WE.
6. Menganjurkan
keluarga
pasien
untuk
selalu
mendampingi
pasien
dalam
melakukan
52
XL.
XM.
XN.
XO.
A : Sebagian
masalah teratasi
XP.
XQ.
O : lanjutkan
intervensi 1,2,3,4,5
UI.
UJ.
UK.
UL.
UM.
UN.
UO.
UP.
9.25
UQ.
UR.
US.
UT.
UU.
UV.
UW.
UX.
UY.
UZ.
9.30
VA.
VB.
VC.
VD.
VE.
VF.
VG.
2.00
VH.
aktivitasnya.
WF.
Hasil
:
keluarga
pasien
selalu
ada
mendampingi
pasien
dan
membantu pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan.
WG.
WH.
WI.
WJ.
WK.
WL.
WM.
7. Memberikan suatu alat
agar pasien mampu untuk
meminta
pertolongan,
seperti bel atau almpu
pemanggil
WN.
Hasil
:
pasien
menggunakan bel
yang di sediakan
untuk memanggil
perawat
WO.
8. kolaborasi dengan ahli
53
terapi fisik
WP.
Hasil
:
mengantar pasien
untuk
fisioterapi,pasien
merasa
nyaman
setelah
di
fisioterapi
WQ.
9. berikan
obat
sesuai
kebutuhan
WR.
Hasil
:
Neurobat 1 x 1 tab
WS.
YA.
YB.
YC.
YD.
No dx
YJ.
1
YE.
H
ari/Tgl
YK.
S
abtu, 1804-2015
YF.
am
YL.
5.20
YM.
YN.
YO.
YP.
J YG.
1
Implementasi
YH.
54
Evaluasi
YI.
Par
af
ADE. Din
as siang
ADF.
ADG. Sipriana
YQ.
YR.
YS.
YT.
YU.
YV.
YW.
YX.
YY.
YZ.
ZA.
ZB.
5.30
ZC.
ZD.
ZE.
ZF.
ZG.
ZH.
ZI.
ZJ.
ZK.
5.55
ZL.
ZM.
ZN.
ZO.
ZP.
ZQ.
ZR.
6.00
ZS.
kaki.
AAZ.
ABA.
Hasil
:
terdapat
sedikit
gerakan
tetapi
tidak
dapat
melawan gravitasi.
ABB.
ABC.
AO. AP.
ABD.
AQ. AR.
ABE.
ABF.
ABG.
2. Mengobservasi
tandatanda vital
ABH.
Hasil :
ABI.
TD
:
120/80 mmHg
ABJ.
N
:
88 x/m
ABK.
S
:
36,8 C
ABL.
RAS. AT.:
22 x /m AU. AV.
ABM.
ABN.
3. Membantu pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
aktivitas sehari-hari
ABO.
Hasil
:
55
ADH.
ADI. Yopie
ZT.
ZU.
ZV.
ZW.
ZX.
ZY.
ZZ.
1
6.30
AAA.
AAB.
AAC.
AAD.
AAE.
AAF.
AAG.
AAH. 1
6.45
AAI.
AAJ.
AAK.
AAL.
AAM.
AAN.
AAO.
AAP.
AAQ.
AAR.
AAS.
AAT.
AAU.
AAV.
AAW.
membantu dalam
pemenuhan BAK
dan BAB
ABP.
ABQ.
4. Mengganti posisi secara
periodic walaupun dalam
keadaan duduk.
ABR.
Hasil
:
posisi pasien di
uabh setiap 2 jam
(mika/miki,semi
fowler)
ABS.
ABT.
5. Mendekatkan
alat-alat
yang dibutuhkan pasien
ABU.
Hasil
:
alat-alat
makan
dan minum yang
di butuhkan pasien
diletakan
pada
meja dekat pasien.
ABV.
ABW.
6. Menganjurkan
keluarga
pasien
untuk
selalu
mendampingi
pasien
dalam
melakukan
56
ADD.
P : lanjutkan
intervensi 1,2,3,4,5
AAX.
AAY. 1
7.50
aktivitasnya.
ABX.
Hasil
:
keluarga
pasien
selalu
ada
mendampingi
pasien
dan
membantu pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan.
ABY.
ABZ.
ACA.
ACB.
ACC.
ACD.
ACE.
7. Memberikan suatu alat
agar pasien mampu untuk
meminta
pertolongan,
seperti bel atau almpu
pemanggil
ACF.
Hasil
:
pasien
menggunakan bel
yang di sediakan
untuk memanggil
perawat
57
ADJ.
ADK.
