Anda di halaman 1dari 4

LOKASI PABRIK DAN TATA LETAK CRUDE PALM OIL (CPO)

1. Pengantar Minyak Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit (Elais guinensis jacq) adalah tanaman berkeping satu. Kelapa
sawit termasuk genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, sub divisio
Angiospermae dengan divisio Spermatophyta. Elaeis berasal dari Elaion yang berarti
minyak, dalam bahasa Yunani, guinensis berasal dari Guinea (Pantai Barat Afrika), dan
Jacq berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquin (Lubis,
1992).
Panen kelapa sawit dilakukan pada saat kadar minyak mesokarp maksimum dan
kandungan asam lemak bebas minimum. Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah
berumur 10 minggu dan akan maksimum pada saat buah berumur 16 minggu
(tua/matang). Kadar lemak akan menurun sampai umur 20 minggu. Jadi, sebaiknya
panen dilakukan pada saat buah berumur 15-16 minggu karena kadar lemak sudah
menurun dan tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas (Muchtadi, 1992).
Kriteria kematangan dapat dilihat dari warna kulit buah dan jumlah buah yang rontok
pada

tiap tandan. Kenaikan jumlah buah yang rontok 5-74% menunjukkankenaikan

kandungan minyak pada mesokarp sebesar 5% dan kadar asam lemak bebas
meningkatdari 0.5% menjadi 2.9% (Ketaren, 1986).
Minyak kelapa sawit berasal daribuah tanaman kelapa sawit yang didapat dengan
caramengekstraksi buah tersebut. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang
berlainansifatnya, yaitu Crude Palm Oil atau CPO dan Palm Kernel Oil atau PKO. CPO
adalah minyak yang berasal dari sabut (mesokarp) kelapa sawit, sedangkan PKO adalah
minyak yang berasaldari inti (kernel) kelapa sawit (Somaatmadja, 1981).
Perbedaan kedua jenis minyak ini terletak pada kandungan asam lemaknya. Minyak inti
sawit mengandung asam kaproat dan asam kaprilatyang tidak terdapat dalam minyak
sawit (Muchtadi, 1992).

Ketaren (1986) menggambarkan pengolahan minyak sawit secara umum dengan


beberapa tahap, yaitu ekstraksi, pemurnian, dan winterisasi (fraksinasi). Ekstraksi
adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi yaitu rendering, mechanical
expression, dan solvent extraction. Tujuan utama dari proses pemurnian adalah untuk
menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan
memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai
bahan mentah dalam industri. Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan
dimurnikan melalui tahapan proses sebagai berikut:
a. Pemisahan bahan berupa suspensi dan dispersikoloid dengan cara penguapan,
b.
c.
d.
e.

Degumming dan pencucian dengan asam;


Pemisahan asam lemak bebas dengan cara netralisasi;
Dekolorisasi dengan pemucatan;
Deodorisasi, dan
Pemisahan gliserida jenuh (stearin) dengan cara pendinginan (chilling).

Winterisasi adalah bagian dari pemurnian minyak hasil ekstraksi. Winterisasi yaitu
proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari trigliserida bertitik
cair rendah. Pada suhu rendah, trigliserida padat tidak dapat larut dalam trigliserida cair
(Ketaren, 1986).
2. Lokasi Pabrik
Pabrik pembuatan crude palm oil (CPO) ini direncanakan berlokasi di Kawasan Industri
dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur. KIPI Maloy merupakan kawasan industri berbasis pertanian dan
oleochemical dan salah satu program prioritas pembangunan nasional sebagaimana
ditetapkan dalam Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Prioritas
Nasional Tahun 2010. Kawasan Maloy di Kabupaten Kutai Timur juga ditetapkan
dalam Perpres 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan

Ekonomi

Indonesia (MP3EI) sebagai lokus kegiatan ekonomi utama

kelapa sawit. Selain itu, dasar pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan lokasi
pabrik tersebut antaralain :
a. Sumber Bahan Baku

Bahan baku untuk memproduksi CPO merupakan tandan buah segar (TBS) yang
terdapat dari kebun sendiri dan kebun milik masyarakat maupun swasta di Kutai
Timur. Luas total areal perkebunan kelapa sawit di Kutai Timur mencapai 180.210
Ha dan produksi kelapa sawitnya mencapai 1.231.387 ton. Oleh karena itu bahan
baku sangat mencukupi untuk mendirikan pabrik cpo di KIPI Maloy Kutai Timur.
b. Pemasaran
Terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan
lintasan laut perdagangan internasional dan berada pada kawasan pusat ekonomi
dunia masa depan (Pacific Rim) merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki
KIPI Maloy.
c. Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja menurut kualifikasi tertentu merupakan pertimbangan yang
penting. Di Sangatta kebutuhan akan tenaga tersebut dapat terpenuhi meskipun tidak
berasal dari daerah setempat.
d. Sarana Transportasi
KIPI Maloy merupakan kawasan industri dengan kelengkapan infrastruktur yang
cukup memadai seperti jalan dan pelabuhan yang dapat memudahkan dalam
pengiriman produk maupun penerimaan bahan baku. Dalam area industri
olechemical dibangun pelabuhan CPO dengan kemampuan diatas 100.000 DWT.
e. Utilitas
Fasilitas penyediaan air baku untuk KIPI Maloy akan dipasok oleh Bendung
Kaliorang dan Bendung Slangkau yang akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur.
(www.kaltimprov.go.id, 2015)
3. Tata Letak Pabrik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan layout peralatan proses pada
pabrik CPO, antara lain :
a. Aliran bahan baku produk
Pengaliran bahan baku produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomi
yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi.
b. Aliran udara

Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan kelancarannya.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat
sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat mengancap
keselamatan kerja.
c. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses yang
berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan tambahan.
d. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan lay out pabrik perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai
seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Hal ini bertujuan apabila terjadi
gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki. Keamanan pekerja selama
menjalani tugasnya juga diprioritaskan.
e. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya operasi dan
menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.
f. Jarak antar alat proses
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi sebaiknya
dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau
kebakaran pada alat tersebut maka kerusakan dapat di minimalkan.

Anda mungkin juga menyukai