ADL.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian
adalah
tahap
awal
dan
dasar
dalam
kasus
mengatakan kedua kaki bawah tidak dapat di gerakan yang dirasakan sejak lama
akibat terkena panah pada saat perang suku 10 tahun yang lalu kelumpuhan tersebut
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri,psasien
mengatakan seirng berbaring ditempat tidur dan aktivitas sehari-hari di bantu oleh
perawat dan keluarga, kedua kaki tidak dapat digerakan dengan maksimal, pasien
beraktivitas dengan kursi roda, kekuatan otot tangan kanan dan kiri : 5, kaki kanan
dan kiri : 2, kesadaran Compos Mentis, GCS : E:4 M:6 V:5.
ADP.
temukan kesamaan namun ada pula perbedaan, dimana teori tidak selamanya
muncul pada kasus nyata, akrena pada teori membahas masalah secara umum,
sedangkan pada kasus memebahas pasien dan tergantung pula pada respon tubuh
seseorang terhadap penyakit berbeda-beda dan tergantung pada tingkat beratnya
penyakit.
B. Diagnosa
ADQ. Diagnose keperawatan menggambarkan respon manusia (keadaan sehat
atau perubahan pola interaksi actual dan potensial dari individu atau kelompok
tempat perawat secara legal megidentiikasi dan perawat dapat memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status keadaan atau untuk mengurangi,
59
teori dan tinjauan kasus dapat di temukan persamaan dan juga perbedaan di mana
kami hanya menganmbil 1 diagnosa berdasarkan hasil pengkajian dan
keluhan/masalah yang di alami pasien.
C. Perencanaan
ADT.
diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik perencanaanya adalah Kaji secara teratur fungsi
motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan seperti meregangkan
jari, mengangkat kaki, observasi tanda-tanda vital, bantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas sehari-hari, ganti posisi secara periodic walaupun dalam keadaan duduk,
61
dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien, anjurkan keluarga pasien untuk selalu
mendampingi pasien dalam melakukan aktivitasnya, berikan suatu alat agar pasien mampu
untuk meminta pertolongan, seperti bel atau almpu pemanggil, antar pasien untuk
fisioterapi, berikan obat sesuai kebutuhan.
ADV.
kasus nyata dapat ditemukan perbedaan, namuna ada pula kesamaan dimana
perencanaan diteori tidak selamanya muncul pada kasus nyata karena pada teori
membahas masalah secara umum dan memberikan intervensi secara umum pula,
sedangkan pada kasus nyata hanya membahas satu pasien saja dan intervensi yang
diberikan sesuai dengan masalah yang terjadi dan kebutuhan pasien.
D. Impelmentasi
ADW.
mencapai tujuan yang di tetapkan.Pada tahap ini kami melaksanakan apa yang telah
direncanakan pada intervensi/perencanaan dengan kerja sama dengan pasien,
keluarga pasien dan tim kesehatan lainya.Pada diagnose Hambatan Mobilitas Fisik
berhubungan dengan Gangguan Neuromuskular implementasinya adalah
Mengobservasi tanda-tanda vital, Membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas
sehari-hari, Mengganti posisi secara periodic walaupun dalam keadaan duduk.,
Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien, Menganjurkan keluarga pasien untuk selalu
mendampingi pasien dalam melakukan aktivitasnya., Memberikan suatu alat agar pasien
62
mampu untuk meminta pertolongan, seperti bel atau almpu pemanggil, mengkolaborasi
dengan ahli terapi fisik.
E. Evaluasi
ADX.
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang
di buat pada tahap perencanaan. Pada tahap ini penulis mengevaluasi pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan pada pasien dari 1 diagnosa yang d ipakai dan sebagian
masalah teratasi selama 3 hari.
1. Diagnosa pertama Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan
Neuromuskular
ADY.
keperawatan di rumah sakit di peroleh hasil masalah belum teratasi semua dengan
dasar pasien Pasien mengatakan mulai merasas segar, pasien mampu untuk mendi sendiri
dengan alat mandi yang sudah disiapkan, pasien dapat berpindah ke kursi roda dengan
sendirinya, dengan demikian hamabatan mobilitas pasien belum teratasi.
ADZ.
AEA.
AEB.
AEC.
63
AED.
AEE.
AEF.
AEG.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
AEH.
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
AEI.
pakai adalah metode diskriptif yaitu metode yang menggambarkan suatu keadaan
atau kondisi yang nyata dengan berdasarkan atas suatu teori yang dilakukan melalui
studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancaran, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjuang.
AEK.
penulisan adalah berdasarkan prioritas masalah yang temukan pasien Tn.A. adapun
diagnose keperawatan yang ditemukan pada pasien Tn. A yaitu hambatan mobilitas
64
65
AET.
66